Thursday, September 2, 2010

[Milis_Iqra] Skenario Paling Buruk Terjadi, Indonesia Bakal Dikeroyok 5 Negara

JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Ketegangan yang meningkat antara Indonesia dan Malaysia menimbulkan beragam wacana di masyarakat. Di antaranya adalah peran penting Inggris sebagai sekutu suatu aliansi pertahanan dengan Malaysia jikalau terjadi skenario paling buruk, yaitu perang.

Jika Indonesia berperang dengan Malaysia, maka Malaysia yang merupakan anggota Five Power Defence Arrangements (FPDA) akan mendapat bantuan dari anggota lainnya, yaitu Singapura, Selandia Baru, Australia, dan Inggris. Dibentuk pada 1971, para peserta FPDA akan bekerja sama satu sama lain bila ada agresi atau ancaman terhadap Malaysia atau Singapura.

Muncul spekulasi, jika Inggris yang merupakan anggota pakta pertahanan Atlantik utara (NATO) ikut berperang melawan Indonesia, maka anggota NATO lainnya akan ikut mendukung Inggris. Maka makin runyamlah Indonesia dikeroyok banyak negara.

Namun, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Martin Hatfull, menampik spekulasi itu. Dia mengatakan tidak ingin berandai-andai dan menolak untuk berkomentar ketika ditanya mengenai dukungan Inggris jika Malaysia berperang dengan Indonesia.

Menurut Hatfull, Malaysia dan Indonesia adalah dua mitra penting bagi Inggris, dan yang utama dari itu semua adalah tetap menjalin hubungan baik.

“Walaupun Inggris mempunyai hubungan yang kuat dengan negara-negara persemakmuran, namun saya menegaskan bahwa Inggris mempunyai kepentingan yang besar dalam menjaga hubungan yang damai dan stabil,” ujar Hatfull yang ditemui di kediamannya di Jakarta.

Hatfull mengatakan bahwa Inggris sebagai anggota pakta pertahanan NATO dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB tetap mengedepankan dialog dalam mengatasi permasalahan. Dia yakin permasalahan antara kedua negara dapat diselesaikan dengan jalan diplomatis .

“Kami akan mendukung setiap solusi yang diplomatis dan damai. Inggris jelas akan ikut andil dalam upaya menciptakan keadaan yang aman dan stabil,” jelasnya.

Menanggapi usaha pemerintah dalam menyelesaikan masalah, Hatfull yakin betul bahwa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dapat menyelesaikan ketegangan dengan negara tetangga dengan tangan dingin tanpa perlu bersitegang.

“Saya yakin setiap pemerintahan yang baik akan dapat pula menyelesaikan permasalahan dengan baik,” ujar Hatfull.

Sementara itu,Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menilai pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyangkut Indonesia-Malaysia membuat partai politik di DPR mengurungkan niat untuk mengajukan hak interpelasi.

"Kita apresiasi pidato SBY. Penjelasan SBY itu meredakan dan meredam keinginan partai politik untuk mengajukan hak interpelasi," kata Taufik di Gedung DPR, Jakarta.

Sekjen PAN itu menambahkan, beberapa partai politik seperti Golkar, PDIP yang semula begitu gencar ingin mengajukan hak interpelasi, akhirnya mengurungkan niat mereka.

"Golkar, PDIP yang semula ngotot ingin mengajukan hak interpelasi, akhirnya mencabut sendiri keinginan tersebut," katanya.

Tak hanya mampu meredakan dan meredam suasana di dalam negeri, pidato Presiden SBY juga disambut positif di Malaysia.

"Pemberitaan di Malaysia sangat bagus pada SBY. Artinya SBY sukses melakukan pendekatan diplomasi," kata Taufik.

Pidato SBY, lanjutnya, secara implisit menginstruksikan kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk lebih meningkatkan diplomasi dan segera menyelesaikan masalah tapal batas kedua negara.

"Bila Marty tak mampu, Presiden perlu mengevaluasi, tapi tidak mengganti," ujar Taufik.

Ia menyarankan, pembicaraan antara Indonesia-Malaysia pada tanggal 6 September mendatang bisa menghasilkan kesepakatan yang bisa memuaskan kedua pihak sehingga ke depan tidak ada lagi permasalahan terutama yang menyangkut klaim di wilayah perbatasan.

"Pembicaraan tidak hanya dilakukan dengan Malaysia, tapi Menlu harus melibatkan ASEAN dalam penyelesaian masalah Indonesia-Malaysia seperti saat Indonesia menjadi penengah antara Kamboja-Vietnam," kata Taufik. (fn/vs/ant) www.suaramedia.com

 

 

 

No comments:

Post a Comment