Wednesday, March 16, 2011

Re: [Milis_Iqra] Apa Kata Para Pemuka Agama Soal Syiah?

Kalau begitu parameternya tidak terlalu jelas Mbak, karena --terlepas sebentar dari wahabi-isme- kalau kita menilik soal ikhtilaf sunni-syiah, kita punya parameter yang bisa dijadikan standar acuan. Sebab secara jujur mereka bersumber pada dua fondasi yang sama yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah, merekapun mengambil referensi dari para sahabat dan keluarga Rasulullah. Hanya bedanya, mereka membuat filterisasi lagi sahabat Nabi seperti apa yang bisa untuk dipercaya sehingga pemberitaan yang diriwayatkan oleh mereka bisa dijadikan pegangan sementara sunni tidak membedakan antara para sahabat tersebut dan menganggap semuanya bersifat adil. Nah kalau soal wahabi-isme yang ada ataupun liberalisme yang diklaimkan pada sekelompok orang tertentu standarnya masih kabur menurut saya. Berbicara masalah tahlil dan tidak tahlil tidak akan pernah selesai sampai kapanpun, ketegasan Muhammadiyah dan NU dalam hal hal-hal tersebut sebagai contoh tetap mengakar kuat sampai hari ini. Lalu apakah orang-orang Muhammadiyah yang menolak tahlil lantas secara otomatis bisa disebut wahabi sementara orang Muhammadiyah yang mencalonkan Amien Rais lalu disebut liberal ? 

Saya dari dulu tidak pernah sepakat dengan eksklusifisme sekterianisme ditubuh agama ini karena selamanya hanya akan menyumbat kemajuan umat dan terjebak pada konflik internal yang tidak berkesudahan. Agama seakan hanya diperuntukkan bagi ritual semata serta sibuk baku hantam mengurusi bid'ah ini dan itu, menolak semua bentuk "interfensi" akal secara luas dalam mengkodifikasi penafsiran nash-nash keagamaan sekaitan dengan perubahan jaman itu sendiri. Saya tidak perduli apakah orang menyebut saya anti wahabi, anti sunni atau juga anti Syiah dengan sikap saya ini. Sebab bila dengan menolak sekterianisme didalam Islam saya disebut orang liberal, itu urusan mereka, begitupun jika karena saya menjadikan sejumlah hadis dikalangan sunni sebagai rujukan beragama saya disebut sunni atau karena kecenderungan saya pada rasa cinta dan hormat yang tinggi atas ahli bait Rasul serta mereka yang mengikutinya maka saya disebut bagian dari syiah semuanya tidak masalah. Tapi, saya adalah muslim tanpa sekat, muslim tanpa aliran, saya berpikir dalam beragama sebagaimana Allah memerintahkan secara tegas dalam kitab-Nya, saya ikuti sunnah yang sejalan dengan wahyu Allah sebagai contoh aplikasi dari Rasul, keluarganya dan sahabat beliau yang tsiqah. Tidak ada tempat dihati saya untuk wahabi-isme, sunni-isme, syiah-isme serta isme-isme lainnya. Beberapa pikiran orang-orang dari (organisasi?) JIL seringkali saya bantah jika memang itu menurut saya terlalu berlebihan dan menyimpang namun itu tidak berarti bahwa setiap noktah dari isi kepala mereka harus ditolak mentah-mentah. Adalah bijak jika kita tidak membenci orang tetapi membenci pemikiran atau sifatnya yang salah saja sehingga tidak ada pengelompokkan disana-sini.

So, apakah Quraish Shihab itu syiah, Azzumardi itu liberal atau lain sebagainya, buat saya itu urusan merekalah, selama apa yang mereka sampaikan benar dan sejalan dengan al-Qur'an sebagai acuan utama maka tidak ada celah untuk mengkritiknya. Tetapi ketika pernyataan mereka menyimpang maka kritik bukan suatu keniscayaan buat dimajukan. Bukankah saya pernah mengkritik juga tentang Syiah dalam buku-buku saya ? bukankah saya juga pernah mengkritik pemikiran Quraish shihah soal jilbab ? bukankah saya juga pernah mengcounter balik argumen-argumennya Ulil dan kawan-kawannya ? so, ini bentuk obyektifitasan berpikir serta bersikap.

Apakah saya mewakili apa yang disebut sebagai "umat Islam Indonesia" ... ? entahlah, tapi saya tidak harus repot memikirkan pandangan tersebut sebab standarisasinya juga masih samar, sama samarnya dengan kata "rakyat", dimana semua mengatasnamakan "rakyat" tapi apa sih standarisasi dari kata "rakyatnya anu" serta "rakyatnya fulan" ?



2011/3/16 <whe.en9999@gmail.com>
(Arman)

Pertanyaan balik dari saya adalah kenapa orang-orang tersebut dianggap tidak mewakili umat Islam Indonesia ? Siapa sebenarnya umat Islam Indonesia yang dimaksud ini ? Apa parameternya ? Sikap kewahabiankah ? atau apa .... 

(Whe-en)
Tergantung orang yang mengartikan sikap wahabi itu sendiri mas,
Jika ada yang mengartikan wahabi itu orang yang tidak memilih AR menjadi presiden seperti tuduhan teman saya ke saya, ya jelas tidak mewakili karena yang memilih AR hanya berapa persen.

Jika yang tidak tahlilan dan tidak maulidan itu sikap wahabi, berarti yang tahlilan dan maulidan tidak mewakili umat yang disebut wahabi.

Jika yang mengakui hadits riwayat dari shahabat semuanya itu wahabi maka yang tidak mengakui shahabat Rasul dan menurut "saya"nya tidak mewakili umat Islam di Indonesia, karena mayoritas mengakui hadits dari riwayat shahabat

Contoh simplenya lagi, mas Arman punya prinsip hampir mirip dengan JIL, terbuka lebar ijtihat, ini jelas tidak mewakili saya dan banyak orang yang menganut "jika ada nash yang kuat yang jelas, tidak ada ijtihaj"

Dari keempat tokoh tersebut, sudah 2 orang yang menjadi tokoh JIL?
Jadi saya kira jika itu memang benar, mereka tidak mewakili umat Islam yang tidak liberal.

Dari tokoh tersebut, ada yang berpendapat jilbab bagi wanita tidak wajib?
Beliau jelas bukan mewakili umat Islam yang mematuhi Allah bahwa menutup aurat adalah kewajiban wanita muslim yang sudah masuk syarat2nya.

Dan masih banyak lagi.

Yang jadi pertanyaan saya justru, siapa yang mereka wakili?

Regards
Whe-en

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Date: Wed, 16 Mar 2011 22:00:55 +0700
Subject: Re: [Milis_Iqra] Apa Kata Para Pemuka Agama Soal Syiah?

Pertanyaan balik dari saya adalah kenapa orang-orang tersebut dianggap tidak mewakili umat Islam Indonesia ? Siapa sebenarnya umat Islam Indonesia yang dimaksud ini ? Apa parameternya ? Sikap kewahabiankah ? atau apa .... 

2011/3/16 whe - en <whe.en9999@gmail.com>
Mas Arman,
kenapa yang dilibatkan tokoh yang kelihatannya justru tidak mewakili ummat islam di indonesia yach?
karena kalau benar info dari salah satu web yang saya posting terpisah adalah sebb:
Prof. Dr. Azyumardi Azra, : 12. Azyumardi Azra (Mantan Rektor UIN Jakarta) ~ termasuk 50 tokok JIL ?
Prof. Dr. K. H. Aqiel Siradj, : 22. Said Aqiel Siradj (Mantan Menteri Agama) ~ termasuk 50 tokoh JIL ?
Dr. K.H. Qureisy Shihab dan : seperti kita tahu bapak Quraish shihab ini berpendapat tidak wajibnya jilbab bagi perempuan muslim?
dan yang saya dengar beliau memang beraliran syiah??
Dr. Khalid Walid.~ saya belum tahu disebelah mana keberpihakannya

regards
whe~en


2011/3/16 Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Apa Kata Para Pemuka Agama Soal Syiah?

Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia menggelar diskusi yang bertema "Merajut Ukhuwah Islamiyah Di Tengah Pluralitas Pemikiran dan Gerakan Islam di Indonesia. " Diskusi bertempat di kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia Jl. Proklamasi Jakarta Pusat digelar kemarin (Senin, 14/3/2011).

Diskusi itu melibatkan tokoh-tokoh agama di tingkat nasional seperti Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. K. H. Aqiel Siradj, Dr. K.H. Qureisy Shihab dan Dr. Khalid Walid.

Prof. Azyumardi Azra dalam diskusi itu mengulas perspektifnya yang berjudul, "Realitas Pemikiran dan Gerakan Islam di Indonesia dan Tantangannya dari Masa ke Masa." Prof. Azyumardi mengatakan, "Di Indonesia terdapat upaya aktualisasi Umat Wahdatan yang tidak berada dalam titik ekstrim. Baru belakangan ini muncul gerakan trans-nasional yang mudah mengkafirkan dan mengecam pandangan yang berbeda termasuk menolak maulid. "Menurut Prof Azyumardi, kelompok ini menjadi sumber konflik dan pemecah belah umat Islam di Indonesia. Prof, Azyumardi juga menambahkan, "Kelompok ini juga cenderung menyalahkan semua pandangan dan melakukan tindakan kekerasan seperti yang terjadi terhadap Ahmadiyah."

Lebih lanjut Prof. Azyumardi Azra, "Saya khawatir, Syiah akan menjadi sasaran berikutnya. Padahal Syiah adalah sahabat kita. Saya sangat menyesalkan pelarangan Syiah yang terjadi di Malaysia." Prof. Azyumardi juga menyatakan dirinya sebagai simpatisan Syiah.

Dalam diskusi yang mengangkat tema Ukhuwah Islamiyah itu, Ketua PBNU, Prof. Dr. K.H. Aqiel Siradj juga menjadi salah satu pembicara inti. Dalam diskusi, Prof Aqiel Siradj mengulas pandangannya yang bertema, 'Menjaga, Memelihara dan Merawat Ukhuwah Islamiyah."

Dalam kesempatan itu, Prof Aqiel Siradj mencontohkan masa Nabi. Dikatakannya, " Di masa Nabi ada pluralitas keyakinan, dan tetap dilindungi dan dihormati." Prof Aqiel Siradj mencontohkan Piagam Madinah sebagai dasar kebersamaan dan apresiasi.

Lebih Lanjut Aqiel Siradj yang juga pimpinan organisasi Islam terbesar di Indonesia, menawarkan empat kiat untuk melangkah seperti yang dilakukan Rasulullah Saw dalam Piagam Madinah. Dikatakannya, "Kiat pertama, memahami orang lain. Kiat kedua, mengembangkan dan melestarikan tradisi. Ketiga, menjaga komitmen kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara. Keempat, memahami ideologi lain."

Prof Aqiel Siradj dalam pernyataannya di diskusi yang bertema Ukhuwah Islamiyah itu menyayangkan kekerasan yang seringkali dilakukan. Padahal menurut Aqiel Siradj, perbedaan adalah hal yang diciptakan Allah, bahkan bagian dinamika kehidupan. Lebih lanjut Prof Aqiel Siradj mengaku kagum atas mazhab Syiah yang melahirkan intelektual-intelektual luar biasa dan tetap berpegang teguh pada keyakinan agama.

Masih dalam diskusi Ukhuwah Islamiyah, Prof. Dr. K.H. Qureisy Shihab juga ikut menyumbang pandangan yang memilih tema, "Membangun Visi Bersama Umat Islam Indonesia. " Dikatakannya, "Perbedaan adalah keniscayaan. Perbedaan dalam Islam adalah hal yang alami."

Prof Qureisy Shihab dalam pernyataannya menegaskan, "Perbedaan antarmazhab hanyalah pada tingkat ushul mazhab dan furu'u-dien semata (baca: prinsip mazhab bukan agama)." Menurut Prof Qureisy Shihab, hal tersebut hampir ditemukan pada seluruh mazhab atau aliran dalam Islam, baik Mu'tazilah, bahkan Wahabiyah.

Dalam penjelasannya, Qureisy Shihab menjelaskan, "Syiah memiliki ushul mazhab imamah atau kepemimpinan. Karena hal tersebut merupakan ushul mazhab, maka mereka yang tidak menerima Imamah tidaklah berarti kafir." Prof Qureisy Shihab juga menyayangkan kelompok-kelompok yang sering mengkafirkan kelompok lain. Menurut Prof Qureisy Shihab, pengkafiran bermula dari kedangkalan pengetahuan.

Di penghujung acara, Dr.Khalid Walid yang juga penggagas acara tersebut menyatakan bahwa acara seperti ini harus terus digalakkan demi persatuan umat dan kesatuan bangsa Indonesia di nusantara. Diskusi ilmiah yang bertema "Merajut Ukhuwah Islamiyah di tengah Pluralitas Pemikiran dan Gerakan Islam di Indonesia, " dihadiri sekitar 200 peserta dari kalangan akademisi dan wakil pengurus pusat ormas-ormas Islam Indonesia termasuk Organisasi Ahlul Bait Indonesia atau ABI. (IRIB/AR)

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-

--
~~~~~
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment