pemimpinnya...moga-moga Allah Melaknatnya...
On Sun, 2010-12-12 at 19:38 -0800, subandrio wrote:
> Refleksi :
> Mengapa Negara ini dikuasai oleh penguasa yang zhalim? tentu tak luput
> juga dari perilaku zhalim rakyatnya, secara umum, untuk itu marilah
> kita perbaiki diri kita ke jalan yang sesuai dengan kehendak Allah
> dalam menciptakan kita, agar ke depan kita bisa memperoleh keberkahan
> dari Allah SWT dengan menjadikan negara ini menjadi baldhatun
> thuyibatun wa rabbun ghofuur.
>
> http://metronews.fajar.co.id/read/111258/10/keraton-yogya-merasa-dikerjai-
>
> MINGGU, 05 DESEMBER 2010 | 01:13 WITA |
> Share |
>
> Keraton Yogya Merasa Dikerjai
> Banyak Tanah Sultan Dicaplok Negara
>
>
> JAKARTA -- Kesultanan Yogyakarta merasa keputusan pemilihan gubernur
> lewat pemilihan hanya bagian dari upaya sistematis pemerintah pusat
> mengerdilkan pihaknya. Selain menggerogoti kewenangan mengatur
> masyarakat, aset keraton juga tak luput ikut dipangkas.
>
> "Kami ini terus digerogoti. Tidak tahu kenapa kok jadinya seperti
> ini," keluh Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo, saat
> ditemui di kediamannya, Ndalem Joyokusuman, komplek keraton
> Yogyakarta, Sabtu, 4 Desember.
>
> Menurut dia, hingga saat ini, sudah banyak tanah kesultanan yang
> beralih tangan. Di antaranya, Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta
> yang terletak hanya sekitar 300 meter dari Keraton.
>
> Menurut adik Sri Sultan Hamengkubuwono X tersebut, tanah seluas 43.585
> meter persegi di sana merupakan bagian dari tanah kesultanan. "Tapi,
> tanpa sepengetahuan dan pembicaraan dengan kami, ternyata tanah
> tersebut sudah disertifikatkan atas nama sekretariat negara," katanya.
>
> Istana tersebut dibangun saat Hamengkubuwono I berkuasa. Dan, sempat
> dibangun ulang saat kesultanan dipegang Hamengkubuwono IX. Sebab,
> seiring berakhirnya pendudukan Jepang, banyak bagian gedungnya ikut
> dibawa pasukan Nippon waktu itu. "Kesultanan pula-lah yang membangun
> ulang, yaitu HB IX," tambah Joyokusumo.
>
> Tidak hanya Gedung Agung, tanah di bawah Benteng Vrederburg yang
> berada tepat di depannya, juga sudah disertifikatkan atas nama
> sekretariat negara. "Saya sudah mempersoalkan hal-hal seperti ini
> lewat DPR, tapi tidak terlalu banyak ditanggapi," ungkap mantan
> anggota Komisi II DPR dari Partai Golkar tersebut.
>
> Nasib sama juga terjadi pada tanah kesultanan yang ditempati
> Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Tanah di sana sudah
> diatasnamakan kementerian pendidikan. "Masih ada di beberapa lokasi
> lain lagi. Sepertinya ini semua memang ada upaya gembosi Yogya," imbuh
> pejabat keraton setara sekretaris negara tersebut.
>
> Sebab, di sisi lain, ribuan hektare tanah kesultanan yang tersebar di
> beberapa wilayah dalam Provinsi DIY, tetap belum bisa disertifikatkan
> sampa sekarang. Selama ini, izin mendirikan bangunan di atas tanah
> kesultanan hanya diproses oleh BPN dengan menggunakan surat
> kekancingan. "Belum ada sama sekali yang bisa disertifikatkan," keluh
> Joyokusumo.
>
> Komitmen keistimewaan dalam hal agraria yang telah disepakati
> pemerintah dan DPR dalam RUU Keistimewan Yogyakarta, menurut dia, juga
> belum bisa menjadi jaminan masalah atas tanah kesultanan selama ini
> akan bisa tuntas. Sebab, UU tersebut masih memerlukan aturan-aturan
> turunan melalui peraturan pemerintah atau lainnya.
>
> "Diakui atau tidak, kesultanan Yogya itu sudah banyak berkorban bagi
> pemerintahan Indonesia sejak berdiri, tapi masih saja diperlakukan
> seperti ini," keluh Joyokusumo.
>
> Dia lantas mengungkapkan, bahwa jika seandainya Yogyakarta sudah ingin
> merdeka dan terpisah dari RI, sebenarnya sudah bisa dilakukan dari
> dulu. Pasca komitmen mendukung RI oleh HB IX sejak awal Indonesia
> menyatakan merdeka, peluang Yogya untuk berdiri sendiri masih terbuka.
>
> Yaitu, saat pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS), pada 1949,
> sebagai hasil perjanjian Meja Bundar Indonesia dan Belanda. Waktu itu,
> menurut Joyokusumo, Sri Sultan sempat ditawari 10 raja yang tersebar
> di beberapa wilayah nusantara untuk membentuk negara sendiri. "Dan,
> Sultan mau dijadikan raja diraja atas kerajaan-kerajaan yang ada,"
> ungkapnya.
>
> Tapi, saat itu, Sri Sultan HB IX menolaknya. Sultan menyatakan akan
> tetap komitmen menjadi bagian dari pemerintah Indonesia. "Wallahualam
> bagaimana Indonesia sekarang, kalau Sultan saat itu menerima tawaran
> menjadi raja diraja tersebut," ujarnya.
>
> Menurut Joyokusumo, seharusnya fakta-fakta tersebut menjadi
> pertimbangan pemerintah dan DPR dalam memutuskan status keistimewaan
> DIY. Termasuk, keistimewaan dalam hal pemilihan gubernur dan wakil
> gubernur.
>
> Dia berharap, kebijakan yang disusun pemerintah pusat tidak sampai
> melukai perasaan masyarakat Yogya. "Yogya itu jangan disamakan dengan
> daerah istimewa atau daerah khusus lainnya. Keistimewaan kultur di
> Yogya berbeda dengan Aceh, Jakarta, atau daerah yang lain," tandasnya
> (jpnn)
>
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment