Any comment?
Qurban Idul Adha Atau 'Penyembelihan' Yesus?
PostDateIconTuesday, 16 November 2010 15:05 | PostAuthorIconWritten by
Shodiq Ramadhan | PDF Print E-mail
Kristologi
* Lintas Berita
Para misionaris ikut-ikutan menyambut Hari Raya Idul Adha 1431/2010
dengan tujuan licik. Bukan dengan shalat id, puasa sunnah Arafah atau
menyembelih hewan qurban, tapi dengan menebarkan racun pemurtadan
dalam artikel berkedok Islam yang dipublikasikan di website resminya.
Dalam artikel kristenisasi berjudul "Rahasia Berkah Idul Adha," para
misionaris yang menamakan diri komunitas "Isa & Islam" mencatut ayat-
ayat Al-Qur'an tentang qurban untuk menyusupkan doktrin Kristen kepada
umat Islam. Bahkan ayat populer tentang qurban yang selalu dibaca oleh
para mubaligh pada hari raya Idul Adha, diperalat untuk menjajakan
doktrin Kristen. Berikut kutipannya:
"Mengenai peringatan hari raya Idul Adha, Al-Quran mencatat sebuah
ayat yang menarik. Ayat ini tentang pengurbanan Nabi Ibrahim AS. Ia
mengurbankan seekor domba jantan sebagai pengganti anak lelaki yang
disayanginya: "Kami tebusi anaknya itu sembelihan yang besar (seekor
kambing/domba)." (QS 37:107).
"Sembelihan besar" ini adalah sebuah simbol yang melambangkan
keagungan. "Sembelihan besar" menjadi alat penebusan Allah bagi anak
lelaki Ibrahim…
Kurban seperti apakah yang layak menggantikan kita di hadapan Allah?
Kurban yang layak menggantikan kita di hadapan Allah haruslah lebih
tinggi dari seekor hewan. Karena Allah hanya menerima ketakwaan yang
hanya dimiliki oleh manusia, maka kurban yang dapat diterima Allah
hanyalah kurban seorang manusia…
Kurban yang dapat diterima Allah adalah kurban seorang manusia yang
suci dan tanpa dosa. Isa Al-Masih satu-satunya yang dapat menjadi
kurban 'kurban besar'. Karena Dia suci, datang ke dunia dengan cara
ajaib, dikirim Allah dan kematian-Nya memberikan hidup kepada manusia
sebagai tebusannya.
Jelas, Isa Al-Masih mengorbankan diri-Nya bagi seluruh manusia
termasuk Saudara. Hari ini, dengan menerima Isa Al-Masih sebagai
juruselamat, Saudara dapat menikmati hidup yang kekal."
Kisah penyembelihan qurban yang dilakukan Nabiyullah Ibrahim dalam
surat As-Shaffat 100-108 itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan
doktrin Kristen. Bila dibaca utuh, satu perikop ayat ini adalah kisah
keteguhan iman Nabi Ibrahim AS, mulai dari kerinduannya terhadap
seorang anak sementara usianya sudah tua (ayat 100). Setelah
dikaruniai oleh seorang anak yang sabar yaitu Nabi Ismail, turunlah
ujian dari Allah berupa perintah untuk menyembelihnya (ayat 101-102).
Karena keteguhan iman Nabi Ibrahim dan anaknya, Ismail, maka prosesi
penyembelihan pun dilakukan dengan ikhlas (ayat 103-106). Ketika
penyembelihan hendak dilakukan, Allah menggantinya dengan seekor
kambing yang besar (bi dzibhin 'azhiim) (ayat 107). Selanjutnya Allah
mengabadikan pengurbanan tersebut dengan mensyariatkan ibadah qurban
kepada generasi berikutnya (ayat 108).
Jelaslah bahwa ayat-ayat tersebut bermakna lugas (denotatif), bukan
makna kias (konotatif) maupun simbolik seperti anggapan misionaris.
Maka salah besar jika misionaris "Isa & Islam" menyelewengkan ayat ini
untuk menjustifikasi doktrin Kristen. Kata "dzibhin
'azhiim" (sembelihan yang besar) pada ayat 107 itu sama sekali tidak
bisa ditakwilkan menjadi tebusan yang agung Yesus Kristus di tiang
salib untuk menebus dosa manusia.
Jika ayat ini di dipaksakan untuk mendukung doktrin Kristen tentang
penebusan dosa, maka logika misionaris itu sangat primitif. Ibarat
orang dari suku terasing di pedalaman yang berkepala besar, memaksakan
diri untuk memakai helm yang ukurannya lebih kecil. Naif sekali!
Dalam akidah Islam, untuk mendapat ampunan Allah melalui syariat
qurban, tak bisa melalui tebusan darah Yesus, karena setiap orang yang
berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain (Qs. Al-Baqarah 123 &
286). Justru dalam tetesan darah hewan qurban itulah terdapat
keutamaan berupa ampunan (maghfirah) Allah SWT. Rasulullah SAW
bersabda:
"Bangunlah, saksikanlah qurban itu, sesungguhnya tetesan pertama darah
itu dapat mengampuni dosamu yang telah lalu" (HR Hakim dari Abu Said
Al-Khudri).
Untuk bertaqarrub kepada Allah dan meraih meraih syafaat-Nya juga
tidak perlu menunggu pengurbanan Yesus di tiang salib. Justru dari
hewan qurban yang disembelih secara ikhlas itulah terdapat keutamaan
yang dicintai Allah. Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada sesuatu amalan anak Adam di hari Nahar (hari penyembelihan
qurban) yang lebih disukai Allah, selain daripada penyembelihan
qurban. Qurban itu, di hari Kiamat nanti akan datang seperti di hari
dia disembelih, lengkap dengan seluruh anggota tubuhnya, bulunya,
tanduk dan kukunya. Darah hewan qurban sebelum jatuh ke tanah,
terlebih dahulu singgah di suatu tempat yang disediakan Allah.
Karenanya, bergembiralah dengan berqurban" (HR At-Tirmidzi dan Ibnu
Majah dari Aisyah RA).
Dengan menyimpangkan ayat Al-Qur'an untuk menyatakan bahwa Yesus
adalah "sembelihan yang agung" (dzibhin 'azhiim), justru misionaris
"Isa & Islam" melakukan dua kesalahan sekaligus, yaitu menyalahi
aqidah Islam dan pelecehan terhadap doktrin Kristen.
Dengan menambah wacana "Yesus disembelih" untuk menebus dosa manusia,
para misionaris "Isa & Islam" semakin menambah daftar keruwetan
teologi Kristen. Teologi bahwa Yesus mati di tiang salib saja sampai
sekarang masih kontradiktif dan belum terpecahkan.
Kontradiktif paling nyata adalah mengenai waktu terjadinya penyaliban
Yesus. Injil Markus 15:25 menyatakan bahwa Yesus disalib pada jam 9,
sementara menurut Injil Yohanes 19:14, jam 12 Yesus belum disalibkan.
Karena keragu-raguan itulah, maka disimpulkan oleh Injil Matius dengan
perkiraan bahwa Yesus mati kira-kira jam tiga (Matius 27: 46).
Semua orang Kristen tahu dan meyakini bahwa mereka diselamatkan oleh
Yesus melalui pembunuhan Yesus di tiang salib, sehingga simbol agama
Kristen adalah lambang salib. Karenanya, jika misionaris meyakini
Yesus sebagai qurban penyembelihan, maka simbol agama Kristen harus
diubah dengan logo tukang jagal yang menghunus pedang. Lantas, di
manakah ada ayat-ayat Bibel yang menyatakan bahwa Yesus tewas
disembelih untuk menebus dosa?. []
Jawaban terhadap Tudingan Kristen bahwa Syariat Qurban Tak Ada
Perintahnya
Selain menyimpangkan makna ayat Al-Qur'an tentang qurban, misionaris
"Isa & Islam" juga menuding bahwa syariat qurban yang dilaksanakan
oleh umat Islam itu tidak ada perintahnya dari Allah SWT. Berikut
tudingannya:
"Tidak ada perintah dalam Al-Quran untuk berkurban saat Idul Adha.
Satu-satunya alasan adalah meneladani ketaatan Nabi Ibrahim saat
berkurban (QS 37:100-113). Dan saat itu dia tidak berada di antara
orang-orang miskin."
Tuduhan misionaris itu tidak benar. Semua ibadah dalam Islam pasti ada
perintahnya, baik dalam Al-Qur'an maupun hadits Nabi. Perintah qurban
dalam Al-Qur'an maupun sabda Rasulullah SAW bisa dibaca dalam ayat
berikut:
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan sembelihlah qurban" (Qs Al-
Kautsar 2).
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa mempunyai kelapangan dan
kemampuan berqurban tapi tidak mau melakukan, janganlah sekali-kali ia
mendekat ke masjid kami" (HR Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
Di Padang Arafah, Rasulullah juga bersabda: "Wahai manusia, wajib atas
ahli sebuah rumah di setiap tahun menyelenggarakan udhiyah (qurban)
dan atirah" (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu
Sulaim).
Mengenai asal-usulnya, ketika ditanya tentang qurban, Rasulullah
menjawab bahwa syariat Qurban adalah sunnah peninggalan Nabi Ibrahim
AS:
Dari Zaid bin Arqam ia berkata bahwa para shahabat bertanya kepada
Rasulullah, "Apa maksud dari qurban ini?" Rasulullah menjawab, "Inilah
sunnah (mengikuti) bapak kalian, Nabi Ibrahim." Para shahabat
bertanya: "Apakah yang kita peroleh dari qurban?" Jawab Nabi: "Di
setiap helai bulunya, kita memperoleh suatu kebajikan." (HR Ahmad dan
Ibnu Majah).
Adapun kisah qurban yang dilakukan Nabi Ibrahim, telah diabadikan Al-
Qur'an surat As-Shaffat 107: "Dan Kami telah menebus anak itu (Ismail)
dengan seekor sembelihan yang besar."
Tak hanya perintah dan keutamaan qurban saja, bahkan Islam juga
mengatur detil juklak qurban, mulai dari persyaratan, niat, jenis-
jenis & umur hewan qurban, teknis, waktu dan tempat menyembelih
qurban, hingga teknis pendistribusian pembagian daging qurban.
Semuanya diatur dalam Al-Qur'an dan hadits.
Sekali lagi, harus dicamkan baik-baik oleh para misionaris Kristen,
bahwa setiap ibadah dalam Islam pasti ada dalil baik perintah maupun
tuntunannya. Justru ritual peribadatan Kristenlah yang tak ada
tuntunannya sama sekali dalam kitab suci, misalnya: perayaan natal dan
kebaktian di gereja hari Minggu. []
A. Ahmad Hizbullah MAG [www.ahmad-hizbullah.com]
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment