Rasyidin...."
Yang menjadi pertanyaan saya, apakah Khulafa` Rasyidin sudah
diramalkan ada oleh rasul?begitu juga personnya?setelah beliau tidak
ada...
On 4/9/11, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
> Date: 2010/10/9
> Subject: Al-Qur'an dan 'Itrah Ahlul Baitku ...
> To: "Milis_Iqra@googlegroups.com" <milis_iqra@googlegroups.com>
>
>
> Beberapa waktu yang lalu, mas Dani Permana pernah melempar sebuah topik
> diskusi, dimana sebenarnya buat saya pribadi sangat menarik tapi setelah
> saya berikan tanggapan, topik ini menjadi hilang tanpa jelas bagaimana
> kesimpulannya. Topik diskusi tersebut berikut tanggapannya adalah sebagai
> berikut (silahkan bagi rekan-rekan lain untuk membuka dan membacanya kembali
> jika tertarik) :
>
>
> ---------- Forwarded message ----------
>
> From: Dani Permana <adanipermana@gmail.com>
>
> Date: 2010/8/30
>
> Subject: [Milis_Iqra] Kitabullah dan Sunnahku atau Kitabullah dan
> Keturunanku (Ahlu Bayiit)
>
> To: milis_iqra@googlegroups.com
>
> Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
>
> Mungkin sudah sering kita dengar hadist yang paling masyur di kalangan kaum
> muslim di Indonesia adalah hadist "Kitabullah dan Sunnahku" dibandingkan
> dengan "Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)"
>
> Padahal hadist yang kedua lebih banyak termaktub di kitab-kitab hadist di
> bandingkan dengan hadist pertama.
>
> Contoh yang diriwayatkan Imam Muslim dan lainnya:
>
> Sayyidina Zaid bin Arqam r.a. Dia berkata, "Suatu hari Rasulullah saw.
> Pernah berdiri dihadapan kami seraya berkhutbah disuatu tempat (kebun)
> kosong diantara Makkah dan Madinah. Beliau saw memuji Allah SWT dan
> menyanjung-Nya. Lalu menasehati dan mengingatkan (ummatnya). Kemudian
> bersabda, "Amma ba'du (adapun sesudah itu), ingatlah wahai sekalian manusia,
> sesunguhnya aku ini hanya manusia biasa, hampir-hampir (sebentar lagi) akan
> datang utusan Tuhanku (yang akan memanggilku ke Hadhrat-Nya), maka akupun
> (pasti) mengabulkannya. Dan aku akan meninggalkan pada kalian dua pusaka.
> Pertama, Kitabullah itu dan peganglah teguh-teguh." Beliau saw.
> Memerintahkan untuk berpegang teguh pada Al-Qur'an sebagai Kitabullah dan
> mendorong untuk mengamalkannya. Kemudian beliau saw bersabda, "Dan Ahli
> Baitku (keluargaku)"
>
> Itulah Lafadh atau redaksi Imam Muslim. Dan diantara perawi lain yang
> meriwayatkan dengan redaksi seperti itu ialah Al-Darimy dalam Sunan-nya (II
> : 431 - 432) dengan isnad shahih seperti (terangnya) matahari.
>
> ---------- Forwarded message ----------
>
> From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
>
> Date: 2010/8/30
>
> Subject: Re: [Milis_Iqra] Kitabullah dan Sunnahku atau Kitabullah dan
> Keturunanku (Ahlu Bayiit)
>
> To: milis_iqra@googlegroups.com
>
> ANALISIS HADIS "KITAB ALLAH DAN SUNAHKU"
>
> Sumber :
> http://syiahali.wordpress.com/2010/06/13/analisis-hadis-%E2%80%9Ckitab-allah-dan-sunahku%E2%80%9D-memang-hadis-tentang-%E2%80%9Ckitabullah-dan-itrahku-%E2%80%9D-lebih-shahih-dari-pada-%E2%80%9Ckitabullah-dan-sunnahku-%E2%80%9D/
>
>
> Al Quranul Karim dan Sunnah Rasulullah SAW adalah landasan dan sumber
> syariat Islam. Hal ini merupakan kebenaran yang sifatnya pasti dan diyakini
> oleh umat Islam. Banyak ayat Al Quran yang memerintahkan umat Islam untuk
> berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah SAW, diantaranya
>
> Masih ada hubungannya dengan topik diskusi tersebut diatas, berikut saya
> dapatkan sebuah tulisan disalah satu akun facebook milik seseorang bernama
> Idrus Shahab. Perlu diterangkan disini, bahwa saya tidak mendiskaskan
> tentang syiah atau ahlussunnahnya, tetapi seperti ditopik awalnya mas Dani
> Permana, kita berbicara menyangkut hadis atau kabar tentang al-Qur'an dan
> as-Sunnah atau al-Qur'an dan Ahli Baitku. Jadi bila ada rekan-rekan yang mau
> menanggapi, silahkan fokus dibagian yang ini saja dan tidak melebar dulu
> kepada hal lainnya yang akan membuatnya menjadi bias.
>
> Berikut : alamat sumber tulisan Idrus Shahab dibawah ini :
> http://ja-jp.facebook.com/topic.php?uid=111131255590440&topic=88
>
> Idrus Shahab <http://www.facebook.com/profile.php?id=1155794121> Hadis yang
> menyatakan "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para
> Khulafa` Rasyidin sepeninggalku, dan peganglah erat-erat serta gigitlah
> dengan gigi gerahammu" dan hadis yang menyatakan "Sesungguhnya aku
> meninggalkan dua perkara yang jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya
> kamu tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunahku", keduanya bagi saya
> merupakan dalil terkuat yang saya gunakan ketika saya cenderung kepada
> pemikiran Wahabi. Saya hafal betul kedua hadis tersebut sering diulang-ulang
> oleh para ulama mereka di dalam buku-buku dan ceramah-ceramahnya, tidak
> terlintas di dalam benak saya untuk memeriksa referensi aslinya. Bagi saya
> kedua hadis itu sebagai sesuatu yang pasti dan tidak perlu diragukan lagi.
> Karena kedua hadis itu merupakan dasar utama bangunan pemikiran Ahlus
> Sunnah, lebih khusus lagi pemikiran Wahabi yang dibangun kokoh di atas dasar
> kedua hadis ini. Tidak terlintas sedikit pun di dalam benak saya untuk
> meragukan kesahihan kedua hadis tersebut. Hadis ini pula yang menjadi
> landasan titik tolak bergabungnya saya ke dalam mazhab Ahlus Sunnah. Oleh
> Karenanya, keraguan terhadap hadis tersebut merupakan keraguan akan
> keanggotan saya ke dalam mazhab Ahlus Sunnah.
>
> Pemikiran ini bukanlah merupakan produk jaman sekarang atau produk pemikiran
> Ahlus Sunnah, melainkan telah dirancang sejak masa silam dengan tujuan untuk
> menyembunyikan kebenaran dan menghadapi jalan Ahlul Bait, memerankan Islam
> dengan bentuknya yang paling indah. Namun sangat disayangkan, kebanyakkan
> mazhab pemikiran berdiri di atas reruntuhan perancang yang jahat itu. Mereka
> menganut pemikiran-pemikirannya sedemikian rupa, sehingga seolah-olah
> sebagai sesuatu yang turun dari Allah. Mereka menyebarkan dan membelanya
> dengan segala cara. Wahabi merupakan contoh yang jelas dari korban perancang
> jahat tersebut, yang telah menjerumuskan umat Islam ke dalam jurang
> perpecahan.
>
> Kita akan berusaha menyingkap sedikit tipu daya dan persekongkolannya pada
> tiap-tiap bab buku ini.
>
> Yang perlu menjadi perhatian kita dari perancang di atas, di dalam masalah
> ini, ialah bahwa kedua hadis di atas adalah merupakan langkah pertama untuk
> menyelewengkan agama, merubah perjalanan risalah dan menjauhkan kaum
> Muslimin dari hadis Rasulullah saw, "Sesungguhnya aku tinggalkan padamu dua
> perkara yang sangat berharga, yang jika kamu berpegang teguh kepada keduanya
> niscaya kamu tidak akan tersesat sepeninggalku selama-lamanya, yaitu Kitab
> Allah dan 'itrah Ahlul Baitku", yang merupakan hadis mutawatir yang
> diriwayatkan oleh kitab-kitab hadis Ahlus Sunnah dan Syi'ah, namun
> tangan-tangan jahil telah berusaha menyembunyikannya dari pandangan manusia,
> dan sebagai gantinya mereka menyebarkan hadis "Kitab Allah dan sunahku" dan
> hadis "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa`
> Rasyidin...." yang kelak akan tersingkap ke-dhaifan-nya.
>
> Saya terkejut manakala mendengar pertama kali hadis "... Kitab Allah dan
> 'itrah Ahlul Baitku". Saya takut ... dan berharap hadis itu tidak sahih,
> karena dia akan meruntuhkan bangunan pemikiran agama saya, dan bahkan lebih
> jauh lagi akan merobohkan tiang penyangga Ahlus Sunnah. Namun, angin bertiup
> tidak sebagaimana yang diinginkan perahu .... dan yang terjadi justru
> sebaliknya manakala saya memeriksa kedua hadis di atas ke dalam
> referensi-referensi aslinya, saya menemukan bahwa hadis ".. Kitab Allah dan
> 'itrah Ahlul Baitku ..." termasuk hadis sahih yang tidak dapat seorang pun
> meragukannya. Berbeda dengan hadis "... Kitab Allah dan sunahku ..", yang
> tidak lebih hanya merupakan hadis ahad yang marfu' atau mursal. Melihat itu
> hati saya menjadi terpukul. Dari sinilah awal mula saya melakukan
> pembahasan. Setelah itu mulailah terkumpul beberapa petunjuk satu demi satu,
> sehingga pada akhirnya tersingkaplah kebenaran dengan sejelas-jelasnya. Di
> sini kita akan buktikan ke-dhaif-an hadis "Kamu harus berpegang kepada
> sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin .." dan hadis ".. Kitab Allah dan
> sunahku ..", serta sekaligus kesahihan hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah
> Ahlul Baitku ..", yang merupakan peluru pertama yang mengenai jantung
> pemikiran Ahlus Sunnah.
>
>
> Hadis "Kamu Harus Berpegang Teguh Kepada Sunahku Dan Sunah Para Khulafa`
> Rasyidin" Merupakan Kebohongan Yang Nyata
>
> "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin
> sepeniggalku, dan peganglah erat-erat serta gigitlah dengan gigi gerahammu."
>
> Orang yang melihat hadis ini untuk pertama kali dia akan mengira hadis ini
> merupakan hujjah yang kokoh dan petunjuk yang jelas akan kewajiban mengikuti
> mazhab para Khulafa` Rasyidin. Yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin
> Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, dan tidak mungkin
> membawanya ke arti lain, kecuali dengan melakukan takwil yang didasari
> ta'assub. Dari sini tampak sekali kehebatan tipuan dan kelihaian para
> pemalsu. Di dalamnya mereka menetapkan kebenaran mazhab Ahlus Sunnah
> —madrasah Khulafa` Rasyidin— dihadapan madzhab Syi'ah —madrasah Ahlul Bait.
> Dari sini kita dapat menjelaskan bahwa pertumbuhan madrasah-madrasah
> pemikiran Ahlus Sunnah adalah di dalam rangka menentang mazhab Ahlul Bait.
> Karena madrasah-madrasah tersebut berdiri di atas dasar hadis ini dan
> hadis-hadis lain yang sepertinya.
>
> Namun, dengan menggunakan pandangan ilmiah dan dengan sedikit bersusah payah
> di dalam meneliti kenyataan sejarah dan hal-hal yang melingkupi hadis ini
> dan hadis-hadis lain yang sepertinya, atau dengan melihat ke dalam ilmu
> hadis dan ilmu al-Jarh wa at-Ta'dil, niscaya akan tampak dengan jelas
> kebohongan hadis ini.
>
> Sungguh sangat bodoh jika seorang Ahlus Sunnah berhujjah kepada orang Syi'ah
> dengan hadis ini. Itu dikarenakan hadis ini hanya ada di kalangan Ahlus
> Sunnah, sehingga mereka tidak bisa memaksa orang Syi'ah dengan hadis yang
> tidak mereka riwayatkan di dalam kitab-kitab referensi mereka.
>
> Namun, disebabkan saya seorang pembahas dari kalangan Ahlus Sunnah maka mau
> tidak mau saya harus bertitik tolak dari kitab-kitab referensi Ahlus Sunnah,
> sehingga dapat menjadi pegangan bagi saya; dan ini yang menjadi acuan saya
> di dalam melakukan pembahasan. Kita harus bersandar kepada acuan ini di
> dalam berdialog dan berargumentasi. Karena sebuah argumentasi tidak dapat
> dikatakan argumentasi kecuali jika mengikat pihak lawan, sehingga menjadi
> hujjah baginya. Dan ini yang tidak disadari oleh kebanyakkan ulama Ahlus
> Sunnah manakala mereka berhujjah kepada orang-orang Syi'ah. Misalnya, mereka
> berhujjah dengan menggunakan hadis ini, sementara orang Syi'ah berhujjah
> dengan menggunakan hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku .."
> Perbedaan di antara kedua hujjah ini sangat besar sekali. Karena hadis
> "sunahku" hanya ada di dalam kitab-kitab hadis Ahlus Sunnah sementara hadis
> "'itrah Ahlul Baitku" dapat ditemukan di dalam kitab-kitab hadis kedua
> kelompok.
>
>
> *ANALISIS HADIS "KITAB ALLAH DAN SUNAHKU"*
>
> *Sumber : *
> http://syiahali.wordpress.com/2010/06/13/analisis-hadis-%E2%80%9Ckitab-allah-dan-sunahku%E2%80%9D-memang-hadis-tentang-%E2%80%9Ckitabullah-dan-itrahku-%E2%80%9D-lebih-shahih-dari-pada-%E2%80%9Ckitabullah-dan-sunnahku-%E2%80%9D/
>
>
> Al Quranul Karim dan Sunnah Rasulullah SAW adalah landasan dan sumber
> syariat Islam. Hal ini merupakan kebenaran yang sifatnya pasti dan diyakini
> oleh umat Islam. Banyak ayat Al Quran yang memerintahkan umat Islam untuk
> berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah SAW, diantaranya
>
> *Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
> dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertakwalah kepada Allah
> .Sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya. (QS ; Al Hasyr 7).*
>
> *Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik
> bagimu (yaitu) bagi orang yang berharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
> kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS ; Al Ahzab 21).*
>
> *Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah
> .Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu) maka Kami tidak
> mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (QS ; An Nisa 80).*
>
> *Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah
> dan RasulNya agar Rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan
> "kami mendengar dan kami patuh". Dan mereka Itulah orang-orang yang
> beruntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya dan takut
> kepada Allah dan bertakwa kepadaNya maka mereka adalah orang-orang yang
> mendapat kemenangan. (QS ; An Nur 51-52).*
>
> *Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
> perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
> Ketetapan , akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
> Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah
> sesat, sesat yang nyata. (QS ; Al Ahzab 36).*
>
> * *Jadi Sunnah Rasulullah SAW merupakan salah satu pedoman bagi umat islam
> di seluruh dunia. Berdasarkan ayat-ayat Al Quran di atas sudah cukup rasanya
> untuk membuktikan kebenaran hal ini. Tulisan ini akan membahas hadis
> "Kitabullah wa Sunnaty" yang sering dijadikan dasar bahwa kita harus
> berpedoman kepada Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW yaitu
>
> *Bahwa Rasulullah bersabda "Sesungguhnya Aku telah meninggalkan pada kamu
> sekalian dua perkara yang jika kamu pegang teguh pasti kamu sekalian tidak
> akan sesat selamanya yaitu Kitabullah dan SunahKu. Keduanya tidak akan
> berpisah hingga menemuiKu di Al Haudh.".*
>
> Hadis *"Kitabullah Wa Sunnaty" *ini adalah hadis masyhur yang sering sekali
> didengar oleh umat Islam sehingga tidak jarang banyak yang beranggapan bahwa
> hadis ini adalah benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Pada dasarnya
> kita umat Islam harus berpegang teguh kepada Al Quran dan As Sunnah yang
> merupakan dua landasan utama dalam agama Islam. Banyak dalil dalil shahih
> yang menganjurkan kita agar berpegang kepada As Sunnah baik dari Al Quran
> (seperti yang sudah disebutkan) ataupun dari hadis-hadis yang shahih.
> Sayangnya hadis"Kitabullah Wa Sunnaty" yang seringkali dijadikan dasar dalam
> masalah ini adalah hadis yang tidak shahih atau dhaif. Berikut adalah
> analisis terhadap sanad hadis ini.
>
> .
>
> .
>
> *Analisis Sumber Hadis "Kitab Allah dan SunahKu"*
>
> Hadis *"Kitab Allah dan SunahKu"* ini tidak terdapat dalam kitab hadis Kutub
> As Sittah*(Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Ibnu Majah, Sunan An Nasa'i,
> Sunan Abu Dawud,* dan *Sunan Tirmidzi).* Sumber dari Hadis ini adalah *Al
> Muwatta* Imam Malik,*Mustadrak Ash Shahihain* Al Hakim, *At Tamhid* *Syarh
> Al Muwatta* Ibnu Abdil Barr,*Sunan Baihaqi, Sunan Daruquthni*, dan *Jami' As
> Saghir *As Suyuthi. Selain itu hadis ini juga ditemukan dalam kitab-kitab
> karya Ulama seperti , Al Khatib dalam *Al Faqih Al Mutafaqqih*, *Shawaiq Al
> Muhriqah Ibnu Hajar*, *Sirah Ibnu Hisyam, Al Ilma 'ila Ma'rifah Usul Ar
> Riwayah wa Taqyid As Sima'* karya Qadhi Iyadh, *Al Ihkam* Ibnu Hazm
> dan*Tarikh
> At Thabari.* Dari semua sumber itu ternyata hadis ini diriwayatkan dengan 4
> jalur sanad yaitu dari Ibnu Abbas ra, Abu Hurairah ra, Amr bin Awf ra, dan
> Abu Said Al Khudri ra. Terdapat juga beberapa hadis yang diriwayatkan secara
> mursal (terputus sanadnya), mengenai hadis mursal ini sudah jelas
> kedhaifannya.
>
> Hadis ini terbagi menjadi dua yaitu
>
> 1. Hadis yang diriwayatkan dengan sanad yang mursal
> 2. Hadis yang diriwayatkan dengan sanad yang muttasil atau bersambung
>
> .
>
> .
>
> *Hadis "Kitab Allah dan SunahKu" Yang Diriwayatkan Secara Mursal*
>
> Hadis "Kitab Allah dan SunahKu" yang diriwayatkan secara mursal ini terdapat
> dalam kitab *Al Muwatta, Sirah Ibnu Hisyam, Sunan Baihaqi, Shawaiq Al
> Muhriqah, *dan*Tarikh At Thabari.* Berikut adalah contoh hadisnya
>
> Dalam *Al Muwatta* jilid I hal 899 no 3* *
>
> *Bahwa Rasulullah SAW bersabda" Wahai Sekalian manusia sesungguhnya Aku
> telah meninggalkan pada kamu apa yang jika kamu berpegang teguh pasti kamu
> sekalian tidak akan sesat selamanya yaitu Kitab Allah dan Sunah RasulNya".*
>
> * *Dalam *Al Muwatta* hadis ini diriwayatkan Imam Malik tanpa sanad. Malik
> bin Anas adalah generasi tabiit tabiin yang lahir antara tahun 91H-97H. Jadi
> paling tidak ada dua perawi yang tidak disebutkan di antara Malik bin Anas
> dan Rasulullah SAW. Berdasarkan hal ini maka dapat dinyatakan bahwa hadis
> ini dhaif karena terputus sanadnya.
>
> Dalam *Sunan Baihaqi* terdapat beberapa hadis mursal mengenai hal ini,
> diantaranya* *
>
> *Al Baihaqi dengan sanad dari Urwah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda pada
> haji wada " Sesungguhnya Aku telah meninggalkan sesuatu bagimu yang apabila
> berpegang teguh kepadanya maka kamu tidak akan sesat selamanya yaitu dua
> perkara Kitab Allah dan Sunnah NabiMu, Wahai umat manusia dengarkanlah
> olehmu apa yang aku sampaikan kepadamu, maka hiduplah kamu dengan berpegang
> kepadanya".*
>
> Selain pada *Sunan Baihaqi*, hadis Urwah ini juga terdapat dalam *Miftah Al
> Jannah* hal 29 karya As Suyuthi. Urwah bin Zubair adalah dari generasi
> tabiin yang lahir tahun 22H, jadi Urwah belum lahir saat Nabi SAW melakukan
> haji wada oleh karena itu hadis di atas terputus, dan ada satu orang perawi
> yang tidak disebutkan, bisa dari golongan sahabat dan bisa juga dari
> golongan tabiin. Singkatnya hadis ini dhaif karena terputus sanadnya.**
>
> *Al Baihaqi dengan sanad dari Ibnu Wahb yang berkata "Aku telah mendengar
> Malik bin Anas mengatakan berpegang teguhlah pada sabda Rasulullah SAW pada
> waktu haji wada yang berbunyi 'Dua hal Aku tinggalkan bagimu dimana kamu
> tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya yaitu Kitab Allah dan
> Sunah NabiNya".*
>
> Hadis ini tidak berbeda dengan hadis *Al Muwatta*, karena Malik bin Anas
> tidak bertemu Rasulullah SAW jadi hadis ini juga dhaif.
>
> Dalam *Sirah Ibnu Hisyam* jilid 4 hal 185 hadis ini diriwayatkan dari Ibnu
> Ishaq yang berkata *bahwa Rasulullah SAW bersabda pada haji wada*…..,Disini
> Ibnu Ishaq tidak menyebutkan sanad yang bersambung kepada Rasulullah SAW
> oleh karena itu hadis ini tidak dapat dijadikan hujjah. Dalam *Tarikh At
> Thabari *jilid 2 hal 205 hadis ini juga diriwayatkan secara mursal melalui
> Ibnu Ishaq dari Abdullah bin Abi Najih. Jadi kedua hadis ini dhaif. Mungkin
> ada yang beranggapan karena *Sirah Ibnu Hisyam *dari Ibnu Ishaq sudah
> menjadi kitab Sirah yang jadi pegangan oleh jumhur ulama maka adanya hadis
> itu dalam *Sirah Ibnu Hisyam* sudah cukup menjadi bukti kebenarannya.
> Jawaban kami adalah benar bahwa *Sirah Ibnu Hisyam* menjadi pegangan oleh
> jumhur ulama, tetapi dalam kitab ini hadis tersebut terputus sanadnya jadi
> tentu saja dalam hal ini hadis tersebut tidak bisa dijadikan hujjah.
>
> .
>
> .
>
> *Sebuah Pembelaan dan Kritik*
>
> Hafiz Firdaus dalam bukunya *Kaidah Memahami Hadis-hadis yang Bercanggah*
> telah
> membahas hadis dalam *Al Muwatta* dan menanggapi pernyataan Syaikh Hasan As
> Saqqaf dalam karyanya *Shahih Sifat shalat An Nabiy* (dalam kitab ini As
> Saqqaf telah menyatakan hadis Kitab Allah dan SunahKu ini sebagai hadis yang
> dhaif ). Sebelumnya berikut akan dituliskan pendapat Hafiz Firdaus tersebut.
>
> *Bahwa Rasulullah bersabda "wahai sekalian manusia sesungguhnya Aku telah
> meninggalkan pada kamu apa yang jika kamu pegang teguh pasti kamu sekalian
> tidak akan sesat selamanya yaitu Kitabullah dan Sunah Rasul-Nya"*
>
> Hadis ini sahih: Dikeluarkan oleh Malik bin Anas dalam al-Muwattha' – no:
> 1619 (Kitab al-Jami', Bab Larangan memastikan Takdir). Berkata Malik apabila
> mengemukakan riwayat ini: Balghni………bererti "disampaikan kepada aku" (atau
> dari sudut catatan anak murid beliau sendiri: Dari Malik, disampaikan
> kepadanya………). Perkataan seperti ini memang khas di zaman awal Islam
> (sebelum 200H) menandakan bahawa seseorang itu telah menerima sesebuah hadis
> daripada sejumlah tabi'in, dari sejumlah sahabat dari jalan-jalan yang
> banyak sehingga tidak perlu disertakan sanadnya. Lebih lanjut lihat Qadi
> 'Iyadh Tartib al-Madarik, jld 1, ms 136; Ibn 'Abd al-Barr al Tamhid, jld 1,
> ms 34; al-Zarqani Syarh al Muwattha', jld 4, ms 307 dan Hassath binti 'Abd
> al-'Aziz Sagheir Hadis Mursal baina Maqbul wa Mardud, jld 2, ms 456-470.
> Hasan 'Ali al-Saqqaf dalam bukunya Shalat Bersama Nabi SAW (edisi terj. dari
> Sahih Sifat Solat Nabi), ms 269-275 berkata bahwa hadis ini sebenarnya
> adalah maudhu'. Isnadnya memiliki perawi yang dituduh pendusta manakala
> maksudnya tidak disokongi oleh mana-mana dalil lain. Beliau menulis:
> Sebenarnya hadis yang tsabit dan sahih adalah hadis yang berakhir dengan "wa
> ahli baiti" (sepertimana Khutbah C – penulis). Sedangkan yang berakhir
> dengan kata-kata "wa sunnati" (sepertimana Khutbah B) adalah batil dari sisi
> matan dan sanadnya.
> Nampaknya al-Saqqaf telah terburu-buru dalam penilaian ini kerana beliau
> hanya menyimak beberapa jalan periwayatan dan meninggalkan yang selainnya,
> terutamanya apa yang terkandung dalam kitab-kitab Musannaf, Mu'jam dan
> Tarikh (Sejarah). Yang lebih berat adalah beliau telah menepikan begitu
> sahaja riwayat yang dibawa oleh Malik di dalam kitab al-Muwattha'nya atas
> alasan ianya adalah tanpa sanad padahal yang benar al-Saqqaf tidak mengenali
> kaedah-kaedah periwayatan hadis yang khas di sisi Malik bin Anas dan
> tokoh-tokoh hadis di zamannya.
>
> Kritik kami adalah sebagai berikut, tentang kata-kata *hadis riwayat Al
> Muwatta adalah shahih karena pernyataan Balghni atau "disampaikan kepada
> aku" dalam hadis riwayat Imam Malik ini adalah khas di zaman awal Islam
> (sebelum 200H) menandakan bahwa seseorang itu telah menerima sesebuah hadis
> daripada sejumlah tabi'in, dari sejumlah sahabat dari jalan-jalan yang
> banyak sehingga tidak perlu disertakan sanadnya.* Maka Kami katakan, Kaidah
> periwayatan hadis dengan pernyataan Balghni atau "disampaikan kepadaku"
> memang terdapat di zaman Imam Malik. Hal ini juga dapat dilihat dalam *Kutub
> As Sunnah Dirasah Watsiqiyyah* oleh Rif'at Fauzi Abdul Muthallib hal 20,
> terdapat kata kata Hasan Al Bashri
>
> *"Jika empat shahabat berkumpul untuk periwayatan sebuah hadis maka saya
> tidak menyebut lagi nama shahabat".Ia juga pernah berkata"Jika aku berkata
> hadatsana maka hadis itu saya terima dari fulan seorang tetapi bila aku
> berkata qala Rasulullah SAW maka hadis itu saya dengar dari 70 orang
> shahabat atau lebih".*
>
> Tetapi adalah tidak benar mendakwa suatu hadis sebagai shahih hanya dengan
> pernyataan *"balghni".* Hal ini jelas bertentangan dengan kaidah jumhur
> ulama tentang persyaratan hadis shahih seperti yang tercantum dalam
> *Muqaddimah
> Ibnu Shalah fi Ulumul Hadis* yaitu
>
> *Hadis shahih adalah Hadis yang muttashil (bersambung sanadnya) disampaikan
> oleh setiap perawi yang adil(terpercaya) lagi dhabit sampai akhir sanadnya
> dan hadis itu harus bebas dari syadz dan Illat.*
>
> Dengan kaidah Inilah as Saqqaf telah menepikan hadis* al Muwatta* tersebut
> karena memang hadis tersebut tidak ada sanadnya. Yang aneh justru pernyataan
> Hafiz yang menyalahkan As Saqqaf dengan kata-kata *padahal yang benar
> al-Saqqaf tidak mengenali kaedah-kaedah periwayatan hadis yang khas di sisi
> Malik bin Anas dan tokoh-tokoh hadis di zamannya.*
>
> .
>
> Pernyataan Hafiz di atas menunjukan bahwa Malik bin Anas dan tokoh hadis
> zamannya (sekitar 93H-179H) jika meriwayatkan hadis dengan pernyataan telah
> disampaikan kepadaku bahwa Rasulullah SAW atau Qala Rasulullah SAW tanpa
> menyebutkan sanadnya maka hadis tersebut adalah shahih. Pernyataan ini jelas
> aneh dan bertentangan dengan kaidah jumhur ulama hadis. Sekali lagi hadis
> itu mursal atau terputus dan hadis mursal tidak bisa dijadikan hujjah karena
> kemungkinan dhaifnya. Karena bisa jadi perawi yang terputus itu adalah
> seorang tabiin yang bisa jadi dhaif atau tsiqat, jika tabiin itu tsiqatpun
> dia kemungkinan mendengar dari tabiin lain yang bisa jadi dhaif atau tsiqat
> dan seterusnya kemungkinan seperti itu tidak akan habis-habis. Sungguh
> sangat tidak mungkin mendakwa hadis mursal sebagai shahih *"Hanya karena
> terdapat dalam Al Muwatta Imam Malik".*
>
> *.*
> Hal yang kami jelaskan itu juga terdapat dalam *Ilmu Mushthalah Hadis* oleh
> A Qadir Hassan hal 109 yang mengutip pernyataan Ibnu Hajar yang menunjukkan
> tidak boleh menjadikan hadis mursal sebagai hujjah, Ibnu Hajar berkata
>
> *"Boleh jadi yang gugur itu shahabat tetapi boleh jadi juga seorang tabiin
> .Kalau kita berpegang bahwa yang gugur itu seorang tabiin boleh jadi tabiin
> itu seorang yang lemah tetapi boleh jadi seorang kepercayaan. Kalau kita
> andaikan dia seorang kepercayaan maka boleh jadi pula ia menerima riwayat
> itu dari seorang shahabat, tetapi boleh juga dari seorang tabiin lain".*
>
> Lihat baik-baik walaupun yang meriwayatkan hadis mursal itu adalah tabiin
> tetap saja dinyatakan dhaif apalagi Malik bin Anas yang seorang tabiit
> tabiin maka akan jauh lebih banyak kemungkinan dhaifnya. Pernyataan yang
> benar tentang hadis mursal Al Muwatta adalah hadis tersebut shahih jika
> terdapat hadis lain yang bersambung dan shahih sanadnya yang menguatkan
> hadis mursal tersebut di kitab-kitab lain. Jadi adalah kekeliruan menjadikan
> hadis mursal shahih hanya karena terdapat dalam *Al Muwatta.*
>
> .
>
> .
>
> .
>
> *Hadis "Kitab Allah dan SunahKu" Yang Diriwayatkan Dengan Sanad Yang
> Bersambung.*
>
> Telah dinyatakan sebelumnya bahwa dari sumber-sumber yang ada ternyata ada 4
> jalan sanad hadis "Kitab Allah dan SunahKu". 4 jalan sanad itu adalah
> 1. Jalur Ibnu Abbas ra
> 2. Jalur Abu Hurairah ra
> 3. Jalur Amr bin Awf ra
> 4. Jalur Abu Said Al Khudri ra
>
> .
>
> .
>
> *Jalan Sanad Ibnu Abbas*
>
> Hadis *"Kitab Allah dan SunahKu"* dengan jalan sanad dari Ibnu Abbas dapat
> ditemukan dalam Kitab *Al Mustadrak* Al Hakim jilid I hal 93 dan *Sunan
> Baihaqi* juz 10 hal 4 yang pada dasarnya juga mengutip dari *Al Mustadrak*.
> Dalam kitab-kitab ini sanad hadis itu dari jalan Ibnu Abi Uwais dari Ayahnya
> dari Tsaur bin Zaid Al Daily dari Ikrimah dari Ibnu Abbas
>
> bahwa Rasulullah SAW bersabda* "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Aku
> telah meninggalkan pada kamu apa yang jika kamu pegang teguh pasti kamu
> sekalian tidak akan sesat selamanya yaitu Kitab Allah dan Sunnah RasulNya".*
>
> Hadis ini adalah hadis yang dhaif karena terdapat kelemahan pada dua orang
> perawinya yaitu Ibnu Abi Uwais dan Ayahnya.
>
> 1. Ibnu Abi Uwais
>
> - Dalam kitab *Tahdzib Al Kamal* karya Al Hafiz Ibnu Zakki Al Mizzy jilid
> III hal 127 mengenai biografi Ibnu Abi Uwais terdapat perkataan orang
> yang
> mencelanya, diantaranya* Berkata Muawiyah bin Salih dari Yahya bin Mu'in
> "Abu Uwais dan putranya itu keduanya dhaif(lemah)".* Dari Yahya bin
> Mu'in *bahwa Ibnu Abi Uwais dan ayahnya suka mencuri hadis, suka
> mengacaukan(hafalan) hadis atau mukhallith dan suka berbohong.* Menurut
> Abu Hatim *Ibnu Abi Uwais itu mahalluhu ash shidq atau tempat kejujuran
> tetapi dia terbukti lengah*. An Nasa'i menilai *Ibnu Abi Uwais dhaif dan
> tidak tsiqah.* Menurut Abu Al Qasim Al Alkaiy *"An Nasa'i sangat jelek
> menilainya (Ibnu Abi Uwais) sampai ke derajat matruk(ditinggalkan
> hadisnya)"
> *. Ahmad bin Ady berkata *"Ibnu Abi Uwais itu meriwayatkan dari pamannya
> Malik beberapa hadis gharib yang tidak diikuti oleh seorangpun."*
> - Dalam *Muqaddimah Al Fath Al Bary* halaman 391 terbitan Dar Al
> Ma'rifah, Al Hafiz Ibnu Hajar mengenai Ibnu Abi Uwais berkata *"Atas
> dasar itu hadis dia (Ibnu Abi Uwais) tidak dapat dijadikan hujjah selain
> yang terdapat dalam As Shahih karena celaan yang dilakukan Imam Nasa'i
> dan
> lain-lain".*
> - Dalam *Fath Al Mulk Al Aly* halaman 15, Al Hafiz Sayyid Ahmad bin
> Shiddiq mengatakan* "berkata Salamah bin Syabib Aku pernah mendengar
> Ismail bin Abi Uwais mengatakan "mungkin aku membuat hadis untuk penduduk
> madinah jika mereka berselisih pendapat mengenai sesuatu di antara
> mereka".
> *
>
> Jadi Ibnu Abi Uwais adalah *perawi yang tertuduh dhaif, tidak tsiqat,
> pembohong, matruk dan dituduh suka membuat hadis.* Ada sebagian orang yang
> membela Ibnu Abi Uwais dengan mengatakan bahwa dia adalah salah satu Rijal
> atau perawi*Shahih Bukhari* oleh karena itu hadisnya bisa dijadikan hujjah.
> Pernyataan ini jelas tertolak karena Bukhari memang berhujjah dengan hadis
> Ismail bin Abi Uwais tetapi telah dipastikan bahwa Ibnu Abi Uwais adalah
> perawi Bukhari yang diperselisihkan oleh para ulama hadis. Seperti
> penjelasan di atas terdapat jarh atau celaan yang jelas oleh ulama hadis
> seperti Yahya bin Mu'in, An Nasa'i dan lain-lain. Dalam prinsip Ilmu Jarh
> wat Ta'dil celaan yang jelas didahulukan dari pujian(ta'dil). Oleh karenanya
> hadis Ibnu Abi Uwais tidak bisa dijadikan hujjah. Mengenai hadis Bukhari
> dari Ibnu Abi Uwais, hadis-hadis tersebut memiliki mutaba'ah atau pendukung
> dari riwayat-riwayat lain sehingga hadis tersebut tetap dinyatakan shahih.
> Lihat penjelasan Al Hafiz Ibnu Hajar dalam *Al Fath Al Bary Syarh Shahih
> Bukhari*, Beliau mengatakan bahwa hadis Ibnu Abi Uwais selain dalam *As
> Shahih(Bukhari dan Muslim)* tidak bisa dijadikan hujjah. Dan hadis yang
> dibicarakan ini tidak terdapat dalam kedua kitab Shahih tersebut, hadis ini
> terdapat dalam *Mustadrak* dan *Sunan Baihaqi*.
>
> 2. Abu Uwais
>
> - Dalam kitab *Al Jarh Wa At Ta'dil* karya Ibnu Abi Hatim jilid V hal 92,
> Ibnu Abi Hatim menukil dari ayahnya Abu Hatim Ar Razy yang berkata
> mengenai
> Abu Uwais *"Ditulis hadisnya tetapi tidak dapat dijadikan hujjah dan dia
> tidak kuat".*Ibnu Abi Hatim menukil dari Yahya bin Mu'in yang berkata
> *"Abu
> Uwais tidak tsiqah".*
> - Dalam kitab *Tahdzib Al Kamal *karya Al Hafiz Ibnu Zakki Al Mizzy jilid
> III hal 127 Berkata Muawiyah bin Salih dari Yahya bin Mu'in *"Abu Uwais
> dan putranya itu keduanya dhaif(lemah)". Dari Yahya bin Mu'in bahwa Ibnu
> Abi
> Uwais dan ayahnya(Abu Uwais) suka mencuri hadis, suka
> mengacaukan(hafalan)
> hadis atau mukhallith dan suka berbohong.*
>
> Dalam *Al Mustadrak* jilid I hal 93, Al Hakim tidak menshahihkan hadis ini.
> Beliau mendiamkannya dan mencari syahid atau penguat bagi hadis tersebut,
> Beliau berkata *"Saya telah menemukan syahid atau saksi penguat bagi hadis
> tersebut dari hadis Abu Hurairah ra".* Mengenai hadis Abu Hurairah ra ini
> akan dibahas nanti, yang penting dari pernyataan itu secara tidak langsung
> Al Hakim mengakui kedhaifan hadis Ibnu Abbas tersebut oleh karena itu beliau
> mencari syahid penguat untuk hadis tersebut .Setelah melihat kedudukan kedua
> perawi hadis Ibnu Abbas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hadis *"Kitab
> Allah dan SunahKu*" dengan jalan sanad dari Ibnu Abbas adalah dhaif.
>
> .
>
> .
>
> *Jalan Sanad Abu Hurairah ra*
>
> Hadis *"Kitab Allah dan SunahKu"* dengan jalan sanad Abu Hurairah ra
> terdapat dalam *Al Mustadrak* Al Hakim jilid I hal 93, *Sunan Al Kubra
> Baihaqi* juz 10, *Sunan Daruquthni* IV hal 245, *Jami' As Saghir* As
> Suyuthi(no 3923), Al Khatib dalam *Al Faqih Al Mutafaqqih* jilid I hal 94,
> *At
> Tamhid *XXIV hal 331 Ibnu Abdil Barr, dan *Al Ihkam* VI hal 243 Ibnu Hazm.
>
> Jalan sanad hadis Abu Hurairah ra adalah sebagi berikut, diriwayatkan
> melalui Al Dhaby yang berkata telah menghadiskan kepada kami Shalih bin Musa
> At Thalhy dari Abdul Aziz bin Rafi'dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ra
>
> bahwa Rasulullah SAW bersabda* "Bahwa Rasulullah bersabda "Sesungguhnya Aku
> telah meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang jika kamu pegang
> teguh pasti kamu sekalian tidak akan sesat selamanya yaitu Kitabullah dan
> SunahKu.Keduanya tidak akan berpisah hingga menemuiKu di Al Haudh".*
>
> Hadis di atas adalah hadis yang dhaif karena dalam sanadnya terdapat perawi
> yang tidak bisa dijadikan hujjah yaitu Shalih bin Musa At Thalhy.
>
> - Dalam Kitab *Tahdzib Al Kamal* ( XIII hal 96) berkata Yahya bin
> Muin *bahwa
> riwayat hadis Shalih bin Musa bukan apa-apa*. Abu Hatim Ar Razy
> berkata*hadis
> Shalih bin Musa dhaif.* Imam Nasa'i berkata *hadis Shalih bin Musa tidak
> perlu ditulis dan dia itu matruk al hadis(ditinggalkan hadisnya).*
> - Al Hafiz Ibnu Hajar Al Asqalany dalam kitabnya *Tahdzib At Tahdzib* IV
> hal 355 menyebutkan Ibnu Hibban berkata *bahwa Shalih bin Musa
> meriwayatkan dari tsiqat apa yang tidak menyerupai hadis itsbat(yang
> kuat)
> sehingga yang mendengarkannya bersaksi bahwa riwayat tersebut ma'mulah
> (diamalkan) atau maqbulah (diterima) tetapi tidak dapat dipakai untuk
> berhujjah*. Abu Nu'aim berkata *Shalih bin Musa itu matruk Al Hadis
> sering meriwayatkan hadis mungkar.*
> - Dalam *At Taqrib* (Tarjamah :2891) Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqallany
> menyatakan bahwa *Shalih bin Musa adalah perawi yang matruk(harus
> ditinggalkan).*
> - Al Dzahaby dalam *Al Kasyif* (2412) menyebutkan bahwa *Shalih bin Musa
> itu wahin (lemah).*
> - Dalam *Al Qaulul Fashl *jilid 2 hal 306 Sayyid Alwi bin Thahir ketika
> mengomentari Shalih bin Musa, beliau menyatakan bahwa Imam Bukhari
> berkata
> *"Shalih bin Musa adalah perawi yang membawa hadis-hadis mungkar".*
>
> **
>
> Kalau melihat jarh atau celaan para ulama terhadap Shalih bin Musa tersebut
> maka dapat dinyatakan bahwa hadis *"Kitab Allah dan SunahKu"* dengan sanad
> dari Abu Hurairah ra di atas adalah hadis yang dhaif. Adalah hal yang aneh
> ternyata As Suyuthi dalam *Jami' As Saghir* menyatakan hadis tersebut hasan,
> Al Hafiz Al Manawi menshahihkannya dalam *Faidhul Qhadir Syarah Al Jami'Ash
> Shaghir* dan Al Albani juga telah memasukkan hadis ini dalam* Shahih Jami'
> As Saghir*. Begitu pula yang dinyatakan oleh Al Khatib dan Ibnu Hazm.
> Menurut kami penshahihan hadis tersebut tidak benar karena dalam sanad hadis
> tersebut terdapat cacat yang jelas pada perawinya, Bagaimana mungkin hadis
> tersebut shahih jika dalam sanadnya terdapat perawi yang matruk, mungkar al
> hadis dan tidak bisa dijadikan hujjah. Nyata sekali bahwa ulama-ulama yang
> menshahihkan hadis ini telah bertindak longgar(tasahul) dalam masalah ini.
>
> Mengapa para ulama itu bersikap tasahul dalam penetapan kedudukan hadis
> ini?. Hal ini mungkin karena matan hadis tersebut adalah hal yang tidak
> perlu dipermasalahkan lagi. Tetapi menurut kami matan hadis tersebut yang
> benar dan shahih adalah dengan matan hadis yang sama redaksinya hanya
> perbedaan pada*"Kitab Allah dan SunahKu"* menjadi *"Kitab Allah dan Itrah
> Ahlul BaitKu"*. Hadis dengan matan seperti ini salah satunya terdapat dalam
> *Shahih Sunan Tirmidzi* no 3786 & 3788 yang dinyatakan shahih oleh Syaikh Al
> Albani dalam *Shahih Sunan Tirmidzi. *Kalau dibandingkan antara hadis ini
> dengan hadis Abu Hurairah ra di atas dapat dipastikan bahwa hadis *Shahih
> Sunan Tirmidzi* ini jauh lebih shahih kedudukannya karena semua perawinya
> tsiqat. Sedangkan hadis Abu Hurairah ra di atas terdapat cacat pada salah
> satu perawinya yaitu Shalih bin Musa At Thalhy.
>
> Adz Dzahabi dalam *Al Mizan Al I'tidal* jilid II hal 302 berkata *bahwa
> hadis Shalih bin Musa tersebut termasuk dari kemunkaran yang
> dilakukannya.* Selain
> itu hadis riwayat Abu Hurairah ini dinyatakan dhaif oleh Hasan As Saqqaf
> dalam *Shahih Sifat Shalat An Nabiy* setelah beliau mengkritik Shalih bin
> Musa salah satu perawi hadis tersebut. Jadi pendapat yang benar dalam
> masalah ini adalah hadis riwayat Abu Hurairah tersebut adalah dhaif
> sedangkan pernyataan As Suyuthi, Al Manawi, Al Albani dan yang lain bahwa
> hadis tersebut shahih adalah keliru karena dalam rangkaian sanadnya terdapat
> perawi yang sangat jelas cacatnya sehingga tidak mungkin bisa dikatakan
> shahih.
>
> .
>
> .
>
> *Jalan Sanad Amr bin Awf ra*
>
> Hadis *"Kitab Allah dan SunahKu"* dengan jalan sanad dari Amr bin Awf
> terdapat dalam kitab *At Tamhid *XXIV hal 331 Ibnu Abdil Barr. Telah
> menghadiskan kepada kami Abdurrahman bin Yahya, dia berkata telah
> menghadiskan kepada kami Ahmad bin Sa'id, dia berkata telahmenghadiskan
> kepada kami Muhammad bin Ibrahim Al Daibaly, dia berkata telah menghadiskan
> kepada kami Ali bin Zaid Al Faridhy, dia berkata telah menghadiskan kepada
> kami Al Haniny dari Katsir bin Abdullah bin Amr bin Awf dari ayahnya dari
> kakeknya**
>
> *Bahwa Rasulullah bersabda "wahai sekalian manusia sesungguhnya Aku telah
> meninggalkan pada kamu apa yang jika kamu pegang teguh pasti kamu sekalian
> tidak akan sesat selamanya yaitu Kitabullah dan Sunah Rasul-Nya.*
>
> **
> Hadis ini adalah hadis yang dhaif karena dalam sanadnya terdapat cacat pada
> perawinya yaitu Katsir bin Abdullah .
>
> - Dalam* Mizan Al Itidal* *(biografi Katsir bin Abdullah no 6943*) karya
> Adz Dzahabi terdapat celaan pada Katsir bin Abdullah. Menurut Daruquthni
> *Katsir bin Abdullah adalah matruk al hadis(ditinggalkan hadisnya).* Abu
> Hatim menilai*Katsir bin Abdullah tidak kuat.* An Nasa'i menilai *Katsir
> bin Abdullah tidak tsiqah.*
> - Dalam *At Taqrib at Tahdzib*, Ibnu Hajar menyatakan *Katsir bin
> Abdullah dhaif.*
> - Dalam *Al Kasyf* Adz Dzahaby menilai *Katsir bin Abdullah wahin(lemah).
> *
> - Dalam* Al Majruhin *Ibnu Hibban juz 2 hal 221, Ibnu Hibban berkata
> tentang Katsir bin Abdullah *"Hadisnya sangat mungkar"* dan *"Dia
> meriwayatkan hadis-hadis palsu dari ayahnya dari kakeknya yang tidak
> pantas
> disebutkan dalam kitab-kitab maupun periwayatan"
> *
> - Dalam* Al Majruhin *Ibnu Hibban juz 2 hal 221, Yahya bin Main
> berkata *"Katsir
> lemah hadisnya"*
> - Dalam* *Kitab* Al Jarh Wat Ta'dil *biografi no 858*,* Abu Zur'ah
> berkata *"Hadisnya tidak ada apa-apanya, dia tidak kuat hafalannya".*
> - Dalam *Adh Dhu'afa Al Kabir Al Uqaili (no 1555), *Mutharrif bin
> Abdillah berkata tentang Katsir *"Dia orang yang banyak permusuhannya dan
> tidak seorangpun sahabat kami yang mengambil hadis darinya".*
> - Dalam *Al Kamil Fi Dhu'afa Ar Rijal *karya Ibnu Adi juz 6 hal 63*,
> *Ibnu
> Adi berkata perihal Katsir *"Dan kebanyakan hadis yang diriwayatkannya
> tidak bisa dijadikan pegangan".*
> - Dalam* Al Kamil Fi Dhu'afa Ar Rijal *karya Ibnu Adi juz 6 hal 63, Abu
> Khaitsamah berkata *"Ahmad bin Hanbal berkata kepadaku : jangan
> sedikitpun engkau meriwayatkan hadis dari Katsir bin Abdullah".*
> - Dalam *Ad Dhu'afa Wal Matrukin* Ibnu Jauzi juz III hal 24 terdapat
> perkataan Imam Syafii perihal Katsir bin Abdullah *"Katsir bin Abdullah
> Al Muzanni adalah satu pilar dari berbagai pilar kedustaan"
> *
>
> Jadi hadis Amr bin Awf ini sangat jelas kedhaifannya karena dalam sanadnya
> terdapat *perawi yang matruk, dhaif atau tidak tsiqah dan pendusta.
> *
>
> .
>
> .
>
> *Jalur Abu Said Al Khudri ra*
>
> Hadis *"Kitab Allah dan SunahKu"* dengan jalan sanad dari Abu Said Al Khudri
> ra terdapat dalam *Al Faqih Al Mutafaqqih* jilid I hal 94 karya Al Khatib
> Baghdadi dan *Al Ilma 'ila Ma'rifah Usul Ar Riwayah wa Taqyid As Sima'
> *karya
> Qadhi Iyadh dengan sanad dari Saif bin Umar dari Ibnu Ishaq Al Asadi dari
> Shabbat bin Muhammad dari Abu Hazm dari Abu Said Al Khudri ra.
>
> Dalam rangkaian perawi ini terdapat perawi yang benar-benar dhaif yaitu Saif
> bin Umar At Tamimi.
>
> - Dalam *Mizan Al I'tidal no 3637* Yahya bin Mu'in berkata *"Saif daif
> dan riwayatnya tidak kuat".*
> - Dalam *Ad Dhu'afa Al Matrukin* no 256, An Nasa'i mengatakan *kalau Saif
> bin Umar adalah dhaif.*
> - Dalam *Al Majruhin* no 443 Ibnu Hibban mengatakan *Saif merujukkan
> hadis-hadis palsu pada perawi yang tsabit, ia seorang yang tertuduh
> zindiq
> dan seorang pemalsu hadis.*
> - Dalam *Ad Dhu'afa Abu Nu'aim no 95, *Abu Nu'aim mengatakan* kalau Saif
> bin Umar adalah orang yang tertuduh zindiq, riwayatnya jatuh dan bukan
> apa-apanya.
> *
> - Dalam *Tahzib At Tahzib juz 4 no 517* Abu Dawud berkata kalau *Saif
> bukan apa-apa*, Abu Hatim berkata *"ia matruk",* Ad Daruquthni
> menyatakannya *dhaif dan matruk*. Al Hakim mengatakan *kalau Saif
> tertuduh zindiq dan riwayatnya jatuh*. Ibnu Adi mengatakan *kalau
> hadisnya dikenal munkar dan tidak diikuti seorangpun.
> *
>
> **
> Jadi jelas sekali kalau hadis Abu Said Al Khudri ra ini adalah hadis yang
> dhaif karena kedudukan Saif bin Umar yang dhaif di mata para ulama.
>
> .
>
> .
>
> *Hadis Tersebut Dhaif*
>
> Dari semua pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hadis *"Kitab Allah
> dan SunahKu"* ini adalah hadis yang dhaif. Sebelum mengakhiri tulisan ini
> akan dibahas terlebih dahulu pernyataan Ali As Salus dalam *Al Imamah wal
> Khilafah* yang menyatakan shahihnya hadis *"Kitab Allah Dan SunahKu".*
> Ali As Salus menyatakan bahwa hadis riwayat Imam Malik adalah shahih
> Walaupun dalam *Al Muwatta* hadis ini mursal. Beliau menyatakan bahwa hadis
> ini dikuatkan oleh hadis Abu Hurairah yang telah dishahihkan oleh As
> Suyuthi,Al Manawi dan Al Albani. Selain itu hadis mursal dalam Al Muwatta
> adalah shahih menurutnya dengan mengutip *pernyataan Ibnu Abdil Barr yang
> menyatakan bahwa semua hadis mursal Imam Malik adalah shahih dan pernyataan
> As Suyuthi bahwa semua hadis mursal dalam Al Muwatta memiliki sanad yang
> bersambung yang menguatkannya dalam kitab-kitab lain.*
>
> .
>
> .
>
> .
>
> *Tanggapan Terhadap Ali As Salus*
>
> Pernyataan pertama bahwa hadis Malik bin Anas dalam *Al Muwatta* adalah
> shahih walaupun mursal adalah tidak benar. Hal ini telah dijelaskan dalam
> tanggapan kami terhadap Hafiz Firdaus bahwa hadis mursal tidak bisa langsung
> dinyatakan shahih kecuali terdapat hadis shahih(bersambung sanadnya) lain
> yang menguatkannya. Dan kenyataannya hadis yang jadi penguat hadis mursal Al
> Muwatta ini adalah tidak shahih. Pernyataan Selanjutnya Ali As Salus bahwa
> hadis ini dikuatkan oleh hadis Abu Hurairah ra adalah tidak tepat karena
> seperti yang sudah dijelaskan, dalam sanad hadis Abu Hurairah ra ada Shalih
> bin Musa yang tidak dapat dijadikan hujjah.
>
> Ali As Salus menyatakan bahwa hadis mursal Al Muwatta shahih berdasarkan
>
> - Pernyataan Ibnu Abdil Barr yang menyatakan bahwa semua hadis mursal
> Imam Malik adalah shahih dan
> - Pernyataan As Suyuthi bahwa semua hadis mursal dalam Al Muwatta
> memiliki sanad yang bersambung yang menguatkannya dalam kitab-kitab lain.
>
> Mengenai pernyataan Ibnu Abdil Barr tersebut, jelas itu adalah pendapatnya
> sendiri dan mengenai hadis *"Kitab Allah dan SunahKu"* yang mursal dalam Al
> Muwatta Ibnu Abdil Barr telah mencari sanad hadis ini dan memuatnya dalam
> kitabnya *At Tamhid*dan Beliau menshahihkannya. Setelah dilihat ternyata
> hadis dalam *At Tamhid*tersebut tidaklah shahih karena cacat yang jelas pada
> perawinya.
>
> .
>
> Begitu pula pernyataan As Suyuthi yang dikutip Ali As Salus di atas itu
> adalah pendapat Beliau sendiri dan As Suyuthi telah menjadikan hadis Abu
> Hurairah ra sebagai syahid atau pendukung hadis mursal Al Muwatta seperti
> yang Beliau nyatakan dalam *Jami' As Saghir* dan Beliau menyatakan hadis
> tersebut hasan. Setelah ditelaah ternyata hadis Abu Hurairah ra itu adalah
> dhaif. Jadi Kesimpulannya tetap saja hadis *"Kitab Allah dan SunahKu"*
> adalah
> hadis yang dhaif.
>
> .
> Salah satu bukti bahwa tidak semua hadis mursal *Al Muwatta* shahih adalah
> apa yang dikemukakan oleh Syaikh Al Albani dalam *Silisilatul Al Hadits Adh
> Dhaifah Wal Maudhuah* hadis no 908
>
> *Nabi Isa pernah bersabda"Janganlah kalian banyak bicara tanpa menyebut
> Allah karena hati kalian akan mengeras.Hati yang keras jauh dari Allah namun
> kalian tidak mengetahuinya.Dan janganlah kalian mengamati dosa-dosa orang
> lain seolah-olah kalian Tuhan,akan tetapi amatilah dosa-dosa kalian seolah
> kalian itu hamba.Sesungguhnya Setiap manusia itu diuji dan selamat maka
> kasihanilah orang-orang yang tengah tertimpa malapetaka dan bertahmidlah
> kepada Allah atas keselamatan kalian".*
>
> Riwayat ini dikemukakan Imam Malik dalam *Al Muwatta *jilid II hal 986 tanpa
> sanad yang pasti tetapi Imam Malik menempatkannya dalam deretan
> riwayat–riwayat yang muttashil(bersambung) atau marfu' sanadnya sampai ke
> Rasulullah SAW.
>
> Syaikh Al Albani berkata tentang hadis ini**
>
> *"sekali lagi saya tegaskan memarfu'kan riwayat ini sampai kepada Nabi
> adalah kesalahan yang menyesatkan dan tidak ayal lagi merupakan kedustaan
> yang nyata-nyata dinisbatkan kepada Beliau padahal Beliau terbebas darinya".
> *
>
> Pernyataan ini menunjukkan bahwa Syaikh Al Albani tidaklah langsung
> menyatakan bahwa hadis ini shahih hanya karena Imam Malik menempatkannya
> dalam deretan riwayat–riwayat yang muttashil atau marfu' sanadnya sampai ke
> Rasulullah SAW. Justru Syaikh Al Albani menyatakan bahwa memarfu'kan hadis
> ini adalah kedustaan atau kesalahan yang menyesatkan karena berdasarkan
> penelitian beliau tidak ada sanad yang bersambung kepada Rasulullah SAW
> mengenai hadis ini.
>
> .
>
> Yang Aneh adalah pernyataan Ali As Salus dalam *Imamah Wal Khilafah* yang
> menyatakan bahwa hadis dengan matan *"Kitab Allah dan Itrah Ahlul
> BaitKu"* adalah
> dhaif dan yang shahih adalah hadis dengan matan* "Kitab Allah dan
> SunahKu".* Hal
> ini jelas sangat tidak benar karena hadis dengan matan *"Kitab Allah dan
> SunahKu"*sanad-sanadnya tidak shahih seperti yang sudah dijelaskan dalam
> pembahasan di atas. Sedangkan hadis dengan matan *"Kitab Allah dan Itrah
> Ahlul BaitKu"* adalah hadis yang diriwayatkan banyak shahabat dan sanadnya
> jauh lebih kuat dari hadis dengan matan *"Kitab Allah dan SunahKu"*.
>
> .
>
> Jadi kalau hadis dengan matan *"Kitab Allah dan SunahKu"* dinyatakan shahih
> maka hadis dengan matan *"Kitab Allah dan Itrah Ahlul BaitKu" *akan jadi
> jauh lebih shahih. Ali As Salus dalam Imamah wal Khilafah telah
> membandingkan kedua hadis tersebut dengan metode yang tidak berimbang. Untuk
> hadis dengan matan *"Kitab Allah dan Itrah Ahlul BaitKu"* beliau mengkritik
> habis-habisan bahkan dengan kritik yang tidak benar sedangkan untuk hadis
> dengan matan *"Kitab Allah dan SunahKu"* beliau bertindak longgar(tasahul)
> dan berhujjah dengan pernyataan ulama lain yang juga telah memudahkan dalam
> penshahihan hadis tersebut. *Wallahu'alam.*
>
> *
> *
> <http://ja-jp.facebook.com/topic.php?uid=111131255590440&topic=88>
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
>
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment