2011/2/26 sugi arti <bunda.sugi@gmail.com>
-- Terima kasih pak Arman, mohon maaf atas banyak ketidakpahaman saya
terhadap penjelasan bapak,
(sugi)
> [Arman] : Dalam kacamata al-Qur'an, kisah pencarian jati diri Allah oleh
> Ibrahim merupakan langkah awal dari kesiapan dia untuk memasuki fase
> ketentuan Allah yang sebenarnya, yaitu menjadi khalil-Nya. Begitupula dari
> kacamata al-Qur'an untuk kasus Nabi Muhammad, khususnya lagi lihat
> makna wawajadaka daallan fahadaa pada surah Adh-Dhuuha ayat 6. Makanya saya
> bilang sebelum ini, proses pencarian kebenaran yang dilakukan oleh keduanya
> adalah langkah awal dari sisi humanities mereka yang mengantar mereka pada
> takdir yang sudah ditentukan oleh Allah. Sama seperti kasus Adam yang memang
> telah ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi khalifah dibumi ini namun baru
> terjadi setelah melalui perantaraan sikapnya yang melakukan
> pelanggaran. Kesamaan kasusnya adalah ada action dari sisi insaniah
> masing-masing yang lalu menjadi sebab bagi takdir mereka kemudian.
>
>
tetapi kita tetap tidak bisa mengatakan bahwa *proses pencarian
tersebut yang menjadikan Ibrahim alaihi salam dan Muhammad Sallallahu
alaihi wassalam menjadi Nabi* bukan?
[Arman] : Kenapa tidak ? Dalam pandangan saya tidak ada masalah apapun dengan mengatakan seperti demikian karena memang kenyataannya itulah yang dipaparkan oleh al-Qur'an pada kisah Nabi Ibrahim dan termasuk dalam kasus Nabi Muhammad.
[sugi]
seperti halnya dengan Adam alaihi salam, seperti artikel yang pernah
dibawakan mas awung dan Mba WN, bukan karena kesalahannya Adam alaihi
salam diturunkan ke bumi, karena sebelum Adam alaihi salam diciptakan,
Allahu Ta'ala telah memberitahu para malaikat tentang manusia yang
akan menjadi khalifah di bumi.
[Arman] : Tetapi tetap saja ada proses yang harus mereka lewati untuk mencapai takdirnya tersebut, didalam kasus Adam ya melanggar, didalam kasus Ibrahim dan Muhammad ya proses pencarian sebagaiamana yang sudah kita diskusikan sebelum ini.
(sugi)
>>
>>
> [Arman] :
>
> Pertama, hadits yang anda bawa diataspun tidak lengkap, ada bagian yang
> dihilangkan, semoga terkhilaf dan tidak disengaja. Bagian tersebut adalah
> yang saya merahkan dan tebalkan berikut ini :
>
> Ummul mukminin, Aisyah r.a. berkata: Pertama turunnya wahyu kepada Nabi saw.
> berupa mimpi yang baik dan tepat, *setiap bermimpi pada waktu malam, maka
> terjadilah mimpi itu pada esok harinya bagaikan pastinya terbitnya fajar
> Subuh*. Kemudian ia menjadi senang menyendiri di gua Hira, di sana ia
> beribadah beberapa hari dengan malamnya sebelum kembali kepada istrinya
> untuk mengambil bekal dan kembali ke tempat khalwatnya, kemudian kembali
> kepada istrinya Siti Khadijah dan mengambil bekal pula seperti semula,
> sehingga tibalah masa turunnya wahyu yang haq ketika Nabi di gua Hira.
>
> Dari hadis ini maka adanya mimpi pada diri Nabi tidak bisa dikaitkan secara
> langsung sebagai penyebab beliau berkhalwat, karena dalam hadis tersebut,
> setiap yang dimimpikan oleh Muhammad sebelum ia diangkat menjadi Nabi pasti
> langsung terjadi esoknya, jelas ini bukan berkaitan dengan kenabian, hanya
> mimpi yang benar, hal ini berkorelasi dengan hadis lain, Nabi juga
> mengatakan bahwa orang yang shaleh dalam hidupnya akan mendapatkan
> mubasyiroh atau mimpi yang baik/benar. Kita tahu dari tarikh bahwa penyebab
> utama kegelisahan Muhammad sehingga membuat beliau mengundurkan diri dari
> dunia ramai adalah kondisi masyarakat Mekkah yang bobrok dan jahil pada masa
> itu yang dalam pendapat beliau tidak beradab. Sama seperti kisah para
> pertapa dimasa-masa lainnya yang ingin mencari ketenangan batin ditengah
> morat-maritnya kehidupan dunia. Ini semua merupakan refleksi dari
> al-a'râdhul-basyariyah seorang Muhammad, atau dalam bahasa sederhananya
> suara hati dari Muhammad.
>
pak Arman, sy tidak menghilangkan kata-kata yang pak Arman maksudkan,
berikut saya copy paste hadist lengkapnya yg saya copy dari :
http://hadith.al-islam.com/Loader.aspx?pageid=781&BookID=692&TOCID=63&PID=93
------
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْوَحْيِ
الرُّؤْيَا الصَّادِقَةَ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا
جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ
Hadis riwayat Aisyah رضي الله عنها, istri Nabi صلی الله عليه وسلم ia
berkata:Wahyu pertama yang diterima Rasulullah adalah mimpi yang
benar. Setiap kali beliau bermimpi, mimpi itu datang bagaikan
terangnya Subuh.
[Arman] : Mohon maafnya, saat saya mereply sebelum ini, saya tidak merefer pada bahasa Arabnya tapi berdasarkan ingatan saya saja, apalagi karena memang antum tidak melampirkan teks Arabicnya. Kalau ada teks Arabnya seperti sekarang khan enak untuk dibahas ... adapun maksud dari hadits diatas adalah : Setiap kali Rasul bermimpi maka apa yang beliau mimpikan itu sungguh-sungguh terjadi sebagaimana cahaya subuh yang lambat laun merekahkan sinar mentari. Hal ini diambil dari جَاءَتْ yang berarti "datang", "tiba" atau bisa juga diterjemahkan dengan "terjadi", "menjadi kenyataan".
Intinya tetap sama bahwa mimpi-mimpi tersebut tidak berkorelasi langsung dengan bertahannutsnya beliau kegua Hira, sebab mimpi-mimpi beliau itu selalu menjadi kenyataan persis seperti apa yang beliau lihat dalam keadaan tidur. Dengan kata lain, mimpi-mimpi beliau tersebut tidak mengarahkan atau menyuruh beliau untuk bertahannuts. Hanya saja karena seringnya beliau memiliki pengalaman tersebut (begitu mimpi lalu jadi kenyataan), akhirnya beliau seperti yang saya bilang bertahannuts sebagai refleksi dari al-a'râdhul-basyariyah seorang Muhammad, atau dalam bahasa sederhananya suara hati dari Muhammad, sifat-sifat insaniahnya yang mengarahkan pada hal yang baik, nyaman, tenang dan benar.
>(sugi)
> [Arman] : wawajadaka daallan fahadaa, Dan Dia mendapatimu sebagai seorang
> yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
> Jadi ada sebuah proses sebab dan akibat yang lebih kompleks pada diri Nabi
> Muhammad khususnya (sebagaimana juga pada kasus Nabi Ibrahim, karena
> keduanya disebut al-Qur'an adalah dua karib) dalam mendapatkan pencerahan.
>
> Secara ringkas, beliau berdua memang sejak awal sudah ditakdirkan/ditetapkan
> untuk menjadi Nabi tapi caraya ia harus melewati fase kegelisahan diri, lalu
> mencari eksistensi kebenaran, mendapat petunjuk Allah dan menghantarkan ia
> kepada takdir kenabiannya.
>
> Dalam kasus Adam, juga sama, beliau sudah ditakdirkan atau ditetapkan untuk
> menjadi khalifah dibumi tetapi caranya ia harus melewati fase pelanggarannya
> dulu baru kemudian menghantarkan beliau pada takdir awalnya.
>
> Jadi ada proses kausalita didalam setiap kehendak atau takdir Allah ,,,,
Jadi maksud pak Arman, merupakan kekeliruan jika saya berkata bahwa
*para Nabi mencapai kebenaran melalui pengalaman dan pencarian*?
karena pengalaman dan pencarian hanya bagian proses kausalita bagi
para Nabi menuju kebenaran. dengan kata lain jika Allahu Ta'ala
menghendaki bahwa tanpa melalui pengalaman dan pencarian pun, kedua
Nabi tersebut tetap menjadi Nabi dan mencapai kebenaran. apakah
begitu?
maaf jika tidak berkenan..
terima kasih
[Arman] : Saya agak bingung membaca tulisan antum diatas tapi intinya adalah bahwa proses pencarian awal para Nabi tersebut (Ibrahim dan Muhammad) adalah pengantar mereka untuk menjadi Nabi sesuai kehendak Allah sebelumnya. Jadi ini adalah sebuah hukum sebab dan akibat yang pada tahapan kemudiannya sikap dan tindakan mereka ini mestinya menjadi uswatun hasanah bagi setiap umat masing-masing.
Mengenai kalimat anda "jika Allahu Ta'ala menghendaki bahwa tanpa melalui pengalaman dan pencarian pun, kedua Nabi tersebut tetap menjadi Nabi dan mencapai kebenaran. apakah begitu? " maka jawab saya adalah "apakah bila Adam dulunya tidak melakukan pelanggaran maka dia tidak menjadi Khalifah dibumi ? "
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment