Tuesday, April 12, 2011

[Milis_Iqra] Saatnya Mencopot Kedok Hipokrit Eropa

Saatnya Mencopot Kedok Hipokrit Eropa

Manuver Polandia dalam menyikapi krisis di Libya tampaknya layak menjadi sorotan. Meski terbilang sebagai negara anggota NATO, namun negeri bekas Blok Timur itu menolak mengirim tentaranya untuk bergabung dalam misi intervensi militer NATO ke Libya. Tidak hanya itu saja, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk bahkan mengecam politik standar ganda yang dipraktekkan Barat dalam menghadapi sang diktator Libya, Muammar Gaddafi. Dalam wawancara dengan harian Gazeta Wyborcza, koran terbesar kedua di Polandia, Donald Tusk mengungkapkan bahwa alasan penolakan negaranya untuk bergabung ke dalam misi NATO di Libya lantaran dilatarbelakangi oleh ketidaksetujuan Warsawa atas sikap mendua Eropa dan kontradiksi yang mereka tunjukkan dalam isu hak asasi manusia.

Tusk menilai, jika Barat ingin benar-benar jujur semestinya mereka sadar bahwa masalah kediktatoran Gaddafi bukan isu baru yang hanya muncul dalam beberapa bulan belakangan. Jamak diketahui, sebelum munculnya krisis politik di Libya, negara-negara Eropa telah menjual persenjataan senilai miliaran dolar dan menjalin kontrak kerjasama besar-besaran dengan rezim Gaddafi di sektor energi. Tak ayal, hubungan intim Eropa dan Gaddafi itu turut berperan besar dalam melanggengkan kekuasaan diktator Libya tersebut.

Lebih lanjut PM Polandia itu mengungkapkan bahwa Eropa hanya sudi turun tangan untuk membela rakyat suatu negara hanya karena daya tarik minyak. Karena itu, Tusk menganggap dalih yang diusung Barat dalam intervensi militernya ke Libya sekedar omong kosong belaka.

Tentu saja apa yang diungkap PM Polandia tersebut bukan mengada-ngada. Jika kita tengok kembali pendekatan yang diterapkan Barat dalam menyikapi krisis Timur Tengah dan Afrika Utara, tampak jelas kebijakan standar ganda yang mereka peragakan. Di satu sisi, Barat begitu ambisius melancarkan serangan militer ke Libya dengan dalih untuk menumbangkan rezim Gaddafi. Namun di sisi lain, mereka diam seribu bahasa dalam menyikapi revolusi di Bahrain dan Yaman yang juga sama-sama menentang kediktatoran sebuah rezim anti-demokrasi.

Karena itu, PM Donald Tusk pun lantang mengkritik sikap Eropa yang terlampau hipokrit. Menurutnya, penentangan terhadap kezaliman suatu rezim diktator merupakan cita-cita universal dan sudah selayaknya Eropa memperjuangkan cita-cita tersebut tanpa pamrih dan bukan hanya karena godaan minyak.

Sejak dimulainya agresi militer pasukan multinasional ke Libya, hingga kini tercatat lebih dari 1500 serangan udara telah dilancarkan. Meski demikian, intervensi militer yang dikomandoi NATO tersebut tak juga mampu menumbangkan kekuasaan Gaddafi. Sebaliknya, serangan tersebut justru banyak memakan korban di pihak sipil. Belakangan, Uni Eropa juga telah menyatakan kesiapannya kepada PBB untuk mengirimkan misi kemanusiaan ke Libya. Namun begitu, seperti yang disinggung PM Polandia, misi Uni Eropa kali ini patut dicurigai. (IRIB/LV/NA)

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment