Tuesday, March 13, 2012

[Milis_Iqra] Fw: Kimia Kebahagiaan



---------- Forwarded message ----------
From: Armansyah ( GMAIL ) <armansyah.skom@gmail.com>
Date: 2007/1/22
Subject: Fw: Kimia Kebahagiaan
To: Milis_Iqra@googlegroups.com


 
 
 
 
----- Original Message -----
Sent: Monday, October 31, 2005 7:42 AM
Subject: Kimia Kebahagiaan

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Kasih dan Maha Penyayang
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw dan para
keluarganya, pengikutnya, dahulu, sekarang dan yang akan datang.
 
Assalamu'alaikum Wr. Wb,
 
Tulisan yang akan segera anda baca ini adalah buah karya seorang ulama besar dari negri Persia yang salah satu karya monumentalnya berjudul Ihya Ulumiddin telah menghantarkan nama beliau kepuncak populeritasnya sebagai seorang ahli agama Islam yang pikiran-pikirannya banyak mengilhami ulama-ulama modern sekarang ini, dialah Imam al-Ghazali.
 
Tentu saja yang akan dimuat disini bukanlah keseluruhan dari isi Ihya Ulumiddin yang tebalnya mencapai 2000 halaman, melainkan point-point tertentu dari salah satu karyanya yang lain yang merupakan hasil ringkasan dari Ihya Ulumiddin berjudul "Kimia-i Sa'adat (Kimia Kebahagiaan)" yang buku aslinya ditulis oleh al-Ghazali sendiri dalam bahasa Parsi dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Haidar Bagir terbitan Mizan 1984 dari buku terjemahan bahasa Inggris "The alchemy of Happiness" terbitan Ashraf Publication, Lahore 1979.
 
Semoga tulisan ini dapat menambah khasanah pengetahuan kita bersama dan yang terpenting adalah dapat semakin meningkatkan keimanan kita didalam Islam.
 
Sekilas riwayat hidup al-Ghazali
-----------------------------------------------
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Imam abu Hamid al-Ghazali. Dilahirkan di Thusia, suatu kota di Khurazan (wilayah Persia) dalam tahun 450 H atau tahun 1058 M dari keluarga yang sederhana.
 
Pada masa mudanya, al-Ghazali mempelajari pelbagai ilmu dibeberapa tempat, antara lain di Nisapur, di Alaskar (dimana ia pada tahun 484 H dilantik sebagai guru besar pada perguruan tinggi Nizamiyah dikota Baghdad oleh menteri Nizamul Mulk).
 
Pada tahun 488 H, al-Ghazali pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan terus kenegri Syam (Syiria) dan mengunjungi Baitul Maqdis terus ke Damaskus dan menetap disana beberapa waktu dan mulai melakukan penulisan buku Ihya Ulumiddin-nya dengan masjid al-Umawi sebagai tempatnya beribadah.
 
Dari Damaskus al-Gahazali kembali ke Baghdad untuk memberikan pengajaran atas bukunya tersebut dan berangkat ke Nizapur serta sempat mengajar kembali di Perguruan Nizamiah Nisapur.
 
Setelah beberapa periode, al-Ghazali kembali kekampungnya Thusia dan mendirikan sebuah Madrasah untuk ulama-ulama Fiqih dan sebuah pondok untuk kaum Sufi didekat rumahnya hingga wafat disana pada hari Senin 14 Djumadil Akhir 505 H.
 
Semasa hidupnya, al-Ghazali pernah berguru ilmu Fiqih pada Ahmad bin Muhammad al-Radzkani dan mempelajari ilmu pengetahuan umum dari Yusuf al-Nassaj yang juga seorang ahli tasawuf dan diangkat menjadi Imam al-Haramain, ia juga berguru dengan Dhiauddin al-Juwaini (salah seorang ulama pengikut mazhab Syafi'i terkenal pada masa itu).
 
<><><><><><><>
Kimia Kebahagiaan
Oleh : al-Ghazali
<><><><><><><>
 
Pengetahuan tentang diri adalah kunci pengetahuan tentang Tuhan, sesuai dengan Hadist: "Dia yang mengetahui dirinya sendiri, akan mengetahui Tuhannya." ; dan sebagaimana yang tertulis dalam al-Qur'an "Akan Kami tunjukkan ayat-ayat Kami disegenap penjuru dan didalam diri mereka sendiri agar tampaklah kebenaran bagi mereka."; Nah, tidak ada yang lebih dekat kepada anda kecuali diri anda sendiri.
 
Jika anda tidak mengetahui diri anda sendiri, bagaimana anda bisa mengetahui segala sesuatu yang lain ?
 
Jika anda berkata: 'Saya mengetahui diri saya' - yang berarti bentuk luar anda; badan, muka dan anggota-anggota badan lainnya- pengetahuan seperti itu tidak akan pernah bisa menjadi kunci pengetahuan tentang Tuhan.
 
Demikian pula halnya jika pengetahuan anda hanyalah sekedar bahwa kalau lapar anda makan dan kalau marah anda menyerang seseorang; akankah anda dapatkan kemajuan-kemajuan lebih lanjut dalam lintasan ini, mengingat bahwa dalam hal ini hewanlah kawan anda !
 
Pengetahuan tentang diri yang sebenarnya ada dalam pengetahuan tentang hal-hal berikut ini :
 
Siapakah anda ?
Dari mana anda datang ?
Kemana anda pergi ?
Apa tujuan anda datang lalu tinggal sejenak disini ?
Dimanakah kebahagiaan dan kesedihan anda yang sebenarnya berada ?
 
Sebagian sifat anda adalah sifat-sifat binatang, sebagian lainnya adalah sifat-sifat setan dan selebihnya adalah sifat-sifat malaikat.
 
Harus anda temukan, mana diantara sifat-sifat ini yang aksidental dan mana yang esensial.  Sebelum anda ketahui hal ini, tidak akan bisa anda temukan letak kebahagiaan anda yang sebenarnya.
 
Pekerjaan hewan hanyalah makan, tidur dan berkelahi. Oleh karena itu, jika anda seekor hewan, sibukkan diri anda dengan pekerjaan-pekerjaan ini.
 
Setan selalu sibuk mengobarkan kejahatan, akal bulus dan kebohongan; Jika anda termasuk kelompok mereka, kerjakanlah pekerjaan mereka.
 
Malaikat selalu merenungkan keindahan Tuhan dan sama sekali bebas dari kualitas-kualitas hewan; Jika anda punya sifat-sifat malaikat, maka berjuanglah untuk mencapai sifat-sifat asal anda agar bisa anda kenali dan merenungi Dia yang Maha Tinggi serta merdeka dari perbudakan nafsu dan amarah.
 
Fakultas tertinggi dalam diri seorang manusia adalah nalar yang menjadikannya bisa merenung tentang Tuhan.; Jika fakultas ini dominan dalam dirinya, maka ketika mati dia tinggalkan dibelakangnya segenap kecenderungan kepada nafsu dan amarah, sehingga memungkinkannya berkawan dengan para malaikat.
 
Dalam hal pemilikan kualitas-kualitas hewan, manusia kalah dibandingkan sebagian besar hewan, tetapi nalar membuatnya lebih unggul dari mereka sebagaimana tertulis dalam al-Qur'an : "Telah Kami tundukkan segala sesuatu diatas bumi untuk manusia."; Tetapi jika kecenderungan-kecenderungan yang lebih rendah menang, maka setelah kematiannya, dia akan selamanya menghadap kebumi dan mendambakan kesenangan-kesenangan duniawi.
 
Selanjutnya, jiwa rasional didalam manusia penuh dengan keajaiban-keajaiban pengetahuan maupn kekuatan. Dengan semua itu, ia menguasai seni dan sains, dia bisa menempuh jarak dari bumi kelangit bolak-balik secepat kilat dan mampu mengatur lelangit dan mengukur jarak antar bintang.
 
Dengan itu juga manusia bisa menangkap ikan dari lautan dan burung-burung dari udara, serta bisa menundukkan binatang-binatang seperti gajah, unta dan kuda.
 
Panca inderanya bagaikan lima pintu yang terbuka menghadap kedunia luar, tetapi yang lebih ajaib dari ini, hatinya memilki jendela yang terbuka kearah dunia ruh yang tak kasat mata.
 
Dalam keadaan tertidur, ketika saluran inderanya tertutup, jendela ini terbuka dan ia menerima kesan-kesan dari dunia tak kasat mata; kadang-kadang bisa ia dapatkan isyarat tentang masa depan.
 
Hatinya bagaikan sebuah cermin yang bisa memantulkan segala sesuatu yang tergambar didalam Lauhul-Mahfuzh; Tapi bahkan dalam keadaan tidur, pikiran-pikiran akan segala sesuatu yang bersifat keduniaan akan memburamkan cermin ini, sehingga kesan-kesan yang diterimanya tidak jelas.
 
Meskipun demikian, setelah mati; pikiran-pikiran seperti itu sirna dan segala sesuatu tampak dalam hakekat telanjangnya; dan kata-kata didalam al-Qur'an pun ternyatakan : "Telah Kami angkat tirai darimu dan hari ini penglihatanmu menjadi tajam."
 
Jika seorang manusia merenungkan dirinya, ia akan tahu bahwa sebelumnya ia tidak ada, sebagaimana tertulis dalam al-Qur'an : "Tidakkah manusia tahu bahwa sebelumnya ia bukan apa-apa ?" ; Selanjutnya ia ketahui bahwa ia terbuat dari satu tetes air yang tidak mengandung intelektualitas, pendengaran, kepala, tangan, kaki dan sebagainya.
 
Dari sini jelaslah bahwa, setinggi apapun tingkat kesempurnaannya, ia tidak menciptakan dirinya sendiri dan tidak pula ia mampu menciptakan seutas rambut sekalipun.
 
Betapa sangat tak berdayanya manusia pada waktu ia baru hanya berupa setetes air itu !
 
Jika semua manusia pandai dari seluruh dunia dikumpulkan dan hidup mereka diperpanjang sampai waktu yang tidak terbatas, tidak akan bisa mereka menghasilkan perbaikan apapun atas satu bagian saja dari bangunan jasad manusia.
 
Misalnya, pada penyesuaian geligi depan dan samping, pada pengunyahan makanan, serta pada bangun lidah, kelenjar-kelenjar air liur dan kerongkongan untuk penelanannya, kita hanya bisa mendapati peralatan-peralatan yang tidak bisa dibuat lebih baik lagi.
 
Demian pula bila seseorang merenungkan tangan dengan 5 jari-jarinya yang tidak sama panjang, 4 diantaranya dengan 3 persendian dan jempol yang hanya mempunyai 2 serta dengan cara bagaimana ia bisa mencekal, menjinjing atau memukul.
 
Jika seorang manusia lebih lanjut memikirkan bagaimana beragam keinginannya akan makanan, penginapan dan lain sebagainya, pemenuhannya begitu banyak disodorkan dari gudang penciptaan, ia pun menjadi sadar bahwa rahmat Allah adalah sebesar kekuasaan dan kebijakan-Nya, sebagaimana Dia sendiri berkata dalam Hadist Qudsi : "Rahmat-Ku lebih luas dari Kutukan-Ku".
 
Dan menurut Hadist Nabi, Allah lebih lembut kepada hamba-hamba-Nya ketimbang seorang ibu terhadap anak kandungnya; Jadi melalui penciptaan dirinya sendiri, manusia menjadi tahu akan kemaujudan Tuhan.
 
Dari kerangka tubuhnya yang menakjubkan, ia mengetahui kekuasaan dan kebijakan Allah. Dan lewat kebutuhannya, ia mengetahui kecintaan Allah. Dengan cara ini pengetahuan tentang diri sendiri menjadi kunci bagi pengetahuan tentang Allah.
 
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa didalam al-Qur'an Tuhan telah berfirman : "Akan Kami pasang satu timbangan yang adil di Hari Perhitungan dan tidak akan ada jiwa yang dianiaya dalam segala hal. Siapapun yang telah menempa satu butir kebaikan atau maksiat, kelak pada hari itu akan melihatnya."; Didalam al-Qur'an juga tertulis : "Setiap jiwa akan melihat apa yang diperbuat sebelumnya pada hari perhitungan."
 
Semua orang-orang shaleh paham bahwa mereka datang kedunia ini untuk menyelenggarakan suatu lalu lintas rohaniah. Perolehan ataupun kerugian yang menjadi akibatnya adalah surga atau neraka.
 
Oleh karena itu, mereka selalu menatap dengan pandangan waspada kepada badan mereka yang bagaikan seorang partner bisnis yang berkhianat, bisa menyebabkan mereka menderita kerugian besar.
 
Sebab itu, hanya orang-orang bijaksana sajalah yang setelah usai sholat Subuhnya menghabiskan satu jam penuh untuk mengadakan perhitungan rohaniah dan berkata kepada jiwanya :
 
"Wahai Jiwaku, engkau hanya mempunyai satu hidup. Tidak satupun saat yang telah lewat bisa dikembalikan, karena dalam perbendaharaan Allah, jumlah nafas bagianmu sudah ditentukan dan tidak bisa ditambah.; Ketika kehidupan telah berakhir, tidak ada lagi lalu lintas rohaniah yang mungkin kau peroleh. Karena itu, apa yang bisa kau kerjakan, kerjakanlah sekarang.
 
Perlakukan hari ini sedemikian rupa seakan-akan hidupmu telah kau habiskan sama sekali dan bahwa hari ini adalah hari tambahan yang dianugerahkan kepadamu oleh rahmat Tuhan yang Maha Kuasa. Kekeliruan apa lagi yang lebih besar daripada menyia-nyiakannya ?"
 
Pada hari kebangkitan, seseorang akan mendapati seluruh jam-jam hidupnya terjajar seperti deret lemari perbendaharaan. Pintu salah satu lemari itu akan terbuka dan akan tampak penuh dengan cahaya, hal ini mencerminkan saat yang dihabiskan untuk melakukan kebaikan. Hatinya akan dipenuhi dengan kegembiraan sedemikian besar sehingga sebagian daripadanya saja sudah akan membuat penghuni neraka melupakan api itu.
 
Pintu lemari yang kedua akan terbuka; didalamnya gelap pekat dan dari dalamnya terpancari bau tidak enak yang menyebabkan setiap orang menutup hidungnya. Itu mencerminkan saat-saat yang dihabiskan untuk berbuat maksiat. Dia akan merasakan takut yang sedemikian besar sehingga sebagian daripadanya saja sudah akan segera membuat penghuni syurga gelisah dan memohon rahmat.
 
Pintu lemari yang ketiga pun akan terbuka; didalamnya tampak kosong, tidak ada cahaya dan tidak pula gelap. Ini mencerminkan saat-saat yang tidak dipakai untuk melakukan kebaikan maupun maksiat. Waktu itu ia akan merasa sangat menyesal dan bingung laksana seorang yang memilki harta banyak tetapi menyia-nyiakannya atau membiarkannya lepas begitu saja dari genggamannya.
 
Jadi, seluruh rangkaian saat-saat hidupnya akan dipertunjukkan satu demi satu didepan matanya; lantaran itu, seseorang harus berkata kepada jiwanya setiap pagi :
 
"Allah telah memberimu khasanah 24 jam, berhati-hatilah agar engkau tidak kehilangan satupun diantaranya, karena engkau tidak akan mampu menahan penyesalan yang akan mengikuti kerugian seperti itu."
 
Setiap orang yang mengkaji persoalan ini akan melihat bahwa kebahagiaan memang terkaitkan dengan pengetahuan tentang Tuhan. Setiap fakultas dalam diri kita senang dengan segala sesuatu yang untuknya ia diciptakan.
 
Syahwat senang memuaskan nafsu, kemarahan senang membalas dendam, mata senang melihat obyek-obyek yang indah dan telinga senang mendengarkan suara-suara yang selaras.
 
Fungsi tertinggi jiwa manusia adalah penyerapan kebenaran, karen aitu dalam menyerap kebenaran tersebut dia mendapatkan kesenangan tersendiri; Bahkan soal-soal remeh seperti mempelajari catur, juga mengandung kebaikan.
 
Dan makin tinggi materi subjek pengetahuan didapatnya, makin besarlah kesenangannya.; Seseorang akan senang jika dipercayai untuk memegang jabatan Perdana Menteri, tetapi lebih senangnya ia jika sang Raja sedemikian akrab dengannya sehingga membukakan soal-soal rahasia baginya.
 
Seorang ahli Astronomi yang dengan pengetahuannya bisa memetakan bintang-bintang dan menguraikan lintasan-lintasannya, mereguk lebih banyak kenikmatan dari pengetahuannya dibanding seorang pemain catur.
 
Setelah mengetahui bahwa tidak ada sesuatu yang lebih tinggi dari Allah, maka betapa akan besarnya kebahagiaan yang memancar dari pengetahuan sejati tentang-Nya itu.
 
Suatu bagian penting dari pengetahuan kita tentang Tuhan timbul dari kajian dan renungan atas jasad kita sendiri yang menampakkan pada kita kebijaksanaan, kekuasaan serta cinta sang Pencipta.; Dengan kekuasaan-Nya, Ia bangun kerangka tubuh manusia yang luar biasa dari hanya satu tetesan air saja.
 
Kebijaksanaan-Nya terungkapkan didalam kerumitan jasad kita serta kemampuan bagian-bagiannya untuk saling berinteraksi.; Dia perlihatkan cinta-Nya dengan memberikan lebih dari sekedar organ-organ yang memang mutlak perlu bagi eksistensi - seperti hati, jantung dan otak- tetapi juga yang tidak mutlak perlu -seperti tangan, kaki, lidah dan mata.; Kepada semuanya ini telah Dia tambahkan sebagai hiasan hitamnya rambut, merahnya bibir dan melengkungnya bulu mata.
 
Manusia dengan tepat disebut sebagai 'alamush-shaghir atau jagad raya kecil dialam dirinya. Struktur jasadnya mesti dipelajari bukan hanya oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia medis, tetapi juga oleh mereka yang ingin mencapai pengetahuan tentang Tuhan.
 
Kebesaran manusia yang sebenarnya terletak pada kapasitasnya untuk terus menerus meraih kemajuan. Jika tidak, didalam ruang temporal ini, dia akan menjadi makhluk paling lemah diantara segalanya - takluk oleh kelaparan, kehausan, panas, dingin dan penderitaan.
 
Sesuatu yang paling ia senangi sering merupakan sesuatu yang paling berbahaya baginya. Dan sesuatu yang menguntungkannya tidak bisa ia peroleh kecuali dengan kesusahan dan kesulitan.
 
Mengenai intelektualitasnya, sekedar kekacauan kecil saja didalam otaknya sudah cukup untuk memusnahkan atau membuatnya menjadi gila.; Sedangkan mengenai kekuatannya, sekedar sengatan tawon saja sudah bisa mengganggu rasa santai dan tidurnya.
 
Mengenai tabi'atnya, dia sudah akan gelisah hanya dengan kehilangan satu rupiah saja. Dan tentang kecantikannya, ia hanya sedikit lebih cantik daripada benda-benda memuakkan yang diselubungi dengan kulit halus. Jika tidak sering dicuci atau dimandikan, ia akan menjadi sangat menjijikkan dan memalukan.
 
Siapapun yang mau secara serius merenung tentang keabadian yang telah lalu, yaitu selama dunia ini belum ada, dan keabadian masa depan saat dunia ini sudah tidak ada lagi, akan melihat bahwa kehidupan ini seperti sebuah perjalanan yang babakannya dicerminkan oleh tahun, liga-liga oleh bulan, mil-mil oleh hari, dan langkah-langkah oleh saat.
 
Kemudian, kata-kata apa yang bisa menggambarkan ketololan manusia yang berupaya untuk menjadikannya tempat tinggal abadi dan membuat rencana-rencana untuk sepuluh tahun mendatang mengenai apa-apa yang boleh jadi tidak pernah ia butuhkan, karena sangat mungkin ia sepuluh hari lagi sudah berada dibawah tanah.

Demikianlah ...
 
Wassalamu'alaykum Wr. Wb.,
 
 
 



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment