tidak mendapat bagian zakat fitri. Padahal dalam syri'at, merekalah
yang lebih berhak untuk menerima zakat fitri tersebut bukannya guru
ngaji, karena guru ngaji belum tentu dari golongan faqir miskin. Apa
Bpk Syahari lupa untuk menjelaskan kepada masyarakat atau memang
memang tidak tau ya... Kasihan masyarakat desa tersebut dibodohi oleh
gurunya sendiri, guru ngaji lg...
On 3 Sep, 09:30, "Dani Permana" <adaniperm...@gmail.com> wrote:
> Zakat Fitrah ala Warga Ganding Sumenep
>
> Rabu, 25 Agustus 2010 | 13:30 WIB
>
> http://www.tempointeraktif.com/hg/pernik_lebaran_10/2010/08/25/brk,20...
> 273835,id.html
>
> Besar
> <http://www.tempointeraktif.com/hg/pernik_lebaran_10/2010/08/25/brk,20...
> -273835,id.html> Kecil
> <http://www.tempointeraktif.com/hg/pernik_lebaran_10/2010/08/25/brk,20...
> -273835,id.html> Normal
> <http://www.tempointeraktif.com/hg/pernik_lebaran_10/2010/08/25/brk,20...
> -273835,id.html>
>
> TEMPO Interaktif, SUMENEP - Membayar zakat fitrah dengan beras atau uang
> jamak dilakukan umat Islam di Indonesia. Tapi berbeda dengan yang dilakukan
> mayoritas warga Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Mereka membayar zakat dengan
> jagung. "Ini sudah menjadi tradisi sejak dulu," kata Kiai Syahari, pemuka
> agama di Dusun Kolla, Desa Ganding Timur, Kecamatan Ganding, Rabu (25/8).
>
> Selain karena tradisi turun temurun, Kiai Syahari mengatakan penggunaan
> jagung sebagai alat bayar zakat karena jagung bagi warga Desa Ganding
> merupakan kebutuhan utama untuk dikonsumsi sehari-hari. Sedangkan beras,
> baru akan dimasak untuk dimakan jika ada upacara hajatan. "Bayar zakat itu
> harus sesuai yang dikonsumsi sehari-hari,' ujar Kiai Syahari pula.
>
> Menurut alumnus Pondok Pesantren Banyuanyar Pamekasan ini, tradisi membayar
> zakat dengan jagung juga dilakukan hampir semua desa di Kecamatan Ganding,
> seperti Desa Parebaan, Mandala, Bilapora, Rong Anyar, hingga Desa Ketapang.
> "Warga di Kota Sumenep sudah mulai pakai beras. Tapi warga desa masih pakai
> jagung," tuturnya.
>
> Kepada siapa zakat diberikan, juga berbeda dengan kelaziman di daerah lain,
> yakni kaum fakir miskin. Warga Desa Ganding ternyata lebih mengutamakan
> pemberian zakat kepada guru mengaji yang mengajarkan mereka membaca Al
> Qur'an sejak masa kecil. "Ini bentuk penghormatan kepada guru mengaji.
> Merekalah yang pertama kali mengajari saya mengaji," ucap Jubri, warga Dusun
> Jatian yang saat ini tinggal bersama istrinya di kecamatan lain.
>
> Membayar zakat kepada guru mengaji, kata Jubri, membawa berkah tersendiri.
> Saat menyerahkan zakat, Jubri bisa bertemu kembali dengan teman-temannya
> semasa kecil. "Kami lalu sholat Idul Fitri bersama guru ngaji di langgar,
> kebersamaan yang selalu saya nanti karena penuh nostalgia dan kenangan,"
> katanya. MUSTHOFA BISRI.
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment