Thursday, December 23, 2010

Re: [Milis_Iqra] Di Mana Ada Kemauan, Di Situ Ada Jalan! 

Semoga memang tidak terulang mas, namun jika mereka menyadari kalau itu rasis, yang jadi permasalahan adalah jika tidak disadari itu suatu kesalahan hehehhe

Itulah sebenarnya saya kadang suka hit the hot iron, agar kesalahan bisa diperbaiki bukan untuk point finger, namun keadaan masyarakat kita ternyata tidak siap menyadari kesalahan, jadi sedikit harapan kesalahan akan dapat diperbaiki karena dirasa bukan suatu kesalahan.

Sebenarnya, itulah gambaran beberapa masyarakat kita, setidaknya sayapun pernah mengalaminya dua kali, pertama saat akan membeli rumah, ada karyawan yang nanya, sekarang tinggal dimana mba?mas?
Suami saya menyebutkan suatu daerah yang memang dihuni mayoritas chin*, jawaban karyawan selanjutnya lebih surprise, "ga asik ya mas, disana kan banyak chin* nya" suami saya tersenyum doank, namun semenjak itu kita sering bercanda jika lewat office tersebut, "ga asik yang, disitu ga ada chin* nya", hheheh kita balik :-)

Yang kedua, seorang tetangga yang anaknya lumayan berprestasi, masih kecil kursus ini itu, waktu cerita ke saya bilangnya "saingan kita sekarang itu kan chin* bu"
Saya tersenyum kecut sebenarnya.

Dan sayangnya dua2nya beragama islam hehh, jadi tentunya bukan Islam yang mengajarkan seperti itu, namun keadaan masyarakat kita yang entah karena faktor kekalahan di bidang ekonomi, pendidikan, dsb.

Semoga lambat laun menyadarkan kita bahwa taqwa lah yang terpenting

Whe-en
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: aendangzr@yahoo.co.id
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Fri, 24 Dec 2010 03:22:05
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Di Mana Ada Kemauan, Di Situ Ada Ja
lan! 

Btul mba wheen itu wujud dari manusia itu tidak sempurna,kita maklumi saja dan maafin saja toh kita sendiri tidak sempurna.tapi yg tak habis pikir juga pengelola situs hidayatulah kok membiarkan memuat tulisan yg sedikit berbau rasis tsb yah?saya agak heran juga melihat sebuah situs islam yg cukup dikenal tapi ada berbau rasis.bukankah tentunya dalam manajemenya tentu banyak orang berilmu?

Kelihatan sederhana mungkin bagi orang2 yg tidak merasakan nya.
Semoga selanjutnya tidak terulang

Sent from BlackBerry® on 3

-----Original Message-----
From: whe.en9999@gmail.com
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Fri, 24 Dec 2010 02:17:49
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Di Mana Ada Kemauan, Di Situ Ada Ja
lan! 

Hehhehhe, emosi ya mas?
Manusiawi koq selama masih wajar :-)

Masalah kebijaksanaan adalah bukan berdasarkan gelar, bukan berdasarkan umur, gelar bisa saja tinggi dan banyak, umur boleh saja tua, namun wawasan dan kebijaksanaan tidak otomatis mengikuti. Demikian pendapat saya mas Nandang :-)
Jadi jangan jadikan patokan gelar dan umur untuk menilai suatu kebenaran dan kebijaksanaan :-D

Banyak orang Islam yang ruhnya belum islam jadi membedakan dan memperlakukan seseorang bukan karena taqwanya, termasuk saya mungkin hehheheh. Bedanya, ada orang yang menjadikannya proses untuk berubah tapi ada yang keukeuh pendapat mereka yang rasis tetap benar.

Mas Nandang benar, sipit atau tidak, kita tidak kuasa memilih, bahkan mata saya lebih sipit dari suami saya, karena suami saya sering bilang "cah sipit we" :-)

Tapi sipit apa tidak, yang penting Islam dan melaksanakan ajaran Islam.

Artikel dibawah menunjukkan tidak ada manusia yang sempurna :-)

Whe-en

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: aendangzr@yahoo.co.id
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Fri, 24 Dec 2010 00:10:55
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Di Mana Ada Kemauan, Di Situ Ada Ja
lan! 

Semangat mengejar ilmu dan pengabdian yg patut di contoh. Akan tetapi saya melihat kok ada pernyataan yg bernada rasis yah? Apa yg dimaksud penulis ini dgn mata sipit?bukankah mereka terlahir dgn mata sipit adalah bukan kemauan mereka. Tuhan lah yg memilihkan rahimnya buat mereka.,anak2 sipit itu tidak kuasa untuk memilih dii rahim mana mereka di simpan kemudian dikeluarkan.dan bukanlah tuhan telah berfirman bahwa "diciptakanya perbedaan itu adalah untuk saling mengenal dan yg membedakanya adalah hanya taqwa disisi Nya"
Sungguh sangat disayangkan untuk orang yg berilmu dan bergelar Doktor masih membeda2kan hal seperti itu.
Kenapa sy jadi esmosi yah????
Sent from BlackBerry® on 3

-----Original Message-----
From: whe.en9999@gmail.com
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Thu, 23 Dec 2010 10:47:07
To: milis_iqra@googlegroups.com<milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Di Mana Ada Kemauan, Di Situ Ada Jalan!

Di Mana Ada Kemauan, Di Situ Ada Jalan!


Sunday, 19 December 2010 17:00 ⁠
Meski anak petani kecil, saya harus bertekad sekolah tinggi. Alhamdulillah, Allah memudahkan, kini, saya sedang melanjutkan program doktor bidang pendidikan

Hidayatullah.com--SAYA punya pengalaman buruk. Dulu, ketika SMA, saya pernah ikut olimpiade sains tingkat propinsi yang bertempat di Semarang, Jawa Tengah. Ketika itu, saya hanya bisa berada di posisi sepuluh besar. Kendati jauh dari yang saya harapkan, tapi saya tak kecewa. Setidaknya, saya telah berusaha semaksimal mungkin.

Tapi, hal yang membuat saya sangat kecewa adalah para peserta yang dapat juara ternyata si "mata sipit", China. Tak ada satu pun pelajar pribumi Muslim. Saya sendiri ketika itu utusan dari sekolah kecil di kota terpencil Grobogan. Tak pelak, sebagai pelajar pribumi Muslim, hal itu membuatku kurang PD.

Pengalaman itulah yang memompa semangatku agar lebih semangat belajar dan berprestasi. Tak sewajarnya kalah dengan mereka yang berbeda agama apalagi minoritas jumlahnya. Padahal, sebagai Muslim, seharusnya memiliki kualitas ilmu yang jauh lebih dahsyat ketimbang mereka. Bukankah sejarah Islam selama ini mengatakan, umat Islam selalu mendapat kemenangan dalam setiap pertempuran. Padahal, jumlah mereka lebih sedikit. 

Sejak itu, saya berniat belajar hingga doktor meski kondisi ekonomi sangat tipis. Orangtuaku hanya petani kecil biasa. Hasilnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, mustahil jika untuk biaya kuliahku. Usai SMA, saya melanjutkan perguruan tinggi swasta di Surabaya. Alhamdulillah, selama kuliah, saya mendapat beasiswa penuh; SPP, makan plus asrama. Saya pun hanya tinggal mencari biaya tambahan sehari-hari untuk buku, sabun dan lain sebagainya.

Untuk mendapatkan itu, saya terkadang ngajar les private, jual majalah hingga menjadi juru pungut donatur di sebuah lembaga amil zakat. Semuanya saya lakukan dengan senang hati hingga lulus kuliah. Selama kuliah saya jadi mahasiswa terbaik dan ketika lulus pun dengan predikat cum laude. Satu tangga sudah saya lalui. Plong.

Seperti cita-cita tadi. Saya haru terus kuliah. Saya harus tapaki tangga lainnya lagi yang masih tinggi dan mendaki. Karena itu, setahun usai S1, saya kemudian melanjutkan S2 di perguruan tinggi negeri ternama di kota Jember, Jatim. Padahal, waktu itu tak punya modal, hanya yakin saja di mana ada kemauan di sana ada jalan. Betul saja, setelah kuliah S2, ternyata rezeki datang dari mana saja. Tak terduga.

Untuk memenuhi biaya S2 dan kebutuhan lainnya, saya membuka bimbingan belajar (Bimbel). Saya mengumpulkan puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jember untuk jadi guru les di tempat bimbel yang telah saya buat. Dari situ, saya bisa memiliki ratusan murid les. Setiap bulannya saya bisa meraup bersih Rp. 3 juta lebih. Setidaknya, dari usaha itu bisa menutupi biaya kuliahku. Hal itu pun membuat saya jadi lebih yakin bahwa jika ada kemauan, pasti ada jalan. Tinggal mau berusaha atau tidak.

Jalan mulus pun tak jarang saya lalui selama menimba ilmu. Ketika itu ada seorang kenalan yang ingin menjual tanahnya, luasnya sekitar 10 hektar. Dia minta dicarikan pembeli. Kebetulan, dosen saya punya rekan yang butuh lahan untuk membuka usaha.

Dan, Alhamdulillah cocok. Saya pun berhasil memediasikan jual beli itu. Tak disangka, dari hasil cuap-cuap itu saya dapat imbalan fantastis. Padahal, di awal, saya tak mematok harga atas apa yang saya lakukan itu. Uang cukup banyak itu lalu saya investasikan untuk membeli pohon sengon. Sekitar dua tahun, waktu normal kuliah S2, saya akhirnya lulus juga. Tangga ke dua berhasil saya lalui. Plong.

Melanjutkan sekolah

Usai lulus S2, saya pun langsung melanjutkan ke jenjang doktor.  Saya mengambil di perguruan tinggi negeri ternama di Semarang, Jateng dengan jurusan yang sama. Seperti sebelumnya, saya memciptakan usaha untuk menopang biaya kuliah dan hidup. Saya membuka usaha warteg. Kini sudah ada tujuh warteg yang saya kelola. Selain itu saya juga bisnis lainnya; jual beli batik dan sebagainya.

Dari situ saya sudah cukup mendapat keuntungan. Tak hanya itu, tesis saya, "Marketing Sekolah" juga dibeli Dikti seharga Rp 50 juta. Selama kuliah, S1, S2 hingga S3 (masih proses), saya merasakan ada bukti dari falsafah itu; "Jika ada kemauan pasti ada jalan."

Saya pun semakin yakin untuk menapaki tangga-tangga lainnya yang masih tinggi dan terjal. Asal ada keingginan dan usaha yang keras.

Tapi, tangga-tangga yang saya lalui itu tidak hanya untuk sekedar mengoleksi gelar saja. Jauh dari itu, saya ingin membangun lembaga pendidikan yang berkualitas yang mampu menciptakan out put unggul baik di bidang agama maupun umum. Menciptakan pelajar Muslim yang tidak kalah hebat.

Mungkin, orang yang mengetahui cita-citaku itu akan pesimistis atau setidaknya mencemooh "Masa anak petani miskin punya cita-cita tinggi." Tapi, saya tetap yakin, di mana ada keinginan pasti ada jalan. Dan, keinginan itu pun telah saya rintis.

Insya Allah, saya akan membeli lahan di sebuah daerah dingin yang representatif di daerah Semarang. Di sana, jika tidak ada aral melintang, rencananya akan membangun lembaga pendidikan. Saya pun telah merancangnya dari sekarang. Hasil dari investasi 20 hektar pohon sengon pun akan saya tanamkan di situ. InsyaAllah. [ans, seperti dikisahkan Iskandar kepada hidayatullah.com]
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment