Friday, December 3, 2010

Re: [Milis_Iqra] Fakta Lainnya: Majapahit Adalah (Bukan) Kesultanan Islam



2010/12/3 Victor Sthepanus <inkatrianto03@gmail.com>
Mohon maaf buat rekan2 semua. ada masukan dari saya. jika kita membaca
kitab-kitab peninggalan kita yang berada di eropa, dan salah satunya
adalah tulisan ptolomeus tentang kerajaan2 di nusantara, salah satunya
ada tulisan tentang kerajaan salakanagara, di teluk lada banten yang
didirikan leh aki tirem atau aki luhur mulya dengan raja pertamanya (
menantunya ) Raja Dewawarman Dharmalokapala Haji Raksaghapurasaghara
pada tahun 43 masehi. Mohon rekan rekan perhatikan nama Haji dan
tahunnya, jika dibandingkan dengan tahun kerjaan majapahit yang jauh
lebih muda. ada juga salah satu gelar  raja siliwangi tahun 769
Masehi, Sri Baduga Maha Raja Ratu Haji. para ahli sejarah mengatakan
bahwa islam masuk ke indonesia pada tahun 1300 an Masehi. tapi
bagaimana dengan realita di atas ? coba rekan2 cek, kata HAJI dalam
kosa kata bahasa di dunia, hanya dipakai untuk makna orang yang telah
melaksanakan ibadah haji.
kalau menurut saya, semua itu tinggal bagaimana kita memandang, dari
sudut mana ? kalau islam yang disempurnakan oleh Kanjeng Sayyidina
Rasulullah SAW, memang baru turun di tahun 500 an Masehi. tapi
sesungguhnya Islam sudah ada sejak jaman Kanjeng Nabi Adam AS. bahkan
tanah jawa sudah Islam sejak jaman dulu kala dari jaman kenjeng Nabi
Adam.

[Arman] : Menarik pembahasan kesejarahan Majapahit ini, tetapi karena bagi saya tulisan yang berkisar pada klaim "kesultanan" Majapahit ini adalah hal yang benar-benar baru saya ketahui maka saya tidak bisa berkomentar banyak tentangnya. Saya hanya akan menanggapi yang berkaitan dengan "teori probabilitas" ke-Islaman yang ada didalamnya, jadi ini tidak bisa dijudge sebagai sebuah kebenaran mutlak namun semuanya tetap bisa dipertimbangkan.

Bahwa sebelum kelahiran Nabi Muhammad, Allah sudah mengutus banyak Rasul keatas dunia ini pada masing-masing negeri, tempat dan daerah berdasarkan bahasa masing-masing kaumnya. Ibadah haji sendiri sudah terlaksana sejak jaman kenabian Ibrahim as yang dimaklumi sebagai bapak para Nabi yang kepadanya semua uswatun hasanah generasi kenabian dibawahnya diarahkan pada sosok Ibrahim as, termasuk bagi pribadi Muhammad Saw sendiri [lihat : surah 16/120 dan 60/6]. Oleh karena itu maka bukan tidak mungkin para Rasul sebelum Muhammad Saw, juga sudah memaklumatkan ibadah haji pada umat masing-masing, sesuai dengan syariat yang berlaku dimasa mereka itu sendiri.

Jadi katakanlah kalau memang Raden Wijaya sebagai pendiri Majapahit atau kerajaan-kerajaan lainnya dengan raja-raja mereka dengan menyandang gelar "haji" pada nama mereka bukan sebuah kemustahilan ditinjau dari sudut probabilitas ayat-ayat al-Qur'an. Hanya saja kita perlu membuktikan lebih jauh teori probabilitas tersebut secara ilmiah yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang meyakinkan.

Berikut ayat-ayat terkait :

mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah [3:97] 

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, [22:27]


 Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. [4:164]


[10:74] Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa rasul kepada kaum mereka (masing-masing), 

[16:36] Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat.
 
ada ingin tahu dasarnya, coba anda cari Kitab Arbabil, yang tinggal 2
buah tersimpan 1 di mesir dan 1 di Nusantara. tengok lah peradapan
khusunya kita masyarakat tanah Jawa terutama bahasa jawa keraton/
kuno, ADAKAH ORANG YANG BISA BERDEBAT ATAU BERSELISIH DENGAN
MENGGUNAKAN BAHASA JAWA KUNO ? Ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh
bahasa jawa kuno terhadap psokologi seseorang ? apa ini buakan sebuah
mohon maaaf " mukzijat ". coba teliti bagaimana dengan bahasa lain ?
banyak orang senang berdebat dengan berbagai bahasa yang ada di dunia,
bahkan mohon maaf dalam debat tsb sampai membacakan nash Al Qur'an dan
Hadisth, tapi orang masih berdebat bahkan samapi terjadi permusuhan.
Coba kita tengok dan cermati, bahwa kita memiliki sebuah peradapan
yang jauh lebih luhur, apalagi jika kita padukan lagi dengan Islam
telah dibawa dan disempurnakan oleh rasul Kita.
semoga menjadai bahan perenungan dan membawa manfaat untuk kita semua. Amin


Sutrianto
Metro Lampung

On 12/3/10, Hadi Muttaqien <hadimttq@gmail.com> wrote:
> Menurut saya lebih baik team sejarawan pemerintah dan independen yang jujur
> yang melakukan penelitian, sehingga tidak timbul polemik. Kita2 juga ingin
> mendapatkan informasi yang benar. Hasilnya semua pihak harus mengakui hasil
> penelitian tersebut.
>
> 2010/12/3 Ujes 4gmail <ujes23@gmail.com>
>
>>  Majapahit Adalah (Bukan) Kesultanan
>> Islam<http://adangsetiawan.wordpress.com/2010/11/08/majapahit-adalah-bukan-kesultanan-islam/>
>>
>> *08/11/2010*
>>
>> Melihat tulisan di
>> sini<http://roedijambi.wordpress.com/2010/07/24/menguak-rekayasa-sejarah-majapahit/>,
>> di
>> sini<http://islamedia-online.blogspot.com/2010/10/kesultanan-majapahit-fakta-sejarah.html>,
>> di sini,
>> <http://www.forumbebas.com/archive/index.php/thread-140504.html>dan
>> di situs-situs lain, termasuk dalam forum forum-forum internet, menjadi
>> motif saya untuk menulis tulisan ini sebagai sikap saya atas inti tulisan
>> tersebut yang menyatakan bahwa Majapahit merupakan kerajaan Islam di
>> Indonesia yang bernama Kesultanan Majapahit.
>>
>> Saya akan mengulas hal-hal yang dijadikan dasar oleh pihak yang menyatakan
>> Majapahit merupakan kerajaan Islam.
>>
>> *Pertama,  mengenai ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang
>> bertuliskan kata-kata 'La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah'*
>>
>> <http://adangsetiawan.files.wordpress.com/2010/11/koin.jpg>*Koin Dengan
>> Lafaz Kalimat Tauhid*
>>
>> Ulasan saya:
>>
>> Pada tahun 2009, Tim Evaluasi Neo Pusat Informasi Majapahit (Neo PIM)
>> menemukan peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit di situs Trowulan
>> yang
>> salah satunya adalah ribuan mata uang kuno dari Tiongkok.  Mata uang
>> tersebut bertuliskan huruf Tiongkok, dan jumlahnya sekitar 60 ribu keping.
>>
>> Apakah ini menandakan bahwa Majapahit adalah kerajaan yang beragama
>> Konghucu, Taoisme, atau agama apapun yang berasal dari Tiongkok?
>>
>> Atau, apakah Majapahit merupakan kerajaan bawahan (vassal) dari Kekaisaran
>> Tiongkok?
>>
>> Tentu saja bukan.
>>
>> Peninggalan berupa uang koin Tiongkok yang ditemukan di wilayah kerajaan
>> Majapahit pertanda adanya hubungan dagang dengan negeri Tiongkok. Para
>> pedagang dari Tiongkok kerap membawa mata uang negerinya yang terbuat dari
>> emas, perak atau perunggu untuk dibawa ke Majapahit. Hal ini wajar saja
>> mengingat pada zaman tersebut emas, perak, atau perunggu merupakan alat
>> pembayaran yang lazim digunakan dimana saja. Yang membedakan nilainya
>> adalah
>> berat dari emas/perak itu sendiri. Majapahit sendiri mengeluarkan uang
>> lokal
>> yang disebut dengan Gobog.
>>
>>
>> <http://adangsetiawan.files.wordpress.com/2010/11/uang-koin-cina-majapahit.jpg>
>> *Koin Tiongkok Pada Zaman Majapahit*
>>
>> Penemuan koin emas yang bertuliskan kalimat tauhid dengan huruf Arab pun
>> menandakan para pedagang dari Timur Tengah telah menjalin hubungan dagang
>> dengan para pedagang nusantara, khususnya Majapahit. Terlalu tergesa-gesa
>> bila menyimpulkan Majapahit adalah Kerajaan Islam karena ditemukannya koin
>> emas berlafazkan "La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah".
>>
>> Penduduk lokal Majapahit mungkin sudah ada yang memeluk Islam yang
>> disebarkan para pedagang/ulama yang datang dari Timur Tengah, tapi tidak
>> dapat disimpulkan bahwa kerajaan Majapahit adalah kerajaan/kesultanan
>> Islam.
>>
>> *Kedua, mengenai penemuan pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim
>> yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang
>> menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa
>> beliau adalah hakim agama Islam kerajaan Majapahit.*
>>
>> Ulasan saya:
>>
>> Pada nisan makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim atau Syeikh Maghribi atau
>> Sunan Gresik, terdapat inskripsi yaitu surat al-Baqarah ayat 225 (ayat
>> Kursi), surat Ali Imran ayat 185, surat al-Rahman ayat 26-27, dan surat
>> al-Taubah ayat 21-22 serta tulisan dalam bahasa Arab yang artinya:
>>
>> *Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat
>> pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha
>> Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para Sultan dan
>> Menteri, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid
>> penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan
>> kebaikannya(dalam terjemahan lain disebut: terkenal dengan Kakek
>> Bantal-red). Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga
>> menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal 822
>> Hijriah.*
>>
>> Tidak ada dalam inskripsi tersebut yang menyatakan bahwa beliau adalah
>> hakim agama Islam di kerajaan Majapahit. Terjemahan Sultan dan Menteri
>> dalam
>> inskripsi tersebut menurut Macchi Suhadi yang mengacu pada pendapat Usman
>> bin Yatim bin Abdul Halim Nasir ditujukan untuk Sultan Samudera Pasai,
>> karena menurutnya nisan Maulana Malik Ibrahim berasal dari Pasai karena
>> memiliki kemiripan dengan nisan makam sultan-sultan dari Samudera Pasai.
>> Tjandrasasmita (1983:283) malah berpendapat  bahwa kuat dugaan bahwa
>> sultan
>> dan menteri yang berduka dengan meninggalnya Maulana Malik Ibrahim itu
>> berasal dari Gujarat dan Samudera pasai, yang mengirimkan jirat dan nisan
>> beserta pertulisannya tersebut, sebagai tanda hormat kepadanya.
>>
>> Kalau memang perkataan Sultan dan Menteri itu merujuk kepada Majapahit,
>> mengapa di peninggalan Majapahit seperti di candi-candi, tidak menggunakan
>> huruf Arab?
>>
>> Batu nisan yang ada di makam Maulana Malik Ibrahim jelas dibuat oleh
>> orang/pihak yang mengenal beliau. Yang jelas, inskripsi tersebut
>> menceritakan bahwa yang dimakamkan bukanlah orang sembarangan. Maulana
>> Malik
>> Ibrahim selain dikenal sebagai ulama, beliau juga terkenal sebagai
>> pedagang,
>> dan ahli pengobatan. Kalau memang ada para bangsawan/raja Majapahit yang
>> mengenal beliau, atau bahkan menganut agama Islam karena beliau, bukan
>> berarti menandakan bahwa kerajaan Majapahit merupakan Kerajaan Islam.
>> Lebih-lebih bila tulisan dalam nisan Maulana Malik Ibrahim dianggap
>> sebagai
>> bukti bahwa beliau adalah menteri dari Majapahit.
>>
>> Pertanyaan saya adalah, kalau Maulana Malik Ibrahim memang benar seorang
>> menteri di Majapahit, *terus kenapa?*
>>
>> Kita bandingkan dengan negeri Tiongkok.
>>
>> Mengapa tidak ada yang menarik kesimpulan yang menyatakan bahwa kekaisaran
>> Tiongkok pada masa lalu adalah negara Islam? Padahal kekaisaran Tiongkok
>> memiliki Laksamana Cheng Ho, seorang muslim asli Tiongkok, pemimpin armada
>> laut dalam ekspedisi pelayaran Tiongkok, juga merupakan kasim di negeri
>> itu.
>>
>> *Ketiga, perihal lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari
>> terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma'rifat, Adam,
>> Muhammad, Allah, tauhid dan dzat.*
>>
>> Ulasan saya:
>>
>> Dibawah ini adalah gambar yang dianggap bukti bahwa pada lambang Majapahit
>> terdapat tulisan Arab:
>>
>> <http://adangsetiawan.files.wordpress.com/2010/11/suryaw.jpg>*Gambar
>> Pertama*
>>
>> Bandingkan dengan gambar yang ini yang juga gambar lambang Majapahit:
>>
>> <http://adangsetiawan.files.wordpress.com/2010/11/surya_majapahit.png>*Gambar
>> Kedua*
>>
>> Pada gambar pertama, seolah-olah huruf arab tersebut merupakan huruf yang
>> benar-benar tercetak pada artefak Surya Majapahit. Menurut saya, huruf
>> Arab
>> yang diberi penekanan pada gambar tersebut tidak lebih merupakan persepsi
>> yang dipaksakan oleh pihak yang menganggap Majapahit merupakan kerajaan
>> Islam. Hal ini tidak dapat diterima begitu saja sebagai bukti bahwa
>> Majapahit merupakan kerajaan Islam.
>>
>> Ini seperti foto tentang misteri monster danau Loch Ness.
>>
>> <http://adangsetiawan.files.wordpress.com/2010/11/loch-ness1.jpg>Foto di
>> samping ada yang menganggap sebagai foto penampakan makhluk misterius yang
>> ada di danau Loch Ness, dan ada yang menganggap sebagai foto biasa yang
>> menganggap hal itu mungkin saja batu atau kayu yang ada di danau tersebut.
>> Akibat foto ini, sudah banyak uang yang dikeluarkan untuk ekspedisi
>> mengungkap misteri makhluk misterius danau Loch Ness karena meyakini kalau
>> foto tersebut benar-benar merupakan penampakan dari monster yang ada di
>> danau tersebut.
>>
>> Tetapi…
>>
>> Pada tahun 1994, misteri tentang foto tersebut terungkap. Foto tersebut
>> adalah *rekayasa*. Foto itu adalah foto mainan kapal selam yang di atasnya
>> ditempel mainan ular naga laut (bentuk leher memanjang). Selama 60 tahun
>> foto tersebut dipercaya sebagai bukti keberadaan monster danau Loch Ness.
>>
>> *Keempat, pendapat yang menyatakan pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah
>> seorang muslim. Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja
>> Sunda,
>> Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan. *
>>
>> Ulasan saya:
>>
>> Saya sungguh tidak tahu atas dasar apa ada pendapat yang menyatakan bahwa
>> pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim dan Prabu Guru
>> Dharmasiksa adalah seorang ulama Islam. Hingga kini, saya belum menemukan
>> sumber otentik, bahkan cerita rakyat sekalipun yang menyatakan Raden
>> Wijaya
>> serta Prabu Guru Dharmasiksa adalah seseorang yang menganut agama Islam.
>>
>> Lepas dari itu, Raden Wijaya dipercaya merupakan anak dari Dyah Lembu Tal.
>> Beberapa sumber memiliki redaksi yang berbeda tentang Dyah Lembu Tal,
>> yaitu:
>>
>> a. Menurut *Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara*, Lembu Tal atau Dyah
>> Singamurti adalah putri dari Mahisa Campaka, putra Mahisa Wonga Teleng,
>> putra Ken Arok, pendiri Kerajaan Singhasari.
>>
>> Lembu Tal menikah dengan *Rakeyan Jayadarma*, putra Prabu Guru Darmasiksa
>> raja Kerajaan Sunda-Galuh yang memerintah tahun 1175-1297. Dari perkawinan
>> itu lahir Raden Wijaya.
>>
>> b. Menurut *Negarakertagama*, Dyah Lembu Tal adalah seorang laki-laki,
>> anak dari Narasinghamurti.
>>
>> Keterangan dalam Negarakertagama diperkuat oleh prasasti Balawi yang
>> diterbitkan oleh Raden Wijaya sendiri pada tahun 1305 M. Dalam prasasti
>> itu
>> Raden Wijaya mengaku sebagai anggota asli Wangsa Rajasa, yaitu dinasti
>> yang
>> menurut *Pararaton* didirikan oleh Ken Arok, penguasa pertama Kerajaan
>> Singhasari.
>>
>> Jadi, keterangan tentang Raden Wijaya yang merupakan cucu dari Dharmasiksa
>> sendiri masih perlu diteliti. Mungkin saja Raden Wijaya memang cucu
>> Dharmasiksa seperti yang tercantum dalam *Pustaka Rajyarajya i Bhumi
>> Nusantara*. Raden Wijaya dibawa pergi oleh Lembu Tal dari Sunda dan
>> akhirnya menetap kembali di Singasari. Untuk meyakinkan legitimasinya di
>> Majapahit, Raden Wijaya menggunakan silsilah yang ia buat dari garis
>> keturunan Singasari. Sebagaimana raja-raja Mataram Islam yang menggunakan
>> silsilah hingga ke Nabi Adam untuk memperkuat legitimasinya. Atau malah,
>> Raden Wijaya sama sekali tidak memiliki darah Sunda? Ini merupakan kajian
>> yang masih harus diteliti kebenarannya.
>>
>> Adapun Prabu Guru Dharmasiksa sendiri memang terkenal akan ajarannya yaitu
>> Amanat Galunggung yang intinya merupakan amanat yang bersifat pegangan
>> hidup, amanat tentang perilaku negatif, dan amanat tentang perilaku
>> positif.
>> Tidak ada redaksional yang mengarah kepada kesimpulan bahwa Dharmasiksa
>> adalah seorang muslim. Amanat Galunggung sendiri dipercaya merupakan
>> khazanah lokal budaya Sunda yang berasal dari agama Sunda Wiwitan (agama
>> Sunda Kuno).
>>
>> Mengenai Gajah Mada sendiri, ada yang mengatakan kalau itu adalah gelar.
>> Pada masa itu, memang lazim digunakan nama-nama hewan sebagai gelar
>> seperti
>> Prabu Gajah Agung, Lembu Agung, Lembu Tal, Gajah Kulon, Kebo Anabrang, dan
>> lain-lain. Belum dapat dipastikan apakah Gajah Mada benar-benar nama asli
>> atau bukan. Hanya saja, kesimpulan bahwa Gajah Mada adalah Gaj Ahmada
>> sungguh sangat lucu. Apakah arti Gaj itu? Lalu, mengapa dengan mudahnya
>> memenggal nama Gajah Mada menjadi Gaj Ahmada?  Mengapa tidak Ga Jahmada,
>> Gajahma Da? Atau G.Ajah Mada?
>>
>> Adapun mengenai gelar pada Raden Wijaya yang bukan justifikasi bahwa dia
>> adalah seorang Hindu, masih bisa saya terima. Tapi, bila harus
>> membandingkan
>> Kertarajasa Jayawardhana (gelar Raden Wijaya) dengan Sultan
>> Hamengkubuwono,
>> itu jelas berbeda.
>>
>> Bisa saja seorang muslim memakai gelar dengan Bahasa Sanskerta seperti
>> Kertarajasa Jayawardhana, tetapi tidak bagi non muslim yang menggunakan
>> gelar Sultan. Sultan adalah gelar identitas kekuasaan dan keagamaan, sama
>> seperti Paus pada agama Katholik dan Tahta Suci Vatikan. Kesultanan
>> merupakan bentuk pemerintahan khas Islam, seperti pada Banten, Aceh,
>> Ternate, dan yang lainnya. Pada masa sekarang, mungkin seperti Kesultanan
>> Yogyakarta dan Kesultanan Brunei Darussalam contohnya. Bila sang Sultan
>> sudah tidak Islam, maka Kesultanan pun berubah menjadi, Kekaisaran Brunei,
>> atau Republik Ngayogyakarto.
>>
>> Untuk menjelaskan bahwa Sultan adalah suatu gelar identitas, saya ajukan
>> pertanyaan sederhana.
>>
>> Sultan Henry XIV dengan Paus Yazid III. Menurut anda, manakah di antara
>> mereka yang seorang muslim?
>>
>> *Kelima, tentang  keturunan Arab  yang banyak menjadi penguasa di
>> Nusantara.*
>>
>> Ulasan saya:
>>
>> Memang ada kerajaan di Nusantara yang didirikan oleh seorang keturunan
>> Arab
>> Islam, contohnya adalah Kesultanan Perlak di Aceh (840-1292). Tetapi, saya
>> bertanya singkat saja:
>>
>> Siapakah pendiri Majapahit?
>>
>> Sudah tentu Raden Wijaya yang berasal dari Nusantara sendiri (kalau tidak
>> Jawa, ya Sunda. Lihat ulasan keempat di atas).
>>
>> Di luar kelima hal yang dianggap sebagai bukti di atas, ada yang
>> berpendapat seperti ini:
>>
>> *"jika Majapahit adalah kerajaan besar yang beragam Buddha atau Hindu,
>> harusnya sampai saat ini agama terbesar di nusantara ini tentunya Buddha
>> dan
>> Hindu. karena yang namanya keyakinan itu pasti mengakar kuat. Tapi
>> kenyataannya agama terbesar sampai saat ini dari sejak nusantara sampai
>> sekarang adalah Islam.*
>>
>> *Ini pararel dengan kenyataan bahwa Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama yang
>> masih eksis berdiri sampai sekarang walapun sudah 60 tahun. dan itu baru
>> organisasi, bukan sebuah kerajaan besar. Apalagi tentunya jika
>> dibandingkan
>> dengan kerajaan sebesar Majapahit. tentunya itu akan mewarisi
>> ideologi/agama
>> yang kuat. kenapa tidak Buddha atau Hindu yang besar? Melainkan Islam?"*
>>
>> Menurut saya pendapat di atas menafikan fakta sejarah yaitu munculnya
>> kerajaan-kerajaan Islam di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Maluku,
>> baik
>> sezaman  dengan Majapahit, maupun setelah Majapahit runtuh. Tentu hal ini,
>> berpengaruh pada cepatnya penyebaran Islam di Indonesia. Perlu diketahui,
>> saat Majapahit runtuh, tidak ada kerajaan non-Islam (Hindu-Buddha) di
>> Indonesia yang pengaruhnya sebesar  atau melebihi Majapahit.
>>
>> Kita ambil contoh negara India. Sebelum Republik India resmi berdiri,
>> India
>> pernah berada dalam pemerintahan Mughal, suatu pemerintahan Islam dari
>> abad
>> 16 hingga 19. Peninggalannya yang terkenal adalah Taj Mahal, bangunan
>> bercorak Islam yang menjadi kebanggaan masyarakat India. Tapi kini,
>> nyatanya
>> India adalah negara dengan populasi Hindu terbanyak di dunia.
>>
>> Menurut saya, pendapat yang menyatakan bahwa Islam berkembang sejak zaman
>> Majapahit itu mungkin saja benar, tetapi kesimpulan bahwa Majapahit
>> merupakan Kesultanan Islam adalah kesimpulan yang terburu-buru dan perlu
>> diteliti lagi kebenarannya.
>>
>>
>>
>> sumber :
>> http://adangsetiawan.wordpress.com/2010/11/08/majapahit-adalah-bukan-kesultanan-islam/
>>
>> ----- Original Message -----
>> *From:* Sutarno Sutarno <Sutarno.Sutarno@id.flextronics.com>
>> *To:* milis_iqra@googlegroups.com
>> *Sent:* Friday, December 03, 2010 8:03 AM
>> *Subject:* [Milis_Iqra] Fakta-fakta Terselubung Kerajaan Majapahit
>>
>> Fakta-fakta Terselubung Kerajaan Majapahit
>>
>>  --
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>   Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>   Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>      Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
 Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
 Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
    Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment