"Berpuasalah kalian karena melihatnya dan akhiri puasa karena melihatnya.Sesungguhnya kami ini masyarakat buta huruf,tidak dapat menulis dan menghitung (ilmu perbintangan),jumlah hari-hari dalam sebulan adalah begini dan begini (sambil memberi isyarat dengan kedua tangannya),yakni kadang 29 dan kadang 30 hari. (HR Bukhari III/25 dan Muslim III/124).
Ada motif apa ya orang yg suka memotong-motong hadits?
Orang2 yg mengaku s***f* mengatakan BID'AH bersandarkan kepada ilmu matematika dan astronomi karena digunakan oleh Yunani,padahal kata Nabi sendiri,beliau menggunakan ru'yat karena pada saat itu belum menguasai metode menghitung (hisab). Insya Allah akan saya tuntut di akherat orang2 tsb.
Ayu Puspita
yaitu Berpuasalah kamu setelah melihat bulan dan berbukalah kamu setelah melihat bulan,
dihadits lain disebutkan
" jika terhalang oleh mendung, sehingga sulit untuk melihat bulan maka genapkanlah puasamu 30 hari,
jd berhari rayanya ya setelah melihat bulan, bukan setelah bulan diatas ufuk, maka muncul istilah imkanu rukyat,
kalau kondisi bulan hanya 1-2 derajat di atas ufuk. ''Dalam kondisi itu, hilal tidak mungkin bisa diamati dengan mata telanjang,'' kata peneliti senior Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, Kamis (26/8)
Memang sy setuju dengan hisab semua bisa dihitung, cuman untuk hadistnya kan seperti diatas, berbukalah setelah kamu melihat bulan, bukan berbunyi, "berbukalah setelah bulan diatas ufuk ..." ,
kalau di hadist disebutkan jika terhalang oleh mendung" pastilah menggunakan metode Rukyat, kalau hisab gak mungkin ada mendung, ....
Demikian terimaksih...
Nurwasis
----- Original Message -----
From: IGede Angga WiradharmaSent: Monday, September 12, 2011 6:54 PMSubject: Re: [Milis_Iqra] kenapa kita selalu ditertawakan yah.. hahahaha (MUNGKIN INI SALAH SATU JAWABANNYA..)to Mas Nurwasis
Coba kita kembali ke pelajaran fisika SD (Sekolah Dasar) dulu ajah yah..
'N mungkin ada baiknya skaligus belajar bahasa inggris :
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Phases_of_the_Moon.png&filetimestamp=20101115154307
Fase Bulan baru tentunya diawali oleh bulan mati (tidak tampak karena kemunculannya yang sangat kecil pada sisi kanan arah pandang kita), kalau sudah ada teknologi yg baik tentunya dipergunakan dengan baik pula kan...
Jadi kemunculan yang sangat kecil tadi bisa diamati,, sebenarnya perbedaannya kenapa ada standarisasi harus diatas 2 derajat.. Apakah ada dalil Al-Qur'an / hadits shohih yang menyatakan jelas harus diatas 2 derajat?? Saya rasa tidak ada . .
karena walaupun 0,001 derajat tetaplah sudah terjadi bulan baru. . atau mau blajar matematika sederhana lg, ngitung bulan .. mau??
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2011/09/04/memperkirakan-pergerakan-bulan-dalam-perjam/
yuuk belajar yuuk..
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment