2010/9/24 satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com>
Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian ke-281
Oleh: Dr. Adian Husaini*
SEJAK ratusan tahun lalu, para misionaris Kristen di Indonesia sudah
berusaha keras mengubah bangsa Indonesia -yang mayoritas Muslim- menjadi
sebuah negeri Kristen. Kini, sejumlah tokoh misi Kristen di Indonesia
mendeklarasikan bahwa Indonesia merupakan sebuah negeri yang siap melakukan
transformasi besar-besaran, menjadi negeri Kristen. Ibarat lahan, Indonesia
sudah siap panen.
Sebuah buku berjudul Transformasi Indonesia: Pemikiran dan Proses Perubahan
yang Dikaitkan dengan Kesatuan Tubuh Kristus (Jakarta: Metanoia, 2003),
menggambarkan ambisi dan harapan besar kaum misionaris Kristen di Indonesia
tersebut.
Buku ini hanya setebal 97 halaman. Isinya pun kumpulan artikel ringkas dari
berbagai tokoh Kristen dan aktivis misionaris di Indonesia, seperti Pdt.
Natan Setiabudi, Niko Njotorahardjo, Bambang Widjaja, Eddy Leo, Ery
Prasadja, Iman Santoso, Jeff Hammond, Rachmat T. Manulang, Jonathan
Pattiasina, dan Daniel Pandji.
Dalam tulisannya yang berjudul "Transformasi dan Kesatuan Tubuh Kristus",
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) 2000-2005, Natan
Setiabudi mendefinisikan Transformasi sebagai: "perubahan diri dari dalam
diri seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat yang meluap ke dalam
perilaku. Transformasi terjadi ketika orang, organisasi, atau masyarakat
berjumpa dengan Tuhan."
Dan Indonesia kini dikatakan kaum misionaris telah siap melakukan
transformasi menjadi Kristen. Kesempatan emas saat ini tidak boleh
disia-siakan, karena batas waktunya bisa lewat, sebagaimana pernah terjadi
di masa Soeharto:
"Tuhan memberikan kesempatan yang luar biasa kepada orang Kristen dan China,
karena pada waktu Suharto menjadi Presiden, ia begitu dekat dengan orang
Kristen dan China. Kesempatan demi kesempatan diberikan kepada orang China
dan Kristen untuk melakukan bisnis di berbagai bidang. Trio RMS (Radius,
Mooy, Sumarlin) di bidang ekonomi beragama Kristen. Itu kesempatan yang
diberikan kepada orang Kristen supaya bangsa ini menjadi bangsa yang
mengenal Tuhan, tetapi orang Kristen dan gereja tidak siap, sehingga pada
tahun 1990-an, waktu Suharto melirik kelompok lain, kelompok tersebut
menuding bahwa dua kelompok (Kristen dan China) adalah biang keladi segala
persoalan yang ada." (hal. 45).
Sejak dulu, kaum misionaris Kristen selalu menggambarkan bahwa Indonesia
adalah daerah yang diberkati Tuhan, yang siap menerima agama Kristen. Tahun
1962, Badan Penerbit Kristen (BPK), menerbitkan buku H. Berkhof dan I.H.
Enklaar, berjudul Sedjarah Geredja, yang menggariskan urgensi dan strategi
menjalankan misi Kristen di Indonesia:
"Boleh kita simpulkan, bahwa Indonesia adalah suatu daerah Pekabaran Indjil
yang diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan bibit
Firman Tuhan. Djumlah orang Kristen Protestan sudah 13 juta lebih, akan
tetapi jangan kita lupa.. di tengah-tengah 150 juta penduduk! Djadi tugas
Sending gereja-gereja muda di benua ini masih amat luas dan berat. Bukan
sadja sisa kaum kafir yang tidak seberapa banyak itu, yang perlu mendengar
kabar kesukaan, tetapi juga kaum Muslimin yang besar, yang merupakan benteng
agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan2 Indjil.
Tahun 1964, tokoh Kristen Indonesia, Dr. W.B. Sidjabat, dalam bukunya,
Panggilan Kita di Indonesia Dewasa Ini, juga menyebutkan hambatan misi
Kristen dari kaum Muslim Indonesia:
"Saudara2, kenjataan2 jang saja telah paparkan ini telah menundjukkan adanya
suatu tantangan jang hebat sekali untuk ummat Kristen. Dalam hubungan ini
saja hendak menundjukkan kepada ummat Kristen bahwa sekarang ini djumlah
jang menunggu2 Indjil Kristus Jesus djauh lebih banyak daripada djumlah jang
dihadapi oleh Rasul2 pada abad pertama tarich Masehi. Pekabaran Indjil di
Indonesia, kalau demikian, masih akan terus menghadapi "challenge" Islam di
negara gugusan ini. Seluruhnya ini menundjukkan bahwa pertemuan Indjil
dengan Islam dalam bidang-tjakup jang lebih luas sudah "dimulai". Saja
bilang "dimulai", bukan dengan melupakan Pekabaran Indjil kepada ummat Islam
sedjak abad jang ketudjuh, melainkan karena kalau kita perhatikan dengan
seksama maka "konfrontasi" Indjil dan Agama2 di dunia ini dalam
bidang-tjakup jang seluas2nya, dan dalam hal ini dengan Islam, barulah
"dimulai" dewasa ini setjara mendalam. Dan bagi orang2 jang berkejakinan
atas kuasa Allah Bapa, jesus Kristus dan Roch Kudus, setiap konfrontasi
seperti ini akan selalu dipandangnja sebagai undangan untuk turut
mengerahkan djiwa dan raga memenuhi tugas demi kemuliaan Allah."
Kini di era reformasi, kaum misionaris Kristen secara terbuka menyatakan
tekad dan ambisinya untuk mengkristenkan Indonesia. Simaklah berbagai
penggambaran dan optimisme kaum misionaris untuk Mengkristenkan Indonesia
berikut ini. Ibaratnya, Indonesia adalah lahan yang sudah siap panen. Kaum
Kristen diminta jangan sampai melewatkan kesempatan yang sangat berharga
ini.
"Indonesia merupakan sebuah ladang yang sedang menguning, yang besar
tuaiannya! Ya, Indonesia siap mengalami transformasi yang besar. Hal ini
bukan suatu kerinduan yang hampa, namun suatu pernyataan iman terhadap janji
firman Tuhan. Ini juga bukan impian di siang bolong, tetapi suatu ekspresi
keyakinan akan kasih dan kuasa Tuhan. Dengan memeriksa firman Tuhan, kita
akan sampai kepada kesimpulan bahwa Indonesia memiliki prakondisi yang
sangat cocok bagi tuaian besar yang Ia rencanakan," demikian ungkapan Dr.
Bambang Widjaja, Gembala Sidang Gereja Kristen Perjanjian Baru, dalam
tulisannya berjudul "Indonesia Siap Mengalami Transformasi" yang dimuat
dalam buku ini.
Mengutip pendapat Dr. Wilbur Smith, sang misionaris ini menyatakan, setiap
revival, yaitu tindakan Tuhan yang mengakibatkan transformasi bangsa,
senantiasa terjadi saat suatu bangsa berada dalam kegelapan moral yang pekat
dan depresi ekonomi yang berat. "Bukankah keadaan itu yang sedang dilewati
oleh bangsa kita? Kegelapan moral dan depresi ekonomi yang berat? Masyarakat
yang lelah dan terlantar? Ya, itulah sebabnya saya tidak merasa terlalu
berlebihan untuk berkata bahwa Indonesia siap menghadapi tuaian yang besar.
Indonesia siap mengalami transformasi!" tulis Bambang lagi.
Kaum Kristen, kata Bambang, tidak boleh melewatkan kesempatan besar ini.
Sebab, kesempatan itu ada batas akhirnya. Apabila batas akhir itu
terlampaui, maka gandum yang tidak tertuai akan membusuk di ladang. Aktivis
misi Kristen ini kemudian memprovokasi kaum Kristen: "Petani yang bijaksana,
saat melihat tuaian sudah di ambang pintu, ia akan merasa perlu menyiapkan
tenaga penuai sebanyak-banyaknya karena ia tidak menginginkan hasil
ladangnya sia-sia."
Dalam tulisannya berjudul "Transformasi-Kairos Bagi Indonesia", Dr. Jeff
Hammond, pemimpin Gerakan Sekota Berdoa, menceritakan sejumlah kesempatan
emas bagi kaum Kristen yang dilewatkan begitu saja. Pada tahun 1271,
katanya, Kublai Khan meminta didatangkan seratus orang misionaris ke wilayah
kerajaannya. Tapi, misionaris yang datang Cuma dua orang, bahkan mereka
kemudian lari ketakutan. Suatu kairos (kesempatan yang diberikan Tuhan)
terlewatkan begitu saja.
Jeff Hammond berkisah lagi, setelah Perang Dunia II berakhir, Jenderal
McArthur tiba di Jepang dan melihat bahwa kepercayaan masyarakat kepada
agama Shinto dan Kaisar Hirohito sudah hancur. McArthur lalu mengirim pesan
kepada pimpinan Gereja di Amerika yang berbunyi: "Kirimkan seribu orang
misionaris kepada saya, maka bangsa Jepang akan menjadi bangsa Kristen."
Tetapi, permintaan McArthur itu tidak dipenuhi. "Masa Kairos sekali lagi
berlalu begitu saja dan kini bangsa Jepang menjadi salah satu bangsa yang
paling sulit dijangkau dengan Injil," tulis Jeff Hammond. Berikutnya
simaklah paparan Jeff Hammond tentang kisah sukses misi Kristen yang selama
ini sudah terjadi di Indonesia:
"Setelah peristiwa G30S/PKI, terjadi masa kairos di Indonesia sehingga dalam
enam tahun (1965-1971) ada lebih dari tujuh juta orang di Pulau Jawa yang
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tuaian itu telah berjalan
terus dan banyak gereja di mana-mana telah mengalami pertumbuhan yang luar
biasa dan berbagai gerakan yang mulai lahir telah berdampak selama tahun
1970-1980-an. Pada tahun 1997, suatu masa kairos baru di Indonesia telah
mulai dan sekarang sedang berjalan dan sedang menuju suatu klimaks dan
ledakan besar kuasa Tuhan yang akan membawa transformasi besar bagi seluruh
bangsa Indonesia."
Membaca kisah-kisah sukses misi Kristen seperti ini, sebagai orang Muslim
Indonesia, kita patut bertanya-tanya, mengapa selama ini masyarakat
Indonesia dan dunia internasional dijejali dengan berbagai cerita tentang
kesulitan kaum Kristen dalam membangun gereja dan mengekspresikan agama
mereka. Bahkan, cerita-cerita sedih tentang kebebasan beragama kaum Kristen
inilah yang senantiasa diekspose keluar negeri, sehingga memberikan kesan
bahwa Indonesia adalah negeri muslim yang sangat tidak toleran dan menindas
kaum minoritas Kristen. Kini, banyak kalangan Kristen dan juga kaum liberal
yang menjadikan isu "kebebasan beragama" sebagai komoditas untuk menarik
perhatian - dan mungkin juga dana - dari dunia internasional.
Menurut Jeff Hammond, sejak Mei 1997, ada banyak nubuatan yang sangat
signifikan tentang rencana Tuhan untuk membawa transformasi ke Indonesia.
Ada lima nubuatan yang disebutnya, yaitu (1) Akan terjadi goncangan ekonomi
di Indonesia, (2) Goncangan itu akan menyebabkan Presiden yang menjabat
digulingkan, (3) Setelah itu akan muncul seorang presiden di dalam masa
transisional, (4) Akan ada Presiden wanita, dan (5) Indonesia akan mengalami
masa tuaian besar. Satu per satu nubuatan-nubuatan itu sedang digenapi.
Masih menurut Jeff Hammond, misi Kristen di Indonesia memandang tahun 2005
sebagai tahun tuaian dan tahun 2020 sebagai tahun penggenapan Amanat Agung
di Indonesia. Maksudnya, pada tahun itu, Indonesia akan berangsur-angsur
berubah dari impian menjadi kenyataan. Salah satu bentuk transformasi
Indonesia adalah terjadinya petobatan sejati yang akan membawa berjuta-juta
orang untuk mengenal dan menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat
pribadi.
Jeff Hammond akhirnya mendesak kaum Kristen:
"Waktunya sudah hampir tiba. Jangan berlambat-lambat. Bergegaslah. Inilah
waktu bagi Anda untuk terlibat dalam penciptaan Indonesia baru. Jangan hanya
menjadi penonton atau pembaca sejarah, tetapi jadilah pencipta sejarah."
(hal. 29).
Misionaris Kristen lainnya, Ir. Rahmat T. Manullang mendesak kaum Kristen
untuk segera berbuat, karena kondisinya sudah sangat genting dan kesabaran
Tuhan hampir habis. Bangsa Indonesia harus segera menyembah Tuhan,
sebagaimana yang dikonsepkan oleh kaum Kristen.
"Bangsa kita saat ini sedang dalam keadaan yang sangat genting, dan Tuhan
ingin kita mengerti hal itu. Kesabaran Tuhan tinggallah sedikit, dan kita
sebagai gereja harus peduli akan bangsa ini, jika tidak bangsa ini akan
mengalami kehancuran. Dalam sisa waktu ini kita harus bergegas. Ada sesuatu
yang Tuhan ingin agar kita lakukan. Yakinlah bahwa Tuhan tidak menginginkan
bangsa Indonesia hancur. Namun, syaratnya hanyalah satu, yaitu Tuhan harus
menemukan umat-Nya di negeri ini, yang percaya dan yang memberi hidupnya
bagi Indonesia. Alkitab mengungkapkan bahwa Tuhan mencintai semua bangsa dan
ingin agar mereka semua menyembah-Nya." (hal. 49).
Bahkan, Indonesia dipandang sebagai daerah yang mendapatkan janji khusus,
sesuai dengan gambaran Kitab Yesaya 60:7-9. Sebab, katanya, Indonesia adalah
keturunan kedar Nebayot. Indonesia adalah keturunan Ismael Rohani terbesar,
lebih besar dibandingkan dengan seluruh penduduk Timur Tengah. Karena itu,
kaum Kristen diseru:
"Umat Tuhan harus setia memberikan yang terbaik, baik uang, pikiran, daya,
atau apa pun dan menyerahkannya kepada Tuhan agar Ia menjamahnya sehingga
terjadi multiplikasi sumber daya yang luar biasa. Umat Tuhan, inilah
waktunya. Inilah saatnya janji Tuhan digenapi di Indonesia." (hal. 51)
Dalam upaya mengkristenkan Indonesia inilah, para misionaris sangat
menekankan peran gereja: "Tugas gereja sebagai satu organisme yang telah
ditebus oleh darah Kristus adalah meneruskan karya salib bagi banyak manusia
yang diciptakan dan dikasihi-Nya, yaitu mereka yang bukan saja belum
menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka, melainkan juga mereka
yang tertindas dan diperlakukan tidak adil. Dalam hal ini, gereja adalah
alat yang dipilih Tuhan untuk menjadi agen transformasi." (hal. 73-74).
Bagi kaum misionaris, gereja bukan sekedar tempat ibadah, tetapi "gereja
melihat penginjilan sebagai mandat yang paling utama di dalam misinya."
(hal. 74); "gereja melihat keadilan sosial di dalam kehidupan masyarakat
sebagai akibat ("buah") dari penginjilan. mandat/misi gereja yang paling
utama dan satu-satunya adalah penginjilan." (hal. 75). Bahkan, "penginjilan
menjadi sesuatu yang lebih suci dibandingkan dengan mandat sosial budaya."
(hal. 75).
Inilah tekad kaum misionaris Kristen untuk mengkristenkan Indonesia. Segala
daya upaya mereka kerahkan. Gereja-gereja terus dibangun di mana-mana untuk
memuluskan misi mereka. Gereja-gereja dan gerakan misi terus bergerak untuk
meraih tujuan, yang ditegaskan pada sampul belakang buku ini: "supaya semua
gereja yang ada di Indonesia dapat bersatu sehingga Indonesia dapat
mengalami transformasi dan dimenangkan bagi Kristus."
Memang, sejak dulu, kaum misionaris Kristen sudah menyadari dan merasakan,
bagaimana beratnya melaksanakan tugas misinya ke dunia Islam. Jurnal Misi
Kristen The Moslem World edisi Oktober 1946 mengutip ungkapan J. Christy
Wilson, seorang Misionaris Kristen: "Evangelism for Mohammedans is probably
the most difficult of all missionary tasks." Seperti disebut sebelumnya,
Berkhof juga menyebut, bahwa "kaum Muslimin yang besar yang merupakan
benteng agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan2 Indjil". Dr.
Sidjabat juga mengakui: "Pekabaran Indjil di Indonesia, kalau demikian,
masih akan terus menghadapi "challenge" Islam di negara gugusan ini.".
Itulah program, tekad, dan tantangan kaum misionaris Kristen? Lalu, apa
jawaban umat Islam? Wallahu A'lam. (Depok/hidayatullah]
Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM
dan www.hidayatullah.com
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment