[AL-ISLAM 490] Sejumlah ujian keimanan dan kesabaran kembali dialami
umat Islam akhir-akhir ini, khususnya di sejumlah negara Barat seperti
Inggris, Denmark, Swiss, Jerman, Prancis, Kanada, Belanda dan—tentu
saja tak ketinggalan—Amerika Serikat. Selain pelecehan dan
diskriminasi terhadap kaum Muslim oleh pemerintahan negara-negara
Barat yang memang sudah lama berlangsung, paling tidak, ada tiga
bentuk ujian lain yang akhir-akhir ini diterima umat Islam di sana.
1. Pelarangan cadar/hijab/ burqa.
Di Prancis, pelarangan penggunaan cadar/hijab/ burqa tinggal selangkah
lagi. Prancis telah mengusulkan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang
menjadikan penggunaan cadar (penutup wajah) di tempat umum sebagai
sebuah bentuk pelanggaran, dengan ancaman denda sebesar 750 Euro, atau
sekitar Rp 9 juta (Kantor Berita HT, 9/1/10).
Warga Muslimah Prancis yang bercadar banyak yang mengeluh atas tekanan
pemerintah yang terus-menerus dilakukan kepada mereka. Mereka merasa
keberadaan mereka sebagai warga negara tak diakui dan cenderung
dilecehkan (Eramuslim, 15/7/09).
Sebelum Prancis, Jerman 'lebih maju' lagi. Tahun 2007, Pengadilan
administratif Jerman mengesahkan larangan mengenakan jilbab di wilayah
North Rhine-Westphalia. Sebelumnya, pengadilan yang sama juga
memutuskan untuk mendukung larangan berjilbab. Dari 16 negara bagian
di Jerman, delapan negara bagian menyatakan melarang jilbab
(Eramuslim, 15/8/2007).
Pada tahun 2007 pula, Pemerintah Kanada mengajukan proposal undang-
undang berisi larangan Muslimah mencoblos dalam bilik suara Pemilu
jika mengenakan cadar/burqa (Eramuslim, 29/10/07).
Pemerintah Denmark baru-baru ini juga telah memutuskan membentuk
sebuah komite untuk mengkaji fenomena cadar/burqa setelah adanya
tuntutan dari kelompok konservatif di pemerintah Denmark yang mendesak
adanya pelarangan penuh bagi Muslimah yang mengenakan pakaian yang
menutup seluruh tubuh di tempat umum (Eramuslim, 19/1/10).
Di Belanda, tahun 2008 lalu, Kementerian Pendidikan Belanda pun
mengajukan usulan kepada Parlemen agar memberlakukan larangan total
terhadap cadar/burqa, baik di dalam maupun di luar sekolah. Pemerintah
Belanda sendiri telah menyiapkan aturan berbusana di Negeri Kincir
Angin itu dan akan melarang cadar di seluruh kantor kementeriannya
(Eramuslim, 9/9/08).
2. Pelarangan menara masjid.
Lebih dari 57 persen pemilih Swiss beberapa waktu lalu (29/11) telah
menyetujui adanya pelarangan pembangunan menara masjid. Swiss People's
Party (SVP), partai terbesar di Swiss, telah memaksa rakyat Swiss
untuk melakukan referendum (pemungutan suara). Menjelang referendum,
sebuah masjid di Jenewa untuk ketiga kalinya dirusak selama kampanye
anti-menara masjid, seperti dilaporkan media setempat hari Sabtu lalu
(Eramuslim, 13/11/09).
Seperti belum puas, Partai Rakyat Swiss (SVP) juga sedang menyiapkan
kampanye-kampanye baru untuk membatasi ruang gerak kaum Muslim di
negeri itu. Sejumlah tokoh SVP mengatakan bahwa mereka juga akan
mendorong diberlakukannya larangan burqa, jilbab, sunat bagi perempuan
dan melarang adanya dispensasi bagi Muslimah dalam pelajaran berenang.
Larangan pembangunan menara masjid di Swiss telah bergema di seluruh
Eropa, dengan adanya seruan di Belanda, Belgia dan Italia untuk
melakukan referendum yang sama untuk melarang simbol-simbol Islam. Di
Belgia kelompok sayap kanan Vlaams Belang mengatakan akan menyerahkan
keputusan kepada DPRD Flemish untuk melarang menara-menara di negeri
itu. Di Italia Liga Utara yang anti-imigran juga menyerukan larangan
yang sama (Eramuslim, 1/12/09).
3. Penggeledahan warga Muslim.
Setelah serangan bom bunuh diri di Yaman yang menewaskan sejumlah
anggota badan intelijen Amerika Serikat (AS), AS kembali bersikap
paranoid. Kini penumpang pesawat terbang yang berasal 14 negara yang
diduga 'sumber teroris' bakal diperiksa lebih ketat dari penumpang
pesawat lainnya. Prosedur yang mulai berlaku efektif pada Senin (4/1)
ini juga disebabkan oleh adanya percobaan peledakan pada Hari Raya
Natal lalu. Saat itu seorang pria Nigeria bernama Abdulmutallab yang
mengaku anggota kelompok Al-Qaeda berusaha meledakkan pesawat AS yang
tengah menuju Detroit.
Dampaknya, penumpang yang berasal dari negara yang dianggap oleh AS
sebagai 'sponsor terorisme' seperti Iran, Sudan, Suriah, Afghanistan,
Algeria, Irak, Libanon, Libia, Nigeria, Pakistan, Arab Saudi, Somalia
dan Yaman bakal menjalani proses pemindaian yang ekstraketat. Hampir
semua negara yang dicurigai itu merupakan negara Muslim. Para
penumpang tersebut akan digeledah, tas mereka diperiksa dan tubuh
mereka dipindai untuk mendeteksi adanya bahan yang mungkin dapat
menjadi bahan peledak. (Media Indonesia, 4/1/2010).
Front Kedua Penasihat antiterorisme Obama, John Brennan,
memperingatkan. "Saya bukan ingin mengatakan bahwa AS membuka front
kedua. Ini adalah tindak lanjut dari upaya yang tengah berjalan sejak
dimulainya pemerintahan Obama," ujar Brennan (Koran Jakarta,
5/1/2010).
Bandara Heathrow di London, Inggris, juga memberlakukan pemeriksaan
penumpang yang meliputi skrining seluruh badan sebelum penumpang naik
ke atas pesawat. Selain AS dan Inggris, Belanda sudah lebih dulu
menggunakan alat semacam "scanner" yang digunakan untuk memeriksa
tubuh manusia bagi para penumpang dari Bandara Schipol, Amsterdam yang
menuju AS (Eramuslim, 4/1/10).
Sinyal Kebangkrutan Peradaban Barat
Beberapa fakta di atas sesungguhnya menjelaskan beberapa hal.
Pertama: sinyal kebangkrutan peradaban Barat. Barat menghadapi
gelombang kebangkitan Islam—yang antara lain ditunjukkan dengan
banyaknya warga Barat yang masuk Islam, menjamurnya pemakaian jilbab
dan cadar, serta berdirinya banyak masjid—dengan amat kalap dan
membabi-buta. Barat tidak sadar, bahwa dengan itu mereka sesungguhnya
sedang menistakan peradaban mereka sendiri, yakni demokrasi, HAM dan
kebebasan yang selama ini mereka agung-agungkan. Jelas, ini menjadi
salah satu sinyal kebangkrutan peradaban mereka.
Kedua: Omong-kosong demokrasi, HAM dan kebebasan. Barat jelas-jelas
mengingkari ajaran sekaligus prinsip hidup mereka sendiri, yakni
demokrasi, HAM dan kebebasan. Buktinya, selain dalam kasus-kasus di
atas, Barat sudah sering bertindak diskriminatif terhadap warga Muslim
dengan terus berupaya menghambat kebebasan warga Muslim untuk
mengekspresikan ajaran agamanya. Jelas pula, bahwa demokrasi, HAM dan
kebebasan Barat hanyalah bualan belaka.
Ketiga: Sikap Barat di atas bukanlah sekadar pelarangan menara atau
jilbab/burqa, tetapi bentuk nyata dari pertarungan peradaban (clash of
civilization) . Hal ini tampak nyata dari alasan-alasan yang dikemukan
oleh pihak-pihak yang menolak menara masjid atau jilbab/burqa.
Intinya, yang mereka tolak adalah ajaran Islam yang memang merupakan
sebuah ideologi dengan sistem hukum yang didasarkan pada akidah Islam.
Di Swiss, misalnya, pendukung pelarangan menara itu menyebut
pembangunan menara akan mencerminkan pertumbuhan sebuah ideologi dan
sistem hukum yang tidak sejalan dengan demokrasi Barat.
Keempat: lebih dari sekadar pertarungan peradaban, permusuhan adalah
sikap Barat yang sebenarnya terhadap Islam dan kaum Muslim. Bahkan
permusuhan Barat terhadap Islam dan kaum Muslim sangatlah keras. Fakta
pelarangan jilbab/burqa dan menara masjid serta penggeledahan warga
Muslim hanyalah secuil buktinya. Selama ini sikap permusuhan yang jauh
lebih keras dan biadab terhadap Islam dan kaum Muslim sesungguhnya
telah mereka pamerkan kepada dunia dengan penuh kecongkakan. Pelecehan
terhadap Baginda Nabi saw. dalam bentuk kartun di Denmark, pembuatan
film 'Fitna' yang melecehkan jihad di Belanda, penistaan al-Quran di
Penjara Guantanamo, dll adalah di antara bentuk permusuhan mereka yang
tidak bisa dianggap kecil.
Lebih dari itu, Perang Melawan Terorisme (Wor on Terorrism) yang
nyata-nyata ditujukan terhadap umat Islam di berbagai negara yang
telah menewaskan jutaan Muslim, khususnya di Irak dan Afganistan,
adalah bukti lain tentang betapa kerasnya permusuhan Barat kafir
tehadap Islam dan kaum Muslim. Mahabenar Allah SWT yang berfirman:
«قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ
أَكْبَرُ»
Telah tampak kebencian dari lisan-lisan mereka (orang-orang kafir) dan
apa yang tersembunyi di dalam dada mereka adalah lebih besar lagi (QS
Ali Imran [3]: 118).
Allah SWT juga berfirman:
«وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ
مِلَّتَهُمْ»
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu hingga
kamu mengikuti agama mereka (QS al-Baqarah [2]: 120).
Sikap Umat Islam
Memperhatikan seluruh fakta di atas, umat Islam sudah seharusnya
menyadari sejumlah hal di antaranya: Pertama, Barat kafir penjajah
sesungguhnya tidak akan pernah berhenti memusuhi Islam dan umatnya.
Apa yang mereka serukan ke tengah-tengah kaum Muslim seperti
demokrasi, HAM, kebebasan, dialog antarperadaban Barat-Islam dll
hanyalah omong-kosong belaka. Pasalnya, semua yang mereka serukan itu
terbukti bertentangan dengan sikap mereka yang sebenarnya, sebagaimana
terungkap di atas. Semua itu hanyalah tipuan agar kaum Muslim mau
menerima nilai dan ajaran mereka.
Kedua, Islam dan umatnya akan tetap mengalami pelecehan, penistaan
bahkan ancaman kekerasan dan pembunuhan dari negara-negara Barat kafir
penjajah atau negara-negara yang mereka dukung (seperti Israel)—
sebagaimana terjadi di Irak, Afganistan dan Palestina—selama Islam dan
umatnya tidak memiliki pelindung, yakni sebuah institusi negara yang
mempersatukan mereka di seluruh dunia. Itulah Khilafah yang dipimpin
oleh seorang khalifah. Khilafahlah pemersatu dan pelindung umat dari
segala ancaman, termasuk dari penjajahan Barat. Itulah yang
diisyaratkan oleh Baginda Nabi saw. melalui sabdanya:
«إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى
بِهِ»
Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah pelindung. Dia bersama pengikutnya
memerangi orang kafir dan zalim serta melindungi orang-orang Mukmin
(HR al-Bukhari dan Muslim)
Khilafah juga akan membebaskan umat dari seluruh persoalan kehidupan
mereka dengan menerapkan syariah Islam dalam segala aspeknya. Karena
itu, selain kewajiban syariah, perjuangan penegakan Khilafah semakin
relevan dan penting untuk membangkitkan umat menuju masa depan yang
lebih baik.
Ketiga, semuanya ini merupakan tanda ambruknya peradaban Barat, dan
kembalinya kemenangan Islam. Dengan izin Allah, itu tidak akan lama
lagi.[]
No comments:
Post a Comment