Sunday, October 31, 2010

[Milis_Iqra] Fw: Jangan buang sebutir nasi'pun

----- Original Message -----
From: <bani.ratmilia@gmail.com>
Subject: Jangan buang sebutir nasi'pun

Sahabatku yang baik,
Hati saya selalu merasa miris setiap kali melihat orang-orang dengan
santainya meletakkan piring bekas makannya yang masih banyak sisa makanannya
dan meninggalkannya begitu saja untuk akhirnya tentu semua itu dibuang
ketempat sampah.
Hal ini masih banyak terlihat diresto-resto, di acara pesta, bahkan pada
saat makan dirumah sendiri.
Mungkin karena mereka merasa makanan itu adalah 'kebiasaan' saja, dimana
setiap kali merasa lapar atau ingin makan, makan mudah sekali untuk
mengambil sepiring nasi & lauk pauknya untuk disantap. Dan jika keinginan
makan itu sudah terpenuhi dan dirasa cukup, begitu mudah juga untuk
menyudahi kegiatan makan itu, sekalipun makanan yang diambilnya tadi belum
habis! Sebagian orang dewasa bahkan punya kebiasaan makan yang 'jorok'
dengan menyudahi makannya dengan piring yang 'dihiasi' sisa-sisa nasi & lauk
pauk yang masih banyak.
Tak habis pikir saya membayangkan hal itu. Bagaimana mungkin jika seseorang
dewasa yang berpendidikan tinggi (sebagian besar lingkungan kita lulus SMA
bahkan menjadi sarjana) mempunyai pola makan yang asal-asalan seperti itu.
Padahal mereka tahu u/ mempersiapkan makanan apapun bentuknya diperlukan
proses yang sangat kompleks & membutuhkan waktu, sdm & energi yang banyak!
Untuk mendapatkan padi, petani membutuhkan waktu sekitar 4-5 bulan sampai
panen. Setiap hari sejak ditanamnya tanaman padi itu dijaga dari hama,
dirawat dengan obat2an anti hama & diperiksa keadaannya apakah cukup airnya?
Apakah subur pertumbuhannya? Apakah baik butir-butir padinya?
Setelah 4 bulan berlalu saat panenpun tiba.. Bergotong royong warga petani
memetik padi, karena jika terlambat dipanenpun padi menjadi tak layak
dikonsumsi. Jadi saat harus dipanen semua ikut bekerja memotong padi. Lalu
beramai-ramai pula padi itu dipisahkan dari kulitnya. Beberapa hari proses
kerja itu berlangsung dan padi yang telah berubah menjadi beraspun siap
untuk dijual.
Ini adalah suatu prestasi 'luar biasa' jika tanaman padi bisa dipanen. Tak
jarang kita mendengar 'gagal panen' yang mengakibatkan beratus hektar
persawahan gagal dipanen karena terserang hama, terkena kekeringan bahkan
juga kebanjiran!
Nah, padi-padi yang selamat dari proses panjang pertumbuhannya itulah yang
berhasil menjadi padi.
Berkarung-karung beras dinaikkan kedalam truk-truk menuju tempat-tempat
penyimpanan, sebagian lainnya langsung menuju pasar induk dikota lain.
Menempuh jarak ratusan kilometer bahkan ada yang datang dari negeri lain
sebagai beras import setelah melalui jalan laut atau udara setelah menempuh
jarak beribu-ribu kilometer!
Beras-beras dalam karung itu lalu dijual kepada kita dalam bentuk eceran,
kiloan atau literan, juga karungan (5kg sampai 100kg /karung).
Kita membeli beras-beras itu yang tersedia dalam berbagai tingkat kwalitas.
Ada yang mau membayar Rp 25 ribu/kg untuk beras kwalitas super atau beras
organik, sementara ada juga yang hanya mampu membeli Rp 3 ribu/liter
ketengan untuk sekeluarga sekali makan saja.
Perjalanan beras berakhir dipiring kita, setelah ia menjadi nasi yang
dimasak didandang atau rice cooker.
Sungguh suatu perjalanan yang luar biasa rumit (jika kita mau memikirkannya)
untuk menghantarkan butir-butir nasi itu kehadapan kita.
Allah SWT telah menentukan rizky setiap manusia dan sangatlah beruntung bagi
siapapun yang dengan mudahnya mendapatkan makanannya setiap kali kita merasa
lapar.
Bayangkan jutaan saudara-saudara kita yang kebetulan mendapat porsi cobaan
yang berbeda tidak bisa makan sampai berhari-hari karena kemiskinan atau
kekeringan. Mereka bisa berbulan-bulan makan jatah ransum yang gizinya
sangat minim sehingga tubuhnya hanya berbalut kulit yang nyaris menempel
pada rangka tulang belulang mereka. Dan ini masih berlangsung didunia kita
yang sama dimana kita merasa 'nyaman' dengan berlimpahnya makanan disekitar
kita.
Dan.. Ketika nasi & lauk pauk itu tersaji dihadapan kita, apakah kita
langsung menyantapnya begitu saja, kadang sambil mengobrol & tertawa-tawa
dengan teman-teman kerja kita, kadang sambil nonton tv bersama keluarga.
Sesendok demi sesendok makanan itu dihantar kemulut kita dan tiba-tiba
berhenti begitu saja tanpa memperhatikan bahwa dipiring kita masih ada
butir-butir nasi yang tersisa, juga sepotong ayam, juga secuil tempe, juga
sejumput sayuran..
Ya Allah ampuni kami yang dzalim pada diri kami sendiri & kepada alam juga!
Semua nasi itu telah ditentukan Allah SWT menjadi rizky'mu dan engkau
membuangnya! Bahkan butir-butir kedelai pun melalui proses yang tak kalah
rumit dari butir-butir beras sampai akhirnya kedelai itu menjadi tempe,
dimasak dan berakhir dipiring kita!
Juga tumis sayuran, juga ayam goreng, semua telah melalui proses yang tidak
sederhana dari tempat-tempat yang jauh dengan proses yang melibatkan ratusan
orang yang tak terbayangkan oleh kita.
Yang kita tahu ada makanan dihadapan kita, ucapkan Bismillah dan
menyantapnya...
Alhasil banyak orang yang dengan mudahnya meremehkan nasi dan tega
meninggalkan butir-butir nasi itu dipiringnya setelah makan.
Saya bukan ahli matematika, tapi sudah pasti jika pembuangan nasi itu
dilakukan secara massal oleh sebagian kita selama bertahun-tahun akan
ditemui jumlah ratusan ton nasi! Jumlah rakyat indonesia sekitar 250 juta,
jika 1/2nya atau 125 juta orang secara tidak sengaja meninggalkan butiran
nasi, 10 butir pd setiap kali makan berarti 3x makan sehari ada
3.750.000.000 (3X10X125000000)butir nasi tidak sengaja terbuang seharinya.
Sungguh suatu perbuatan yang sangat sia-sia. Masih untung jika dilakukan
dengan tidak sengaja berarti dilakukan karena tidak tahu! Mungkin hal itu
bisa dimaafkan. Tapi jika dilakukan oleh orang yang tahu tapi masih juga
melakukannya..?! Sungguh dzalim & tercela perbuatan membuang makanan secara
massal seperti itu!
Coba kita lihatlah sisa-sisa makanan di salahj satu meja makan restoran
setelah 4 orang pengunjungnya pergi. Ada 2 piring yang menyisakan
masing-masing 1/2 porsi nasi, ada 2 potong tahu saus tiram, 1/2 porsi capcay
yang acak2an dipiring lauk, 1/4 porsi bihun goreng, 1 sisa utuh ikan gurame
asam manis yg hanya diambil daging perutnya saja & sisa2 acar, sisa sambal,
sisa minuman juice dibekas setiap orang! Dan semua makanan (bukan sisa!
Karena seharusnya dihabiskan!) itu akan dibuang menjadi sampah!
Janganlah kita berbuat kerusakan dalam kebiasaan kita sehari-hari. Mungkin
kita tidak menyadari bahwa kita telah berbuat sesuatu yang salah denga sibuk
mengkritik sana sini atas situasi negeri ini yang carut marut.
Tapi tanpa disadari kitapun berkontribusi akan hal-hal yang mempearah
keadaan. Membuang makanan adalah perbuatan yang sangat tercela. Itu berarti
meremehkan rizky dari Allah SWT yang telah dipastikan menjadi milik kita
melalui sepiring santapan lezat dihadapan kita. Itu juga berarti pelecehen
terhadap sesama manusia yang telah bekerja keras bertani, berkebun,
beternak, berdagang.. juga memasak.. demi menghasilkan satu masakan lezat
untuk satu kali makan!
Itu juga berarti pertanda tingginya hati yang tak mampu menghargai hal-hal
kecil (jika dianggap makanan itu tak berharga baginya) dan tanda ketidak
mampuan untuk mensyukuri apa-apa yang diberikan Allah padanya, padahal
sebenarnya makanan sehari-hari itu adalah karunia yang sangat berharga..
Sebuah kalimat sederhana yang diucapkan AA Gym tapi selalu teringat oleh
saya adalah ; berbuat kebaikkan mulailah dari sekarang, dari hal-hal kecil,
dari diri sendiri..
Mudah-mudahan sahabatku tak ada yang sudi membuang sebutir nasipun, juga
semua makanan yang tersaji dihadapan anda.
Jika kita mengambil secukupnya dipiring kita, memesan secukupnya direstoran
dan memasak secukupnya dirumah.
Niscaya tidak ada makanan terbuang meski hanya sebutir nasipun, dan semua
rizky makanan kita menjadi berkah adanya. Insya Allah.

Love n Peace
Bani Ratmilia Sutarto
For Better World


--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment