Wanita Hamil Disarankan tidak Puasa
Bugar Selama Puasa
RAMADAN telah tiba. Besok seluruh umat Islam di dunia menyambut bulan penuh kemuliaan itu dengan suka cita. Rencana untuk memperbaiki diri pun pasti sudah disusun. Siapa yang tidak mau mendapat pahala di bulan seribu bulan?
Begitu juga dengan keluarga Rahmi, ibu muda dengan dua anak berusia 8 dan 12 tahun ini. Rahmi sangat ingin mengajak putra putrinya menjalani puasa sebulan penuh. Bahkan, meskipun usia kandungannya sudah hampir delapan bulan, Rahmi juga telah berniat akan tetap berpuasa.
"Puasa itu kan tidak setiap hari, saya akan mencoba sekuatnya aja. Kalau kuat teruskan, kalau tidak, ya buka aja," ujar Rahmi mencoba memberikan pemahaman kepada Dimas, suaminya yang melarang ia berpuasa.
Sewaktu hamil anak keduanya, Rahmi juga mencoba puasa. Kalau terasa lemas, ia berbuka. Malah Rahmi juga tetap menjalankan senam hamil sebagai persiapan persalinannya. "Ya, pokoknya dinikmati saja. Kalau tidak senam, tanggung juga. Sudah dari sebelumnya sih, malah kalau tiba-tiba stop, takut gimana-gimana. Memang rada ribet kalau hamil pas lagi Ramadan begini," ujar Rahmi.
Meskipun sudah dua kali menjalani kehamilan saat Ramadan, Rahmi dan Dimas selalu ingin tahu dan berupaya bagaimananya cara menjaga kondisi tubuh agar tetap fit saat Ramadan. Apalagi kedua anaknya juga sedang masa pertumbuhan.
Kalau sebelumnya, kata Rahmi, anak-anak masih kecil sehingga puasanya pun tidak penuh. Berbeda dengan sekarang, Rahmi maupun Dimas ingin mengajak anak-anaknya terutama anak yang paling besar untuk mencoba berpuasa penuh selama satu bulan.
"Makanya kita sebagai orang tua, pasti ingin memberikan makanan dan gizi terbaik kepada anak-anak agar selama mereka berpuasa bisa tetap sehat," ujar Rahmi yang sudah mulai membeli beberapa buku menu baru dan memborong makanan kemasan untuk menyambut bulan puasa tiba.
Pola makan
Pola makan dan asupan gizi selama menjalani puasa menurut dr. Gaga Irawan Nugraha, M.S., Sp.G.K. dari Bagian Ilmu Gizi FK Unpad, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan asupan gizi dan makanan dengan sehari-hari. Perbedaan mendasar hanya terletak pada memindahkan waktu makan, dari siang ke malam hari.
Kalaupun ada pengurangan waktu makan dari tiga kali menjadi dua kali sehari, yakni saat berbuka dan sahur, tidak menunjukkan perbedaan mencolok antarkeduanya. Selama tubuh mendapatkan kandungan gizi dan vitamin dari makanan yang dikonsumsi.
Dia mengatakan, tubuh akan terasa lemas sampai minggu kedua. Kondisi itu terjadi karena suplai glukosa ke otak berkurang (hypoglutemi). Di mana otak kekurangan asupan glukosa dan tubuh terasa lemah dan lunglai. "Orang Sunda menyebutnya salatri," kata Gaga.
Sumber utama glukosa menurut Gaga terbentuk dari makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang dikonsumsi manusia melalui asupan makanan. "Makanya Rasulullah selalu menganjurkan, `Bersahurlah walaupun cuma dengan seteguk air`," ujar Gaga menambahkan.
Rasa lemah dan lunglai ini akan berkurang pada minggu ketiga berikutnya. Pada minggu-minggu tersebut tubuh sudah mulai beradaptasi kembali. Proses kerja otak yang memerlukan glukosa saban waktu pun sudah dapat menyesuaikan dengan asupan makanan yang masuk.
Selama ini, kata dia, masyarakat mempersepsi rasa lemas selama berpuasa terjadi karena otot tubuh lemah. Padahal lemas atau lunglai itu terjadi karena otak yang kekurangan cadangan glukosa. Sebenarnya, masyarakat tidak perlu terlalu cemas karena meskipun cadangan glukosa menipis, tubuh masih mempunyai cadangan glukosa lain dari lemak. Lemak ini dipecah menjadi glicerol yang dikenal dengan istilah gluconeogenesis (pembentukan glukosa dari bahan lain).
"Jadi, kalaupun terasa lemah, biasa-biasa saja. Tidak akan terjadi apa-apa, itu hanya bagian dari proses adaptasi tubuh dengan jam makan yang berubah. Tetapi tidak perlu khawatir, tubuh masih punya banyak cadangan, kok," ujarnya.
Gaga menganjurkan, harus ada pola makan yang seimbang dan teratur. Pola makan ini berlaku untuk makan saat berbuka puasa dan makan saat sahur. Pola makan saat berbuka dimulai dengan minum, makan buah-buahan, lalu salat. Seusai salat, baru makan makanan berat dengan komposisi seimbang karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Mengonsumsi camilan diperbolehkan selama tidak berlebihan.
"Jangan langsung mengonsumsi makanan berat. Tetapi, minumlah dulu dan makan buah-buahan yang mengandung air. Seperti dicontohkan Rasulullah yang berbuka dengan sebutir kurma matang," ujarnya.
Kurma matang di sini, kata Gaga, bukan kurma yang beredar di pasaran seperti sekarang. Tetapi kurma yang benar-benar segar dan baru dipetik dari pohon, sehingga kandungan airnya masih terasa. "Kalau kurma yang ada sekarang, itu namanya manisan kurma," ujarnya.
Manfaat mengonsumsi buah-buahan berair akan membantu pencernaan untuk beradaptasi. Selama siang, pencernaan tidak melakukan aktivitas. Jika saat berbuka sudah diberi makanan padat atau manis, akan kaget dan lambung akan sulit mencerna.
Sebaliknya dengan mengonsumsi air dan buah, kerja lambung jadi lebih ringan lebih ringan. Seratnya akan membantu menaikkan gula darah, fruktosa, dan glukosa secara perlahan. ""Berbeda dengan makan sahur, kita justru harus langsung makan makanan berat dengan komposisi gizi seimbang," katanya.
Selain pola makan dan asupan gizi seimbang, air yang dikonsumsi juga harus cukup. Kebutuhan air orang dewasa per hari 1,5-2 liter per hari. Bila masih memungkinkana dapat ditambah. Mungkin dari sari buah, sirup, atau susu.
Untuk wanita hamil
Bugar saat berpuasa tidak hanya ditentukan asupan dan pola makan. Tetapi juga aktivitas yang dilakukan selama menjalani puasa. Kalau Rahmi merasa mampu menjalani puasa walaupun sedang hamil 8 bulan, tentu tidak akan sama dengan calon ibu lain. Bergantung pada kondisi fisik orang tersebut.
Meski demikian, Gaga tidak membolehkan perempuan yang sedang hamil untuk berpuasa. Hal itu akan mengurangi asupan sari makanan terhadap janin. Selain tentu saja, kondisi fisik calon ibu pun akan bertambah lemah. Apalagi bila kondisi fisik ibu tersebut tergolong kurus.
Lagi pula, kata dia, dalam Alquran disebutkan, seorang ibu yang sedang mengandung berada dalam kondisi lemah. "Itu sebabnya, Islam sudah jauh mengatur dan memberi keringanan dengan adanya fidiah," ujarnya menambahkan.
Diakui, tidak sedikit kaum ibu yang sedang mengandung ikut berpuasa. Pada umumnya hal itu dilakoni kaum ibu yang sudah memasuki kehamilan tiga minggu kedua atau ketiga. Karena pada usia kehamilan tersebut biasanya sudah tidak muntah-muntah lagi.
Perihal aktivitas yang diperbolehkan selama menjalani puasa, Gaga mengatakan, selama kegiatan tersebut tidak menguras tenaga, silakan saja. Malah kalau puasa terlalu banyak tidur, akan semakin terasa lebih lemas.
Menurut dia, asupan gizi yang masuk pada saat sahur akan menyumplai gula darah ke otak sehingga selama 4-5 jam lebih selepas sahur, tubuh akan terasa segar. Tetapi, empat jam kemudian setelah melakukan aktivitas tubuh akan mulai terasa lemas.
Perasan lemas ini akan jadi "terlupakan" justru bila melakukan aktivitas. Untuk kaum ibu yang bekerja, bisa tetap melakukan aktivitasnya. Untuk ibu tidak bekerja, bisa menyiapkan menu berbuka. Untuk anak-anak bisa bersepeda santai atau jalan-jalan sore hari. "Pokoknya, tidak tidur terlalu lama," kata Gaga.
Bagi yang rutin berolah raga, tetap bisa menjalani aktivitas tersebut. Sebab bagaimanapun badan harus tetap bugar. Kebiasaan berolah raga bagi sebagian orang tetap menjadi asupan yang sama pentingnya dengan makanan. Sehingga justru akan jadi lemas kalau tidak berolah raga.
Yang harus digaribawahi, kata Gaga, anggap berpuasa sebagai hal yang biasa. Tidak perlu mengada-ada yang memang tidak perlu diadakan. Begitu juga dalam pengaturan menu. Tidak perlu takut lemas ataupun kekurangan gizi, tubuh tetap mempunyai cadangan gizi.
"Jangan malah balas dendam. Karena selama siang tidaka makan, segala macam dibuat dan dimakan saat malam. Jadinya, puasa malah bukan menyehatkan, tetapi jadi beban," ujarnya. Bagaimana dengan Anda? Tampaknya, berpuasa dalam kewajaran jauh lebih bernilai. (Eriyanti/"PR")***
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment