From: <bani.ratmilia
Sent: Tuesday, November 23, 2010 12:52 PM
Life is about Take & Give..
Banyak diantara kita yang merasa 'puas' dengan keseharian kita semata.
Terpaku pada kesibukkan yang tak kunjung selesai dari hari kehari, bahkan
seakan-akan urusan datang silih berganti.. Dari mulai masalah belajar saat
masih muda, lalu memikirkan nafkah keluarga saat sudah menikah, lalu segala
daya upaya kita tersita berusaha meningkatkan karier agar sukses dalam
kehidupan. Kita sudah terkondisikan mematok ukuran sukses dari ukuran karier
dan materi. Seseorang yang berpendidikan tinggi, apalagi lulusan luar negeri
cenderung dipandang lebih hebat dibanding sarjana lulusan lokal, pengusaha
kaya dengan asset milyaran dihargai lebih tinggi oleh lingkungan sosialnya
dibanding seorang ahli laboratorium yang sederhana.
Betul memang negara-negara maju memiliki system pendidikan yang lebih
'sophisticated' sehingga lulusan dari universitas ternama didunia memang
terbukti menjadi manusia yang lebih 'baik' kwalitasnya dari sarjana
'kebanyakan' dari sekolah tinggi yang banyak menjamur dinegeri ini.
Sungguh betul jika seorang yang kaya, baik itu pengusaha atau pejabat layak
dihargai lebih tinggi karena prestasinya dimasa lalu yang bekerja keras dan
konsisten menegakkan mana yang hak dan mana yang batil. Sehingga
kedudukannya yang terhormat didalam masyarakat kini merupakan hasil dari
perjuangan yang sama sekali tidak mudah.
Tapi sayang sekali jika dilingkungan masyarakat masa kini dimana informasi
bisa didapat dengan sangat mudah, dimana ilmu pengetahuan dipaparkan
dihadapan kita tanpa batas.. Manusia masih juga salah persepsi tentang
apa-apa yang 'berharga' dan apa-apa yang 'tidak berharga'..
Sangat disayangkan jika seorang yang berpendidikan tinggi atau seorang kaya
raya hanya disibukkan oleh urusan seputar dirinya saja. Memikirkan bagaimana
merenovasi rumahnya, membeli mobil seri terbaru, juga merancang perjalanan
keluar negri yang telah berulang kali dilakukannya.
Padahal Allah SWT memberikan karunia 'kesempatan & kemampuan" kepadanya
dengan banyak bantuan dari NYA agar setelah ia berhasil ia mampu berbuat
sebanyak yang telah diupayakan baginya. Apakah seseorang itu melupakan bahwa
ketika ia kecil, ia diberikan Allah SWT keluarga yang mampu membesarkannya
dengan layak; ia dilahirkan dengan bantuan dokter yang ahli yang tak mungkin
mampu dibayar orangtuanya jika tak mampu, diberi makanan dan susu import
yang muatan gizinya maksimal, disekolahkan disekolah yang 'bermutu',
dibesarkan dalam lingkungan sosial yang sehat, bersih dan beretika. Setelah
dewasa ia pun sebagaimana layaknya anak keluarga kaya lainnya disekolahkan
diluar negeri. Dan sepulangnya dari belajar perusahaan multi. Nasional yang
telah dirintis orang-tuanya berpindah ketangannya..
Kenyataan ini dijalani dengan begitu saja seakan ini semua telah menjadi
hak'nya berupa karunia yang Allah SWT berikan. Namun sebetulnya Allah yang
maha adil telah menentukan segalanya dengan adil, ibaratnya segala sesuatu
itu ada modalnya, maka semua yang didapatkannya itu adalah investasi
'pinjaman' yang harus dikembalikan pada Yang Maha Kuasa, Yang Maha mengatur.
Seseorang yang telah diberi 'pinjaman' dengan begitu besar dengan kemudahan
yang sangat banyak pada saatnya mampu harus membayar kembali semua
pinjamannya itu. Bayangkan, tak sedikit nilai nominal yang dikeluarkan untuk
'membuat seorang sarjana lulusan universitas terkenal diluar negeri'. Bahkan
trilyunan uang dialirkan untuk menempatkan seseorang menjadi 'pemilik
perusahaan raksasa' yang bergelar 'pengusaha sukses'.
Untuk itu ada orang-orang yang merugi ketika orang tuanya mengalami
keuntungan, ada orang lain yang berkurang hartanya agar orang tuanya
bertambah assetnya, ada orang banyak yang lebih tak berdaya agar orang
tuanya lebih kuat & besar, ada usaha-usaha lain yang terlepas dari
pemiliknya agar orang tuanya punya holding company yg semakin established!
Sampai akhirnya semua kejayaan itu sampai ditangannya.
Semua didunia ini berproses dalam neraca kontradiktif yang serasi..
atas-bawah, naik-turun, suka-duka, besar-kecil, untung-rugi, dsb, dll..
Namun semua dibumi ini telah diatur sangat selaras. Sebagaimana layaknya
daerah yang menanjak, setelah dipuncak tentulah akan menurun, pada kata
'besar' selalu terdiri dari unsur-unsur lain yang lebih 'kecil' darinya,
bahkan dalam 'kerugian'pun ada hikmah kehidupan sebagai 'keuntungan'nya..
Maka sangat disayangkan jika seseorang yang telah di'bantu' sedemikian rupa
oleh tangan-tangan tuhan menjadi seseorang yang hebat bahkan telah menjadi
sukses luar biasa, menjadi lupa pada tanggung jawab moralnya sebagai manusia
dimuka bumi ini.
Ketika Allah memberikan kepandaian kepadanya, ia 'menyempitkannya' dengan
hanya menggunakannya untuk ambisi pribadinya saja. Ia terus belajar agar
gelarnya bertambah, mencetaknya dikartu namanya sehingga namanya kelihatan
megah dengan gelar yang berderet, dan menyibukkan diri semata-mata untuk
memperbesar harga dirinya. Padahal dengan kepandaiannya Ia bisa mengajari
ratusan oirang yang tidak tahu menjadi tahu, Ia bisa memperbaiki
lingkungannya dengan membagi ilmunya & diterapkan dalam kehidupan sosial
disekitarnya, Ia bisa merubah yang kurang benar dengan pengetahuannya
menjadi lebih benar.
Seorang pengusaha sukses atau orang yang memiliki kekayaan luar biasa, bisa
melakukan perbaikan lebih 'dahsyat'. Bayangkan, dengan uangnya yang disimpan
di bank sampai puluhan milyar, dia bisa membantu para pengrajin dengan
pinjaman modal, pendidikan manajemen dan kiat-kiat bisnis sampai mereka
berhasil, bisa mendirikan sekolah-sekolah mandiri yang dibina dalam
manajemen yang rapih, bisa menjalankan system kesehatan yang biayanya
terjangkau oleh masyarakat bawah.. Dengan kemampuan manajerial yang terbukti
handal yang telah membawanya menjadi 'orang sukses' tentulah ia bisa
melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi orang banyak, bukan hanya terfokus
pada bagaimana manambah 'simpanan'nya dibeberapa bank dunia.. Tetapi lebih
memberdayakan 'simpanan' itu sehingga menjadi manfaat bagi ribuan manusia
lainnya.
Apakah sebuah rumah (atau beberapa rumah)yang sangat mewah, besar & luas
dengan beberapa mobil mewah serta kolam renang indoor yang nyaman belum
cukup membuat seseorang merasa 'aman' didunia ini? Sehingga harus terus
menambah angka depositonya dengan jumlah nol belasan buah sampai ia
mendapatkan perasaan 'aman' (secure) atau puas (satisfied) akan harta yang
dimilikinya. Percayalah, tak akan jumlah yang cukup untuk kepemilikan harta
dan tak ada harga yang pas untuk sebuah harga diri. Jika menyangkut
keduanya, manusia pada akhirnya didominasi dengan egoisme & keserakahan. Tak
ingat lagi dirinya akan kewajibannya berbagi pada sesama, tanggung-jawabnya
pada lingkungan, bahkan kontribusinya pada kemaslahatan ummat.. Betapa
beratnya kewajiban yang terkandung dalam suatu 'kesuksesan atau
keberhasilan'. Kesuksesan yang dipandang hebat oleh manusia lain adalah
amanah yang luar biasa berat. Seseorang harus mampu 'mengembalikan' modalnya
pada sekitarnya. Apa itu yang disebut sekitarnya?; ialah; semua orang
disekitarnya, lingkungan hidupnya & semua yang berada dibawah kesuksesannya!
Ia tak boleh membiarkan orang disekitarnya tetap bodoh, menjalankan hal-hal
yang salah serta membiarkan kekacauan terjadi disekitarnya. Ia tak boleh tak
ambil peduli pada kerusakan lingkungan didepan matanya, Ia harus berbuat
sesuatu untuk memperbaiki keadaan, menghentikan penyelewengan dan
memasyarakatkan kebiasaan-kebiasaan baik. Mengapa demikian.. Karena Ia
memiliki kemampuan, kelebihan dan kekuatan. Ia lebih 'mampu' di banding
orang lain.. Itu sebabnya ada orang menjadi pemimpin, tokoh masyarakat,
pejabat juga public figure, juga 'orang sukses'.. karena mereka memang sudah
satu paket dengan 'amanah'nya. Ini bukan soal menghitung asset seseorang
atau menilai keberhasilannya lalu menuntutnya untuk berbuat sesuatu yang
baik untuk 'orang banyak'.. Tetapi ini masalah tanggung jawab moral dari
setiap orang, jika kita mendapatkan sesuatu selayaknyalah kita berbagi
secara adil dengan yang berhak.. Jika yang kita dapatkan dianggap 'kecil'
maka berbagilah dengan jumlah sesuai kemampuan, dan jika yang kita dapatkan
besar.. Sungguh tak adil jika kita tak berbagi dengan jumlah yang besar..
Lihatlah sekitar kita.. Orang-orang miskin itu ada tentu karena ada
orang-orang yang mendapatkan harta jauh lebih banyak dari mereka yang
disebut orang kaya. Jika semua orang punya harta yang sama tentulah kita
semua orang biasa saja.. Tak ada orang kaya atau orang miskin.. Lihatlah
sekitar kita.. Orang-orang menangis karena keluarganya meninggal dunia..
Sedang ada orang-orang lain yang tertawa karena kelahiran anaknya atau
cucunya.. Dunia akan penuh jika kelahiran & kematian tak seimbang.. Lihatlah
disekitar kita.. ada jutaan orang kelaparan bahkan sampai meregang nyawa
karena makanan mengalir berlimpah ruah dibagian dunia yang lain dimana
orang-orang kekenyangan begitu mudahnya membuang makanan mereka!
Itulah kenyataannya disekitar kita..
Janganlah kita terpaku pada keadaan kita semata.
Jika kita berada dalam rumah yang nyaman, hidup berkecukupan, bisa tidur
nyenyak dimalam hari.. Pikirkan apa yang telah kita lakukan untuk sekitar
kita?
Jika kita telah menyelesaikan pendidikan tinggi, bekerja diperusahaan dan
mendapat gaji tetap setiap bulan, pikirkan apa yang telah kita lakukan untuk
orang-orang yang kurang beruntung dari kita?
Jika kita makan 3x sehari dengan menu pilihan kita, tak pernah kelaparan,
apalagi meminta-minta? Pikirkan apa yang telah kita lakukan untuk membantu
orang lain selama ini?
Semoga Allah SWT selalu memberikan bimbingan & perlindunganNYA pada kita
semua. aamiin
Catatan Bani Ratmilia
For Better World
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment