Friday, March 11, 2011

Re: [Milis_Iqra] Usulan Gubernur Utama di DIY Warisan Kolonial

Kenapa Pemerintah demikian getolnya mempermasalahkan Keistimewaan Jogya? Padahal Aceh setengahnya sdh menjadi "negara Bagian" dengan keistimewaannya, dan sdh menamakan dirinya dg "Nangroe" yang artinya "Negara,"Papua mempunyai Otsus, dan Yogya yg sdh exis labih dulu dari RI malahan dipermasalahkan. Meskipun Istimewa Yogya tetap patuh dg UU induk RI, tidak membuat UU tegional sendiri, apakah penguasa sekarang mau bikin dinasti baru sehingga tidak mau tersaingi?

Agar difahami bahwa satu-satunya daerah yg dapat menggugat ke Mahkamah Inernational untuk merdeka dan berdiri sendiri adalah Yohya, apakah itu yang harus dilakukan?


Terima kasih

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!


From: whe.en9999@gmail.com
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Fri, 11 Mar 2011 11:06:11 +0000
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
ReplyTo: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Usulan Gubernur Utama di DIY Warisan Kolonial

Mengapa jogya?

(Whe-en)
Kadang, kita sibuk dengan apa yang dimiliki orang lain, berapa orang yang sibuk tersebut juga sibuk mencari tahu kenapa orang lain memilikinya?

Jogja, dahulu merupakan negara sendiri terpisah dengan RI, dan ketika RI baru lahir butuh pengakuan, itu datangnya dari Jogja, ketika RI butuh perlindungan dan bantuan, Jogja menerima RI sebagai ibukotanya, MEMBIAYAI pemerintahannya.
Tanpa Jogja, mungkin pemerintahan RI tidak akan jadi ada.
Adakah daerah lain yang membiayai RI ketika baru lahir?
Itulah kenapa Jogja menjadi Istimewa, karena mengorbankan hartanya dan tahtanya untuk menjadi bagian dari RI, padahal Jogja sudah menjadi negara yang diakui dunia.

Tidak ada yang melarang menjadi Istimewa,
Karena hartanya, karena tahtanya yang sudah dikorbankan untuk berdirinya RI, presiden RI pertama mengakui Jogja memang Istimewa, secara resmi.

Silahkan menjadi Istimewa, namun ada sesuatu kenapa menjadi Istimewa.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
Bukankah Jogja adalah pahlawan buat RI?

Coz common men will go nowhere, u have to be uncommon (herb brooks ~ ice hockey's coach)

Itulah yang sudah dilakukan Sultan HB IX, menjadi Sultan yang tidak biasa, menjadikan Jogja daerah yang tidak biasa bagi RI.

Terimakasih
Whe-en

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: "Heriyadi Heriyadi" <Heriyadi.Heriyadi@id.flextronics.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Fri, 11 Mar 2011 17:31:15 +0800
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
ReplyTo: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Usulan Gubernur Utama di DIY Warisan Kolonial

Daerah lain yang kaya sumber alam seperti KALTIM,RIAU…mungkin meminta istimewa juga nanti.

Bukankah Semua daerah juga istimewa?

Mengapa jogya?

Mengapa Aceh?

Mengapa Papua?

 

Pertanyaan ini ada dibenak anak bangsa.

 

 

 

Elshinta news

 

11/3/2011 15:44 WIB

Usulan Gubernur Utama di DIY Warisan Kolonial



Izan Raharjo - DI Yogyakarta, Usulan gubernur utama oleh pemerintah pusat untuk DI Yogyakarta merupakan konsep warisan kolonial yang akan diterapkan di DI Yogyakarta.

Hal tersebut dikatakan adik Sri Sultan Hamaengkubuwono X, Gusti Bendoro Pangeran Haryo Joyokusumo.

Menurut Joyokusumo, konsep gubernur utama pernah ada pada jaman kolonial namun dirombak oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX karena tidak sesuai dengan konsep yang ada di kraton. Jika gubernur utama ada, kata Joyokusumo,  maka keberadaan Kraton Yogyakarta dikhawatirkan tidak lagi esksis seperti yang ada selama ini.

Selain itu, ujar Gusti Joyo, konsep pararaja yang diusulkan juga sama dengan konsep gubernur utama yang menempatkan Sri Sultan sebagai asisten gubernur.

Joyokusumo menandaskan apa yang ada selama ini, yakni Sultan dan Pakualam sebagai gubernur dan wakil gubernur harus tetap dipertahankan.

Dengan adanya gubernur dan wakil gubernur utama, tandas Joyokusumo justru akan menjauhkan Sri Sultan dan Pakualam dari rakyatnya.  (sik)

 

 

30/1/2011 10:37 WIB

 

Kedudukan Sultan dan Gubernur DIY Tak Perlu Diperdebatkan



Izan Raharjo - Yogyakarta, Kedudukan Sultan dan Gubernur DI Yogyakarta yang melekat tidak perlu diperdebatkan oleh pemerintah pusat. 

Demikian dikatakan kerabat Keraton Yogyakarta yang juga adik Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo.

Ia meminta pemerintah pusat tidak memperdebatan konsep kedudukan Sultan dan Gubernur DIY yang melekat. Karena, jelasnya, secara historis konsep tersebut telah diakui oleh negara sejak Yogyakarta bergabung dengan NKRI.

Menurut Joyokusumo, perdebatan pemerintah mengenai apabila Sultan masih terlalu muda atua sudah tua, yang dikhawatirkan dapat menghambat kepemimpinannya tidak perlu menjadi alasan, karena hal tersebut sudah ada aturannya di Keraton yang telah mempertimbangkan aspek-aspek demokratis.

Dijelaskan, ada aturan tersendiri di Keraton yang nantinya tinggal memadukan antara Rancangan Undang-undang Keistimewaan DIY dengan aturan yang ada di Keraton Yogyakarta. Pihak Keraton nantinya akan mengusulkan pembatasan umur apabila Sultan sudah terlalu tua atau masuk terlalu muda. (der)

 

 

 

Legal Disclaimer: The information contained in this message may be privileged and confidential. It is intended to be read only by the individual or entity to whom it is addressed or by their designee. If the reader of this message is not the intended recipient, you are on notice that any distribution of this message, in any form, is strictly prohibited. If you have received this message in error, please immediately notify the sender and delete or destroy any copy of this message

No comments:

Post a Comment