Monday, May 9, 2011

Re: [Milis_Iqra] ayat Quran dan Hadis saja belum cukup ...

Artikel yang bagus mas, saya copas lagi ya ke thread tentang NII... disana banyak sekali korban yang memberikan kesaksian.. dan benar mas, ternyata yang ditafsirkan adalah pembenaran yang menguntungkan NII tersebut..

2011/5/9 wawan™ و و ﻦ <hrn.milis@gmail.com>
Ayat-Ayat (Sesat) NII 
Minggu, 08 Mei 2011 00:45 WIB     

SURABAYA--MICOM: 

"NII (Negara Islam Indonesia) itu hanya salah dalam cara, tapi NII itu benar dalam konsep, karena konsep NII ada dalam Surat Al Maaidah ayat 44, 45, dan 47". 

Itulah ucapan yang terlontar dari mulut seorang mahasiswi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dalam dialog pada tayang-bincang (talkshow) bertema Waspada NII di kampus setempat, Rabu (4/5). 

Agaknya, mahasiswi itu menolak cara NII yang dianggapnya salah, karena melanggar hukum, namun ia melihat kebenaran NII yang merujuk kepada ayat-ayat Alquran. 

Dalam acara yang digagas Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian (UKMK) Masjid Nuruzzaman, Unair, Surabaya dengan menampilkan Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Bukhori, Kapolda Jatim Irjen Untung S Rajab, dan pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan itu, sang mahasiswi itu pun merinci. 

Al Maaidah ayat 44 menyebut "... dan barangsiapa yang tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir." 

Al Maaidah ayat 45 menyebut "... dan barangsiapa yang tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." 

Al Maaidah ayat 47 menyebut "... dan barangsiapa yang tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." 

Pandangan mahasiswi yang terkesan membela NII itu pun diluruskan Ketua MUI Jatim, KH Abdusshomad Bukhori. 

"Memahami Al Quran itu harus menggunakan manhaj (metodologi)
seperti ada dalam Ilmu Tafsir Al Quran, jangan sepotong-sepotong, jangan mengabaikan Asbabun Nuzul, 
apakah Surat Makkiyah atau Surat Madaniyah, dan lihatlah kaitannya dengan ayat-ayat lain," tandasnya. 

Dalam Tafsir Al Quran, ayat 44 Surat Al Maaidah itu membahas tentang pemeluk agama Yahudi yang diberi petunjuk dengan Kitab Taurat dan bila kitab suci itu tidak digunakan akan tergolong kafir. 

Ayat selanjutnya atau ayat 45 juga masih berkaitan dengan pemeluk agama Yahudi yakni pelaksanaan hukum qisas (hukuman bunuh bagi pembunuh) dan bila hukum itu tidak digunakan akan tergolong zalim. 

Setelah itu, ada ayat 46 yang menyatakan nabi-nabi yang diturunkan pada zaman Yahudi itu dilanjutkan dengan nabi-nabi berikutnya yakni Nabi Isa yang diberi wahyu berupa Kitab Injil. 

Ayat 47 juga sama yakni Nabi Isa menerapkan hukum sebagaimana ada dalam Injil dan bila kitab suci itu tidak digunakan akan tergolong fasik. 

Dalam acara yang dihadiri ratusan mahasiswa Unair dan aktivis Masjid Nuruzzaman Unair itu, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Bukhori menilai NII itu justru sesat. 

"Ayat-ayat yang digunakan mendukung NII itu juga tidak dipahami dengan 'manhaj' yang benar.
 Kalau saya jelaskan semuanya, saya kira tidak cukup dengan diskusi sebentar, tapi ibarat orang kuliah itu mungkin perlu dua SKS (satuan kredit semester)," ucapnya, tersenyum. 

Sepotong-potong 

Dalam kuliah itu, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Bukhori pun meluruskan ayat-ayat NII dengan merujuk sejumlah Tafsir Al Quran bahwa ayat-ayat dalam Surat Al Maaidah itu bila dilanjutkan akan sampai pada tahapan akhir yakni Nabi Muhammad SAW dengan wahyu Al Quran. 

"Jadi, hukum Allah itu ada pada Taurat, Injil, dan Quran sesuai zamannya dan hukum Allah itu ada tahapannya. Artinya, berhukum dengan hukum Allah itu tidak ditafsirkan secara kaku, karena penerapan hukum Allah itu melintasi ruang, waktu, dan situasi," tuturnya. 

Oleh karena itu, berhukum dengan hukum Allah itu bisa juga cukup dengan keyakinan akan kebenarannya, sedangkan pemberlakuannya menyesuaikan dengan keadaan. 

"Artinya, kalau kita yakin bahwa hukum Allah itu benar, tapi kita belum bisa melaksanakan karena situasi, maka hal itu sudah cukup, apalagi di Indonesia tidak ada larangan beribadah," tukasnya. 

Ia mencontohkan kasus budak bernama Yasir yang disiksa kaum Quraisy, karena masuk Islam, bahkan keluarga Yasir pun disiksa, sehingga Yasir akhirnya "menyerah" dengan kembali pada pengakuan terhadap berhala yang disembah kaum Quraisy. 

"Nabi Muhammad SAW tidak menyalahkan sikap Yasir itu, karena pengakuan kepada berhala itu hanya untuk menghentikan penyiksaan yang berlarut-larut, tapi Yasir sendiri di dalam hatinya masih tetap meyakini kebenaran Islam. Jadi, situasi sangat menentukan," kilahnya. 

Menurut KH Abdusshomad Bukhori, cara pemahaman Al Quran yang sepotong-potong oleh kelompok radikal itu juga dilakukan oleh kelompok liberalis dengan memilih ayat-ayat yang menguntungkan mereka sendiri. 

"Kaum liberalis juga merujuk pada ayat-ayat Al Quran tanpa manhaj, seperti Surat Al Baqoroh ayat 62 bahwa orang beriman itu adalah Yahudi, Nasrani, dan Shobiin, lalu siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir serta melakukan kebaikan akan mendapat pahala," ujarnya. 

Hal itu bukan berarti semua agama itu benar, namun tafsir Al Quran yang benar adalah pemeluk Yahudi, Nasrani, dan Shabiin yang benar itu akan sampai juga kepada Islam, karena Taurat, Injil, dan kitab suci lainnya juga mencantumkan pengakuan akan datangnya Nabi Muhammad SAW. 

Pandangan MUI itu dibenarkan Pembina UKMK Masjid Nuruzzaman Unair Surabaya, Dr Mustofa Helmy Effendy. 

Ia menjelaskan Islam tidak mengenal konsep negara Islam, kecuali konsep Rahmatan lil Alamin yang berarti masyarakat yang Islami atau masyarakat dengan nilai-nilai Islam, bukan dengan negara Islam. 

"Faktanya, baik-tidaknya suatu negara juga tidak ditentukan oleh sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), karena negara-negara maju juga banyak yang kekurangan SDA atau SDM," tukasnya. 

Namun, negara-negara maju itu memiliki etika atau akhlak dalam kehidupannya. "Nah, nilai-nilai Akhlakul Karimah itulah ajaran Nabi Muhammad SAW, bukan konsep negara," urainya. 

Agaknya, penggunaan ayat-ayat Al Quran yang bersifat sepotong-potong dan tanpa "manhaj" (metodologi) Tafsir Al Quran oleh NII itu diakui mantan pengikut NII yang kini menjadi pendiri "NII Crisis Center" (NCC), Ken Setiawan. 

"Mereka (NII) bilang, sekarang adalah zaman Jahiliyah. Zaman jahiliah adalah zaman kebodohan, karena itu pemimpinnya adalah Abu Jahal yang artinya pemimpin yang bodoh, sehingga kita perlu meniru nabi melakukan hijrah dengan meninggalkan NKRI dan mendirikan NII. Jadi, pemahaman Al Quran yang sepotong-potong itulah masalahnya," timpalnya. (Ant/OL-12)

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment