Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pohon jati merupakan salah satu pohon yang menghasilkan kayu dengan kualitas terbaik dan mahal harganya. Di balik sosoknya yang sangar dan seram, pohon jati banyak di cari untuk dijadikan furniture maupun bagian rumah lainnya yang berbahan kayu. Selain kayunya, daun pohon jati juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan membungkus berbagai macam makanan. Di daerah saya di Pekalongan dan sekitarnya, saat alas roban masih banyak memiliki pohon jati, kadang daun pohon jati yang lebar setelah dibersihkan dimanfaatkan untuk membungkus nasi kenduren yang diberikan kepada tamu untuk dibawa pulang.
Dibalik tampangnya yang sangar pohon jati mempunyai filosofi yang sangat mendalam dan sangat relevan untuk dapat kita terapkan untuk melengkapi jiwa entrepreneurship kita.
Filosofi Jati yang pertama adalah: Biji Keras menghasilkan Kayu yang kuat (Kelas Kuat I dan Kelas Awet II). Biji merupakan awal mula (dasar) tumbuhnya sebuah pohon jati. Makin bagus biji yang kita tanam makan bagus kualitas pohon jati yang akan kita dapatkan. Begitu juga dalam berbisnis, kita harus mempunyai dasar yang kuat terutama secara mental (dan kuat financial lebih baik lagi).
Minimal kita harus mempersiapkan mental untuk berani keluar dari zona nyaman dan meruntuhkan blocking mental kita, terutama yang masih menyandang status karyawan/TDB dan ingin memulai usaha, terlebih lagi jika langsung full TDA dan melepas status karyawannya. Selain itu kita juga harus siap mental jika sewaktu-waktu usaha kita harus jatuh ataupun mengalami kemunduran, jangan sampai hal tersebut merontakan mental kita, akan tetapi sebaliknya jadikanlah sebagai sarana belajar dan evaluasi untuk bangkit lagi, agar kejadian yang sama tidak terulang kepada kita.
Filosofi Jati ke-II : Pohon jati tumbuh di daerah kering dan tandus, namun mampu menghasilkan kualitas kayu yang luar biasa. Pohon jati mampu beradaptasi dengan buruknya lingkungan tempat tumbuhnya. Filosofi ini mengajarkan bahwa dimanapun kita berada dan apapun buruknya keadaan kita, selalu ada celah dan peluang yang terbuka. Sepanjang kita mau berusaha serta beradaptasi dan belajar dari lingkungan sekitar maka kita akan tetap mendaptkan hasil tertentu. Disamping itu, jangan jadikan lingkungan sekitar kita ataupun beratnya permasalahan sebagai alasan untuk kita tidak dapat berkembang, kita harus mampu untuk berdaya dan berusaha secara maksimal dan optimal, seberat apapun masalah yang ada dan seburuk apapun keadaan kita dan lingkungan sekitar kita. Makin keras keadaan ataupun permasalahan yang kita hadapi, kita harus semakin yakin bahwa jika kita mampu melaluinya kita akan menjadi semakin besar. Seseorang akan teruji dan tangguh apabila di tempa pengalaman hidup yang keras.
Jangan kemudian kita lari atau menghindar dari keaadan ataupun masalah sekitar kita. Setiap permasalahan yang ada harus dipastikan diselesaikan sampai akar masalahnya, sehingga kejadian tersebut diharapakan tidak terulang, jika terulang maka kita sudah tahu cara menyelesaikannya. Kegagalan banyak terjadi karena orang lari atau menghindar dari masalah atau membiarkan masalah tersebut tanpa mau melihat ke akar masalahnya, sehingga setelah berlalunya waktu masalah tersebut (seolah-olah) "selesai", padahal hanya mengendap saja dan siap meledak sewaktu-waktu dan akan menghancurkan kita.
Filosofi Jati ke III: Secara alami pohon jati memiliki daur yang lama untuk menghasilkan kualitas kayu yang baik. Oleh karena tidak ada pohon jati cangkokan atau dari hasil stek untuk meperpendek proses pembentukan kayu yang bagus. Filosofi ini mengajarkan bahwa seseorang menjadi tangguh diperlukan proses dan waktu yang lama, bukan "KARBITAN" atau di "KARBITKAN". Tidak ada yang langsung bisa besar dalam menjalankan usaha, proses step by step tetap harus kita lalui sebagai bagian dari pembelajaran kita untuk tumbuh semakin besar. Kita harus bersabar dan tetap belajar dengan proses yang ada, Lamanya proses sendiri juga tergantung dari daya upaya kita dalam menjalani proses tersebut. Jangan pernah menyerah kalaupun prosesnya lama yang penting kita juga harus pintar untuk mengamati dan belajar dari proses tersebut.
No comments:
Post a Comment