Wednesday, October 20, 2010

Re: [Milis_Iqra] Sikap dan Reaksi Saat Marah

hanya sekedar sharing nih ....
menurut saya memang seringkali kita salah menilai orang berdasarkan apa yang kita lihat dan  apa yang kita dengar dari ucapanya. Padahal apa yang dilihat dan apa yang diucapkanya belum tentu sesuai dengan apa yang kita pikirkan. hal itu karena kita menilainya berdasar budaya dimana kita hidup. Kita menilai budaya jawa timur dengan memakai kacamata jawa tengah,kita menilai budaya jawa dengan memakai kaca mata sunda dsb.seperti dalam kasus yang andri ceritakan yang  kurang sopan bila ada orang yang mengatakan sampeyan karena pak andri memang berasal dari jawa tengah.sama juga seperti orang jawa tengah mempersilan orang sunda "monggo dahar" sementara di sunda kata dahar adalah kasar.
jadi selama kita menilai budaya orang dengan memakai parameternya budaya kita sendiri insya allah hasilnya ada kesalahan. yang terbaik tentunya kita tahu adalah menilai budaya berdasarkan budaya rasulullah yaitu ahlak beliau. Diluar itu mungkin tidak ada sesuatu yang salah ataupun benar. trimss

--- Pada Kam, 21/10/10, andri subandrio <subandrio.andri@gmail.com> menulis:

Dari: andri subandrio <subandrio.andri@gmail.com>
Judul: Re: [Milis_Iqra] Sikap dan Reaksi Saat Marah
Kepada: milis_iqra@googlegroups.com
Tanggal: Kamis, 21 Oktober, 2010, 12:22 PM

Bukan menggurui ya mbak, untuk supaya tidak sakit dan menyakiti sebenarnya hanya satu yang harus kita perhatikan yakni kebiasaan dan culture dari "lawan bicara" kita, contoh sederhana saja mbak, dulu kalau ada orang memanggil saya dengan kata "sampean" (yang artinya anda) saya sangat tersinggung meski saya tidak pernah menegurnya, sebab kata tersebut di daerah asal saya (Jogya) termasuk kata yang kasar bila diucapkan oleh orang yang baru kenal, atau oleh yang lebih muda, namun setelah saya cermati, bahwa daerah Tegal, dan sekitarnya serta Wilayah Jawa Timur kata tersebut termasuk halus dan memang sudah biasa digunakan dalam pergaulan, dan saya kemudian memahami walau saya sama sekali tidak pernah menggunakan kata itu untuk menyebut orang lain hingga sekarang, karena saya selalu menggunakan kata "jenengan" dan akhirnya setiap orang (yang saya kenal) yang tadinya memanggil saya sampean menjadi merasa sungkan dan menggantinya dengan "jenengan" (yang artinya anda dengan ungkapan yang paling halus) tanpa saya harus meminta kepada mereka.

Belajar dari situ saya mengambil kesimpulan bahwa sikap orang terhadap kita adalah imbal balik dari sikap kita terhadap orang itu, kalau kita menghormati orang tersebut maka imbal baliknya orang tersebut bahkan akan lebih menghormati kita.

Dan mungkin banyak lagi hal disekeliling kita yang dapat kita ambil sebagai pembelajaran untuk saling menghargai dan menghormati meski ada perbedaan bukan berarti harus menjadi perpecahan.

2010/10/21 whe - en <whe.en9999@gmail.com>
Iya pak Andri,
Alhamdulillah jika pak Andri sudah dalam tahap demikian.
 
Namun yang terpenting buat saya adalah bagaimana saya tidak menyakiti orang lain.
Bukan menjadikan saya tidak sakit jika disakiti.
 
Karena saya khawatir ketika saya tidak merasakan sakit ketika disakiti, saya tidak merasakan sakit ketika menyakiti orang lain,
ini yang saya tidak mau.
bagaimana saya bisa merasa sakit ketika menyakiti orang jika saya tidak bisa merasakan sakit jika disakiti.
 
Sakit adalah wajar menurut saya, namun mengatasinya yang lebih penting buat saya.
tidak masalah saya disakiti karena bagaimana menahan rasa sakit dan mengatasi hal tersebut memberi pelajaran saya untuk lebih dewasa, lebih sabar dan lebih tahu karakter orang.
 
Demikian pendapat saya pak Andri

2010/10/21 andri subandrio <subandrio.andri@gmail.com>

Artikel yang bagus Mbak Whe-en, dan alhamdulillah wa hadzaa min fadhlir rabbi saya sudah dalam tahap hampir tidak pernah marah walau disakiti, suatu tahapan panjang yang harus dilalui meski belum sempurna namun semua saya kembalikan kepada Allah SWT, suatu ungkapan yang mudah diucapkan namun sulit dilaksanakan.

Mudah-mudahan kita dapat belajar bersama melalui artikel ini

2010/10/21 whe - en <whe.en9999@gmail.com>

Sikap dan Reaksi Saat Marah

Kamis, 21/10/2010 07:34 WIB | email | print | share

 

Oleh bidadari_Azzam

 

http://www.eramuslim.com/oase-iman/bidadari-azzam-sikap-dan-reaksi-saat-marah.htm

 

Kubaca banyak berita kala senggang pagi seraya menyusui, anehnya berita dari "negeri cantik gemah ripah loh jinawi" itu selalu mengangkat tema amuk massa, tawuran, tuntut-menuntut, tujah-menujah, bahkan wanita yang tengah berjuang saat hamil, saat berada dalam amarah, hingga bisa tega menghabisi anak kandungnya sendiri... emosi bisa jadi naik jika ikut terprovokasi warga sekitar, juga media, tentu lagi-lagi media memiliki peran besar untuk mempermainkan emosi pembaca, makin banyak "tema gontok-gontokan" maka makin tinggi ratingnya, bahkan membentuk opini publik, yang benar bisa disalahkan, dan yang salah bisa melanggeng dengan "innocent" karena telah dianggap benar, naudzubillah…

 

Berita berikut foto menyeramkan korban perkelahian massal di sudut Jakarta tentu malah membuat banyak orang makin was-was alias khawatir dengan kondisi keamanan daerah tersebut, apalagi banyak "tangan-tangan tak bertanggung jawab" yang memegang, menyimpan senjata seperti senjata api, samurai, keris, dan terbiasa mengancam orang lain dengan kepemilikan senjata tersebut.

 

Apakah kemarahan perlu dilampiaskan dengan adu senjata? Tak diragukan lagi, Indonesia "beken" dengan "jago adu ototnya", seorang kakek tetanggaku yang Rusia dan dari wilayah Poland lainnya, mereka ini sudah renta, sekitar 80-tahun an, tapi masih kuat dan gagah, kisah perang dunia kedua tentu merupakan cerita favorit yang mereka hafal luar kepala.

 

--
~~~~~
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment