Saturday, January 15, 2011

Re: [Milis_Iqra] Serangan Riffat terhadap Hadits tentang Perempuan(Bagian Pertama)

siapa takuut,..alquran tidak akan menyesatkan..karena alquran petunjuk (hudan)

On 1/15/11, Nandang Sudrajat <aendangzr@yahoo.co.id> wrote:
> (abafarhan)
> entah mengapa, sekarang ini agak ragu dengan info ttg wanita
> diciptakan dari tulang rusuk wanita??
> Mungkin saya perlu telaah lebih agresif thdp ayat ayat Allah..
>
> (nandang)
> Bagus tuh kalau mau menelaah lebih agresif terhadap alquranmah, tapi hati
> hati nanti bisa seperti riffat loh....heeee
>
> (Dani Permana)
> Alhamdulillah kita sepakat Mas Nandang, mengenai hal ini "Namun sama sama
>> menekankan pada sisi =psikologis=."
>
> (Nandang)
> Alhamdulillah mas akur kalau begitu.
>
>
>
> --- Pada Sab, 15/1/11, abafarhan <abafarhan@gmail.com> menulis:
>
> Dari: abafarhan <abafarhan@gmail.com>
> Judul: Re: [Milis_Iqra] Serangan Riffat terhadap Hadits tentang
> Perempuan(Bagian Pertama)
> Kepada: milis_iqra@googlegroups.com
> Tanggal: Sabtu, 15 Januari, 2011, 5:45 PM
>
> entah mengapa, sekarang ini agak ragu dengan info ttg wanita
> diciptakan dari tulang rusuk wanita??
> Mungkin saya perlu telaah lebih agresif thdp ayat ayat Allah..
>
> On 1/15/11, Dani Permana <adanipermana@gmail.com> wrote:
>> Alhamdulillah kita sepakat Mas Nandang, mengenai hal ini "Namun sama sama
>> menekankan pada sisi =psikologis=." memang tidak dipungkiri bahwa
>> Barangkali, berdasarkan realita umum, yang dimaksud ungkapan "bengkok"
>> adalah sikap emosional, reaktif, sensitif, dan inkonsistensi perilaku yang
>> dominan.
>> Pengertian dasar bengkok kontradiksi dengan konsistensi. Jika kematangan
>> sikap atau kemampuan mengendalikan emosi adalah sebuah konsistensi,
>> dominasi
>> emosi adalah suatu kebengkokan. Jika kemampuan manusia menguasai
>> perasaannya
>> adalah
>> konsistensi, dominasi perasaan jelas merupakan suatu kebengkokan. Secara
>> khusus, perempuan kerap dikuasai perasaan yang membuatnya hilang
>> keseimbangan dalam mengambil keputusan. Atau, karena faktor emosi, lahir
>> sikap ketergesaan, yang melahirkan sikap inkonsistensi serta sikap kurang
>> simpatik lainnya lewat tindakan dan ucapan.
>>
>>
>>
>> Dani Permana
>> Sent from my Windows Mobile® phone.
>>
>> -----Original Message-----
>> From: aendangzr@yahoo.co.id
>> Sent: Saturday, January 15, 2011 12:11 AM
>> To: milis_iqra@googlegroups.com
>> Subject: Re: [Milis_Iqra] Serangan Riffat terhadap Hadits tentang
>> Perempuan(Bagian Pertama)
>>
>> "bengkok" dalam hadits ini tak disertai penjelasan tentang konteksnya.
>> Rasul
>> hanya mengisyaratkan pengaruh bengkok tulang rusuk pada sebagian perilaku
>> perempuan yang membuat pria merasa terganggu. Barangkali, berdasarkan
>> realita umum, yang dimaksud ungkapan "bengkok" adalah sikap emosional,
>> reaktif, sensitif, dan inkonsistensi perilaku yang dominan.
>> Pengertian dasar bengkok kontradiksi dengan konsistensi. Jika kematangan
>> sikap atau kemampuan mengendalikan emosi adalah sebuah konsistensi,
>> dominasi
>> emosi adalah suatu kebengkokan. Jika kemampuan manusia menguasai
>> perasaannya
>> adalah konsistensi, dominasi perasaan jelas merupakan suatu kebengkokan.
>> Secara khusus, perempuan kerap dikuasai perasaan yang membuatnya hilang
>> keseimbangan dalam mengambil keputusan. Atau, karena faktor emosi, lahir
>> sikap ketergesaan, yang melahirkan sikap inkonsistensi serta sikap kurang
>> simpatik lainnya lewat tindakan dan ucapan.
>>
>> (Nandang)
>> Kutipan artikel diatas ada kesamaan dgn postingan saya dalam tread "apa
>> makna wanita diciptakan dari tulang rusuk. Walaupun secara bahasa tidak
>> persis sama. Namun sama sama menekankan pada sisi psikologis.
>>
>> Ini copasnya :
>>
>> " yaitu Kembali ke hadist wanita diciptakan dari tulang rusuk yg paling
>> bengkok menurut saya mengandung makna bahwa dasarnya wanita itu memang
>> sering salah. Salah dalam arti karena mereka lebih banyak menggunakan
>> perasaanya daripda logikanya(menurut beberapa artikel,mungkin kitta bisa
>> temukan bersama artikelnya) sedangkan perasaan itu adalah bukan dasar yg
>> bisa dipakai untuk mencari kebenaran.
>> Sent from BlackBerry® on 3
>> From:  "Dani Permana" <adanipermana@gmail.com>
>> Sender:  milis_iqra@googlegroups.com
>> Date: Fri, 14 Jan 2011 22:32:04 +0700
>> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
>> ReplyTo:  milis_iqra@googlegroups.com
>> Subject: [Milis_Iqra] Serangan Riffat terhadap Hadits tentang Perempuan
>> (Bagian Pertama)
>>
>> Penyebaran virus-virus pemikiran yang menyimpang yang dilakukan oleh
>> agen-agen orientalis di Indonesia juga dilakukan melalui media-media,
>> seperti, majalah, text book, dan bahkan buku pegangan untuk mahasiswa IAIN
>> (sekarang Universitas Islam Negeri, UIN). Selain itu, juga melalui
>> seminar,
>> kuliah, artikel-artikel di koran, majalah, dan jurnal, bahkan mereka
>> mendirikan lembaga khusus sebagai ajang berkumpul dan merancang gagasan
>> dengan program pendidikan dalam studi Islam untuk kalangan elit dan
>> eksekutif. Cara penyajiannya pun cukup menarik bagi mereka yang masih awam
>> terhadap Islam. Mereka menggunakan istilah-istilah asing sehingga
>> mengesankan sebagai pemikiran yang ilmiah dan berbobot. Mereka bermain di
>> kancah logika, yang bagi orang-orang awam sepertinya sulit untuk dibantah.
>> Pemikiran yang berbahaya ini disebarkan dengan dalil kebebasan berbicara,
>> berpikir, dan berpendapat. Padahal, dalam fase ini, para mahasiswa sangat
>> membutuhkan bimbingan dan arahan dalam studi ilmu-ilmu Islam. Mereka atau
>> kelompok yang memiliki spesialisasi sekuler dan tidak memiliki dasar dan
>> latar belakang ilmu-ilmu Islam ini memaksakan diri berbicara tentang dan
>> atas nama Islam dalam kuliah dan tulisannya. Mereka bertindak seolah-olah
>> punya kapasitas dan otoritas ilmiah sehingga seenaknya melontarkan kritik
>> dan menyerang ajaran dan syariat Islam. Ini adalah musibah besar yang
>> menimpa umat dan karenanya harus dihadapi.
>> Jika sempat hadir dalam salah satu seminar mereka, Anda akan mendengarkan
>> pemikiran yang nyeleneh (aneh). Mereka berbicara dengan pandangan dan hawa
>> nafsunya, tidak bersandar pada dalil apa pun. Seorang dari mereka berkata,
>> misalnya, "Iblis sangat kokoh memegang akidah tauhid karena menolak sujud
>> kepada Adam. Adam seorang manusia dan Iblis hanya sujud kepada Allah."
>> Lihatlah kesesatan ini, sekilas menurut logika sepertinya benar, padahal
>> tidaklah demikian halnya, tetapi mereka menjadikan agama sebagai mainan
>> dan
>> gurauan. Allah SWT telah mencela perilaku seperti ini dan menyebutnya
>> sebagai perilaku orang kafir. Allah SWT berfirman, yang artinya, "Dan
>> penghuni neraka menyeru penghuni surga: 'Limpahkanlah kepada kami sedikit
>> air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu.' Mereka (penghuni
>> surga) menjawab: 'Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas
>> orang-orang kafir, (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka
>> sebagai
>> main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka'."
>> (Al-A'raf: 50-51).
>> Sebagai seorang mukmin, Allah telah menetapkan sikap yang harus kita ambil
>> jika menjumpai orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah. Yaitu, Allah
>> SWT berfirman, "Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan
>> ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan
>> pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan
>> larangan
>> itu), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah
>> teringat (akan larangan itu)." (Al-An'am: 68).
>> Dalam ayat lain, Allah berfirman, "Dan tinggalkanlah orang-orang yang
>> menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka
>> telah
>> ditipu oleh kehidupan dunia." (Al-An'am: 70).
>> Kemudian, seorang dari mereka mengatakan bahwa agama adalah sebab utama
>> perselisihan, konflik, dan perang berdarah di dunia belakangan ini, di
>> Timur
>> maupun Barat. Ia juga menuduh bahwa kebangkitan Islam yang terjadi di
>> Indonesia akhir-akhir ini merupakan gejala fundamentalise Islam yang harus
>> diwaspadai. Ini harus dilakukan sebelum menjadi seperti di Timur Tengah.
>> Orang-orang seperti itu juga menuduh bahwa jilbab, potong tangan, rajam,
>> dan
>> qishah sebagai warisan budaya Arab yang harus dibuang. Mereka juga
>> menyerukan agar perempuan Muslimah dibolehkan untuk dinikahi oleh pria
>> non-Muslim. Bahkan, ada yang mengklaim bahwa tidak ada yang namanya "Hukum
>> Tuhan". Ia mengajak umat bersikap kritis terhadap Nabi Muhammad.
>> Alasannya,
>> kata mereka, beliau adalah manusia biasa.
>> Tampak bahwa pemikiran-pemikiran merusak ini berkembang turun-temurun dan
>> diwariskan lintas generasi. Inti gagasan mereka sejatinya tidak berbeda
>> dengan apa yang pernah dilontarkan pendahulunya. Hal yang berubah hanyalah
>> personal atau retorikanya.
>> Isu Perempuan
>> Hadits-hadits tentang perempuan merupakan objek paling banyak dicecar kaum
>> sekuler dan orientalis. Mereka menuduhnya berisi penghinaan terhadap
>> perempuan atau menganggap hukum-hukumnya tidak lagi relevan dalam konteks
>> modern.
>> Artikel pertama ditulis oleh peneliti wanita berkebangsaan Pakistan, hasil
>> seminar di sebuah sekolah tinggi teologi Kristen Amerika. Artikel kedua
>> ditulis peneliti wanita asal Indonesia. Mari kita simak artikel-artikel
>> itu.
>> Artikel pertama, dari Riffat Hasan. Peneliti asal Pakistan ini menulis
>> artikel berjudul "Teologi Perempuan dalam Tradisi Islam, Sejajar di
>> Hadapan
>> Allah?" Dalam artikel ini ia mencela hadits "nasihat dan penciptaan
>> perempuan". (Makalah tersebut dimuat dalam Harvard Divinity Bulletin,
>> edisi
>> Jan-May 1987. Kemudian diterjemahkan oleh Wardah Hafizh ke dalam bahasa
>> Indonesia dan dimuat dalam jurnal Ulumul Qur'an, no. 4, tahun 1990, hlm.
>> 48-55).
>> Hadits yang dimaksud adalah riwayat Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw.
>> bersabda, "Nasihatilah perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang
>> rusuk. Dan tulang rusuk paling bengkok adalah bagian paling atas. Jika kau
>> luruskan dengan paksa, ia akan patah. Dan jika kau biarkan, ia akan tetap
>> bengkok. Karenanya, nasihatilah perempuan." Dalam riwayat lain disebutkan,
>> "Nasihatilah perempuan dengan baik." (Shahih Bukhari, Kitab Al-Hadits
>> al-Anbiya', Bab Khalq Adam wa Zurriyatih, juz 2, hlm. 451, no. hadits
>> 3331;
>> Kitab An-Nikah, Bab Al-Washah bin Nisa', juz 3, hlm. 383, no. hadits 5186;
>> Shahih Muslim, Kitab Ar-Ridha', Bab Al-Washiyyah bin Nisa', juz 2, hlm.
>> 1091, no. hadits 61; Sunan Tirmizi, Kitab Ar-Ridha', Bab Ma Ja'a fi Haq
>> al-Mar'ah 'ala Zaujiha, juz 3, hlm. 458, no. hadits 1163; Sunan Ibnu
>> Majah,
>> Kitab An-Nikah, Bab Haq al-Mar'ah 'ala az-Zauj, juz 1, hlm. 594, no.
>> hadits
>> 1851). Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari, muslim, Tirmidzi, dan Ibnu
>> Majah.
>> Dalam satu kesempatan, Riffat berpendapat bahwa hadits ini diambil dari
>> Injil dan pada kesempatan lain, ia mengatakan bahwa hadits ini
>> bertentangan
>> dengan penciptaan manusia dalam Al-Qur'an dan sangat sesuai dengan Injil.
>> Riffat menulis, "Hadits ini sangat bertentangan dengan keterangan dalam
>> Al-Qur'an tentang penciptaan manusia. Tetapi, sangat jelas kemiripannya
>> dengan Kitab Kejadian 2/18-33, dan 3/20." (Ulumul Qur'an, no. 4, tahun
>> 1990,
>> hlm. 53).
>> Ia mengkritik dari dua segi: matan dan sanad. Nampak bahwa kritik ini
>> berangkat dari kebencian yang mendalam serta emosi yang meluap-luap, lalu
>> melakukan kritik hadits sembarangan dan mengatakan pernyataan sesuka
>> hatinya
>> tanpa dasar kebenaran dan tanpa dalil. Riffat menyerang matan hadits
>> berdasarkan kesimpulan yang ia pahami sebagai berikut. 1. Dongeng tulang
>> rusuk berasal dari Kitab Kejadian 2 dan semua hadits soal ini tidak pernah
>> menyebut nama Adam. 2. Unsur-unsur misogini (kebencian terhadap perempuan)
>> dalam hadits, yang tidak ada dalam Kitab Kejadian, bertentangan dengan
>> ajaran dalam Al-Qur'an yang menyatakan bahwa semua umat manusia telah
>> diciptakan fi ahsani taqwim (dalam bentuk kreasi terbaik). 3. Riffat tidak
>> bisa memahami relevansi pernyataan bahwa bagian paling bengkok dari tulang
>> rusuk adalah bagian atasnya. 4. Anjuran mengasihi akan masuk akal jika
>> perempuan dilahirkan cacat dan karenanya membutuhkan belas kasihan. Apakah
>> "kebengkokan yang tidak bisa diperbaiki" merupakan cacat semacam itu? 5.
>> Anjuran bersikap belas kasih terasa merendahkan perempuan, bernada
>> hedonistik, oportunis, dan tidak bisa dihargai bahkan jika pun perempuan
>> memang "bengkok tak tersembuhkan. (Ulumul Qur'an, no. 4, tahun 1990, hlm.
>> 53).
>> Selanjutnya, Riffat menyerang sanad dengan menulis sebagai berikut, "Dalam
>> kaitannya dengan isnad, beberapa hal berikut perlu dikemukakan. 1. Semua
>> hadits tersebut diriwayatkan dari Abu Hurairah, shabat Nabi yang dianggap
>> kontroversial oleh banyak ilmuwan Islam pada masanya, termasuk Imam Abu
>> Hanifah, pendiri aliran Sunni. (Di sini perlu kiranya dinyatakan bahwa
>> pada
>> masa awal Islam, sikap yang kritis terhadap hadits dan perawi hadits
>> merupakan hal yang umum, namun pada masa-masa selanjutnya sikap kritis
>> terhadap sahabat dianggap sebagai "kejahatan besar"). 2. Semua hadits
>> tersebut gharib (terlemah dalam klasifikasi hadits) karena terdapat
>> beberapa
>> perawi yang merupakan perawi tunggal. Para ahli hadits terkemuka
>> menganggap
>> satu hadits dipandang shahih, pertama jika diceritakan oleh seorang
>> sahabat;
>> kedua, jika diceritakan oleh dua orang pengikut Nabi; dan ketiga, jika
>> diceritakan oleh banyak orang. 3. Semua hadits tersebut dha'if (lemah)
>> karena semuanya mempunyai sejumlah perawi yang tidak terpercaya."
>> Artikel ini merupakan serangan paling keras terhadap hadits soal
>> perempuan,
>> khusunya terhadap hadits ini. Kritik ini bahkan lebih keras dibanding
>> serangan yang dilontarkan kaum orientalis. Riffat sangat membenci hadits
>> ini
>> dan mengungkapkan kalimat yang tidak pantas keluar dari seorang muslimah.
>> Dilatari kritik keras terhadap hadits ini, sebuah lembaga sekuler
>> Indonesia
>> mengundangnya sebagai pembicara sebuah seminar dengan dukungan publikasi
>> media yang gencar. Demikianlah, terdapat sebuah konspirasi dalam
>> menyebarkan
>> racun pemikiran.
>> Tendensi kebencian ini tampak ketika Riffat menutup makalahnya dengan
>> menuliskan hal berikut. "Melihat betapa pentingnya masalah ini, maka
>> sangat
>> perlu bagi setiap aktivis hak asasi perempuan Islam untuk mengetahui
>> keterangan dalam Al-Qur'an bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan sama
>> telah diubah oleh hadits. Dengan demikian, satu-satunya cara agar anak
>> cucu
>> perempuan (Hawa) dapat mengakhiri sejarah penindasan yang dilakukan oleh
>> anak cucu Adam ini adalah dengan cara kembali ke titik mula dan
>> mempertanyakan keshahihan hadits yang menjadikan perempuan hanya makhluk
>> kedua dalam ciptaan, tetapi pertama dalam kesalahan, dosa, cacat moral,
>> dan
>> mental. Mereka harus mempertanyakan sumber-sumber yang menganggap mereka
>> bukan sebagai dirinya sebagaimana seharusnya mereka ada, tetapi hanya alat
>> untuk kepentingan dan kesenangan laki-laki." (Ulumul Qur'an, no. 4, tahun
>> 1990, hlm. 55).
>> Tampaknya, dalam menghina hadits penciptaan perempuan, Riffat mengikuti
>> langkah dua peneliti wanita dari Amerika, yaitu Jane I Smith dan Yvonne Y.
>> Haddad. Keduanya menulis dalam majalah Women's Studies International Forum
>> (Lembaga Internasional untuk Studi-Studi Wanita) dengan judul Eve: Islamic
>> Image of Women (Hawa: Pandangan Islam tentang Wanita). (Ket: Jane I Smith
>> adalah pembantu dekan dan pengajar dalam mata kuliah sejarah agama
>> (Islamic
>> Studies) di Harvard Divinity School; Yvonne Y. Haddad adalah Associate
>> Professor di Duncan Black MacDonald Center, Seminari Hartford dan
>> Associate
>> Editor The Muslim World. Makalah tersebut dimuat dalam Women's Studies
>> International Forum, vol. 5, no. 2, hlm. 135-144, 1982, kemudian
>> diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dimuat dalam jurnal Ulumul
>> Qur'an, no. 1, tahun 1990, hlm. 28-36).
>> Dalam tulisannya, ia mengkritik sebagian hadits yang berkaitan dengan
>> penciptaan Hawa. Menurut penulis, serangan peneliti Pakistan ini lebih
>> keras
>> dibanding apa yang dilakukan kaum orientalis.
>> Sebelum mengulas kritik dan tuduhan seputar hadits ini, penulis memandang
>> perlu menguraikan sekilas kedudukan perempuan pra dan pasca-Islam. Dengan
>> demikian, kita bisa mengerti bagaimana Islam memuliakan, mengangkat
>> keudukan, dan membebaskan perempuan dari kehinaan dan perbudakan yang tak
>> terbayangkan, pada masa-masa umat sebelumnya.
>> Posisi Wanita Pra-Islam
>> Perempuan dalam masyarakat Yunani berada pada titik terendah. Mereka
>> dikucilkan masyarakat dan tinggal di rumah sebagai hiasan. Tugas mereka
>> adalah melahirkan anak dengan posisi tidak lebih dari seorang pembantu dan
>> tak memiliki hak waris.
>> Dalam masyarakat Romawi, laki-laki adalah segalanya dan perempuan sama
>> sekali tak dianggap. Jika dinikahi seorang pria, perempuan masuk ke dalam
>> perintahnya dan memiliki status hukum seperti anaknya. Wanita tak lagi
>> memiliki hubungan dengan keluarganya. Suami berhak mengadili dan
>> menghukumnya jika dituduh berbuat kriminal. Bahkan, suami punya hak untuk
>> membunuhnya.
>> Agama Yahudi memosisikan wanita seperti pembantu. Sang ayah berhak
>> menjualnya dan ia tidak mendapat warisan. Bagi mereka, warisan khusus bagi
>> naak-anak. Sedikit pengecualian, sang ayah dibolehkan menyumbang sedikit
>> hartanya. Yahudi menganggap anak perempuan sebagai laknat. Menurut mereka
>> karena perempuanlah yang menggoda Adam. Mereka menganggap bahwa wanita
>> lebih
>> pahit dari kematian dan hanya orang baiklah yang dapat selamat.
>> Adapun perempuan menurut Kristen, hasil kesimpulan dari pertemuan di Paris
>> pada tahun 586 M, wanita adalah makhluk yang diciptakan untuk melayani
>> pria.
>> Perempuan menurut masyarakat Arab pra-Islam tak kalah hina dari masyarakat
>> sebelumnya. Sebagian besar hak-hak perempuan dihapuskan. Orang Arab
>> pra-Islam bersedih dengan kelahiran anak perempuan, karena merupakan
>> bencana
>> dan aib bagi ayah dan keluarganya, sehingga mereka membunuhnya, tanpa
>> undang-undang dan tradisi yang melindunginya. (Lihat Dr. Abu Sarie
>> Muhammad
>> Abdul Hadi, Wa 'Asyiruhunna bil Ma'ruf, Maktabah at-Turats al-Islami,
>> Kairo,
>> cet. pertama, tahun 1988, hlm. 4-8).
>> Al-Qur'an mencatat sikap jahiliah mereka terhadap perempuan sebagai
>> berikut.
>> "Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak
>> perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia
>> menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang
>> disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menaggung
>> kahinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?
>> Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu." (An-Nahl:
>> 58-59). Demikianlah posisi perempuan dalam masyarakat sebelum Islam.
>> Posisi Wanita Menurut Islam
>> Ketika datang, Islam memuliakan, menjaga, dan memberi perempuan hak-hak
>> yang
>> tidak dinikmati sebelumnya. Islam menetapkan bahwa dalam soal kemanusiaan,
>> laki-laki dan perempuan adalah sama. Allah SWT berfirman, "Hai sekalian
>> manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri
>> yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya." (An-Nisa': 1).
>> Allah menetapkan bahwa perempuan adalah saudara pria karena berasal dari
>> satu ayah dan satu ibu. Allah berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya Kami
>> menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
>> menjadikan
>> kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal."
>> (Al-Hujarat: 13).
>> Oleh karena itu, Islam memberi perempuan sejumlah hak, menugasinya dengan
>> sejumlah kewajiban, memberinya kesempatan untuk beribadah, dan tugas-tugas
>> syariat lainnya. Perempuan dan laki-laki diberi kesetaraan dalam pahala.
>> Allah berfirman, "Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan
>> berfirman): 'Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang
>> beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian
>> kamu adalah turunan dari sebagian yang lain'." (Ali Imran: 195).
>> Allah juga memerintahkan mereka untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah
>> dari yang mungkar seperti halnya laki-laki. Allah berfirman, "Dan
>> orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka
>> (adalah)
>> penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
>> ma'ruf,
>> mencegah dari yang mungkar." (At-Taubah: 71).
>> Hal yang tak dapat dipungkiri oleh siapa pun adalah bahwa Allah
>> menciptakan
>> perempuan dengan karakter dan tabiat yang berbeda dengan laki-laki. Oleh
>> karena itu, syariat datang dengan hukum-hukum yang sesuai dengan
>> kondisinya.
>> Islam menetapkan hak dan kewajiban perempuan sesuai fitrahnya dan oleh
>> karena itu batas-batas itu tidak boleh dilanggar.
>> Selain itu, Islam menetapkan hukum tertentu yang tidak boleh dilanggar
>> perempuan karena hal itu akan menimbulkan masalah dan merusak
>> keseimbangan.
>> Hal serupa berlaku bagi laki-laki. Allah SWT Mahatahu tentang kondisi
>> hamba-hamba-Nya.
>> Rasulullah datang membawa hadits yang menjelaskan dan merinci keterangan
>> umum dalam Al-Qur'an. Jika hadits itu benar, mustahil ia akan kontradiktif
>> dengan Al-Qur'an. Tak satu pun hadits--jika benar bersumber dari
>> Rasul--bertentangan dengan Al-Qur'an. Jika seseorang melihatnya
>> bertentangan
>> dengan Al-Qur'an, berarti ada yang salah dalam pikirannya sehingga keliru
>> memahami.
>> Koreksi Seputar Matan Hadits
>> Pertama, harus kita pahami bahwa sikap Islam terhadap perempuan tidak bisa
>> disimpulkan dari satu atau dua hadits. Kesimpulan harus diambil dari
>> nash-nash Al-Qur'an dan hadits secara umum, termasuk praktik Rasulullah
>> saw.
>> Dalam kasus hadits di atas, kesimpulan tidak bisa diambil begitu saja
>> tanpa
>> membandingkannya dengan banyak hadits lain soal perempuan. Metode yang
>> keliru akan mengantarkan seseorang pada kesimpulan yang tidak sesuai
>> dengan
>> sikap Islam yang sebenarnya.
>> Pastinya, Islam memuliakan perempuan, seperti dijelaskan sebelumnya,
>> dengan
>> memberinya seluruh tanggung jawab kewanitaan yang prinsipil. Salah satunya
>> adalah tanggung jawab mengasuh anak. Secara logika, tugas ini mustahil
>> diamanahkan Allah pada manusia yang tidak lurus. Adalah tidak aman bagi
>> kaum
>> pria menyerahkan putra-putrinya ke dalam asuhan manusia yang tidak berdaya
>> dan "bengkok" secara psikologis. Atas dasar ini, mustahil jika pemahaman
>> hadits ini bernada miring dan meremehkan perempuan.
>> Di antara peran perempuan yang persis sama dengan kaum lelaki adalah
>> sebagai
>> berikut. 1. Tanggung jawab sebagai manusia, yaitu bertanggung jawab atas
>> perbuatannya untuk dievaluasi di akhirat. Hal ini ditegaskan Al-Qur'an. 2.
>> Tanggung jawab pidana. Ia menanggung hukuman pidana di dunia atas
>> perbuatannya yang melanggar. Ini juga ditetapkan dalam Al-Qur'an. 3. Hak
>> aktivitas sipil. Hak mengatur harta, melakukan akad dan perwalian terhadap
>> anak yang masih di bawah umur. Ini ditetapkan oleh mayoritas para ahli
>> fikih
>> dengan dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. 4. Hak dalam pengadilan yang
>> berhubungan dengan harta. Ini adalah pendapat Abu Hanifah. 5. Hak
>> meriwayatkan sunnah yang berfungsi menjelaskan Al-Qur'an. Ini disepakati
>> oleh seluruh ulama.
>> Dari sini, tuduhan bahwa Islam merendahkan martabat atau melecehkan
>> perempuan amat sulit dipahami. Oleh karena itu, hadits tersebut harus
>> dipahami secara benar, berdasarkan nash-nash lain dari Al-Qur'an dan
>> As-Sunnah.
>> Kedua, dalam hadits ini tak ada keterangan yang mengisyaratkan kebencian
>> terhadap perempuan. Tampaknya, yang membuat Riffat risih adalah kisah
>> penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam. Ia menganggap ini adalah
>> penghinaan
>> dan bertentangan dengan nash Al-Qur'an bahwa manusia diciptakan dalam
>> bentuk
>> terbaik. Dalam hal ini, Riffat keliru.
>> Sebenarnya tidak ada pertentangan antara penciptaan manusia sebagai
>> sebaik-baik penciptaan dengan penciptaan perempuan dari tulang rusuk.
>> Pasalnya, yang dimaksud dengan sebaik-baik penciptaan adalah bentuk fisik
>> manusia dengan organ dan anatomi yang sempurna. Allah telah menciptakan
>> manusia dalam bentuk, susunan, dan rangkaian yang terbaik. Hal ini terkait
>> dengan bentuk fisik dan bukan pada asal penciptaan manusia. Tak dapat
>> dipungkiri bahwa secara fisik, perempuan diciptakan cantik dan menarik
>> sehingga dapat membuat pria tergoda. Ini berlaku untuk seluruh wanita,
>> baik
>> berkulit putih maupun hitam, karena mereka mempunyai struktur fisik yang
>> sama.
>> Jika peneliti Pakistan ini melihat penciptaan perempuan dari tulang rusuk
>> laki-laki adalah penghinaan, kenyataannya laki-laki diciptakan dari tanah.
>> Dari dua sumber ini, unsur manakah yang lebih baik dan mulia? Penulis
>> yakin,
>> Riffat sepakat bahwa penciptaan perempuan dari tulang rusuk lebih mulia
>> dan
>> lebih tinggi dari penciptaan pria yang berasal dari tanah. Selanjutnya,
>> kenyataan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam mengandung
>> bakna
>> keserasian dengan peran saling melengkapi. Satu jenis tak dapat lepas dari
>> jenis lainnya. Wanita membutuhkan pria dan begitu juga sebaliknya.
>> Ketiga, "bengkok" dalam hadits ini tak disertai penjelasan tentang
>> konteksnya. Rasul hanya mengisyaratkan pengaruh bengkok tulang rusuk pada
>> sebagian perilaku perempuan yang membuat pria merasa terganggu.
>> Barangkali,
>> berdasarkan realita umum, yang dimaksud ungkapan "bengkok" adalah sikap
>> emosional, reaktif, sensitif, dan inkonsistensi perilaku yang dominan.
>> Pengertian dasar bengkok kontradiksi dengan konsistensi. Jika kematangan
>> sikap atau kemampuan mengendalikan emosi adalah sebuah konsistensi,
>> dominasi
>> emosi adalah suatu kebengkokan. Jika kemampuan manusia menguasai
>> perasaannya
>> adalah konsistensi, dominasi perasaan jelas merupakan suatu kebengkokan.
>> Secara khusus, perempuan kerap dikuasai perasaan yang membuatnya hilang
>> keseimbangan dalam mengambil keputusan. Atau, karena faktor emosi, lahir
>> sikap ketergesaan, yang melahirkan sikap inkonsistensi serta sikap kurang
>> simpatik lainnya lewat tindakan dan ucapan.
>> Benarlah Rasulullah saw. ketika bersabda, "Ia (wanita) tak akan tetap
>> padamu
>> dalam satu sikap." Inkonsistensi inilah yang mengganggu pikiran pria dan
>> memancing kemarahannya. Interpretasi ini dikuatkan dengan apa yang
>> disbdakan
>> Rasul dalam salah satu nasihatnya pada kaum wanita: "Kalian memperbanyak
>> laknat (celaan) dan mengingkari (kebaikan) suami." Sikap ini biasanya
>> terjadi pada saat marah, atau merupakan buah dari perasaan cepat terusik
>> dan
>> tersinggung.
>> Jika bengkok dimaknai bahwa wanita memiliki tabiat penipu dan curang,
>> penulis yakin ini sangat berlebihan. Ini merupakan penghinaan terhadap
>> perempuan secara umum dan kontras dengan berbagai informasi tentang
>> kehidupan para sahabat perempuan yang tidak memiliki sifat ini. Tuduhan
>> ini
>> juga tak sesuai dengan realitas yang kita saksikan dari ibu, sudari, dan
>> istri kita. Masuk akalkah menyerahkan pendidikan kepada penipu? (Abd
>> al-Halim Abu Syuqqah, Tahrir al-Mar'ah fi Ashr ar-Risalah, Dar al-Qalam,
>> Kuwait, cet. pertama, tahun 1410 H, juz 1, hlm. 288-289).
>> Keempat, hadits ini membimbing agar kaum lelaki bersikap sabar terhadap
>> tabiat perempuan akibat faktor ini. Maksudnya, di sini adalah sabda
>> Rasulullah saw., "Jika engkau luruskan ia, engkau mematahkannya, dan
>> mematahkannya adalah dengan menceraikannya." (Shahih Muslim, juz 2, hlm.
>> 1091, no. hadits. 59). Kaum pria hendaknya tidak menjadikan hal ini alasan
>> rasa kesal dan kecewanya karena merupakan karakter yang khusus Allah
>> ciptakan untuk perempuan. Pria dituntut sabar, pemaaf, dan sadar bahwa
>> karakter ini sangat dibutuhkan dalam peran-peran khusus, seperti hamil,
>> menyusui, dan mengasuh karena butuh persaan yang dalam dan sensitivitas
>> yang
>> tinggi. (Abd al-Halim Abu Syuqqah, Tahrir al-Mar'ah fi Ashr ar-Risalah,
>> Dar
>> al-Qalam, Kuwait, cet. pertama, tahun 1410 H, juz 1, hlm. 289).
>> Kaum pria hendaknya sadar bahwa istrinya memiliki kelebihan dan
>> keistimewaan
>> yang dapat menggantikan kekurangan ini. Benarlah sabda Rasul tentang
>> bagaimana menyikapi perilaku wanita, "Janganlah seorang mukmin cepat
>> menceraikan seorang mukminah; jika benci pada satu perangai, ia akan
>> menyukai perangai yang lainnya." (Shahih Muslim, Kitab Ar-Ridha Bab
>> Al-Washiyyat bin Nisa', juz 2, hlm. 1091).
>> Kelima, tidak ada kontradiksi antara nash-nash Al-Qur'an dan hadits jika
>> benar shahih dari Rasulullah. Hadits merinci dan menjelaskan apa yang
>> secara
>> umum dijelaskan Al-Qur'an. Jika hadits shahih merinci penciptaan Hawa, ini
>> tidak bertentangan dan merupakan penjelasan terhadap Al-Qur'an. Alasannya,
>> Al-Qur'an hanya membicarakan garis besar masalah ini dan hadits bertugas
>> merincinya. Inilah yang berlaku dengan kisah Adam dan Hawa.
>> Apa yang menghalangi Allah untuk menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam
>> seperti tertuang dalam hadits Abu Hurairah ini?
>> Keenam, kemiripan Injil dan nash-nash hadits tentang penciptaan Hawa bukan
>> merupakan aib. Kemiripan ini bukan menunjukkan bahwa hadits terpengaruh
>> oleh
>> Injil dan kitab samawi lainnya. Informasi dari Injil merupakan sisa
>> teks-teks yang selamat dari penyimpangan. Seperti diketahui, banyak nash
>> yang terdapat dalam Taurat dan Injil diselewengkan oleh kaum Yahudi dan
>> Nasrani. Mungkin saja ini termasuk yang selamat dari penyimpangan.
>> Sumber informasi ini, jika benar adalah dari Allah. Apa yang menghalangi
>> kemiripan antara keduanya? Bagaimanapun, sumbernya adalah satu. Dia yang
>> menurunkan Taurat dan Injil, juga yang memberitahukan kepada Nabi Muhammad
>> saw. tentang masalah gaib. Al-Qur'an telah menegaskan bahwa Allah mengutus
>> Rasulullah saw. untuk membenarkan risalah para nabi sebelumnya. Allah
>> berfirman, "Dia menurunkan al-kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan
>> sebenarnya;
>> membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat
>> dan
>> Injil." (Ali Imran: 3).
>> Ketujuh, tidak benar bahwa kisah penciptaan perempuan dari tulang rusuk
>> adalah dongeng. Dongeng adalah cerita yang disebarkan oleh manusia tanpa
>> bukti. Informasi penciptaan perempuan ini didasarkan pada hadits shahih
>> yang
>> tidak mungkin diragukan lagi. Tuduhan Raffat bahwa hadits ini adalah
>> dongeng, bukan saja tidak benar, melainkan juga menodai kesucian hadits
>> dan
>> mengingkari keshahihannya.
>> Kedelapan, dugaan bahwa nama Adam tidak disebut dalam hadits ini dapat
>> dijawab bahwa ini adalah pendapat para ahli fikih. Imam Nawawi berkata,
>> "Di
>> dalamnya terdapat dalil terhadap apa yang ditegaskan para ahli fikih atau
>> sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Allah Ta'ala
>> berfirman, 'Ia menciptakan kalian dari satu diri.' Nabi menegaskan bahwa
>> Hawa diciptakan dari tulang rusuk." (An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, juz
>> 10, hlm. 311).
>> Sebagai tambahan, terdapat hadits lain yang dikemukakan As-Suyuthi dalam
>> tafsirnya, di antaranya: "Abusy Syaikh meriwayatkan dari Ibnu Abbas
>> tentang
>> firman Allah, 'Ia mencpitakan kalian dari satu diri.' Ia berkata, 'Dari
>> Adam. Dan menciptakan darinya pasangannya.' Ia berkata, 'Hawa diciptakan
>> dari tulang rusuknya yang pendek.' Seperti halnya dikeluarkan oleh Abd bin
>> Humaid dan Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir, dan Ibnu Abi Hatim
>> dari Mujahid yang serupa dengan ini." (As-Suyuthi, Al-Dur al-Nabtsur,
>> Tafsir
>> surah An-Nisa', juz 2, hlm. 116).
>> Berbagai riwayat ini telah dikemukakan As-Suyuthi dalam kitab tafsirnya,
>> meskipun riwayatnya mauquf pada Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbad, Mujahid, dan
>> lainnya, semoga Allah meridhai mereka. Akan tetapi, riwayat ini dikuatkan
>> oleh hadits Abu Hurairah yang terdahulu.
>> Sumber: Diadaptasi dari Sunnah di Bawah Ancaman: Dari Snouck Hurgronje
>> hingga Harun Nasution, Dr. Daud Rasyid, M.A. (Bandung: Syaamil, 2006),
>> hlm.
>> 115-136).
>> Oleh: Abu Annisa
>> http://www.alislamu.com/artikel/724-serangan-riffat-terhadap-hadits-tentang-perempuan-bagian-pertama.html
>>
>>
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>>
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>>   Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>>   Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>>      Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>   Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>   Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>      Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment