[andhy] Delegasi MUI juga ada dalam LSF yang meluluskan PBS. Dari sini bisa menimbulkan banyak pertanyaan:
- apakah delegasi MUI yg di LSF orang yang sama/berbeda dg yg dikirim KH Ali Mustafa?
- jika beda orang, beda pandangan kah? Atau delegasi MUI di LSF tidak hadir saat penilaian PBS? Atau (maap) saat penilaian awalnya meluluskan, stlh ditegur KH Ali Mustafa jadi tdk rekomen. Intinya, byk kemungkinan yg bisa terjadi.
Yg dilakukan KH Ali Mustafa dalam mengambil keputusan (untuk menolak PBS) sudah bagus. Sesuai SOP kata orang ;), tp sesuai SOP saja tdk cukup. Diperlukan jg "kontrol/pengawasan" dalam menjalankan SOP tsb (agar bs "divalidasi kualitasnya").
Salam,
Andhy
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Trus, kasusnya KH Ali Mustafa Yaqub gimana, dia belum nonton tuh, tapi telah mengirim delegasi MUI untuk meneliti? Dan peneliti dari MUI itu non remomended untuk Film itu…
Trus KH debat sama Hanung… namun Hanung pun mengalahdan bersedia filmnya di koreksi… Gimana…? Apakah KH Ali Mustafa Yaqub salah dan disuruh menonton dulu…
From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of whe - en
Sent: Monday, September 27, 2010 2:09 PM
To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Hanung, Kau Keterlaluan: Pesantren dan Kiyai BegituKau Burukkan
[andhy] Seharusnya Pak Tifatul menonton dulu, baru berkomentar. Yang nonton aja kadang salah (ga mudeng), apalagi jika hanya katanya.... katanya...
[whe~en]
untuk masalah ini sebenarnya saya sependapat dengan mas Andhy, apalagi untuk tokoh masyarakat yang pendapatnya akan menjadi panutan. Tanpa bermaksud mengcounter pendapat mas Dani karena berseberangan, menurut saya sebaiknya beliau beliau meluangkan waktu terlebih dahulu menonton, baru berpendapat. Agar pendapatnya lebih obyektif dan ilmiah. Apalagi jika berhubungan dengan Aqidah.
2010/9/27 Andhy Oktora Amir <andhy_o_a@hotmail.com>
"Tifatul sendiri mengaku belum menonton film tersebut. Tetapi kalau ada yang memojokkan kalangan pesantren, menurutnya sah-sah saja jika film tersebut dikoreksi."
[andhy] Seharusnya Pak Tifatul menonton dulu, baru berkomentar. Yang nonton aja kadang salah (ga mudeng), apalagi jika hanya katanya.... katanya...
(Dani) Jika Mas Andhy seorang Ahli agama, pakar Hadist dan saya kenal beliau secara principal dalam hal agama saya bisa mempercayainya, namun jika tidak saya akan mengambil orang yang sudah kapabel dalam berpendapat. Sedangkan Tafik Ismail yang bukan pakar agamapun berpendapat beseberangan dengan Hanung, apalagi ahli agama, Simple saja…
[andhy] Salam kenal, Mas ;). Tujuan awal saya me-reply thread ini adalah untuk mengajak cek n ricek sebelum kabar-kabari.
Karena menurut saya, tulisan di artikel tersebut kurang bijak (maap, kurang santun) untuk ukuran sastrawan Taufik Ismail.
From: adanipermana@gmail.com
Subject: RE: [Milis_Iqra] Hanung, Kau Keterlaluan: Pesantren dan Kiyai BegituKau Burukkan
Date: Mon, 27 Sep 2010 09:17:51 +0700
==============
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment