Friday, April 15, 2011

RE: [Milis_Iqra] Belajar Islam Dari Sumbernya

Kalau saya pribadi lebih menyarankan membaca buku karya Dr. Ibrahim bin Amiri Ar-Ruhaila, dosen Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Madinah. Di kalangan salafi Indonesia dia sudah cukup popular karena lebih moderat di banding dengan yang  lainnya. Nasihat-Nasihat beliau lebih kepada ilmu bukan kepada jahr, tahdzir atau yang lainnya. Judul bukunya Mauqif Ahlus Sunnah waljama’ah min Ahlul Ahwa wal bid’ah, penerbit Maktabah Al Ghura Al Atsriyah, 1415H.

 

Dalam buku tersebut di bahas siapa saja dari kalangan Salaf dari kalangan Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut tabi’in yang keras, kemudian yang lemah lembut. Kalau sering membaca buku atau artikel-artikel dari saudara-saudari yang berlabel “Salafi” khusunya di Indonesia terkadang tidak ditulis secara komprehensip, bahkan yang diambil sebatas salaf yang keras, boikot, menjauh dsb…

 

Buku yang ditulis DR Ibrahim bin Amir Ruhaili lebih Komprehensif dalam khazanah dan pembahasan kaum Salaf yang sesungguhnya dan TIDAK DIPENGGAL-PENGGAL, TIDAK DIAMBIL pendapat salafi yang keras saja akan tetapi semua sifat salaf di bahas….

 

Tidak sembarang juga menyebut kepada seseorang disebut anda berbuat bid’ah, masuk neraka dsb… padahal bentuk prilaku bid’ah ada tingakatannya, apakah sebatas furu’iyah atau Aqidah?

 

Saya liaht sudah banya terjemahan buku tersebut dengan Judul tidak jauh dari bahasa arabnya … yakni Ahlus Sunnah waljamah menghadapi ahli hawa nafsu dan bid’ah.

 

 

 

 

From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of whe - en
Sent: Friday, April 15, 2011 1:00 PM
To: Milis_Iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Belajar Islam Dari Sumbernya

 

Tak lupa di halaman 33 berisi tentang Pengertian Salaf, salafy, atau salafiyuyn, yang kebanyakan dari kaum muslimin belum mengetahuinya
+++
Belajar Islam Dari Sumbernya

 

Image removed by sender.

Image removed by sender.


Selasa, 12 April 2011

Judul Buku : Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah
Penulis : Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Fisik : Hardcover, Jumlah Halaman: 651
Penerbit : Pustaka Imam Asy Syafi'i (Cetakan Keenam, 2008)

DENGAN BERBAGAI
sarana dan fasilitas yang mencukupi, studi Islam di Barat jelas menggiurkan dan menjadi pilihan yang masuk akal bagi para generasi Islam dari kalangan akademis. Begitulah menurut Luthfi Assyaukanie MA, pengajar filsafat di Universitas Paramadina Mulya Jakarta, mendaraskan pengalamannya ketika belajar di sana.

Pertanyaannya kemudian, apakah mereka yang belajar di Barat mampu menjadikannya lebih cinta dan semangat dalam keberislamannya atau malah berada pada posisi yang gamang? Kenyataannya, justru banyak dari mereka yang malah melakukan distorsi ajaran Islam bahkan “menjelek jelekkannya”.

Melihat realitas ini, sebab besarnya mungkin adalah adanya sikap pengabaian terhadap ilmu yang lebih prinsip, yakni Tauhid. Mereka tidak mempelajari secara mendalam perkara yang sangat penting ini. Padahal dalam Islam, Aqidah adalah persoalan yang paling mendasar.

Allah SWT berfirman: "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya" (QS. An-Nisa':69).

Ayat Al Qur'an seperti diatas jelas tidak populer di kalangan kaum liberal yang memang kerap mengkritisinya dengan mengambil sumber sumber dari intelektual Barat yang dianggap lebih logis dan relevan, ketimbang berhujjah pada tafsir Ibnu Katsir atau Imam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah.

Nilai suatu ilmu itu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan bermanfaat nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta.

Sehingga orang yang tidak kenal Allah SWT disebut kafir (berada dalam kegelapan, tertutup) meskipun dia Profesor Doktor, namun pada hakekatnya dia tidak pintar dan adalah orang orang yang bingung. Adakah yang lebih bingung daripada orang yang tidak mengenal yang menciptakannya?

Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang merupakan karya manusia, tentu banyak kelemahannya dan keterbatasan.

Makanya seorang mu'min harus yakin kebenaran Aqidah Islamiyah sebagai poros dari segala pola laku dan tindakannya yang akan menjamin kebahagiannya dunia akherat. Dan merupakan keserasian antara ruh dan jasad, antara siang dan malam, antara bumi dan langit dan antara ibadah dan adat serta antara dunia dan akherat.

Dan lihatlah mereka yang belajar Islam bukan pada sumber dan hujjah (pijakan) yang benar. Apalagi sampai belajar Islam ke Barat tanpa asas aqidah yang kokoh. Saya setuju dengan pendapat bahwa dunia akademis Barat secara umum adalah dunia pragmatis, sebagaimana disinyalir oleh Luthfi.

Lebih lanjut menurut Luthfi, bahwa mereka (Barat) membuka bidang studi Islam yang biasa disebut area studies, oleh kebutuhan yang objektif secara akademis.

Namun yang riskan, dengan dalih tuntutan akademis yang objektif dan rasional, banyak diantara kita yang kemudian terjerembab masuk ke wilayah pemikiran Islam yang liberal, relativis, dan non-apologetik dalam memahami kitab suci.

Buku Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, ini hadir memberikan penjelasan kepada kita bagaimana sesungguhnya Islam ini agar kita tidak memahaminya secara parsial.

Di dalamnya dijelaskan tentan aqidah, dan manhaj yang benar dari kitab para ulama terdahulu dengan dalil dalil yang shahih dari Al Qur'an dan As Sunnah, penjelasan para sabahat, Tabi'in, dan Tabi'ut dan Tabi'in, serta para ulama yang mengikut jejak mereka dengan baik.

Tak lupa di halaman 33 berisi tentang Pengertian Salaf, salafy, atau salafiyuyn, yang kebanyakan dari kaum muslimin belum mengetahuinya. Buku ini juga menjelaskan pengertian Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang sering diklaim aliran sesat sebagai pijakannya, dan persoalan aqidah di kehidupan kita sehari hari.

Tujuan penulis adalah mengajak kita agar 'aqidah dan manhaj ini difahami oleh ummat Islam dengan benar, diyakini seyakin-yakinya, dan di amalkan dalam kehidupan sehari hari. Insya Allah.

Nah, Agar kita selamat dan tidak terjebak pada pemahaman Islam yang kabur, mari memahami dan mempelajari Islam dari sumbernya dengan hujjah (landasan) yang kokoh.    *Yacong B. Halike, pengelola laman Kallolo.com

Rep: Ainuddin Chalik
Red: Cholis Akbar

http://www.hidayatullah.com/read/16337/12/04/2011/belajar-islam-dari-sumbernya.html


--

~~~~~

Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

 

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment