'sayyidina' yang artinya tuan kita, sebelum lafadz Muhammad. Namun
mengenai yang lebih afdhol antara menambahkan lafadz sayyidina dan
tidak menambahkannya para ulama berbeda pendapat.
Syeikh Ibrahim Al-Bajuri dan Syeik Ibnu Abdis Salam lebih memilih
bahwa menambahkan lafadz sayyidina itu hukumnya lebih utama, dan
beliau menyebutkan bagian ini melakukan adab atau etika kepada Nabi.
Beliau berpijak bahwa melakukan adab itu hukumnya lebih utama dari
pada melakukan perintah (muruatul adab afdholu minal imtitsal) dan ada
dua hadits yang menguatkan ini.
Yaitu hadits yang menceritakan sahabat Abu Bakar ketika diperintah
oleh Rasulullah mengganti tempatnya menjadi imam shalat subuh, dan ia
tidak mematuhinya. Abu bakar berkata:
مَا كَانَ لِابْنِ أَبِيْ قُحَافَةَ أَنْ يَتَقَدَّمَ بَيْنَ يَدَيْ
رَسُوْلِ اللهِ
Tidak sepantasnya bagi Abu Quhafah (nama lain dari Abu Bakar) untuk
maju di depan Rasulullah.
Yang kedua, yaitu hadits yang menceritakan bahwa sahabat Ali tidak mau
menghapus nama Rasulullah dari lembara Perjanjian Hudaibiyah. Setelah
hal itu diperintahkan Nabi, Ali berkata
لَا أمْحُو إسْمَكَ أَبَدُا
Saya tidak akan menghapus namamu selamanya.
Kedua hadits ini disebutkan dalam kitab Shahih Bukhori dan
Muslim.Taqrir (penetapan) yang dilakukan oleh Nabi pada ketidakpatuhan
sahabat Abu Bakar dan ali yang dilakukan karena melakukan adab dan
tatakrama ini menunjukkan atas keunggulan hal itu.
Kata-kata "sayyidina" atau "tuan" atau "yang mulia" seringkali
digunakan oleh kaum muslimin, baik ketika shalat maupun di luar
shalat. Hal itu termasuk amalan yang sangat utama, karena merupakan
salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Syeikh
Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri menyatakan:
الأوْلَى ذِكْرُالسَّيِّادَةِ لِأنَّ اْلأَفْضَلَ سُلُوْكُ اْلأَدَ بِ
"Yang lebih utama adalah mengucapkan sayyidina (sebelum nama Nabi
SAW), karena hal yang lebih utama bersopan santun (kepada
Beliau)." (Hasyisyah al-Bajuri, juz I, hal 156).
Pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi SAW:
عن أبي هريرةقا ل , قا ل ر سو ل الله صلي الله عليه وسلم أنَا سَيِّدُ
وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَأوَّلُ مَنْ يُنْسَقُّ عَنْهُ
الْقَبْرُ وَأوَّلُ شَافعٍ وأول مُشَافِعٍ
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda, "Saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada hari kiamat.
Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang yang pertama memberikan
syafaa'at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk membrikan
syafa'at." (Shahih Muslim, 4223).
Hadits ini menyatakan bahwa nabi SAW menjadi sayyid di akhirat. Namun
bukan berarti Nabi Muhammad SAW menjadi sayyid hanya pada hari kiamat
saja. Bahkan beliau SAW menjadi sayyid manusia didunia dan akhirat.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki
al-Hasani:
"Kata sayyidina ini tidak hanya tertentu untuk Nabi Muhammad SAW di
hari kiamat saja, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang dari
beberapa riwayat hadits 'saya adalah sayyidnya anak cucu adam di hari
kiamat.' Tapi Nabi SAW menjadi sayyid keturunan 'Adam di dunia dan
akhirat". (dalam kitabnya Manhaj as-Salafi fi Fahmin Nushush bainan
Nazhariyyah wat Tathbiq, 169)
Ini sebagai indikasi bahwa Nabi SAW membolehkan memanggil beliau
dengan sayyidina. Karena memang kenyataannya begitu. Nabi Muhammad SAW
sebagai junjungan kita umat manusia yang harus kita hormati sepanjang
masa.
Kalau anda sekalian mempunyai dalil yg disana tidak menyebutkan kata
"Sayyidina", lantas apakah ada larangannya utk mengucapkan sayyidina ?
Yang tidak make sense and rational adalah bedanya judul dgn isi.
Judulnya dlm sholat, isinya melebar kemana-mana
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment