Sunday, December 19, 2010

[Milis_Iqra] Bocornya SMS Gorries Mere

Bocornya SMS Gorries Mere

http://www.suara-islam.com/news/

PostDateIconFriday, 17 December 2010 14:04 | PostAuthorIconWritten by
Jaka | PDF Print E-mail

Puluhan SMS Gorries Mere yang dibocorkan oleh Mega Simarmata membuka
mata publik. Ternyata sepak terjang Densus 88 dan godfather-nya sangat
berwarna. Jauh sebelum Julian Assange menghebohkan dunia dengan
Wikileaks-nya, Mega Simarmata telah mengguncang dengan Densusleaks.

Jika situs-situs "leaks" membocorkan dokumen dan komunikasi negara,
beda lagi dengan situs katakami.com. Situs berita yang yang dipimpin
oleh seorang jurnalis bernama Mega Simarmata ini kerap memuat berita
yang mengungkap sepak terjang "godfather" antiteror di Indonesia,
Gorries Mere. Karena Gorries sangat berpengaruh dalam operasi Densus
88 Antiteror dan Satgas Bom Mabes Polri, tak berlebihan jika situs
katakami berubah nama menjadi "Densusleaks."

Mega menulis banyak hal tentang Gorries. Dari dugaan korupsi alat
komunikasi buatan Israel hingga dugaan kongkalikong Gorries dengan
bandar narkoba bernama Monas. Konon ia berkali-kali diteror, ponselnya
disadap hingga tak dapat digunakan. Situs katakami.com pun kerap di-
hack sehingga harus di-back up dengan sebuah blog.

Secara khusus Mega menuding pelakunya adalah Kombes Petrus Reinhard
Golose, bekas Kadivtelematika Mabes Polri. Tangan kanan Gorries itu
kini menjadi direktur di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT).

Terkait kehidupan pribadi Gorries, Mega menulis kedekatan sang komjen
dengan seorang polwan bernama Vivik Tjangkung meski telah beristri.
Beberapa artikel yang ditulis Mega menyoroti hal itu cukup tajam.

Tommy Winata

Terakhir, pada 9 Mei 2009, Mega membocorkan puluhan SMS Gorries, dari
nomor HP 0811995999 dan 0816.999999. Nomor kedua ini disebut Mega
sebagai nomor ini atas nama Tommy Winata, taipan keturunan Cina yang
sempat ribut dengan Majalah Tempo karena dituduh berada di belakang
terbakarnya Pasar Tanah Abang. Tommy juga yang akan menangani proyek
pembangunan jembatan Selat Sunda. Menurut Mega, nomor itu telah
digunakan sejak bertahun-tahun lalu oleh Gorries Mere.

Dalam SMS-SMS yang dikirim, Gorries memakai inisial GM. Sementara Mega
Simarmata disebutnya MS. GM seolah selalu melaporkan keberadaannya,
mungkin juga sebagai balasan atas SMS MS. Misalnya ketika GM berada di
Washington DC tanggal 17 Januari 2007. Saat itu GM mendampingi
Kapolri Sutanto meminta akses untuk bisa memeriksa Hambali yang tengah
ditahan di Kamp Guantanamo. Sebuah permintaan yang ditolak oleh
Amerika.

Keesokan harinya, GM menceritakan komunikasinya dengan Brigjen
Badrodin Haiti, Kapolda Sulteng. Saat itu situasi di Poso tengah
memanas karena polisi memaksa para DPO teroris yang bermukim di
kompleks Pesantren Tanah Runtuh menyerah. Namun mereka baru mau
menyerah jika 16 nama aktor intelektual Kristen yang disebut namanya
oleh Tibo cs. juga ditangkap. Perundingan pun buntu.

Saat itu Gorries Mere sedang berada di Amerika Serikat. Namun, menurut
Mega, atas perintah Gorries Mere maka dilakukan penyerangan yang kedua
kalinya di Poso tanggal 22 Januari 2007 yang mengakibatkan belasan
orang sipil tak bersenjata tewas akibat tembakan POLRI. Saat itu,
KOMNAS HAM turun ke lokasi bentrok tersebut dan menyimpulkan bahwa
POLRI telah melakukan pelanggaram HAM.

Pada hari bakutembak berkecamuk di Poso, GM tak lupa mengabarkan
situasi di sana pada MS. GM bercerita berbagai senjata digunakan oleh
kelompok DPO. Akibatnya tiga polisi terluka.

Penyadap Israel

MS juga bercerita, sambil membocorkan SMS GM tentunya, bagaimana GM
begitu sebal pada mantan KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu. Mega menulis
bahwa sejumlah SMS dari Gories Mere bernada mengejek Jenderal
Ryamizard Ryacudu. Semua SMS "sangat lancang" serta "tidak santun"
dari GM yang mengejek Ryamizard kemudian di-forward ke nomor ponsel
sang jenderal.

Menurut wartawati ini, Gories Mere memiliki kecenderungan untuk
mengejek dan merendahkan TNI, tetapi juga mengejek dan merendahkan
institusinya sendiri, Polri. Menurut Mega, Gories Mere adalah perwira
tinggi Polri yang sangat tidak kredibel dan menyebarkan benih
perpecahan disana-sini.

GM bukan tak sadar bahwa ia tak disukai banyak orang. Namun ia
mengklaim bahwa hal itu karena dua sebab. Pertama karena ia Kristen,
kedua karena ia tak seperti pejabat lain di Indonesia yang suka
korupsi. Ia lebih suka berpikir dan berbuat untuk bangsa dan negara.
Ini tercantum dalam SMS GM tanggal 14 Mei 2007.

Namun, empat hari sebelumnya, GM mengirimkan SMS dari Madrid, Spanyol.
Menurut Mega, GM mengaku tengah menggelar pertemuan rahasia dengan
pengusaha yang menyediakan alat penyadap dari Israel. Pengusaha itu
konon mengeluh banyaknya upeti yang setoran yang harus dikeluarkan
jika hendak melakukan investasi ke Indonesia.

Mega sangsi dengan cerita GM itu, menurutnya itu hanya keterangan
sepihak. "Pertanyaannya adalah mengapa ia mengadakan pertemuan gelap
atau rahasia di luar negeri dengan pengusaha alat penyadap ? Patut
dapat diduga, GORIES MERE terlibat dalam kasus korupsi pembelian alat
penyadap buatan Israel yang digunakan Tim Anti Teror POLRI."

Bocoran dari Mega ini mengingatkan publik pada kasus korupsi alat
komunikasi (alkom) di Polri. Saat itu ada beberapa perwira tinggi yang
dituding merugikan miliaran rupiah uang negara. Namun yang dikorbankan
hanya Henry Siahaan, rekanan Polri dalam proyek itu. Henry pun masuk
bui dan kemudian bercerai dengan isterinya, Yuni Shara.

Abu Dujana

"Laporan" GM pada MS terus berlanjut. Pada 9 Juni 2007, Pada Pukul
14.15.47, GM mengaku tengah berada di hutan Pantai Selatan Wilayah
Gombong. Saat itu ia tengah memantau penangkapan atas Abu Dujana.
Tersangka teroris yang dianggap dekat dengan Noordin M Top.

Penangkapan ini sempat memicu heboh. Pasalnya Menlu Australia
Alexander Downer merilis kabar itu tanggal 11 Juni, dua hari sebelum
Mabes Polri mengakuinya. Beberapa jam sebelum jumpa pers Polri,
dinihari tanggal 13 Juni 2007, GM meng-SMS Mega bahwa ABD (inisial Abu
Dujana) telah tertangkap. "We got him. Thank you so much Non, for
everything that has been happened & already done." GM menyapa MS
dengan sebutan akrab, Non, dalam berbagai SMS-nya.

Empat hari kemudian, tepat hari Minggu, GM kembali menyapa MS. "Belum
Misa, Non? Sangat confidential, Only For Non. Ada yang sedang diambil
dan sedang dikorek-korek karena masih kunci mulut. Pakai doanya Non
lagi, dong …

Tiga hari berikutnya, 20 Juni 2007, GM kembali melaporkan perkembangan
kasus Abu Dujana. Saat itu bola panas bergulir karena anak Abu Dujana
yang berumur 8 tahun bersaksi di depan DPR bahwa ayahnya ditembak
meski sudah menyerah. Polri pun menjadi bulan-bulanan kecaman publik.

Realita yg diungkapkan oleh GM dalam SMS-nya lebih parah. Sebenarnya
Abu Dujana mau ditembak mati!

"Sebenarnya Petugas kami akan melumpuhkan dgn menembak KEPALA ABD.
Tapi Ybs berkelit. Menundukkan kepala & pahanya NUNGGING ke ATAS
sampai tertembus peluru. Hehehe. Untung dia !"

"Membeli" Opini Gus Dur

Dalam situasi terpojok itu, dikecam publik lantaran kejanggalan dalam
kasus Abu Dujana, pada tanggal 22 Juni GM mengirimkan bahan-bahan
berita versinya kepada MS. Kepada Kombes Benny Mamoto, salah satu
perwira andalannya di Densus 88, GM menmerintahkan bahan itu dikirim
via faks. "Tolong Ben, sekarang juga bahan tadi dikirim melalui fax."

Untuk memperkuat permintaan dukungan itu, GM pada tanggal 25 Juni
mencoba menyuap MS dengan uang sebesar 10 juta rupiah. Mega mengaku ia
sama sekali tak mau menerima uang tersebut. Kemudian ajudan GM bernama
Santos juga berupaya menyerahkan uang tersebut pada MS.

Entah apa yang kemudian terjadi. Namun pada tanggal 29 Juni, GM
mengucapkan terima kasih atas bantuan MS. Untuk memberi "keseimbangan
pemberitaan," Mega Simarmata meminta pendapat, pandangan dan tulisan
kolom dari Mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi dan
sebagainya. "Opini penyeimbang" itu dimuat di halaman khusus yang
dibayar berdasarkan tarif iklan advetorial berbagai surat kabar
sehingga menghabiskan dana hampir Rp. 20 Juta.

Puluhan SMS Gorries Mere yang dibocorkan oleh Mega Simarmata membuka
mata publik. Ternyata sepak terjang Densus 88 dan godfather-nya sangat
berwarna. Jauh sebelum Julian Assange menghebohkan dunia dengan
Wikileaks-nya, Mega Simarmata telah mengguncang dengan Densusleaks.

Mega berjanji akan terus membocorkan SMS Gorries dalam kurun waktu
2006-2009. Sejauh ini baru sekitar 27 SMS yang dibocorkan dalam
berangka tahun 2007. Padahal Mega mengaku ada ribuan SMS! Ia berjanji
akan terus membocorkan SMS-SMS itu jika diintimidasi oleh Gorries.
Benarkah? Kita tunggu saja. (muslimdaily/arrahmah.com/suara-islam.com)

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment