Thursday, February 17, 2011

[Milis_Iqra] MUI Jatim: Pengikut Syiah Tak Perlu Dibubarkan

Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi'ah dan Ahlus Sunnah wal Jamaah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang "Imamah" (Pemerintahan)", Majelis Ulama Indonesia mengimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jamaah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi'ah

===

MUI Jatim: Pengikut Syiah Tak Perlu Dibubarkan


Nasional - Kamis, 17 Februari 2011 | 13:59 WIB

INILAH.COM, Surabaya - Mendapat instruksi dari Majelis ulama Indonesia (MUI) Pusat, MUI Jatim membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk mengusut tuntas kasus penyerangan Ponpes al-Islam yang dikelola Yayasan Pesantren Islam (YAPI) Desa Kenep, Beji, Kabupaten Pasuruan.

Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori, Kamis (17/2/2011), mengatakan dirinya telah turun selama satu hari pada Rabu (16/2/2011) untuk mencari informasi langsung dari sejumlah ulama di Pasuruan. Bahkan, melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh ulama bersama Wagub Jatim Gus Ipul dan Kapolda Jatim di Ponpes Sidogiri Pasuruan.

"Sudah ada perdamaian antara kelompok Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) dengan pihak YAPI. Sudahlah jangan dibesar-besarkan lagi berita kekerasannya, situasi di Pasuruan mulai kondusif," tegasnya.

Tim pencari fakta, lanjut dia, akan ditugasi untuk mencari informasi serta menyamakannya dengan hasil penyelidikan kepolisian mengenai penyebab terjadinya kasus di Ponpes yang diduga beraliran Syiah itu. Tak hanya itu, hasil temuan di lapangan juga akan dijadikan bahasan bagi MUI Jatim untuk membuat pendapat yang akan disampaikan kepada masyarakat.

MUI Jatim meminta kepada MUI kabupaten/kota agar bisa menjalin komunikasi intensif dengan kelompok-kelompok agama di wilayahnya bersama pemerintah setempat.

Sementara itu, mengenai dugaan aliran Syiah yang ada di Ponpes YAPI masih perlu dibuktikan dulu kebenarannya. Tapi, bagi MUI Jatim, aliran Syiah tidak perlu dibubarkan selayaknya ajaran Ahmadiyah. Aliran Syiah yang merupakan kelompok minoritas di Indonesia hanya perlu diwaspadai perkembangannya.

"Ada aturan di Syiah yang berbeda dengan Islam pada umumnya, yakni soal adanya kawin kontrak (nikah mut'ah). Dalam Islam pada umumnya itu tidak dibenarkan," pungkasnya.

Untuk diketahui, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 merekomendasikan tentang faham Syi'ah sebagai berikut:

Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamaah) yang dianut oleh umat Islam Indonesia. Perbedaan itu di antaranya:

1. Syi'ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.

2. Syi'ah memandang "Imam" itu ma'sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).

3. Syi'ah tidak mengakui Ijma' tanpa adanya "Imam", sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah mengakui Ijma' tanpa mensyaratkan ikut sertanya "Imam".

4. Syi'ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da'wah dan kepentingan ummat.

5. Syi'ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah mengakui keempat Khulafa' Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).

6. Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi'ah dan Ahlus Sunnah wal Jamaah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang "Imamah" (Pemerintahan)", Majelis Ulama Indonesia mengimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jamaah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi'ah. [beritajatim.com]


http://nasional.inilah.com/read/detail/1245422/mui-jatim-pengikut-syiah-tak-perlu-dibubarkan



--
~~~~~
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment