[Dani] Jika antum pernah membaca kitab-kitab syarah (penjelasan ) hadist, disitu akan terlihat bagaimana para ulama menjabarkan apa yang diucapkan oleh Rasulullah, Contoh saya ambil dari sahih Muslim, yang disarahkan oleh Imam Nawawi Rahumahullah
Mengabarkan kepadaku Aisyah r.a, bahwasannya "Rasulullah saw bersabda: 'Barang siapa berbuat suatu amalan yang tidak ada padanya perintah kami (Allah dan Rasul-Nya), maka amalan itu tertolak. HR Muslim no 3242
Saya bawakan penjelasan dari Imam Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan hadist diatas di dalam kitabnya Shahih Muslim bi Syarah An Nawawi, dia berkata:
قوله صلى الله عليه وسلم : ( من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد )
وفي الرواية الثانية : ( من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد ) قال أهل العربية :( الرد ) هنا بمعنى المردود , ومعناه : فهو باطل غير معتد به . وهذا الحديث قاعدة عظيمة من قواعد الإسلام , وهو من جوامع كلمه صلى الله عليه وسلم فإنه صريح في رد كل البدع والمخترعات . وفي الرواية الثانية زيادة وهي أنه قد يعاند بعض الفاعلين في بدعة سبق إليها , فإذا احتج عليه بالرواية الأولى يقول : أنا ما أحدثت شيئا فيحتج عليه بالثانية التي فيها التصريح بر د كل المحدثات , سواء أحدثها الفا عل , أو سبق بإحداثها . وفي هذ ا الحد يث : دليل لمن يقول من الأصوليين
"Sabda Nabi saw: (Barang siapa yang mengada-adakan dalam agama kami ini, apa-apa yang tidak ada perintahnya maka dia itu tertolak), dan dalam riwayat yang kedua (Barangsiapa yang beramal suatu amalan yang tidak ada padanya perintah kami maka dia itu tertolak). Berkata Ahli bahasa Arab {الرد} arti kata dalam kedua hadist tersebut adalah "yang ditolak". Dan makna kata {الرد} dalam kedua hadist itu adalah "Dia itu batil tanpa batas". Dan hadist ini merupakan kaidah yang terbesar dari kaidah-kaidah dalam Islam, dan pula kalimah Nabi saw yang mulia. Maka sesungguhnya hadist ini menjelaskan "tertolaknya setiap perbuatan bid'ah dan sesuatu yang diciptakan". Dan dalam riwayat yang kedua adalah sebagai tambahan bahwa hadist ini sesungguhnya menentang serta dapat mengalahkan perbuatan dalam bid'ah dan menjelaskan tertolaknya setiap yang diada-adakan. Dan dapat merusakan perbuatan yang diada-adakan atau mengalahkan terhadap apa yang diada-adakan. Dan dalam hadist ini merupakan dalil bagi siapa yang berkata tentang peraturan/kaidah ushul dalam beribadah.
[Syahidil]
yang saya tangkap dari uraian anda diatas kira2 sbb:
1. Dengan membawa dalil-dalil diatas anda sudah bersu'udzon bahwa apa yang dibawa oleh ulama madzhab itu bid'ah.
2. Juga dengan dalil di atas anda bersu'udzon bahwa seorang muqallid akan menyengaja melakukan bi'dah terhadap sesuau yang belum diketahuinya.
[Dani]Jadi yang bisa memahai hadist Rasulullah adalah para ulama yang memang ahli dibidangnya, namun hal itu tidak harus menjadikan mereka seperti Tuhan yang kata-katanya harus slalu di-ikuti jika bertentang dengan Al Qur'an dan hadist, bagaimana cara mengetahui jika bertentangan, kita harus membandingkan antara dperkataan Ulama yang satu dan yang lain dalam mensyarahkan sebuah hadist, tentu saja ulama yang memang sudah dipercaya keilmuannya di bidang hadist.
dari ustadz
"ikutilah apa yang telah diturunkan padamu dari tuhanmu, dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainnya. karena akan sangat sedikit kalian mengambil pelajaran darinya"
orang-orang berilmu tahu bahwa taklid itu ada yang tercela dan terpuji ( baik ). taklid yang tercela adalah taklidnya orang-orang kafir pada para pemimpinnya untuk menyembah pada selain allah. inilah yang dimaksud ayat diatas tentang larangan bertaklid. ayat ini masuk pada kategori al-'am urida biha al-khas ( umum tapi yang dimaksud makna khusus )
[Syahidil Lawang]
apakah orang awam boleh ittiba langsung kepada Rasul?
[Dani] Hadist itu sama seperti Al Qur'an, maksudnya dalam perbedaharaan kata/kalimatnya ada yang mujmal, mutlak, muqayyad, amm, khos, ada yang mudah di mengerti tanpa harus penjelasan panjang lebar
Contoh :
Abu Hurairah ra.: Nabi shalallahu 'alahi wasallam. bersabda: Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu ganjil dan Dia menyukai yang ganjil. (Shahih Muslim No.4835)
Orang awam pun bisa langsung mengerti apa maksud sabda Rasulullah tersebut diatas. Sebenarnya bukan masalah orang awam atau bukan orang awam, tapi apakah dia beriman atau tidak berimana, jika beriman tentulah harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya
Bagaimana kalau seorang awam belum tahu hadits tersebut kemudian ingin tahu dalil asma Allah yang sembilan puluh sembilan tersebut?
kemudian dijawab oleh ustadznya perkara hadits diatas juga diterangkan bahwa derajat haditsnya shahih, .
Apakah orang awam tersebut belum boleh menerima pemberitahuan ustadznya itu, sebelum ia menelusuri sendiri derajat hadist di kitab aslinya, setelah ketemu dikitab aslinya, ternyata kitab cetakan ke sekian, apakah orang awam ini harus menelusuri sampai rasulullah?
apakah tidak bisa diterima sementara ia sebagai orang yang awam untuk menerima perkataan gurunya tadi?
kemudian yang mengetahui derajat hadits shahih dan dhoif itu siapa?
apakah kita harus menelusuri seperti imam bukhari dan imam muslim menulusuri hadits? dengan alasan dalam agama tidak ada orang yang benar-benar dapat dipercaya kecuali Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam?
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment