Sumber : http://arsiparmansyah.wordpress.com/2011/10/30/narnia-antara-misi-kristenisasi-hiburan/
The Chronicles of Narnia, adalah sebuah film animasi anak-anak yang
mampu menyedot perhatian banyak orang didunia, tidak terkecuali saya
dan keluarga. Meski tergolong animasi & fiktif, alur cerita film ini
bagus. Juga disetiap episodenya, sarat dengan pesan-pesan moral yang
mendidik. Kisah ini dimulai dari ditemukannya dunia Narnia oleh Lucy
Pevensi, satu dari empat bersaudara keluarga Pevensi (Peter, Susan dan
Edmund) melalui sebuah lemari ajaib dikediaman mereka.
Cerita berlanjut dengan terjebaknya Edmund dalam perangkap seorang
wanita penyihir jahat dinegeri Narnia yang kemudian menumbuhkan
pengkhianatan terhadap ke-3 saudaranya yang lain. Setelah Edmund sadar
dari kesalahannya itu, ia masih tidak bisa lari dari imbas
keterjebakannya itu dari sang penyihir jahat tadi yang menginginkan
kematiannya.
Aslan, raja diraja dari negeri Narnia, seekor singa besar yang
sebelumnya telah bersahabat dengan Peter, Susan dan Edmund akhirnya
menawarkan dirinya untuk dibunuh oleh sang penyihir sebagai ganti dari
nyawa Edmund. Singkat cerita Aslan lalu di-eksekusi mati disebuah
tempat bernama Stone Table setelah sebelumnya ia di-ikat, dihina,
disiksa dan dicukur bulunya.
Kematian Aslan ini membuat duka ke-4 Pevensi bersaudara beserta
masyarakat Narnia lainnya, tetapi ketika subuh harinya Lucy dan Susan
tidak menemukan jasad Aslan yang mati terbunuh itu, tiba-tiba Aslan
muncul dalam keadaan sehat sampai akhirnya berkat bantuannya ke-4
saudara yang berasal dunia nyata beserta masyarakat Narnia lain
berhasil mengalahkan sang penyihir jahat tadi.
Identitas Aslan yang pada seri pertama dan kedua dari filmnya masih
cukup terselubung akhirnya terbuka juga pada episode ketiga : The
Voyage of the Dawn Treader. Kecurigaan saya pada tokoh Aslan ini
sebagai replika dari sosok kristus dalam ideologi Kristen akhirnya
terbukti. Awalnya kecurigaan ini timbul dari kisah pengorbanan Aslan
untuk kehidupan Edmund melalui penderitaan dan kematiannya yang
kemudian bangkit dalam keadaan hidup pada episode The Lion, the Witch
and the Wardrobe (episode 1 versi layar lebar). Ini mengingatkan saya
pada penggambaran sosok yesus selaku juru selamat manusia menurut
teologi kristen yang rela babak belur, dihina serta akhirnya dibunuh
untuk kemudian juga kembali bangkit hidup dari kematiannya.
Pada episode kedua, Prince Caspian, tokoh Aslan sudah diceritakan
jarang muncul dan hanya memberi inspirasi serta semangat pada Lucy
serta ke-3 saudaranya untuk memerangi tokoh-tokoh jahat yang memusuhi
negeri Narnia. Semua seakan begitu mendewakan Aslan sebagai sumber
kehidupan dan pertolongan. Termasuk oleh Lucy sendiri yang notabene
adalah makhluk non Narnia.
The Voyage of the Dawn Treader., episode ketiga dari film Narnia
akhirnya mengantarkan semua kecurigaan saya bahwa film animasi fiktif
ini sebenarnya mengandung pesan-pesan religius kristenisasi jelas
sudah. Aslan digambarkan sebagai raja diraja pusat semua kebaikan yang
negerinya tidaklah di Narnia itu sendiri tetapi beyond the limit.
"I have come here for a reason. You have come far. Now your journey
lies beyond." Lalu ketika Lucy diakhir film bertanya akankah ia bisa
kembali bertemu dengan Aslan, dijawab bahwa untuk menemuinya dinegeri
Narnia sudah tidak mungkin lagi karena usia Lucy yang sudah semakin
dewasa dan bukan lagi masanya berkhayal. Tetapi Lucy akan bisa menemui
dan mengenal Aslan lebih baik lagi didunia nyatanya.
"Because there I have another name. You must learn to know me by that
name. This was the very reason why you were brought to Narnia, that
knowing me here for a little, you may know me better there. "
Eksistensi Aslan ini didunia tidak lain adalah gambaran yesus (sosok
tuhan yang dianggap menjelma sebagai makhluk manusia sebagaimana dalam
versi Narnia adalah tuhan yang menjelma sebagai singa).
Untuk membuktikan kesimpulan subyektif saya ini benar, mulai saya
hunting segala hal yang berbau Narnia. Dan dapatlah semua bukti-bukti
penunjang bahwa apa yang saya simpulkan sangat-sangat benar.
Misalnya saya kutip dari situs
"http://id.wikipedia.org/wiki/Aslan" : Aslan digambarkan sebagai
makhluk yang bijak dan penuh kasih sayang. Selain itu ia adalah
makhluk yang misterius dan penuh kekuatan yang menjaga dan
menyelamatkan Narnia. Sepanjang alur cerita, Aslan dikisahkan sebagai
makhluk yang menciptakan dan menghancurkan dunia, termasuk dunia
Narnia. Menurut penulisnya, C. S. Lewis, Aslan adalah gambaran lain
dari Kristus, jikalau Kristus muncul dalam dunia fantasi.
Kemudian dari situs : http://id.wikipedia.org/wiki/C._S._Lewis :
C.S. Lewis, adalah seorang pengarang dan sarjana Irlandia, dilahirkan
dalam sebuah keluarga Protestan di Belfast, meskipun sebagian besar
hidupnya dilewati di Inggris. Lewis dikenal karena karyanya dalam
sastra abad pertengahan dan untuk apologetika Kristennya serta fiksi,
khususnya seri bukunya yang berjudul The Chronicles of Narnia.
Yah, dijaman serba digital saat ini, film-film yang bersifat
misionaris sudah bukan barang baru lagi. Ada banyak dan tidak
terhitung lagi judulnya. Mereka yang tidak banyak tahu soal literatur
kekristenan, mungkin akan sekedar menganggapnya sebagai murni film
fiksi saja. Tetapi sekali lagi, secara jujur, ini adalah cara hebat
untuk mengajari orang terutama anak-anak kecil tentang agama maupun
moralitas. Cara yang sebenarnya perlu sekali ditiru oleh sineas muslim
modern. Sehingga pengajaran agama dan nilai-nilai moral terkait
lainnya tidak cuma terpaku pada permodelan stagnan cerita nabi-nabi
seperti yang jamak saat ini.
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment