Dari Milis sebelah
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto
Sent: Monday, March 21, 2011 7:51 AM
To: keluarga-islam; mencintai-islam
Subject: [keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Abu Ubaidah bin al-Jarrah: Orang Kepercayaan Allah dan Rasul-Nya
Abu Ubaidah bin al-Jarrah: Orang Kepercayaan Allah dan Rasul-Nya
Seandainya Abu Ubaidah masih hidup aku akan menunjuknya sebagai penggantiku. Dan bila kelak Allah bertanya tentang itu aku akan menjawab, “Aku memilihnya karena ia orang kepercayaan Allah dan Rasul-Nya” ~ Umar bin al-Khatthab
*****
Suatu ketika, utusan dari Yaman datang menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Mereka meminta kepada Rasulullah agar mengutus salah seorang sahabatnya yang bisa mengajari mereka al-Qur’an dan agama. “Aku akan mengutus bersama kalian orang kuat dan terpercaya,” jawab Rasulullah.
Berita itu kemudian tersebar. Menjelang waktu Dzuhur, para sahabat – termasuk Umar bin al-Khatthab – bergegas menuju masjid. Mereka berangkat lebih cepat agar bisa berada di shaf pertama dan berharap dialah yang ditunjuk oleh Rasulullah.
Usai salat Dzuhur, Rasulullah menengok ke kanan dan ke kiri. Tatapan beliau berhenti saat mengenai seorang sahabat yang bertubuh kurus. Beliau memanggilnya sambil berkata, “Pergilah bersama mereka!”
Pribadi yang Menyenangkan
Sahabat terpercaya ini lahir di tengah-tengah keluarga Quraisy. Namanya Amir bin Abdillah bin al-Jarrah al-Fihry. Silsilah nasabnya bertemu dengan Rasulullah di kakek keenamnya Fihr, yang bergelar Quraisy.
Amir bin Abdillah biasa dipanggil dengan nama Abu Ubaidah. Perawakannya tinggi kurus. Pribadinya menyenangkan. Sikapnya ramah, lemah lembut dan tawaduk. Banyak orang yang bersimpati padanya.
Sahabat yang pemalu ini juga dikenal gagah berani dalam menghadapi musuh dan sangat cekatan bila menghadapi suatu urusan penting.
Abu Ubaidah termasuk as-Sâbiqûn al-Awwalûn atau pendahulu Islam. Ia masuk Islam sehari setelah Abu Bakar. Ia berikrar setia kepada Rasulullah bersama Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Madz’un dan al-Arqam bin Abi al-Arqam atas ajakan Abu Bakar.
Dalam naungan Islam, Abu Ubaidah kemudian menjadi sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah. Ia membantu perjuangan beliau dengan penuh kesetiaan, tanggung jawab dan pengorbanan. Sebab itulah ia mendapat tempat yang istimewa di hati beliau.
Dalam suatu kesempatan beliau memberikan apresiasi kepada sahabat agung ini. Sambil memegang tangan kanan Abu Ubaidah beliau bersabda, “Setiap umat memiliki orang kepercayaan. Dan orang kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah.”
Tidak mengherankan jika Abdullah bin Mas’ud sangat bangga padanya, “Paman-pamanku yang paling setia sebagai sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam cuma tiga orang. Mereka adalah Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah,” sebut Abdullah bin Mas’ud.
Kepercayaan itu terus ia dapatkan hingga akhir hayatnya. Di masa kekhalifahan Abu Bakar, Abu Ubaidah dipercaya sebagai pengawas Baitul Mal. Abu Bakar kemudian mengangkatnya sebagai gubernur Syam. Jabatan ini ia emban hingga masa kekhalifahan Umar bin al-Khatthab. Tak lama kemudian Umar mengangkatnya sebagai panglima tertinggi di Syam, menggantikan Khalid bin al-Walid.
Selalu Dirindukan
Setelah masuk Islam, Abu Ubaidah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Islam. Ia telah mengorbankan banyak waktu, harta benda dan tenaganya demi kejayaan Islam. Ia hampir tidak pernah absen dari momen-momen penting bersama Rasulullah. Ia mengikuti semua pertempuran yang dihadiri Rasulullah. Dan, pengorbanannya yang luar biasa tampak pada saat terjadinya perang Badar dan Uhud.
Dalam perang Badar, Abu Ubaidah mendapatkan ujian yang sangat berat. Ia harus bertempur melawan ayahnya sendiri, Abdullah bin al-Jarrah yang saat musyrik. Sebenarnya, Abu Ubaidah sudah berusaha menghindari ayahnya. Tapi, sang ayah terus mengejarnya dengan beringas. Saat terdesak, maka tak ada pilihan lain. Abu Ubaidah membunuh ayahnya sendiri. Atas kesetiaan terhadap agama yang melebihi hubungan keluarga ini, Allah memberikan pujian kepada Abu Ubaidah dalam QS al-Mujadilah: 22.
Pada saat-saat genting dalam perang Uhud, ia tetap bertahan di samping Rasulullah bersama sebagian kecil sahabat yang lain. Saat perang sedang berkecamuk, Rasulullah terjatuh sehingga gigi depan beliau retak, kening beliau luka dan di pipi beliau tertancap dua mata rantai baju besi beliau. Melihat keadaan beliau seperti itu, Abu Bakar sangat iba dan ingin mencabutnya, tapi ia dicegah Abu Ubaidah. “Biar aku yang mencabutnya," pintanya.
Abu Ubaidah tahu kalau ini dicabut dengan tangan Rasulullah pasti kesakitan. Akhirnya ia mencabutnya dengan gigi depannya. Di saat mata rantai pertama tercabut, satu giginya lepas. Begitu juga ketika mencabut mata rantai. Satu lagi giginya ikut tercabut.
Abu Bakar kemudian berkata, “Sebaik-baik gigi yang tanggal adalah giginya Abu Ubaidah bin al-Jarrah.”
Pada masa kekhalifahan Umar bin al-Khatthab, ia membawa bendera Islam hingga ke Syam. Di bawah komandonya, umat Islam berhasil menaklukkan
Penuh Tanggung Jawab
Pasca wafatnya Rasulullah, para sahabat berkumpul di Tsaqifah Babi Saidah. Mereka bermusyawarah untuk menunjuk khalifah yang pertama. Umar bin al-Khatthab lalu mengulurkan tangannya kepada Abu Ubaidah sambil berkata, “Aku memilih Anda dan bersumpah setia dengan Anda. Karena, aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya tiap-tiap umat memiliki orang kepercayaan. Dan orang kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah.”
Tapi, Abu Ubaidah menjawab, “Aku tidak mau mendahului orang yang pernah disuruh oleh Rasulullah untuk mengimami salat sewaktu beliau masih hidup. “
Akhirnya mereka sepakat memilih Abu Bakar menjadi Khalifah pertama. Sedangkan Abu Ubaidah didapuk menjadi penasehat dan pembantu utama bagi Khalifah. Setelah Abu Bakar, jabatan khalifah pindah ke tangan Umar bin al-Khatthab. Abu Ubaidah selalu dekat dengan Umar dan tidak pernah melanggar perintahnya, kecuali sekali. Yaitu, pada saat
Abu Ubaidah membaca
Seusai membaca
Abu Ubaidah wafat pada usia 85 tahun. Ia dikebumikan di Yordania dengan iringan kabar surga dari Rasulullah.
Sumber: Buletin SIDOGIRI
--
"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."
__._,_.___
Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.
Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment