apalagi Rasulullah pernah bersabda bahwa semua sudah dijelaskan oleh beliau:Tidaklah tertinggal sesuatupun yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka melainkan telah dijelaskan semuanya kepada kalian.(Hadist shahih diriwayatkan : oleh ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabirr (II/155-156, no. 1647) dari Shahabat Abu Dzar al-Ghifari radhiyallaahu'anhu. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-shahiihah (no. 1803) )
Mbak, saya mau menanyakan, apakah kita "hanya meniru" semua hal yang dilakukan oleh Nabi, maksud saya apabila Nabi melakukan hal A, apakah kita "hanya melakukan hal A" juga ?
Kalau nabi bersabda sesuatu, tapi ada hubungannya dengan sunnah yg dilakukan beliau, apa boleh ? Apakah bisa disebut bid'ah hanya karena tidak ada contoh langsung yg persis sama dengan yang dilakukan beliau ?
Saya beri contoh (yang sering kita diskusikan), yaitu masalah tahlil. Nabi pernah bersabda tentang bacaan Laailahaillalloh 100 x :
"Tiada seorang hamba pun yang mengucapkan Laailaahaillalloh seratus kali, melainkan ia akan dibangkitkan Alloh kelak pada hari kiamat dengan wajah cemerlang bagaikan bulan purnama. Dan ketika itu, tidak ada amal seorangpun yang lebih utama dari amal orang tersebut, kecuali orang yang juga membaca ucapan tahlil seratus kali atau lebih banyak lagi."
(HR.Imam ath-Thabrani dari Abu Darda'-kitab al-Fath al-Kabir,II/66)
Surat Albaqarah yang di baca adalah permulaan ayat sampai dengan ayat ke 5, lalu ayat 163 disambung dengan ayat ke 255 yg biasa disebut ayat kursi.Kemudian membaca 3 ayat terakhir, yaitu ayat ke 284,285 dan 286 dari surat tsb.
Hadisnya :
"Bergembiralah kamu dengan 2 cahaya yang diberikan kepadamu, yang belum pernah diberikan kepada nabi-nabi yang sebelum kamu, yaitu bacaan surat Al-Fatihah dan akhir surat Al-Baqarah (yaitu 3 ayat) yang jika engkau membaca keduanya, maka permintaanmu akan dikabulkan."
Apakah disitu dijelaskan kapan waktunya ? Kalau tidak, berarti boleh kapan saja ya ?
No comments:
Post a Comment