---------- Forwarded message ----------
From: Armansyah ( GMAIL ) <armansyah.skom@gmail.com>
Date: 2007/5/9
Subject: Memahami kaidah halal dan haram bersumberkan nash
To: Milis_Iqra@googlegroups.com
From: Armansyah ( GMAIL ) <armansyah.skom@gmail.com>
Date: 2007/5/9
Subject: Memahami kaidah halal dan haram bersumberkan nash
To: Milis_Iqra@googlegroups.com
----- Original Message -----
From: Armansyah ( GMAIL )
Sent: Friday, November 24, 2006 9:33 AM
Subject: Memahami kaidah halal dan haram bersumberkan nash
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Assalamu'alaykum Wr. Wb.,
Berbicara mengenai hukum halal dan haram terhadap sesuatu ditengah umat Islam, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau dan setuju atau tidak setuju maka umat Islam harus mengembalikan dasar dan rujukannya kepada al-Qur'an sebagai otoritas hukum tertinggi sebagai wahyu Allah yang terjaga kesucian dan pendistorsiannya, sebagaimana wahyu ini juga yang merupakan sandaran utama dari Rasulullah Saw menetapkan halal dan haram sesuatu hukum didalam aplikasi kehidupan beliau yang kita kenal sebagai as-Sunnah.
Baik, kita langsung saja masuk kedalam pembahasan kita secara bertahap dengan melihat hal-hal yang terkait ...
Dasar utama :
-------------------
Inilah kitab yang tidak ada keraguan didalamnya, menjadi petunjuk bagi mereka yang yakin [ Muttakin ]
- Qs. 2 al-Baqarah : 2
Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kejalan yang lebih lurus -Qs. 17 al-Israa : 9
Sungguh, orang-orang yang ingkar ketika peringatan itu datang kepada mereka pasti akan celaka, sungguh, kitab ini adalah kitab yang mulia -Qs. 41 Fushilat 41
Yang tidak datang kepadanya kebatilan, baik dari depan atau dari belakangnya yang diturunkan dari Robb [ Tuhan ] yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji -Qs. 41 Fushilat 42
Dari Abu Sa'id al-Chudri, berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda : kitabullah itu adalah tali Allah yang diulurkan dari langit kebumi.
Riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Jarier ath-Thabary, diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dalam musnadnya yang bersumberkan dari Abu Sa'id al-Chudri dan diriwayatkan juga oleh Imam at-Turmudzi dari Zaid bin Arqam.
Dari Hudzaifah, berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda : hendaklah kamu semua beredar bersama kitabullah kemana saja ia beredar. - Riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak dan oleh as-Suyuti dalam kitabnya al-Jami'us Shaghir dinyatakan Shahih.
Dari Ali r.a, berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda : ketahuilah, sesungguhnya -dikalangan umatku- akan ada fitnah. ; maka aku berkata : Darimana tempat keluarnya ya Rasulullah ? ; Beliau menjawab : Kitab Allah, didalamnya berita dari apa yang ada sebelum kamu dan kabar segala apa yang terjadi diantara kam. Dan Dia membentangkan yang benar dan yang salah bukan sebagai permainan. Barangsiapa yang meninggalkannya karena kesombongannya, niscaya Allah membinasakannya; barangsiapa yang mencari petunjuk selain darinya, Allah akan menyesatkannya. ; Dan itulah tali Allah yang kokoh kuat, peringatan yang bijaksana dan itulah jalan yang lurus. Dia tidak dapat digelincirkan oleh nafsu dan tidak pula dapat dicampuri oleh perbuatan manusia, dan tidak akan merasa kenyang para ahli ilmu pengetahuan darinya, dan tidak akan hancur karena banyaknya yang melakukan penolakan atasnya, dan tidak akan ada habis-habisnya keajaiban-keajaibannya. Bahkan bangsa Jin tidak ada henti-hentinya ketika mendengar bacaan yang sangat memukau, yang menunjukkan kepada jalan kebenaran.; Barangsiapa yang berkata dengannya tentulah benar, dan barangsiapa berusaha atas pimpinannya maka diberi pahala; dan barangsiapa yang menghukum dengannya, dan menyeru kepadanya tentulah dia mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus. - Riwayat at-Turmudzi, diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dalam musnad dengan lafaz agak berbeda, juga oleh Imam ad-Darimy dalam sunnahnya dengan lafadz sama.
Wahai orang-orang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jangan engkau berpaling darinya padahal kamu mengetahuinya. -Qs. 8 al-Anfaal : 20
Diayat ini kita diperintahkan untuk taat kepada Allah dan Rasul, dalam artian bahwa tentunya Allah bertindak sebagai pemberi wahyu dan Rasul sebagai penerima wahyu yang mengaplikasikan wahyu itu dalam kesehariannya untuk menjadi percontohan para pengikutnya.
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. -Qs. 59 al-Hasyir : 7
Disisi lain, Rasul juga memberikan penjelasan atas wahyu yang beliau Saw terima dengan merujuk pada apa yang bisa dipahami oleh umatnya ( ada kalanya dalam hal-hal tertentu yang dianggap belum bisa dicapai oleh pemikiran umat saat itu Rasul menggunakan kiasan-kiasan dan bahasa sederhana yang bisa jadi dipahami secara lebih baik pada umat beliau Saw pada masa-masa kemudiannya dimana peradaban sudah semakin maju ).
Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda : Sunnah itu ada dua, sunnah didalam faridhah ( kewajiban ) dan sunnah yang tidak dalam faridhah. Adapun sunnah yang didalam faridhah, pokok-pokoknya ada didalam kitab Allah Ta'ala, mengambilnya menjadi petunjuk, meninggalkannya menjadi sesat. Dan sunnah yang pokoknya bukan hukum dalam kitab Allah Ta'ala dan mengambilnya menjadi keutamaaan dan meninggalkannya tidak suatu kesalahan. - Riwayat Ath-Thabarany, derajat hadis Hasan sesuai yang ada pada al-Jami'uz Shaghir oleh al-Azizy.
Berkenaan dengan ini pula Imam Ali bin Abu Thalib R.a, berkata :
Sesungguhnya hadis-hadis yang beredar dikalangan orang banyak, ada yang haq dan ada yang batil.; Yang benar dan yang bohong.; Yang nasikh dan yang mansukh, yang berlaku umum dan khusus. Yang muhkam dan yang mutasyabih. Adakalanya ucapan-ucapan Rasulullah Saw itu memiliki arti dua segi, yaitu ucapan yang bersifat khusus dan yang bersifat umum. Maka sebagian orang mendengarnya sedangkan ia tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Rasulullah Saw. Lalu sipendengar membawanya dan menyiarkannya tanpa benar-benar memahami apa artinya, apa yang dimaksud dan mengapa ia diucapkan. Dan tidak semua sahabat Rasulullah Saw mampu bertanya dan minta penjelasan dari Beliau. Sampai-sampai seringkali merasa senang bila seorang Badui atau pendatang baru bertanya kepada Beliau, karena merekapun dapat mendengar penjelasan beliau. -Mutiara Nahjul Balaghah, terjemahan Muhammad al-Baqir, Syarh oleh Muhammad Abduh, Hal 31-32, terbitan Mizan 1999
Oleh karenanya maka tidak mungkin Rasul menentang wahyu atau membuat-buat hukum tanpa berlandaskan wahyu.
Karenanya, semua yang dilarang oleh Rasul pasti menginduk kepada apa yang sudah dilarang oleh Allah dalam kitab-Nya, dan apa yang dibiarkan oleh Rasul maka tentu juga mengikuti apa yang sudah disyahkan oleh Allah dalam kitab-Nya.
Dan bila mereka dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami akan berseru : "Datangkanlah al-Qur'an yang lain daripada ini atau gantilah dia". Katakanlah: "Aku tidak punya hak untuk mengubahnya atas kemauanku sendiri sebab aku tidak mengikuti selain dari yang diwahyukan kepadaku. Sungguh, aku takut jika sampai durhaka kepada Tuhanku terhadap azab dihari kiamat." - Qs. 10 Yunus : 15
Dari 'Auf bin Malik, berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda : Hendaklah kamu sekalian mengikutiku, selama aku berada dihadapanmu dan hendaklah kamu dengan kitab Allah itu menghalalkan yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya. - Riwayat ath-Thabarany, as-Suyuthi mendhaifkan hadis ini tetapi hadis yang sama juga diriwayatkan oleh ath-Thabarany dari Abi Ayyub al-Anshary dan oleh al-Mudziry dinyatakan para perawinya bisa dipercaya, hadis serupa juga diriwayatkan oleh ad-Dailamy dari Mu'adz r.a.
Dari Abu Darda, berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda : Apa-apa yang telah Allah halalkan dalam kitab-Nya maka ia halallah, dan apa-apa yang telah Allah haramkan maka ia haramlah; dan apa-apa yang telah Allah diamkan darinya, maka itulah pengampunan. Maka kamu terimalah ampunan dari Allah, karena sesungguhnya Allah tidak sekalipun melupakan sesuatu. Kemudian Nabi membaca ayat : Dan tidaklah sekali-kali Tuhanmu lupa. - Riwayat al-Bazzar dan al-Hakim
Dari Salman, berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda : Halal adalah apa-apa yang telah dihalalkan dalam kitab-Nya, dan haram adalah apa-apa yang telah Allah haramkan didalam kitab-Nya, dan apa-apa yang Allah diamkan maka itu adalah yang Dia maafkan. - Riwayat At-Turmudzi, Ibnu Majah dan al-Hakim, derajat hadis Shahih
Dari Ibnu 'Amr, berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda : ketahuilah sesungguhnya tidak binasa umat sebelum kamu melainkan sesudah mereka itu jatuh seperti ini, mereka mempertentangkan al-Qur'an antara satu golongan dengan golongan yang lain; maka dari itu apa-apa yang halal maka halalkanlah ia dan apa-apa yang diharamkan maka haramkanlah ia, dan apa-apa yang menyerupainya maka percayalah padanya - Riwayat ath-Thabarany
Dari Abi Tsa'labah al-Chusyani, berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda : Sesungguhnya Allah yang Maha Tinggi telah memfardhukan beberapa kefardhuan, maka janganlah kamu menyia-nyiakannya; dan Allah telah membatasi beberapa batas, maka janganlah kamu melampauinya, dan Dia telah mengharamkan beberapa perkara, maka janganlah kamu merusaknya, dan Dia telah mendiamkan beberapa perkara karena kasih sayang-Nya kepada kamu, bukan karena kelupaan, maka janganlah kamu mempermasalahkannya. - Riwayat ad-Daruqutni
Dari Shuhaib, ia berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda : Tidak beriman kepada al-Qur'an barangsiapa yang menghalalkan yang diharamkannya. - Riwayat at-Turmudzi
Semua riwayat diatas sama sekali tidak bertentangan dan dikuatkan oleh ayat-ayat didalam al-Qur'an :
Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan ... - Qs. 6 al-an'am : 51
Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu ... - Qs. 6 al-an'am : 106
... Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku ... -Qs. 7 al-a'raf : 203
Islam itu menekankan kemudahan dalam pelaksanaan hukum-hukumnya, tidak memberatkan dan karenanya jangan dikesankan sebagai suatu ajaran yang penuh dengan haram-haram, ini sedikit haram, ini sedikit haram ... dan tidak pula dengannya kita bersikap berlebihan, mentang-mentang halal lalu bersikap suka-suka, bersikap asal saja, semua tetap ada batasan dan keseimbangan.
Semua yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya tentu memiliki hukum-hukum yang bisa dijelaskan asas dan manfaatnya, tidak mungkin halal dan haram itu dibuat tanpa dasar atau asal-asalan saja. Kalau haram pasti ada dasar kenapa haram dan bagaimana yang dimaksud dengan haram disitu, jika halal maka halal yang bagaimana dan apa batasannya. Semuanya berlaku logis, kecuali atas orang-orang yang tidak berakal.
Wassalamu'alaykum Wr. Wb.,
Salam sejahtera untuk [Nabi] Muhammad dan keluarganya.
Setelah ini, aku berlepas diri dari mereka yang masih dalam kejumudannya ya Allah. ampunilah mereka, sesungguhnya mereka tidak mengerti apa yang mereka lakukan dan mereka sampaikan.
Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku. -Qs 20 Thaha : 25 s/d 28
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment