Monday, September 27, 2010

Re: [Milis_Iqra] Hanung, Kau Keterlaluan: Pesantren danKiyaiBegituKau Burukkan

[Dani] Gimana yah, ini menurut Detik dot com, bahwa Tifatul pun mengambil dasarnya dari seruan KH Ali Mustafa Yakub…

(Whe-en)
Lach gimana mas? Kalau dasarnya seruan KH Ali MY ya ga usah dimasalahin, wong info dari mas Dani sendiri beliau mengutus orang unt. meneliti film tersebut.
Yg saya maksud justru org yg ikut2an berpendapat tapi tidak adda datanya.
Koq penjelasan saya ga bisa diterima terus ya mas?
Saya sudah cape lo ngulang2nya

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: "Dani Permana" <adanipermana@gmail.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Tue, 28 Sep 2010 12:06:44 +0700
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
ReplyTo: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: RE: [Milis_Iqra] Hanung, Kau Keterlaluan: Pesantren dan KiyaiBegituKau Burukkan

Koq mas dani tuch saya rasa sekarang ngeyelan sich


 [Dani] J masa sih….

[Dani] Pertanyaan adalah … mengapa Isi Film PBS di permasalahkan? Karena masalah isinya kan? Kenapa isinya dipermasalahkan karena…………, jika isi film tidak bertentangan dengan Norma agama maka tidak di permasalahkan kan. Nah Norma Agama itu kan diambil dari sumber hukum Islam kan, Nah Hukum islam itu kan berasal dari Al Qur an dan Hadist kan, nah dari Al Qur’an dan Hadist itu lahirlah kaidah Wajib, Sunnah, Halal, Mubah, Makruh dan Haram kan, Lalu dari circle tersebut diatas kembali lah ke Isi Film kan, nah Isi filmnya di permasalahkan, Lalu…. Bagaimana caranya Membahas Isi Film kalau tidak disertai circle ilmu yang sudah di sebutkan…. Bagaimana juga Seorang KH… menyalahkan Hanung kalau tidak melihat circle tersebut.  

Apakah bisa, kita membahas suatu isi dari film atau yang lainnya tanpa ILMU,  

[jawab fr whe~en]

Dari semua tahapan yang mas Dani sebutkan, satu hal paling prinsip yang mad Dani lupa, yang jika ini ditinggalkan, sama saja ga ada intinya :

Bagaimana mau membahas isi film, walaupun ilmunya tahu, tapi "ISI FILM-NYA TIDAK TAHU"

apa yang dibahas coba? isinya saja tidak tahu,

 

[Dani] Gimana yah, ini menurut Detik dot com, bahwa Tifatul pun mengambil dasarnya dari seruan KH Ali Mustafa Yakub….

 

a.     Ia mendukung seruan Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yakub agar film itu diboikot. Ia pun meminta film itu dikoreksi.

b.      kalau ada yang memojokkan kalangan pesantren, menurutnya sah-sah saja jika film tersebut dikoreksi.

 

Begitu juga dengan saya… mendukung seruan KH Ali Mustafa Yakub….jadi baik saya maupun Tifatul, mempercayakan hal itu ke KH Ali Mustafa Yakub….kemudian Apanya yang “TIDAK TAHU” kalau semua orang mengacu ke Seruan KH Ali Mustafa Yakub yang didasarkan penelitian dari MUI…

 

[Wheen)

itu maksud saya menganjurkan orang yg berpendapat menonton dulu, biar tahu isi filmnya, baru dech dibahas.

kaidah ini ga bisa dibalik mas Dani, membahas dulu, tapi tidak ada yang dibahas

lha wong ketua MUI saja menjalani tahapan menonton dulu dengan mengutus orang koq.

 

[Dani] udah di jelaskan diatas yah….. J 

[Dani] tidak baik orang yang ditanya malah balik bertanya,… bertanya adalah sesuatu sunnah dan menjawab adalah sesuatu yang wajib…. Jika tidak mengetahui lebih baik berkata “Saya Tidak Tahu”.

Karena jawaban “yang inipun mas dani lebih tahu dari saya” adalah ngeles… J

[jawab fr whe~en]

Baik tidaknya dari ukuran apa?

Kalau memang mas Dani menginginkan saya menjawab "saya tidak tahu" tidak masalah koq, saya jawab kalau begitu "saya tidak tahu"

hanya mas Dani yang tahu saya ngeles apa tidak ketika saya menjawab "mas Dani lebih tahu dari saya"

hanya mas Dani yang tahu pasti mas Dani mempelajari ini secara pendidikan formal apa tidak sehingga saya menjawab "lebih tahu dari saya"

hanya mas Dani yang tahu pasti mas Dani beneran bertanya apa tidak sehingga saya jatuh pada kata "wajib" menjawab.

(dalil wajib ini mana mas?)

 

[Dani] “hanya mas Dani yang tahu pasti” bener neh…. Kata Rasulullah tidak boleh loh berkata sifulan pasti, atau lebih kepada seseorang…..  trus perihal ini “(dalil wajib ini mana mas?)

 

Mungkin contoh saja “jika seseorang menyembunyikan ilmu” mungkin M WN mengetahui dalilnya bagaaimana orang meyembunyikan ilmu itu, maka sebenarnya orang yang ditanya wajib menjawab dengan dasar ilmu itu, kalau tidak menjawabkan terkena dalil meyembunyikan ilmu, Jika tidak ada ilmunya dan menjawab Tidak Tahu, ya sudah gugur kewajibannya. Namun kalau dipaksa menjawab tanpa ilmu, M WN juga mungkin mengetahui dalilnya. Kewajiban itu timbul karena adanya ilmu.

 

Ketika Rasulullah ditanya kapan Kiamat, karena Rasulullah tidak mengetahuinya dan malah berkata  “Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui daripada yang bertanya” maka gugurlah kewajiban Rasulullah untuk menjawab, karena memang tidak mengetahui.

 

 

[Wheen)

dan karena saya sudah menjawab saya tidak tahu, mohon mas Dani menjelaskan kepada saya Metodologi Penelitian dalam Islam

 

[Dani] Maaf saya juga Tidak Tahu, makannya saya bertanya

 

~~~~~

Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

 

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment