Thursday, October 21, 2010

Re: [Milis_Iqra] Sikap dan Reaksi Saat Marah

Selama hal tersebut tidak dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya saya tidak tahu pak Andri.
Saya tidak bisa menduga apakah Rasulullah merasakan sakit apa tidak
Apakah kesabaran Rasulullah diartikan tidak bisa merasakan sakit? saya tidak berani,
namun setahu saya, Hati Rasulullah sudah dibersihkan, tidak seperti hati kita.
 
bukankah harusnya itulah pertanyaan saya ke Pak Andri? Apakah ada penjelasan Rasulullah tidak merasakan sakit?

Ada dalil tidak boleh menyakiti tetangga, yang berarti ada rasa sakit ketika kita menyakiti.
Dan menurut saya adalah, bagaimana memanage rasa sakit itu,
jika kita merasa sakit diperlakukan suatu tindakan pastinya kita berhati hati untuk tidak berbuat hal yang sama yang bisa menyakiti orang lain.
Karena kalau kita berbuat hal yang sama, berarti kita sama jeleknya dengan yang menyakiti.
 
karena pengertian rasa sakit saya dan pak Andripun kelihatannya berbeda.
Dan yang saya rasakan di milis ini adalah, karena seseorang menghilangkan rasa sakit ketika disakiti orang, alhasil tidak merasakan sakit ketika menyakiti orang lain.
Akhirnya, ketika menyakiti orang, justru orang yang disakiti dianggap mudah tersinggung, dsb.
tetapi tentusaja keputusan saya untuk tetap bisa merasakan sakit berbeda dengan keputusan orang lain, itu yang saya harus hormati dan ingin orang lain hormati.
 
Demikian penjelasan saya pak Andri,
semoga ada orang lain yang bisa menjelaskan sesuai dengan maksud pak Andri
Terimakasih.
 

 
2010/10/21 andri subandrio <subandrio.andri@gmail.com>
Terima kasih mbak Whe en, maaf ada dua pertanyaa saya :

1. Apakah rasulullah mempunyai rasa sakit seperti rasa sakit yang mbak maksud (kalau
    ada referensinya atau link nya saya sangat berterima kasih)
2. Kalau rasul tidak mempunyai rasa sakit seperti rasa sakit yang mbak maksud, apakah
    rasulullah kehilangan rasa sensitif.

Mohon maaf mbak saya banyak bertanya karena memang saya sedang belajar untuk mengikuti sunnah, dan tidak semua sunnah saya punya referensinya.

Terima kasih, dan maaf merepotkan.

2010/10/21 whe - en <whe.en9999@gmail.com>
tidak apa apa pak,
Saya tidak mungkin bilang "saya bukan Rasul", karena tidak perlu diucap semua orang bukan Rasul sekarang.
cuma saya melihat memang ada perbedaan cara mengartikan rasa sakit menurut saya dan pak Andri.
 
Tidak tahu apakah saya yang tidak bisa menjelaskan kepada bapak atau karena apa.
 
tapi masih menurut saya, jika seseorang tidak bisa merasakan rasa sakit, bagaimana dia bisa berempati kepada orang lain, bagaimana dia mau menghindari menyakiti orang lain karena tidak punya rasa sakit.  Tidak bisa merasakan apakah dia menyakiti orang lain apa tidak.  hatinya kebal tidak bisa merasakan sakit baik ketika disakiti maupun menyakiti.
Alhasil, tidak merasa sakit ketika disakiti namun tidak sadar menyakiti orang terus menerus karena tidak merasakan.
 
Bukan berarti kita bisa merasakan sakit terus kita kita tidak menengok atau tidak berbuat baik kepada orang yang menyakiti.
Kalaupun saya merasakan sakit, saya tetap menengok orang yang menyakiti saya, saya tetap memberinya pinjaman jika mereka membutuhkan, saya tetap bercanda ketika bertemu, saya tetap mengirimkan sms, saya tetap tidak membalas perbuatan menyakiti tersebut, saya juga tidak membeberkan kejelekan orang yang menyakiti saya, dsb.
 
Yang pasti ajaran Rasulullah tetap dilaksanakan karena rasa sakit membuat orang lebih sabar bagi orang yang beriman, membuat empati kita bertambah ketika seseorang sakit karena kita bisa ikut merasakan apa yang mereka rasakan.
 
Dan yang jelas, walaupun disakiti, bukan berarti kita mendendam, bukan berarti kita membalas karena tetap buat saya, tidak menyakiti lebih penting dari sekedar rasa sakit ketika disakiti seseorang itu menurut saya pak.
 
Demikian pak Andri.


 
2010/10/21 andri subandrio <subandrio.andri@gmail.com>
Gak apa Whe en setiap orang kan mempunyai prinsip yang berbeda, kalau saya memang sedang mengikuti prinsip Rasululah SAW dimana beliau sering disakiti tapi tidak pernah menyakiti, barangkali kalau rasulullah ada rasa "sakit" karena "disakiti" beliau pasti tidak akan menengok seorang budak (yang selalu menyakiti beliau) saat budak tersebut sakit yang akhirnya karena akhlak beliau budak tersebut masuk Islam, apakah rasulullah menurut mbak Whe en kehilangan rasa sensitif.


Maaf ya mbak Whe en saya bukan menyanggah pendapat mbak whe en, saya hanya mengemukakan fakta sunnah rasulullaah karena beliaulah suri tauladan yang ditunjuk oleh Allaah, namun saya juga pernah mendapat sanggahan yang agak ekstreem ketika saya menggambarkan akhlak Rasul yang mulia, sanggahannya adalah "saya kan bukan rasul" dan untuk menyikapi orang yang seperti itu lebih saya diam dan beristighfar, dan semoga mbak tidak menyanggah saya dengan kalimat tersebut.

2010/10/21 whe - en <whe.en9999@gmail.com>
terimakasih masukannya pak Andri,
 
 



--
~~~~~
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment