Thursday, September 23, 2010

[Milis_Iqra] Fakta Dan Data: Indonesia Siap Menjadi Negara Kristen Indonesia

Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian ke-281
Oleh: Dr. Adian Husaini*

SEJAK ratusan tahun lalu, para misionaris Kristen di Indonesia sudah 
berusaha keras mengubah bangsa Indonesia -yang mayoritas Muslim- menjadi 
sebuah negeri Kristen. Kini, sejumlah tokoh misi Kristen di Indonesia 
mendeklarasikan bahwa Indonesia merupakan sebuah negeri yang siap melakukan 
transformasi besar-besaran, menjadi negeri Kristen. Ibarat lahan, Indonesia 
sudah siap panen.

Sebuah buku berjudul Transformasi Indonesia: Pemikiran dan Proses Perubahan 
yang Dikaitkan dengan Kesatuan Tubuh Kristus (Jakarta: Metanoia, 2003), 
menggambarkan ambisi dan harapan besar kaum misionaris Kristen di Indonesia 
tersebut.

Buku ini hanya setebal 97 halaman. Isinya pun kumpulan artikel ringkas dari 
berbagai tokoh Kristen dan aktivis misionaris di Indonesia, seperti Pdt. 
Natan Setiabudi, Niko Njotorahardjo, Bambang Widjaja, Eddy Leo, Ery 
Prasadja, Iman Santoso, Jeff Hammond, Rachmat T. Manulang, Jonathan 
Pattiasina, dan Daniel Pandji.

Dalam tulisannya yang berjudul "Transformasi dan Kesatuan Tubuh Kristus", 
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) 2000-2005, Natan 
Setiabudi mendefinisikan Transformasi sebagai: "perubahan diri dari dalam 
diri seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat yang meluap ke dalam 
perilaku. Transformasi terjadi ketika orang, organisasi, atau masyarakat 
berjumpa dengan Tuhan."

Dan Indonesia kini dikatakan kaum misionaris telah siap melakukan 
transformasi menjadi Kristen. Kesempatan emas saat ini tidak boleh 
disia-siakan, karena batas waktunya bisa lewat, sebagaimana pernah terjadi 
di masa Soeharto:

"Tuhan memberikan kesempatan yang luar biasa kepada orang Kristen dan China, 
karena pada waktu Suharto menjadi Presiden, ia begitu dekat dengan orang 
Kristen dan China. Kesempatan demi kesempatan diberikan kepada orang China 
dan Kristen untuk melakukan bisnis di berbagai bidang. Trio RMS (Radius, 
Mooy, Sumarlin) di bidang ekonomi beragama Kristen. Itu kesempatan yang 
diberikan kepada orang Kristen supaya bangsa ini menjadi bangsa yang 
mengenal Tuhan, tetapi orang Kristen dan gereja tidak siap, sehingga pada 
tahun 1990-an, waktu Suharto melirik kelompok lain, kelompok tersebut 
menuding bahwa dua kelompok (Kristen dan China) adalah biang keladi segala 
persoalan yang ada." (hal. 45).

Sejak dulu, kaum misionaris Kristen selalu menggambarkan bahwa Indonesia 
adalah daerah yang diberkati Tuhan, yang siap menerima agama Kristen. Tahun 
1962, Badan Penerbit Kristen (BPK), menerbitkan buku H. Berkhof dan I.H. 
Enklaar, berjudul Sedjarah Geredja, yang menggariskan urgensi dan strategi 
menjalankan misi Kristen di Indonesia:

"Boleh kita simpulkan, bahwa Indonesia adalah suatu daerah Pekabaran Indjil 
yang diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan bibit 
Firman Tuhan. Djumlah orang Kristen Protestan sudah 13 juta lebih, akan 
tetapi jangan kita lupa.. di tengah-tengah 150 juta penduduk! Djadi tugas 
Sending gereja-gereja muda di benua ini masih amat luas dan berat. Bukan 
sadja sisa kaum kafir yang tidak seberapa banyak itu, yang perlu mendengar 
kabar kesukaan, tetapi juga kaum Muslimin yang besar, yang merupakan benteng 
agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan2 Indjil.

Tahun 1964, tokoh Kristen Indonesia, Dr. W.B. Sidjabat, dalam bukunya, 
Panggilan Kita di Indonesia Dewasa Ini, juga menyebutkan hambatan misi 
Kristen dari kaum Muslim Indonesia:

"Saudara2, kenjataan2 jang saja telah paparkan ini telah menundjukkan adanya 
suatu tantangan jang hebat sekali untuk ummat Kristen. Dalam hubungan ini 
saja hendak menundjukkan kepada ummat Kristen bahwa sekarang ini djumlah 
jang menunggu2 Indjil Kristus Jesus djauh lebih banyak daripada djumlah jang 
dihadapi oleh Rasul2 pada abad pertama tarich Masehi. Pekabaran Indjil di 
Indonesia, kalau demikian, masih akan terus menghadapi "challenge" Islam di 
negara gugusan ini. Seluruhnya ini menundjukkan bahwa pertemuan Indjil 
dengan Islam dalam bidang-tjakup jang lebih luas sudah "dimulai". Saja 
bilang "dimulai", bukan dengan melupakan Pekabaran Indjil kepada ummat Islam 
sedjak abad jang ketudjuh, melainkan karena kalau kita perhatikan dengan 
seksama maka "konfrontasi" Indjil dan Agama2 di dunia ini dalam 
bidang-tjakup jang seluas2nya, dan dalam hal ini dengan Islam, barulah 
"dimulai" dewasa ini setjara mendalam. Dan bagi orang2 jang berkejakinan 
atas kuasa Allah Bapa, jesus Kristus dan Roch Kudus, setiap konfrontasi 
seperti ini akan selalu dipandangnja sebagai undangan untuk turut 
mengerahkan djiwa dan raga memenuhi tugas demi kemuliaan Allah."

Kini di era reformasi, kaum misionaris Kristen secara terbuka menyatakan 
tekad dan ambisinya untuk mengkristenkan Indonesia. Simaklah berbagai 
penggambaran dan optimisme kaum misionaris untuk Mengkristenkan Indonesia 
berikut ini. Ibaratnya, Indonesia adalah lahan yang sudah siap panen. Kaum 
Kristen diminta jangan sampai melewatkan kesempatan yang sangat berharga 
ini.

"Indonesia merupakan sebuah ladang yang sedang menguning, yang besar 
tuaiannya! Ya, Indonesia siap mengalami transformasi yang besar. Hal ini 
bukan suatu kerinduan yang hampa, namun suatu pernyataan iman terhadap janji 
firman Tuhan. Ini juga bukan impian di siang bolong, tetapi suatu ekspresi 
keyakinan akan kasih dan kuasa Tuhan. Dengan memeriksa firman Tuhan, kita 
akan sampai kepada kesimpulan bahwa Indonesia memiliki prakondisi yang 
sangat cocok bagi tuaian besar yang Ia rencanakan," demikian ungkapan Dr. 
Bambang Widjaja, Gembala Sidang Gereja Kristen Perjanjian Baru, dalam 
tulisannya berjudul "Indonesia Siap Mengalami Transformasi" yang dimuat 
dalam buku ini.

Mengutip pendapat Dr. Wilbur Smith, sang misionaris ini menyatakan, setiap 
revival, yaitu tindakan Tuhan yang mengakibatkan transformasi bangsa, 
senantiasa terjadi saat suatu bangsa berada dalam kegelapan moral yang pekat 
dan depresi ekonomi yang berat. "Bukankah keadaan itu yang sedang dilewati 
oleh bangsa kita? Kegelapan moral dan depresi ekonomi yang berat? Masyarakat 
yang lelah dan terlantar? Ya, itulah sebabnya saya tidak merasa terlalu 
berlebihan untuk berkata bahwa Indonesia siap menghadapi tuaian yang besar. 
Indonesia siap mengalami transformasi!" tulis Bambang lagi.

Kaum Kristen, kata Bambang, tidak boleh melewatkan kesempatan besar ini. 
Sebab, kesempatan itu ada batas akhirnya. Apabila batas akhir itu 
terlampaui, maka gandum yang tidak tertuai akan membusuk di ladang. Aktivis 
misi Kristen ini kemudian memprovokasi kaum Kristen: "Petani yang bijaksana, 
saat melihat tuaian sudah di ambang pintu, ia akan merasa perlu menyiapkan 
tenaga penuai sebanyak-banyaknya karena ia tidak menginginkan hasil 
ladangnya sia-sia."
Dalam tulisannya berjudul "Transformasi-Kairos Bagi Indonesia", Dr. Jeff 
Hammond, pemimpin Gerakan Sekota Berdoa, menceritakan sejumlah kesempatan 
emas bagi kaum Kristen yang dilewatkan begitu saja. Pada tahun 1271, 
katanya, Kublai Khan meminta didatangkan seratus orang misionaris ke wilayah 
kerajaannya. Tapi, misionaris yang datang Cuma dua orang, bahkan mereka 
kemudian lari ketakutan. Suatu kairos (kesempatan yang diberikan Tuhan) 
terlewatkan begitu saja.
Jeff Hammond berkisah lagi, setelah Perang Dunia II berakhir, Jenderal 
McArthur tiba di Jepang dan melihat bahwa kepercayaan masyarakat kepada 
agama Shinto dan Kaisar Hirohito sudah hancur. McArthur lalu mengirim pesan 
kepada pimpinan Gereja di Amerika yang berbunyi: "Kirimkan seribu orang 
misionaris kepada saya, maka bangsa Jepang akan menjadi bangsa Kristen."

Tetapi, permintaan McArthur itu tidak dipenuhi. "Masa Kairos sekali lagi 
berlalu begitu saja dan kini bangsa Jepang menjadi salah satu bangsa yang 
paling sulit dijangkau dengan Injil," tulis Jeff Hammond. Berikutnya 
simaklah paparan Jeff Hammond tentang kisah sukses misi Kristen yang selama 
ini sudah terjadi di Indonesia:

"Setelah peristiwa G30S/PKI, terjadi masa kairos di Indonesia sehingga dalam 
enam tahun (1965-1971) ada lebih dari tujuh juta orang di Pulau Jawa yang 
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tuaian itu telah berjalan 
terus dan banyak gereja di mana-mana telah mengalami pertumbuhan yang luar 
biasa dan berbagai gerakan yang mulai lahir telah berdampak selama tahun 
1970-1980-an. Pada tahun 1997, suatu masa kairos baru di Indonesia telah 
mulai dan sekarang sedang berjalan dan sedang menuju suatu klimaks dan 
ledakan besar kuasa Tuhan yang akan membawa transformasi besar bagi seluruh 
bangsa Indonesia."

Membaca kisah-kisah sukses misi Kristen seperti ini, sebagai orang Muslim 
Indonesia, kita patut bertanya-tanya, mengapa selama ini masyarakat 
Indonesia dan dunia internasional dijejali dengan berbagai cerita tentang 
kesulitan kaum Kristen dalam membangun gereja dan mengekspresikan agama 
mereka. Bahkan, cerita-cerita sedih tentang kebebasan beragama kaum Kristen 
inilah yang senantiasa diekspose keluar negeri, sehingga memberikan kesan 
bahwa Indonesia adalah negeri muslim yang sangat tidak toleran dan menindas 
kaum minoritas Kristen. Kini, banyak kalangan Kristen dan juga kaum liberal 
yang menjadikan isu "kebebasan beragama" sebagai komoditas untuk menarik 
perhatian - dan mungkin juga dana - dari dunia internasional.

Menurut Jeff Hammond, sejak Mei 1997, ada banyak nubuatan yang sangat 
signifikan tentang rencana Tuhan untuk membawa transformasi ke Indonesia. 
Ada lima nubuatan yang disebutnya, yaitu (1) Akan terjadi goncangan ekonomi 
di Indonesia, (2) Goncangan itu akan menyebabkan Presiden yang menjabat 
digulingkan, (3) Setelah itu akan muncul seorang presiden di dalam masa 
transisional, (4) Akan ada Presiden wanita, dan (5) Indonesia akan mengalami 
masa tuaian besar. Satu per satu nubuatan-nubuatan itu sedang digenapi.

Masih menurut Jeff Hammond, misi Kristen di Indonesia memandang tahun 2005 
sebagai tahun tuaian dan tahun 2020 sebagai tahun penggenapan Amanat Agung 
di Indonesia. Maksudnya, pada tahun itu, Indonesia akan berangsur-angsur 
berubah dari impian menjadi kenyataan. Salah satu bentuk transformasi 
Indonesia adalah terjadinya petobatan sejati yang akan membawa berjuta-juta 
orang untuk mengenal dan menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat 
pribadi.
Jeff Hammond akhirnya mendesak kaum Kristen:

"Waktunya sudah hampir tiba. Jangan berlambat-lambat. Bergegaslah. Inilah 
waktu bagi Anda untuk terlibat dalam penciptaan Indonesia baru. Jangan hanya 
menjadi penonton atau pembaca sejarah, tetapi jadilah pencipta sejarah." 
(hal. 29).

Misionaris Kristen lainnya, Ir. Rahmat T. Manullang mendesak kaum Kristen 
untuk segera berbuat, karena kondisinya sudah sangat genting dan kesabaran 
Tuhan hampir habis. Bangsa Indonesia harus segera menyembah Tuhan, 
sebagaimana yang dikonsepkan oleh kaum Kristen.
"Bangsa kita saat ini sedang dalam keadaan yang sangat genting, dan Tuhan 
ingin kita mengerti hal itu. Kesabaran Tuhan tinggallah sedikit, dan kita 
sebagai gereja harus peduli akan bangsa ini, jika tidak bangsa ini akan 
mengalami kehancuran. Dalam sisa waktu ini kita harus bergegas. Ada sesuatu 
yang Tuhan ingin agar kita lakukan. Yakinlah bahwa Tuhan tidak menginginkan 
bangsa Indonesia hancur. Namun, syaratnya hanyalah satu, yaitu Tuhan harus 
menemukan umat-Nya di negeri ini, yang percaya dan yang memberi hidupnya 
bagi Indonesia. Alkitab mengungkapkan bahwa Tuhan mencintai semua bangsa dan 
ingin agar mereka semua menyembah-Nya." (hal. 49).

Bahkan, Indonesia dipandang sebagai daerah yang mendapatkan janji khusus, 
sesuai dengan gambaran Kitab Yesaya 60:7-9. Sebab, katanya, Indonesia adalah 
keturunan kedar Nebayot. Indonesia adalah keturunan Ismael Rohani terbesar, 
lebih besar dibandingkan dengan seluruh penduduk Timur Tengah. Karena itu, 
kaum Kristen diseru:

"Umat Tuhan harus setia memberikan yang terbaik, baik uang, pikiran, daya, 
atau apa pun dan menyerahkannya kepada Tuhan agar Ia menjamahnya sehingga 
terjadi multiplikasi sumber daya yang luar biasa. Umat Tuhan, inilah 
waktunya. Inilah saatnya janji Tuhan digenapi di Indonesia." (hal. 51)

Dalam upaya mengkristenkan Indonesia inilah, para misionaris sangat 
menekankan peran gereja: "Tugas gereja sebagai satu organisme yang telah 
ditebus oleh darah Kristus adalah meneruskan karya salib bagi banyak manusia 
yang diciptakan dan dikasihi-Nya, yaitu mereka yang bukan saja belum 
menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka, melainkan juga mereka 
yang tertindas dan diperlakukan tidak adil. Dalam hal ini, gereja adalah 
alat yang dipilih Tuhan untuk menjadi agen transformasi." (hal. 73-74).

Bagi kaum misionaris, gereja bukan sekedar tempat ibadah, tetapi "gereja 
melihat penginjilan sebagai mandat yang paling utama di dalam misinya." 
(hal. 74); "gereja melihat keadilan sosial di dalam kehidupan masyarakat 
sebagai akibat ("buah") dari penginjilan. mandat/misi gereja yang paling 
utama dan satu-satunya adalah penginjilan." (hal. 75). Bahkan, "penginjilan 
menjadi sesuatu yang lebih suci dibandingkan dengan mandat sosial budaya." 
(hal. 75).

Inilah tekad kaum misionaris Kristen untuk mengkristenkan Indonesia. Segala 
daya upaya mereka kerahkan. Gereja-gereja terus dibangun di mana-mana untuk 
memuluskan misi mereka. Gereja-gereja dan gerakan misi terus bergerak untuk 
meraih tujuan, yang ditegaskan pada sampul belakang buku ini: "supaya semua 
gereja yang ada di Indonesia dapat bersatu sehingga Indonesia dapat 
mengalami transformasi dan dimenangkan bagi Kristus."

Memang, sejak dulu, kaum misionaris Kristen sudah menyadari dan merasakan, 
bagaimana beratnya melaksanakan tugas misinya ke dunia Islam. Jurnal Misi 
Kristen The Moslem World edisi Oktober 1946 mengutip ungkapan J. Christy 
Wilson, seorang Misionaris Kristen: "Evangelism for Mohammedans is probably 
the most difficult of all missionary tasks." Seperti disebut sebelumnya, 
Berkhof juga menyebut, bahwa "kaum Muslimin yang besar yang merupakan 
benteng agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan2 Indjil". Dr. 
Sidjabat juga mengakui: "Pekabaran Indjil di Indonesia, kalau demikian, 
masih akan terus menghadapi "challenge" Islam di negara gugusan ini.".

Itulah program, tekad, dan tantangan kaum misionaris Kristen? Lalu, apa 
jawaban umat Islam? Wallahu A'lam. (Depok/hidayatullah]

Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM 
dan www.hidayatullah.com

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment