Tuesday, December 14, 2010

Re: [Milis_Iqra] Keraton Yogya Merasa Dikerjai Banyak Tanah SultanDicaplok Negara

mohon maaf kepada pak andri,mba wheen dan mas amir saya tidak mungkin jawab satu persatu.
 
dalam kaitan ini sebenarnya yang ingin saya sampaikan adalah melihat sejarah dalam perspektif lain.dan memang teori saya tentang bergabungnya jogja menjadi bagian dari wilayah RI  bermuatan politis ini adalah masih bersifat hipotesis atau praduga yang masih perlu dibuktikan oleh para ahli sejarah.saya membuat hipotesa itu berdasarkan rujukan yg pernah saya sampaikan yaitu Status Politik:De facto merdeka (1755-1830),De jure negara dependen dari VOC (1755-1799),De jure negara dependen dari Republik Bataav/Franco Nederland (1800-1811),De jure negara dependen dari EIC (Inggris) (1811-1816),De jure negara dependen dari Nederlands Indie (1816-1830),Negara dependen dari Nederlands Indie (1830-1842),Negara dependen dari Kekaisaran Jepang (1942-1945),Negara dependen/daerah istimewa dari Republik Indonesia dengan bentuk monarki persatuan berparlemen (1945-1950),Status negara diturunkan secara resmi menjadi status daerah istimewa setingkat dengan provinsi (1950).
 
dari urutan ini saya meilhat walaupun jogja merupakan kerajaan yg yg berdaulat tetapi selalu menyesuaikan dan membuat kontrak politik dgn penguasa saat itu.dimana Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilaksanakan menurut perjanjian/kontrak politik yang dibuat dgn negara induk.namanya kontrak politik jelaslah berarti nuansanya politik.begitu juga seperti apa yg dikutip oleh pak andri yaitu  bahwa Berbagai dokumen, yang antara lain diambil dari kontrak politik antara Nagari Kasultanan Yogyakarta & Kadipaten Puro Pakualaman dengan Pemimpin Besar Revolusi Soekarno sebagaimana dituangkan dalam Pidato Penobatan HB IX, 18 Maret 1940 mengungkapkan asal muasal keistimewaan Yogyakarta.
 
Perlu diingat sejarah berdirinya kesultanan jogja ini adalah berdasar perjanjian politik yg diberi nama perjanjian giyanti. 
perjanjian giyanti adalah kesepakatan antara VOC, pihak Mataram (diwakili oleh Sunan Pakubuwana III), dan kelompok Pangeran Mangkubumi.
siapakah pangeran mangkubumi?pangeran mangkubumi adalah Pendiri Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.Terlahir dengan nama Raden Mas Sujono, Pangeran Mangkubumi adalah adik dari Susuhunan Paku Buwono II, Sunan Mataram. Nama Pangeran Mangkubumi mulai diperhitungkan di kalangan bangsawan Mataram sehubungan dengan keberhasilannya menumpas perlawanan Raden Mas Said (Pangeran Samber Nyowo), pe­nguasa daerah Sukawati (sekarang bernama Sragen, Provinsi Jawa Tengah). Sang Sunan, yang ditunggangi kepentingan politik VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atas nama Gubernur Jenderal van Imhof, yang sebelumnya menjanjikan tanah Sukawati kepada siapa saja yang berhasil menumpas Raden Mas Said ternyata ingkar janji. Akibatnya Pangeran Mangkubumi justru bergabung dengan Raden Mas Said dan melawan Sunan Paku Buwono II yang bersekutu dengan VOC.
perlawanan terhadap Sunan Paku Buwono II, kemudian dilanjutkan terhadap Sunan Paku Buwono III. Selama 9 tahun, terhitung sejak tahun 1746, Pangeran Mangkubumi mengobarkan api perlawanan. Perlawanan dari Pangeran Mangkubumi tidak bisa dipa­damkan, baik oleh Sunan Paku Buwono II, kemudian dilanjutkan oleh Sunan Paku Buwono III, maupun VOC. Sebagai jalan keluar, akhirnya Sunan Paku Buwono III yang bekerjasama dengan VOC mengajukan perundingan kepada Pangeran Mangkubumi di Desa Giyanti. Per­un­dingan yang terjadi pada tanggal 13 Februari 1755 ini dikenal sebagai Perjanjian Giyanti.
Perjanjian Giyanti dilakukan oleh tiga pihak, yaitu Sunan Paku Buwono III sebagai wakil dari Kesultanan Mataram, Nicolaas Hartingh wakil dari VOC dan Pangeran Mangkubumi. Secara umum, isi perjanjian tersebut adalah Pangeran Mangkubumi menghentikan perlawanan terhadap Kesultanan Mataram, pembagian wilayah Kesultanan Mataram, dan wilayah kekuasaan Pangeran Mangkubumi berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram dan VOC. Perjanjian Giyanti menjadi penanda bahwa secara resmi Kesultanan Mataram yang telah berdiri sejak tahun 1588 M dipecah menjadi dua wilayah, Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Sunan Paku Buwono III dan Kesultanan Nga­yog­­­­­yakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi, yang kemudian bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah (Beliau yang Terhormat, Yang Mulia Sultan Penguasa yang Sah Atas Dunia yang Mempunyai Kekuasaan untuk Menentukan Perdamaian atau Peperangan Serta Merupakan Panglima Tertinggi Angkatan Perang Pada Saat Terjadi Peperangan dan Sekaligus Sebagai Pemuka Agama) atau lazim dikenal dengan nama Sultan Hamengku Buwono I.
itu adalah sejarah singkat berdirinya keraton jogjakarta sebagai hasil dari pemberontakan kepada kerajaan yg sah yaitu mataram karena tidak diberikan tanah yang dijanjikan di sukawati oleh VOC dan mataram.sumber http://www.kerajaannusantara.com/id/yogyakarta-hadiningrat/sejarah

jadi kesimpulan saya sejarah terbentuknya jogjakarta adalah tidak lepas dari kontrak politik dgn negara penguasanya.hingga bergabungnya jogjakarta dgn RI th 50 dan polemik sekarang mengenai penetapan gubernur jogja atau pemilihan tidak lepas dari dinamika politik.
 
dalam hal politik ini saya tidak sedang mencemooh sultan dan orang jogja yang pro penetapan, tapi sekali lagi saya hanya ingin mecoba melihat sejarah dari realitasnya agar punya perspektif lain yang lebih luas.
tentu tidak ada kaitanya juga dgn saya berfaham mengharamkan politik atau tidak.
mengenai politik ini Dalam buku Fikih Politik Menurut Imam Hasan Al-Banna, Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris menulis: "Jadi politik itu terbagi menjadi dua macam: politik syar'i (politik Islam) dan politik non syar'i (politik non Islam). Politik syar'i berarti upaya membawa semua manusia kepada pandangan syar'i dan khilafah (sistem pemerintahan Islam) yang berfungsi untuk menjaga agama (Islam) dan urusan dunia. Adapun politik non syar'i atau politik versi manusia adalah politik yang membawa orang kepada pandangan manusia yang diterjemahkan ke undang-undang ciptaan manusia dan hukum lainnya sebagai pengganti bagi syari'at Islam dan bisa saja bertentangan dengan Islam. Politik seperti ini menolak politik syar'i karena merupakan politik yang tidak memiliki agama. Sedangkan politik yang tidak memiliki agama adalah politik jahiliyah." 
 
demikian maaf bila tidak memuaskan
 

 
 

 
 

 


--- Pada Sel, 14/12/10, whe - en <whe.en9999@gmail.com> menulis:

Dari: whe - en <whe.en9999@gmail.com>
Judul: Re: [Milis_Iqra] Keraton Yogya Merasa Dikerjai Banyak Tanah SultanDicaplok Negara
Kepada: milis_iqra@googlegroups.com
Tanggal: Selasa, 14 Desember, 2010, 12:14 PM

saya teruskan ya mas nandang hehehehe

(mas nandang)

pihak keraton memang membiayai RI saat itu tapi kekuatan sebuah negara tidak hanya dari sisi ekonomi saja , harus ada kekuatan poilitik yg mendukungnya, kekuatan pasukannya sendiri dll.jadi menurut itungan saya , jogja kalau berdiri sendiri hanya akan menjadi negara lemah didalam negara raksasa RI.

 

(Whe~en)

Kalau dikatakan Jogja tidak ada kekuatan politik, apa tidak harus dikoreksi mas Nandang pendapatnya? hehehehe

begini, kalau dilihat dari sejarah, justru Nagari Yogyakarta adalah suatu negara yang diakui keberadaannya dan mempunyai hubungan International saat itu, NKRI justru malah tidak. Jelas Jogja didukung kekuatan International.  NKRI saat itu tidak ada dukungan politis.

Kalau mau membeli senjata, bukankah itu bisa dilakukan? yach dari uang yang disumbangkan ke NKRI tersebut mas Nandang, Timor Leste bisa berdiri sebagai negara, Jogja pasti juga bisa koq saat itu.  Kata siapa saat itu RI adalah negara raksasa? wong menghidupi diri sendiri saja dibantu Jogja, kalau saat itu tidak dibantu, bisa2 ga bisa bertahan lo mas, jadi ga ada NKRI sampai sekarang, ini pendapat saya.

Masalah loyalitas, ga perlu ditanya lagi kan mas? dengan bayaran beberapa ribu, ga pakai korupsi, ga pakai suap, semua orang loyal bekerja untuk keraton karena banyak yang dilakukan dan diberikan keraton untuk rakyatnya.

Kalau saya, wong rakyat jogja maunya penetapan, ya mbok ya penetapan saja, katanya suara rakyat suara Tuhan di negara yang dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat.  Lha ini dari rakyat-nya maunya penetapan koq.

uang buat pemilihan kan bisa dipakai mensejahterakan korban bencana

Katanya "Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai jasa pahlawannya"  Jogja, tidak bisa dipungkiri adalah pahlawan buat NKRI


Begitu mas Nandang.

(Mas Nandang)

dan saya percaya apa yg ditulis mba ini,disana semua aliran mendapat tempat bahkan kejawen pun.bahkan saking mendapatkan tempatnya konon kabarnya disana satu keluarga bisa berlainan agamanya.hiks


(Whe~en)

Kalau masalah beda agama ya ga cuma di Jogja mas, di mana2 juga ada,

Kalau masalah kejawen, Namanya juga kerajaan Jawa mas nandang, pasti kejawen, kalo kesunden dari Kerajaan Sunda donk.

Mengubah keyakinan bukanlah seperti merubah posisi telapak tangan, banyak orang sinis mengatakan kejawen dalam konotasi syirik kepada Allah, namun, pernahkah yang mengatakan tahu bahwa sudahkah hujah sampai kepada mereka soal Tauhid?

Saya masih ingat, ketika kecil, di rumah sayapun masih ada aroma bunga dan sesaji, namun seiring berjalannya waktu, sebulan sekali ada pengajian di rumah nenek saya, memanggil ustadz, banyak yang datang, lambat laun tidak ada lagi aroma sesaji.  Butuh waktu karena jaman dulu, informasi tidaklah semudah sekarang, dan merubah mindset bukanlah perkara gampang apalagi lintas generasi.

Saya tunggu peran serta rekan rekan dalam hal ini, bukan cacian, bukan hinaan,

bukti nyata seperti mas tarno di lingkungannya at least :-)

Bagaimana mas Nandang? :-D





2010/12/14 Nandang Sudrajat <aendangzr@yahoo.co.id>
(nandang)
ya , saya memang tidak mau mendukung salah satu kelompok baik itu yg menyatakan jogja gubernurnya harus ditetapkan atau dipilih.jadi mau monarki atau demokrasi tetep sabodo.karena itu adalah sebenarnya masalah politik.politik tujuan akhirnya adalah kekuasaan.termasuk berlangsung atau tidaknya masalah tahta keraton jogja itu adalah masalah politik dan kekuasan mereka.
 
dan terimakasih saranya mba,saya memang ingin tahu sejarahnya agar bisa berpendapat secara tepat.akan tetapi bila saya harus meluangkan waktu untuk melakukan studi banding di perpus dll,rasanya sudah tidak mungkin kecuali cara yg cepat adalah minta sharing di milis ini salah satunya.
 

dan saya percaya apa yg ditulis mba ini,disana semua aliran mendapat tempat bahkan kejawen pun.bahkan saking mendapatkan tempatnya konon kabarnya disana satu keluarga bisa berlainan agamanya.hiks

 

(Whe~en)


Ada hal lain yang perlu mas Nandang pertimbangkan misalnya ketika ibukota negara berada di Yogyakarta, ketika semua wilayah menjadi negara bagian, Yogyakarta membiayai kebutuhan pemerintah RI di sana, itu yang saya tahu, padahal sebagai negara yang diakui International, bisa saja yogyakarta tidak membantu RI.  Jika dianggap YK adalah sebuah negara yang lemah, menurut mas nandang, selemah apa sehingga mampu membiayai pemerintah RI disaat yang lainnya adalah negara bagian ya mas Nandang? selemah apa sehingga bisa membantu Indoneisa untuk bertahan?

 

(nandang)

Daerah Istimewa Yogyakarta paling berperan saat Republik Indonesia mengalami masa-masa sulit di masa awal kemerdekaan. Jutaan gulden dikucurkan dari kocek pribadi kraton untuk membayar para pegawai pemerintah tiga bulan pertama pemerintahan dipindah ke Yogya. Ibaratnya, Yogyakarta merawat bayi RI yang baru lahir. Demikian mba kata orang.

tapi saya melihatnya hal tsb tetap sebagai muatan politis.dan itu tidak terlepas dari kalkuasi poltik saat itu .lihat saja hasilnya adalah politik balas budi seperti kata sejarawan LIPI dibawah ini :

 

"Kita hendaknya hargai sejarah, termasuk membalas budi kepada DIY, termasuk juga Sultan HB IX. Pada tahun 1945-1948 bahkan sampai awal 1949, Yogyakarta bagaikan bidan yang merawat bayi RI yang baru lahir," kata sejarawan LIPI, Asvi Warman Adam, saat dihubungi detikcom, Selasa (30/11/2010).

 

sebagai hasil dari muatan politis itu kompensasinya jogjakarta jadi daerah istimewa dan sampai sekarang rajanya masih bertahta bahkan gubernurnya ditetapkan.sementara dalam UU gubernur dipilih melalui pilkada.bukan bgitu mba?

 

pihak keraton memang membiayai RI saat itu tapi kekuatan sebuah negara tidak hanya dari sisi ekonomi saja , harus ada kekuatan poilitik yg mendukungnya, kekuatan pasukannya sendiri dll.jadi menurut itungan saya , jogja kalau berdiri sendiri hanya akan menjadi negara lemah didalam negara raksasa RI.

 

itulah menurut saya kenapa jogja masih mampu bertahan dgn tahta dan keratonya karena sejak mereka berdiri sampai sekarang mampu membuat kontrak politik dgn penguasa penguasa(negara) penjajah.seperti urutan status poltik yg pernah saya copas.

 

jadi karena itulah saya tidak ikut komen ketika ada yang pro penetapan dan pro pemilihan, sehingga saya juga tidak ingin mengatakan pemerintah pusat dzalim dan keraton di dzalimi.semuanya adalah dinamika politik dari jaman penjajahan sampai sekarang.dimana politik ujungnya adalah kekuasaan. 

 

mencoba realistis saja ....heeeeee


--- Pada Sel, 14/12/10, whe - en <whe.en9999@gmail.com> menulis:


Dari: whe - en <whe.en9999@gmail.com>

Judul: Re: [Milis_Iqra] Keraton Yogya Merasa Dikerjai Banyak Tanah SultanDicaplok Negara
Kepada: milis_iqra@googlegroups.com
Tanggal: Selasa, 14 Desember, 2010, 7:29 AM

(Mas Nandang)

mohon maaf bukan untuk memojokan masyarakat dan orang jogja.


(Whe~en)

kalau mau berniat memojokkan juga terserah mas Nandang koq :-D

karena ini adalah copy dari comment mas Nandang terdahulu

(Mas Nandang) jadi negara mau monarki atau demokrasi sabodo teuing lah....heeee, yang penting islam dan kaumnya di perlakukan adil dan tidak dipinggirkan.


Jadi apa yang bisa saya tangkap dari kalimat mas Nandang pastinya tidak akan bisa terlepas dari semua pendapat mas Nandang :-D

Saya percaya saja dengan apa yang diungkapkan mas Nandang, karena masalah hati biarlah menjadi urusan mas Nandang dengan Allah.

Jadi saya tidak akan menanyakan trus setelah dijawab berpendapat "hanya mas Nandang yang tahu niat mas Nandang" tapi tetep tidak percaya jawabannya heheheeh


Tapi kalau boleh saya berpendapat, Mas Nandang sebaiknya meluangkan waktu benar2 jika memang berniat ingin tahu sejarah, termasuk sejarah Yogyakarta.  Jangan hanya berdasarkan apa yang tertulis di media online apalagi cuma satu sumber.

Nach kalau jawaban mas Nandang standar seperti yang lain tidak punya akses hehehehe, kata siapa? itu jawaban saya.

Karena jawabannya luangkan waktu, datang ke perpustakaan baik di Jogja maupun yang tersimpan di Negeri Belanda.

Akan lebih melengkapi apa yang mas Nandang inginkan.  Itu kalau memang benar benar ingin tahu :-)


Sebagai tambahan informasi, selama saya dilahirkan dan dibesarkan di Jogja, sebagai pemeluk Islam saya tidak pernah diperlakukan tidak adil dan tidak pernah dipinggirkan.

Contohnya saja, mau melaksanakan puasa berdasarkan sunnah dan dalil ya disana bisa, yang berdasarkan ngitung2 juga bisa, lebarannya juga, jadi tinggal milih.

Dan masih banyak lagi.


Ada hal lain yang perlu mas Nandang pertimbangkan misalnya ketika ibukota negara berada di Yogyakarta, ketika semua wilayah menjadi negara bagian, Yogyakarta membiayai kebutuhan pemerintah RI di sana, itu yang saya tahu, padahal sebagai negara yang diakui International, bisa saja yogyakarta tidak membantu RI.  Jika dianggap YK adalah sebuah negara yang lemah, menurut mas nandang, selemah apa sehingga mampu membiayai pemerintah RI disaat yang lainnya adalah negara bagian ya mas Nandang? selemah apa sehingga bisa membantu Indoneisa untuk bertahan?


Silahkan melengkapi file sejarah mas Nandang dan dishare ke kita ya mas :-D




2010/12/13 Nandang Sudrajat <aendangzr@yahoo.co.id>
terima kasih mas amir itu yang saya butuhkan agar mengetahui sejarahnya.
berikut saya copas urutan kekuasaan kesultanan jogjakarta.
Status Politik:
  • De facto merdeka (1755-1830)
  • De jure negara dependen dari VOC (1755-1799)
  • De jure negara dependen dari Republik Bataav/Franco Nederland (1800-1811)
  • De jure negara dependen dari EIC (Inggris) (1811-1816)
  • De jure negara dependen dari Nederlands Indie (1816-1830)
  • Negara dependen dari Nederlands Indie (1830-1842)
  • Negara dependen dari Kekaisaran Jepang (1942-1945)
  • Negara dependen/daerah istimewa dari Republik Indonesia dengan bentuk monarki persatuan berparlemen (1945-1950)
  • Status negara diturunkan secara resmi menjadi status daerah istimewa setingkat dengan provinsi (1950

ada hal yang menarik dari urutan kekuasaan politik kesulatanan jogjakarta ini seperti terlihat diatas.
kalau dicermati dari tahun 1755 kerajaan jogja ini adalah merupakan negara merdeka tetapi kekuasaanya selalu dibawah kekuasaan kerajaan penjajahnya.tetapi negara penjajah tetap mengakui jogja sebagai negara berdaulat.Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilaksanakan menurut perjanjian/kontrak politik yang dibuat oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta.
hal ini lah menurut saya berdasar data yang ada bahwa mengapa kesultanan jogja sanggup mempertahankan kekuasanya sampai sekarang walau sekarang statusnya diturunkan menjadi Daerah Istimewa tetapi kekuasaan kesultanan jogja atas wilayahnya tidak hilang begitu saja.bukankah hal demikian karena kepandaian keluarga kerajaan dalam memainkan peran politiknya sehingga tahta mereka tetap bertahan?begitu juga hitung hitungan politiknya pada tahun 1950 mau tidak mau jogjakarta bergabung dgn NKRI karena jepang sebagai penjajah terkahir sudah kalah perang, indonesia sudah terbentuk sebagai sebuah negara pd 17 agusuts  1945 dan belanda pun mengakui berdirinya RI  pada 27 desember 1949 setelah melalui berbagai perundingan.maaf menurut saya kalau jogjakarta bertahan menjadi negara sendiri pada waktu itu tentu mereka hanya menjadi negara yang lemah yg berada di wilayah negara RI yang besar.untuk itu agar tahtanya tetap langgeng mereka memilih bergabung dgn indonesia(maaf tidak punya bukti otentik, apalagi ini menyangkut politik tentu hitam putihnya tidak jelas dan maaf hanya mencoba melihat dari sisi lain).sebagai pembuktianya coba bandingkan dngn kerajaan kerajaan lain yang di bumi hanguskan oleh penjajah termasuk belanda karena mereka memberontak terhadap penjajah.
 
mohon maaf bukan untuk memojokan masyarakat dan orang jogja.
 
 

--- Pada Sen, 13/12/10, Muhammad Amir Rosyidi <rosyid2007@gmail.com> menulis:

Dari: Muhammad Amir Rosyidi <rosyid2007@gmail.com>
Judul: Re: [Milis_Iqra] Keraton Yogya Merasa Dikerjai Banyak Tanah SultanDicaplok Negara
Kepada: milis_iqra@googlegroups.com
Tanggal: Senin, 13 Desember, 2010, 4:21 PM


bisa dibaca disini
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Ngayogyakarta_Hadiningrat

On Mon, 2010-12-13 at 08:52 +0000, aendangzr@yahoo.co.id wrote:
> 1.Adakah yg tahu sejarahnya kenapa jogja jadi daerah istimewa dan memilih bergabung dgn republik indonesia?
> 2.apakah ada yg tahu dasar yg menguatkan semacam undang2 bahwa DI jogja dgn kesultananya(kerajaanya) memang bagian dari neg kesatuan RI
> 3.Apakah ada yg tahu bahwa jogja yg waktu itu merupakan kesultanan(kerajaan) diluar indonesia sudah  menyatakan diri bergabung dgn neg kes RI
>
> Jika ada yg tahu tolong di share yah....bagi saya ini penting dipahami karena akan berkaitan dgn hukum2 di wilayah sebuah negara.
> Hanya analisa simple menurut saya,bahwa jika kesultanan jogja belum ada pernyataan menyerahkan diri secara resmi kepada NKRI berarti jogja bukan bagian dari wilayah RI,dan hal ini harus juga di perkuat dgn uu.
> Karena kl tidak bagaimana bila ada negara lain yg menganggap bahwa jogja masih merupakan negara tersendiri di luar indonesiia.?

> Terima kasih sharing nya
> Sent from BlackBerry® on 3
>
> -----Original Message-----
> From: Muhammad Amir Rosyidi <rosyid2007@gmail.com>
> Sender: milis_iqra@googlegroups.com
> Date: Mon, 13 Dec 2010 14:50:27
> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
> Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
> Subject: Re: [Milis_Iqra] Keraton Yogya Merasa Dikerjai Banyak Tanah Sultan
>  Dicaplok Negara
>
> Pemimpin yang zhalim, pantas saja rakyat jogja bisa bersatu melawan
> pemimpinnya...moga-moga Allah Melaknatnya...
>
> On Sun, 2010-12-12 at 19:38 -0800, subandrio wrote:
> > Refleksi :
> > Mengapa Negara ini dikuasai oleh penguasa yang zhalim? tentu tak luput
> > juga dari perilaku zhalim rakyatnya, secara umum, untuk itu marilah
> > kita perbaiki diri kita ke jalan yang sesuai dengan kehendak Allah
> > dalam menciptakan kita, agar ke depan kita bisa memperoleh keberkahan
> > dari Allah SWT dengan menjadikan negara ini menjadi baldhatun
> > thuyibatun wa rabbun ghofuur.
> >
> > http://metronews.fajar.co.id/read/111258/10/keraton-yogya-merasa-dikerjai-
> >
> > MINGGU, 05 DESEMBER 2010 | 01:13 WITA |
> > Share |
> >
> > Keraton Yogya Merasa Dikerjai
> > Banyak Tanah Sultan Dicaplok Negara
> >
> >
> > JAKARTA -- Kesultanan Yogyakarta merasa keputusan pemilihan gubernur
> > lewat pemilihan hanya bagian dari upaya sistematis pemerintah pusat
> > mengerdilkan pihaknya. Selain menggerogoti kewenangan mengatur
> > masyarakat, aset keraton juga tak luput ikut dipangkas.
> >
> > "Kami ini terus digerogoti. Tidak tahu kenapa kok jadinya seperti
> > ini," keluh Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo, saat
> > ditemui di kediamannya, Ndalem Joyokusuman, komplek keraton
> > Yogyakarta, Sabtu, 4 Desember.
> >
> > Menurut dia, hingga saat ini, sudah banyak tanah kesultanan yang
> > beralih tangan. Di antaranya, Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta
> > yang terletak hanya sekitar 300 meter dari Keraton.
> >
> > Menurut adik Sri Sultan Hamengkubuwono X tersebut, tanah seluas 43.585
> > meter persegi di sana merupakan bagian dari tanah kesultanan. "Tapi,
> > tanpa sepengetahuan dan pembicaraan dengan kami, ternyata tanah
> > tersebut sudah disertifikatkan atas nama sekretariat negara," katanya.
> >
> > Istana tersebut dibangun saat Hamengkubuwono I berkuasa. Dan, sempat
> > dibangun ulang saat kesultanan dipegang Hamengkubuwono IX. Sebab,
> > seiring berakhirnya pendudukan Jepang, banyak bagian gedungnya ikut
> > dibawa pasukan Nippon waktu itu. "Kesultanan pula-lah yang membangun
> > ulang, yaitu HB IX," tambah Joyokusumo.
> >
> > Tidak hanya Gedung Agung, tanah di bawah Benteng Vrederburg yang
> > berada tepat di depannya, juga sudah disertifikatkan atas nama
> > sekretariat negara. "Saya sudah mempersoalkan hal-hal seperti ini
> > lewat DPR, tapi tidak terlalu banyak ditanggapi," ungkap mantan
> > anggota Komisi II DPR dari Partai Golkar tersebut.
> >
> > Nasib sama juga terjadi pada tanah kesultanan yang ditempati
> > Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Tanah di sana sudah
> > diatasnamakan kementerian pendidikan. "Masih ada di beberapa lokasi
> > lain lagi. Sepertinya ini semua memang ada upaya gembosi Yogya," imbuh
> > pejabat keraton setara sekretaris negara tersebut.
> >
> > Sebab, di sisi lain, ribuan hektare tanah kesultanan yang tersebar di
> > beberapa wilayah dalam Provinsi DIY, tetap belum bisa disertifikatkan
> > sampa sekarang. Selama ini, izin mendirikan bangunan di atas tanah
> > kesultanan hanya diproses oleh BPN dengan menggunakan surat
> > kekancingan. "Belum ada sama sekali yang bisa disertifikatkan," keluh
> > Joyokusumo.
> >
> > Komitmen keistimewaan dalam hal agraria yang telah disepakati
> > pemerintah dan DPR dalam RUU Keistimewan Yogyakarta, menurut dia, juga
> > belum bisa menjadi jaminan masalah atas tanah kesultanan selama ini
> > akan bisa tuntas. Sebab, UU tersebut masih memerlukan aturan-aturan
> > turunan melalui peraturan pemerintah atau lainnya.
> >
> > "Diakui atau tidak, kesultanan Yogya itu sudah banyak berkorban bagi
> > pemerintahan Indonesia sejak berdiri, tapi masih saja diperlakukan
> > seperti ini," keluh Joyokusumo.
> >
> > Dia lantas mengungkapkan, bahwa jika seandainya Yogyakarta sudah ingin
> > merdeka dan terpisah dari RI, sebenarnya sudah bisa dilakukan dari
> > dulu. Pasca komitmen mendukung RI oleh HB IX sejak awal Indonesia
> > menyatakan merdeka, peluang Yogya untuk berdiri sendiri masih terbuka.
> >
> > Yaitu, saat pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS), pada 1949,
> > sebagai hasil perjanjian Meja Bundar Indonesia dan Belanda. Waktu itu,
> > menurut Joyokusumo, Sri Sultan sempat ditawari 10 raja yang tersebar
> > di beberapa wilayah nusantara untuk membentuk negara sendiri. "Dan,
> > Sultan mau dijadikan raja diraja atas kerajaan-kerajaan yang ada,"
> > ungkapnya.
> >
> > Tapi, saat itu, Sri Sultan HB IX menolaknya. Sultan menyatakan akan
> > tetap komitmen menjadi bagian dari pemerintah Indonesia. "Wallahualam
> > bagaimana Indonesia sekarang, kalau Sultan saat itu menerima tawaran
> > menjadi raja diraja tersebut," ujarnya.
> >
> > Menurut Joyokusumo, seharusnya fakta-fakta tersebut menjadi
> > pertimbangan pemerintah dan DPR dalam memutuskan status keistimewaan
> > DIY. Termasuk, keistimewaan dalam hal pemilihan gubernur dan wakil
> > gubernur.
> >
> > Dia berharap, kebijakan yang disusun pemerintah pusat tidak sampai
> > melukai perasaan masyarakat Yogya. "Yogya itu jangan disamakan dengan
> > daerah istimewa atau daerah khusus lainnya. Keistimewaan kultur di
> > Yogya berbeda dengan Aceh, Jakarta, atau daerah yang lain," tandasnya
> > (jpnn)
> >
>
>
> --




--
~~~~~
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



--
~~~~~
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment