"Pelor" China dari WikiLeaks

Controversy: The whistle-blowing website founded by Julian Assange
BEIJING, KOMPAS.com - Media pemerintah China, China Daily, pada Senin (25/10/2010) menuliskan bahwa pengungkapan dokumen perang Irak melalui WikiLeaks telah mencemarkan kredibilitas Amerika Serikat sebagai "pelindung" hak asasi manusia (HAM).
Komentar di koran tersebut muncul setelah Beijing mengkritik laporan yang dibuat oleh sebuah komisi parlemen dan pemerintah Amerika yang mengutuk peningkatan tindakan kekerasan dalam kerusuhan yang dilakukan Beijing terhadap aktivis HAM dan hukum.
Isu tentang HAM selalu menjadi komoditas sensitif dalam hubungan China dan Amerika Serikat. Sebelumnya pada bulan ini Washington telah menyerukan untuk pembebasan pembangkang China Liu Xiaobo yang memenangkan hadiah Nobel Perdamaian.
Dokumen yang dipublikasikan oleh laman internet WikiLeaks menunjukkan bahwa milliter Amerika Serikat menutup mata terhadap bukti-bukti yang menunjukkan adanya penyiksaan dan penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah Irak. "Besarnya jumlah kejahatan seharusnya membuat setiap orang marah, namun hal itu menjadi pertanyaan besar ketika AS yang mendeklarasikan diri sebagai "gembong" hak asasi manusia terbesar di dunia," tulis China Daily.
"Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat telah membawa bendera hak asasi manusia untuk mengkritik negara lain, terutama negara-negara berkembang," tulis laporan itu.
"Bagaimanapun, Amerika Serikat menolak untuk mengklarifikasi atau memperbaiki pelanggaran HAM mereka seperti yang telah tertulis di dokumen WikiLeaks," tulis laporan itu dan menambahkan bahwa dunia melihat AS melalui paham unilateralisme dan standar ganda mereka.
"Amerika akan kehilangan kredibilitasnya bila mereka tidak dapat menghadapi pelanggaran HAM yang dilakukannya sendiri," tulis China Daily.
HAM adalah satu dari daftar panjang isu yang tampaknya menjadi agenda AS ketika Presiden China Hu Jintao mengunjungi Washington pada Januari mendatang.
Dua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu terlibat perselisihan dalam beberapa bulan terakhir terkait nilai mata uang yuan China, serangkaian sengketa perdagangan, sensor internet, dan penjualan senjata AS kepada Taiwan.
Inilah "Kedubes Israel" untuk Indonesia

Laman Facebook Kedutaan Besar Israel untuk Indonesia.
Semua orang tahu, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sebagai bentuk tekanan diplomatik terhadap negara Yahudi tersebut yang hingga saat ini masih melakukan pendudukan terhadap negara Palestina. Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia jelas mengambil posisi membela kepentingan Palestina yang bertahun-tahun dijajah Israel.
Keputusan negara kesayangan Amerika Serikat ini untuk terus menambah kompleks permukiman penduduk di atas tanah Palestina semakin memperlebar jarak diplomasi Israel dan Indonesia–juga negara-negara dunia lainnya. Alih-alih mewujudkan komitmen ‘dua negara berdaulat’, negara bentukan Zionis ini justru semakin agresif mencaplok wilayah Palestina dengan cara-cara yang sangat strategis.
Tapi siapa sangka, saat ini ternyata sudah berdiri "Kedutaan Besar Israel" untuk Indonesia. Seorang Kompasianer Iskandarjet menulis di Kompasiana, lokasi kedubes Israel berada di Jakarta. Tapi berbeda dengan Kedubes lain, kedutaan ini diawaki oleh orang-orang Indonesia yang nampaknya memahami bahasa Hebrew (bahasa resmi Israel).
Ya, maklum saja, karena ini hanya "kedubes" online di Facebook dalam bentuk Fans Page (Halaman Penggemar). Halaman ini dibuat cukup serius, terlihat dari alamat halaman yang hanya bisa didapat dengan cara berbayar (http://www.facebook.com/IsraelinIndonesia). Halaman ini juga menyediakan eNewsletter untuk penggemar yang ingin mendapatkan berita terbaru dari Israel.
Di kotak informasi, pengelola halaman menulis, “Sejak Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik formal, kedutaan online ini berfungsi sebagai rumah untuk teman-teman Israel-Indonesia di Facebook. Syalom!”. Juga tersedia akun Twitternya di http://twitter.com/israelindonesia.
Yang menarik, halaman ini disukai oleh 54 ribu orang lebih. Halaman ini dibuat sebagai corong informasi seputar Israel untuk warga Indonesia. Beberapa orang yang bergabung di dalamnya terkesan memahami bahasa dan budaya Israel. Namun para Facebooker yang menyukai halaman tersebut tidak hanya berasal dari kubu pro Israel, tapi banyak yang sengaja bergabung untuk menunjukkan ketidaksukaannya terhadap negara Yahudi. Walhasil, dinding halaman dipenuhi dengan hujatan dan sikap saling serang di antara kedua kubu.
Selain "kedubes" online tadi, pemerintah Israel juga secara resmi telah membuat semacam website kedutaan (perwakilan) yang ditujukan untuk masyarakat Indonesia. Website bernama Israel Diplomatic Network ini bisa diakses di http://jakarta.mfa.gov.il/. Lewat situs tersebut, pemerintah Israel berkepentingan menjelaskan profil negaranya, hubungan perdagangan antara Israel dan Indonesia dan, yang lebih penting, menjelaskan ketegangan dan konflik berdarah di Timur Tengah.
Website juga dilengkapi dengan kontak email dan tautan ke website Kementerian Luar Negeri Israel.
Nah, Anda tertarik bertandang ke “kedubes” online Israel?
Kedubes RI di Israel Juga Disiapkan

Halaman Embassy of Indonesia di Facebook.
Tidak hanya halaman "Kedutaan Besar Israel di Indonesia" yang muncul di Facebook. Halaman khusus untuk "Kedutaaan Indonesia di Israel" juga sudah disiapkan di situs jejaring sosial itu. Belum jelas siapa yang membuat halaman-halaman tersebut. Namun, dilihat dari kontennya, halaman tersebut disiapkan dengan rapi dan serius.
Di kotak profil, pembuat halaman menjelaskan bahwa halaman tersebut sengaja dibuat sebagai persiapan apabila satu saat nanti Indonesia dan Israel benar-benar menjalin hubungan diplomatik. Dia menulis, "This page has been reserved for the Republic of Indonesia's Department of Foreign Affairs for a future time in which Indonesia and Israel establish a formal diplomatic relationship." Tapi anehnya, tautan di situs tersebut justru mengarah ke situs Departemen Luar Negeri Irlandia di alamat http://www.dfa.ie.
Berbeda dengan halaman "Kedubes Israel untuk Indonesia" yang menggunakan Bahasa Indonesia, halaman ini berbahasa Inggris dengan nama "Embassy of Indonesia in Israel" dan baru diikuti oleh 500 lebih facebooker. Halaman dindingnya pun masih sepi tanpa ada aktivitas dari para penggemar. Nampaknya pembuat halaman memang belum membolehkan penggemar menulis sesuatu di dindingnya.
Selain itu, di tautannya juga terdapat halaman Kedubes Israel untuk Malaysia dengan penjelasan yang sama dengan Kedubes Israel untuk Indonesia. Halaman lain yang dibuat dengan semangat hubungan diplomatik antara Israel dan negara-negara lain adalah Israel in Singapore, Israel in UN, dan Israel in Asia. Namun, dari semua itu, halaman Kedutaan Besar Israel untuk Indonesia memiliki jumlah penggemar terbanyak hingga 55.000 lebih sampai Senin (25/10/2010) siang.
Seperti diberitakan sebelumnya, "Kedubes Israel untuk Indonesia" sudah berdiri dalam bentuk kedutaan virtual di halaman penggemar Facebook. Belum ada konfirmasi apakah halaman ini dibuat oleh institusi yang sama dengan pembuat situs Israel Diplomatic Network berbahasa Indonesia yang sudah beroperasi sejak 2006 dan dibuat untuk membuka hubungan diplomasi dengan negara-negara Muslim, termasuk Indonesia
Legal Disclaimer: The information contained in this message may be privileged and confidential. It is intended to be read only by the individual or entity to whom it is addressed or by their designee. If the reader of this message is not the intended recipient, you are on notice that any distribution of this message, in any form, is strictly prohibited. If you have received this message in error, please immediately notify the sender and delete or destroy any copy of this message
No comments:
Post a Comment