Dari topik diskusi yang lama ... semoga bermanfaat.,
---------- Forwarded message ----------
From:
Armansyah ( GMAIL ) <armansyah.skom@gmail.com> Date: 2007/3/30
Subject: Tanggapan 1 Re: [Milis_Iqra] Re: Azab Kubur
To:
Milis_Iqra@googlegroups.com
Sebelum saya memulai tanggapan atas posting ini, maka pertama-tama saya katakan bahwa posting ini bukan dimaksudkan untuk membuat perbantahan yang sia-sia, akan tetapi adanya niat yang benar untuk saling sharing ilmu dan pemahaman sehingga menghasilkan faedah ataupun hikmah bagi kita semua.
Tidak bisa dipungkiri bahwa hadis-hadis tentang azab kubur ini, sebagaimana juga hadis-hadis lain seperti Isra dan Miraj serta sebagainya itu tidaklah luput dari pemalsuan dan rekayasa serta saling kontradiksi satu dengan yang lain yang bisa menjadi sebuah titik balik kekritisan menerimanya.
Disisi saya ada cukup banyak literatur penunjang atas tanggapan yang diberikan ini, namun untuk tidak berpanjang kata, maka saya cukupkan dengan menuliskan beberapa diantaranya saja (dalam bentuk hardcopy), yaitu Tafsir al-Furqon A. Hassan edisi Lux terbitan 1406 H, Indeks al-Qur'an Azharuddin Sahil Mizan, Hari Akhir menurut Qur'an Sayid Qutub Pustaka Firdaus 1986, Alam Barzakh Dalimi Lubis Ghalia Indonesia 1981, Ziarah kealam Barzakh Jalaluddin as-Suyuthi Pustaka Hidayah 2000, Hidup Sesudah mati Bey Arifin PT. Kinta 1969 dan Sampaikah do'a amal orang hidup untuk yang mati Ustadz Salim bin Usman dan Usman Muhammad Penerbit Majaya tanpa tahun penerbitan serta beberapa kitab hadis, untuk literatur Digital sengaja tidak saya lampirkan karena sifatnya lebih kompleks dan fleksibel.
----- Original Message -----
Sent: Thursday, March 29, 2007 3:21 PM
Subject: [Milis_Iqra] Re: Azab Kubur
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,
Tambahan I,
Yuk kita jabarkan dan teliti, berikut saya tambahkan informasi mengenai Azab kubur ini
Berikut ini tulisan tentang azab kubur yang ditulis oleh Imam Al-Qurthubi. Edisi Indonesianya adalah: Rahasia Kematian, Alam Akhirat, dan Kiamat, bab 52.
Allah Ta'ala berfirman,
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit." (Thaahaa: 124)
Menurut Abu Sa'id al-Khudri dan Abdullah bin Mas'ud, yang dimaksud dengan penghidupan yang sempit ialah siksa kubur.
--------------
Komentar : Bagaimana mungkin Thaha ayat 124 ini diartikan sebagai siksa kubur ?
Jelas jika kita melihat konteks ayat tersebut utuh dari ayat ke-124 dan sampai kepada ayat ke-127, maka jelas yang dimaksudkan adalah kesempitan dalam hal spiritual sehingga mereka (yaitu orang-orang kafir atau yang berpaling dari ayat-ayat Allah ) bisa jadi paham dan pandai ilmu dunia tetapi hampa akan ketenangan batin sebagaimana banyak kita saksikan sendiri kenyataannya fenomena-fenomena yang terjadi dikalangan orang-orang Eropa dan Barat, mulai dari ilmuwannya sampai kepada tokoh-tokoh agama mereka sendiri.
Pernyataan hampir senada juga dilontarkan oleh A. Hassan dalam catatan kaki ke-2236 Tafsir al-Furqon beliau halaman 613.
Sehingga jika kita baca terus ayat itu kedepan, ada penggambaran dari Allah bahwa orang-orang tadi itu selama sampai matinya tidak juga menerima kebenaran Islam maka dia sama dengan membutakan dirinya sendiri dengan kebodohan hingga termasuk kedalam golongan orang-orang yang seruan, sanggahan maupun permintaan ampunnya tidak didengar.
--------------
"Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain daripada itu." (Ath-Thuur: 47)
Ada ulama yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kalimat ada azab selain daripada itu dalam firman Allah itu, adalah azab kubur, karena Allah menyebut ayat itu sesudah ayat,
"Maka, biarkanlah mereka hingga mereka menemui hari (yang dijanjikan kepada) mereka yang pada hari itu mereka dibinasakan." (ath-Thuur: 45)
Yaitu, hari terakhir dalam kehidupan dunia. Hal itu menunjukkan azab yang mereka alami pada hari itu adalah azab kubur. Demikian pula dengan firman Allah,
--------------
Komentar : Hari yang dijanjikan dalam ayat ke-45 tidak lain adalah hari penghisaban sewaktu pasca kiamat, dimana hari tersebut berulang kali diperingatkan Allah dibanyak tempat dalam al-Qur'an, sementara azab yang dimaksud adalah azab sewaktu didunia dan juga azab sewaktu mereka dibakar didalam neraka.; Azab didunia bisa jadi berupa kesempitan hidup, keringnya rohaniah mereka atau juga dengan malapetaka yang menimpa berupa bencana alam dan sebagainya.; atau memang bisa jadi sebagaimana yang dimaksud oleh sang ulama tersebut (ditambah dengan mengambil persamaan pada surah at-Taubah 9/101) tetapi dengan makna atau pemahaman berbeda dari saya sebagaimana akan saya paparkan dalam tanggapan surah al-Mu'min berikut ini.
-----------------
"Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui" (al-Anfaal: 34)
Karena, ia adalah perkara yang gaib alias kasat mata. Atau firman Allah,
"Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang." (al-Mu'min: 45-46)
----
Komentar : Ayat 46 dari surah al-Mu'min ini memang bercerita tentang penampakan neraka ( bahasa Qur'annya diayat ini adalah an-Naar atau api ) pada Firaun dan pengikutnya ( yang dalam hal ini bisa kita tarik garis lurus dengan memposisikan sebagai symbol dari orang kafir secara keseluruhan ) saat mereka sudah wafat.
Sementara makna dari ayat ke-45 tidak lain adalah seputar azab atau hukuman yang diberikan Allah melalui penenggelaman Firaun dan pasukan yang mengejar Musa beserta Bani Israel dilaut merah ( lihat juga surah al-Baqarah 2/50, al-Anfaal 8/54, al-Israa 17/103 )
Untuk jelasnya ayat 45 surah al-Mu'min tersebut berbunyi : Maka Allah selamatkan dia ( yaitu Musa ) dari kejahatan-kejahatan yang mereka atur ( yaitu Firaun cs ); dan tertempatlah azab yang jelek pada golongan Firaun.
Kembali kepada ayat ke-46, disana menariknya ada disinggung istilah pagi dan petang sebagai waktu-waktu dimana terjadinya penampakan neraka.
Kita tahu pagi adalah saat matahari terbit dan petang merupakan saat matahari tenggelam.
Matahari berdasarkan penyelidikan dan hasil sains modern, diketahui sebagai bola api yang teramat sangat panas dan menghancurkan yang bahkan memandangnya dengan mata terbuka saja bisa membuat rusaknya penglihatan.
Ayat 46 tidak menyebut jahannam sebagai tempat penyiksaan, tetapi penampakan an-Naar yang artinya adalah api, sebuah persamaan dengan keadaan matahari, apalagi bila menghubungkannya dengan istilah pagi dan petang.
Kita tahu dari banyak ayat-ayat al-Qur'an, bahwa pada hari terjadinya kiamat kelak, seluruh alam semesta ini luruh, tidak ada lagi yang disebut sebagai orbit, semua planet saling bertabrakan karena gaya gravitasi terkacaukan ( saya pernah membahas tuntas hal ini dalam artikel tentang KIAMAT Bag.1 ), dan saat itu, matahari yang kita kenal sekarang ini akan berubah menjadi semakin panas dan membakar.
Unik, bahwa dalam salah satu hadis, Nabi mengatakan :
Dari Sahal bin Sa'ad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak ada tanda-tanda penunjuk untuk siapapun".
Dari Mikdad bin Aswad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Didekatkan matahari kepada manusia dihari kiamat sehingga jarak matahari dari mereka sekira satu mil. Manusia digenangi keringat menurut ukuran amal mereka..."
Sumber hadis :Shahih Imam Muslim yang tercantum dalam kitab "Terjemah Hadist Shahih Muslim" karangan Fachruddin HS. Jilid I terbitan Bulan Bintang Jakarta 1981 hal 260 dan 285. Artinya apa ?
Pada waktu kiamat, semua kekacauan orbit dan gravitasi antar planet dan tata surya, akan membuat perubahan besar bagi semua kehidupan yang ada didalamnya tetapi tidak membuat sejumlah planet menjadi hancur luluh, salah satunya adalah matahari.
Yaitu hari yang mereka mendengar ledakan besar secara logis, itulah hari kebangkitan.
Bahwa Kamilah yang menghidupkan dan Kamilah yang mematikan dan kepada Kamilah tempat kembali. (QS. 50:42-43)
Dan ditiupkan sangkakala lalu mati apa-apa yang ada dilangit dan apa-apa yang ada dibumi kecuali apa saja yang dikehendaki oleh Allah, kemudian akan ditiupkan padanya [sekali lagi] maka tiba-tiba mereka bangkit [dari mati dan] menunggu [pengadilan Tuhan atas mereka]. (QS. 39:68)
Diwaktu benturan hebat yang kedua kali ini, semua planet yang terseret dan tetap utuh kebetulan melekat dempet pada bintang itu jadi tergoncang hebat dan dahsyat sehingga melepaskan setiap planet yang melekat dempet tadi kemudian langsung mengadakan orbit keliling bintang itu dalam garis edarnya yang baru, termasuk planet bumi ini yang otomatis permukaannya sudah berubah sesuai dengan firman Allah dibawah ini.
Hari dimana bumi diganti dengan bumi yang lain [dalam rupanya] begitu pula planet-planet, dan mereka semuanya tunduk kepada Allah yang Esa dan Perkasa. (QS. 14:48)
Dan sebagai akhir dari kejadian Sa'ah tersebut .... maka kehidupan tatasurya bermula kembali.
Itulah dia akhirnya alam Akhirat yang dijanjikan !
Alam kehidupan baru bagi makhluk-makhluk Tuhan yang sudah mati akan dibangkitkan hidup kembali untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka selama hidupnya dahulu.
Begitulah satu keterangan yang cukup jelas bagi kita untuk menggambarkan keadaan bumi dan sistem matahari yang telah mengalami Sa'ah dengan orbit dan keadaan lain yang juga berubah total [sebagaimana pada Hadist yang pertama dikatakan bahwa bumi berwarna putih kemerah-merahan akibat penyatuannya semula dengan matahari pada waktu Sa'ah dan menguapkan/menghanguskan semua benda hingga tidak ditemukan tanda-tanda apapun sebagai penunjuk sementara jarak orbit matahari kala itu teramat dekat dengan bumi dan sebagai perwujudan dari apa yang selama ini dikenal orang dengan nama Padang Mahsyar].
Jika sekarang ini bumi kita diliputi oleh Atmosfir yang dalam AlQur'an, Atmosfir disebut sebagai Barkah [sesuatu yang melindungi sekaligus sebagai rahmat Allah] dengan lautan yang menggenangi hampir separuh daratan bumi, maka setelah Sa'ah tersebut, bumi menjadi telanjang dari Ionosfir sehingga pandangan mata dapat memandang lepas keseluruh penjuru langit dan air laut menjadi menguap menimbulkan bentuk-bentuk daratan baru dipermukaannya yang keadaannya tidak dapat diramalkan orang bagaimana bentuknya saat itu.
Coba anda perhatikan ayat-ayat Tuhan berikut ini :
Maka ketika bintang-bintang dilenyapkan [dari pandangan mata karena masing-masing orbit menjadi kacau]
Dan apabila atmosfir telah dibuka dan gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu
(QS. 77:8-10)
Pada prinsipnya, tempat hidup di Akhirat nanti adalah tempat hidup didunia ini juga yang sudah mengalami perombakan sedemikian rupa pada saat Sa'ah, sebab dimana lagi tempat lain yang mungkin didiami dalam semesta raya Tuhan kalau tidak dipermukaan salah satu planet ? Bukankah Tuhan pula menyatakan bahwa dibumi ini juga manusia akan dibangkitkan nantinya ?
Dia berfirman: "Di sana engkau hidup dan disana pula engkau akan mati, dan dari sana pula engkau akan dibangkitkan. (QS. 7:25)
Setelah kejadian Sa'ah, manusia dibangkitkan kembali dari bumi ini yang sudah mengalami stelsel baru, dibumi ini juga manusia akan diadili oleh Allah berdasarkan catatan hidup manusia tersebut nantinya
Satu hal lain, bahwa manusia dijadikan dengan tubuh yang konkrit baik itu sekarang maupun pada saat hari kebangkitan dan tubuh yang konkret inilah yang kelak akan merasakan manisnya Iman atau pedihnya azab neraka. Tak mungkin manusia yang konkrit akan ditempatkan dalam neraka yang abstrak.
Dan tidakkah manusia pikirkan bahwa Kami jadikan ia dari setitik Nutfah tetapi tiba-tiba ia jadi pembantah yang nyata, dan dia mengadakan perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang hancur luluh ?" Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala ciptaan." (QS. 36:77-79)
Neraka itu bahasa Indonesia terambil dari bahasa Qur'an artinya Api menyala yang sangat besar.
Api besar mana disemesta raya ini yang mungkin ditempati oleh jutaan milyar manusia kafir lengkap dengan segala Iblis dan para pengikutnya?
Mari perhatikan firman Allah dibawah ini :
Adapun orang-orang yang celaka itu berada dalam neraka, untuk mereka dalamnya suara gemuruh dan ketakutan. Mereka kekal di dalamnya selama ada planet-planet dan bumi, kecuali jika Tuhanmu berkehendak untuk apa yang Dia ingini. (QS. 11:106-107)
Pada ayat diatas ada disebutkan bahwa neraka itu akan tetap ada selama adanya planet-planet yang mengorbit dan juga bumi. Apakah maksudnya ?
Ada pendapat bahwa neraka itu sebenarnya adalah sistem matahari kita ini yang wujudnya tentu saja sudah diperbaharui pada saat Sa'ah sebelumnya dan malah ukurannya mungkin lebih besar dari yang ada sekarang karena dia sudah akan mendapatkan banyak "tamu" yang terdiri dari planet-planet dan bulan yang luluh kedalam gravitasinya pada waktu dempet kematahari pada hari Sa'ah.
Kembali kita kepada maksud ayat 46 surah al-Mu'min bahwa pada pagi dan petang akan diperlihatkan Neraka kepada mereka sedangkan waktu itu belumlah terjadi Sa'ah, yaitu dikuburnya, tentulah sudah jelas bahwa matahari inilah yang dimaksudkan Neraka oleh Allah yang dinampakkan kepada mereka terbitnya setiap pagi dan petang sebagai alat ancaman maha besar untuk mereka kelak.
Nafs mereka akan gelisah dialam barzakh dengan penampakan tersebut, itulah yang saya tangkap dari arti azab kubur, mereka tidak bisa lari dari penampakan-penampakan ini, sepanjang masa nafs mereka yang terkurung dalam dimensi barzakh itu selalu dan selalu melolong, meratap minta ampun dan diberi kesempatan untuk hidup lagi kealam dunia kepada wujud phisiknya ( lihat surah 23 al-Mu'minun ayat 99 sampai ayat 103 ).
Hingga apabila datang maut kepada salah seorang dari mereka, ia berkata : Wahai Tuhanku, kembalikanlah aku ( kedunia ), agar aku mengerjakan amal shaleh dalam urusan yang telah kusia-siakan ! ; Tidak sekali-kali ! sesungguhnya itu hanyalah ucapan yang dia ucapkan saja ( tinggal menjadi angan-angan semata ), dibelakang mereka ada satu dinding (barzakh) hingga hari mereka akan dibangkitkan. - Qs. 23 al-Mu'minuun ayat 99 dan 100
Dengan demikian, yang disiksa saat itu hanyalah Nafsnya saja bukan fisik yang dikubur, sebab setelah Ruh seseorang ditarik ( energi listrik hidup yang membuat Nafs dan Fisik menyatu ) maka saat itu juga Nafs terpisah dari fisik dialam dunia dan langsung tertarik kedimensi Barzakh, tidak bisa bercampur kedimensi dunia sampai hari kiamat tiba.
Karena itulah kita tegaskan lagi bahwa dongeng arwah gentayangan maupun roh penasaran tidaklah bisa dibenarkan, semua itu hanyalah tipu muslihat dari Jin yang sudah menjadi bawahan Iblis. Semua suara yang keluar dari benda mati, suara tanpa wujud sampai pada fenomena penampakan tidak lebih dari perbuatan setan yang ingin menyesatkan pemahaman manusia dari jalan Tuhannya.
Orang yang sudah wafat selamanya tidak akan pernah bisa kembali dalam kehidupan nyata didunia, masanya untuk berkiprah melangsungkan kegiatan duniawi sudah berakhir, roh suci yang menjadi energi pembangkit kehidupan sudah hilang kembali kepada Allah. Tanpa roh, nafs tidak akan mampu menggerakkan jasadnya, tanpa roh nafs akan menjadi terhalang kembali kealam duniawi.
Jika Nafs mampu bergentayangan selepas kematian jasadnya, tentu keseimbangan alam semesta ini akan rusak binasa, jutaan nafs yang kehilangan tubuh materilnya dari jaman kejaman akan berebut merasuki semua tubuh makhluk hidup dan mengusir nafs yang menghuni jasad tersebut. Sungguh akan menjadi lelucon paling lucu yang pernah ada. Oleh sebab itu, Islam tidak mengenal istilah reinkarnasi maupun penitisan sebagaimana yang bisa dijumpai pada beberapa agama bumi. Kitab suci al-Qur'an jelas mengatakan bahwa antara orang yang sudah wafat dengan orang yang masih hidup didunia ini tidak akan bisa saling mencampuri lagi karena diantara mereka ada batasan yang disebut barzakh.
Ruh selamanya akan tetap suci tak bernoda, sebaliknya Nafs kitalah yang kelak akan mempertanggung jawabkan semua kelakuannya semasa hidup hingga kematian menjemput dihadapan Allah dihari akhir.
Wahai, Nafs yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan ridho dan diridhoi; bergabunglah kedalam kelompok hamba-hambaKu lalu masuklah kedalam syurga-Ku - Qs. 89 al-Fajr : 27-30
Dan Nafs serta yang menyempurnakannya, lalu mengilhamkan kepadanya jalan kesesatan dan jalan kebenaran; maka berbahagialah orang yang membersihkan (Nafs) tersebut serta celakalah orang yang mengotorinya. - Qs. 91 asy-Syams : 7-10
------------------
Yang dimaksud juga azab kubur di alam barzakh. Mengomentari firman Allah,
"Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui" (at-Takatsur: 3-4)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud ialah kamu akan mengetahui azab yang akan ditimpakan kepadamu di kubur, dan azab yang akan menimpamu di akhirat. Jadi, pengulangan itu menunjukkan dua keadaan.
Diriwayatkan oleh Zar bin Habisy dari Ali bahwa ia berkata, "Semula kami meragukan azab kubur, hingga turunlah firman Allah,
'Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.' (at-Takatsur: 1-3)
Yakni mengetahui siksa di kubur.
----
Komentar : Sepakat.
-----
Dalam hadits hasan riwayat Tirmidzi, Abu Hurairah berkata, "Kubur orang kafir itu disempitkan oleh malaikat sehingga membuat tulang-tulang remuk. Dan, itu merupakan kehidupan yang sempit."
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Kalian tahu, untuk siapa ayat" maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta" ini diturunkan? Dan kalian tahu, apa yang dimaksudkan dengan penghidupan yang sempit itu?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang tahu." Beliau bersabda, "Itu adalah siksa orang kafir di dalam kubur. Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya akan dikuasakan kepadanya sembilan puluh sembilan naga. Setiap ekor naga menjilat, melilit, dan menggigit tubuhnya hingga hari kiamat nanti, lalu ia akan digiring ke tempatnya dalam keadaan buta."
Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Bakar bin Abu Syaibah dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'Akan dikuasakan kepada orang kafir dalam kuburnya sembilan puluh sembilan ekor naga yangakan menggigitnya sampai tiba hari kiamat. Sendainya seekor saja dari naga itu menjilat sebidang tanah, maka tanah itu akan mati (tidak dapat menumbuhkan tanaman).'"
Disebutkan dalam sebuah hadits mauquf Abdullah bin Amr ibnul-Ash, "Setelah menyuruh malaikat menyempitkan kubur orang kafir, Allah lalu mengirim padanya beberapa ekor ular naga yang kemudian memakan dagingnya hingga tinggal tulang-tulangnya belaka. Lalu, Allah menyuruh malaikat yang bisu dan buta untuk menyiksanya dengan palu."
(Pasal). Jangan menganggap ini bertentangan dengan hadits marfu yang menyatakan bahwa Allah menguasakan malaikat yang buta dan bisu untuk menyiksa orang kafir, karena siksa yang ditimpakan kepada orang-orang kafir itu berbeda-beda. Ada yang disiksa hanya oleh satu malaikat dan ada pula yang disiksa oleh beberapa malaikat. Demikian pula ini juga tidak bertentangan dengan riwayat yang mengatakan bahwa dagingnya akan dimakan oleh beberapa ekor ular naga, karena kedua azab tersebut bisa sama-sama ditimpakan, sebagaimana firman Allah,
"Inilah neraka jahanam yang didustakan oleh orang-orang berdosa. Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya." (ar-Rahman: 43-44)
----
Komentar : surah ar-Rahman bercerita tentang kejadian pasca kiamat, bukan sebelumnya sehingga tidak tepat dijadikan sandaran sebagai hujjah bagi siksa kubur.
Mengenai hancur dan rusaknya jasad didalam kubur, secara ilmiah ya wajar saja, mengenai apakah nantinya akan ada ular, cacing atau sebangsanya yang menjadi perantara hancurnya jasad tadi selain faktor-faktor alam lainnya, itupun masih bisa diterima secara wajar. Toh, hadis-hadis ini tidak menggambarkan hal itu sebagai siksaan kubur seperti ruh simayit dihembuskan lagi dan nafsnya dikembalikan lalu disiksa begini atau begini tetapi hadis ini hanya menggambarkan salah satu proses hancurnya jasad sebagai salah satu bentuk hukuman dari Allah., Saya bisa sepakat.
-------------
Sekali tempo mereka disuruh makan buah zaqum, dan pada tempo yang lain mereka dipaksa meminum air yang sangat mendidih. Sekali tempo mereka diazab dengan api yang menyala-nyala, dan pada tempo yang lain mereka diazab dengan suhu yang sangat dingin. Semoga Allah melindungi kita dari sika kubur dan siksa neraka berkat rahmat dan kebaikan-Nya.
Sebuah hadits diriwayatkan oleh Ali bin Ma'bad dari Abu Hazim dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, "Ketika mayat diletakkan di dalam kubur, ia didatangi malaikat yang diutus Tuhannya dan bertanya, 'Siapa Tuhanmu?' Bagi orang yang diberi keteguhan oleh Allah, ia akan menjawab, Tuhanku adalah Allah.' Ketika ditanya, 'Apa agamamu?' Ia menjawab, 'Agamaku Islam.' Dan ketika ditanya, 'Siapa nabimu?' Ia menjawab, 'Nabiku adalah Muhammad' Merasa sebagai orang yang beruntung, ia berkata kepada malaikat, 'Biarkan aku bertemu dengan keluargaku. Aku ingin menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka.' Namun, malaikat berkata, Tidurlah saja dengan tenang, kamu akan dipertemukan dengan teman-temanmu.' Tetapi, bagi orang yang tidak diberi keteguhan oleh Allah, ketika ditanya oleh malaikat, 'Siapa Tuhanmu?', ia tidak bisa menjawabnya. Sehingga, ia lalu dipukul oleh malaikat, dan ia menjerit kesakitan yang suaranya bisa didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia. Lalu malaikat berkata, 'Tidurlah dengan menderita.'"
----
Komentar :
Pertanyaan kritis pertama :
Bagaimana hadis ini diterapkan untuk kasus misalnya dengan orang yang jasadnya dibakar menjadi abu ? atau yang jasadnya dicincang serta dimakan oleh -katakanlah Sumanto- ? Jelas bahwa jasad tidak dikubur dan bahkan jasadnya hancur terpisah.
Kita disini konteksnya tidak bicara tentang kemahakuasaan Allah membangkitkan dan menghidupkannya lagi sebagaimana cerita-cerita al-Qur'an, sebab itu nyata adalah gambaran pada hari kiamat kelak tetapi disini dalam konteks hadis tersebut diatas yang notabene jasad reniknya tidak lagi berbentuk tubuh.
Pertanyaan kritis kedua :
Malaikat dalam hadis itu disebut bertanya kepada mayat.
Apakah mayat yang dimaksud adalah jasad kosong tanpa ruh dan Nafs ?
Ataukah bertanya hanya kepada Nafsnya ?
Kita tahu bahwa saat ruh dikembalikan kepada Allah, Nafs sudah tidak lagi ada didimensi dunia tetapi masuk kealam barzakh yang tidak memungkinkannya melompat atau menembus keluar dan kembali kealam ini ( lihat kembali al-Mu'minuun 99 dan 100 ).
Dan disisi lain, orang yang sudah mati, menurut al-Qur'an berarti sudah tidak lagi bisa bicara (6/111) dan mendengar (27/80, 30/52), artinya yang dimaksud disini adalah jasad kosong sebagaimana yang ada dikuburan-kuburan itu, tubuh-tubuh fisik mereka adalah seonggok daging atau tulang yang tidak bisa apa-apa.
Kecuali bila yang dimaksudkan adalah Nafs yang sudah dibarzakh itulah yang ditanya dan kepadanya diperlihatkan siksa yang kelak mereka terima sebagaimana mereka dustakan selama hidupnya (seperti penggambaran dalam kisah Firaun diatas).
-----------
Semoga Allah dengan rahmatNya dan ampunanNya menjauhkan kita semua dari azab kubur dan siksa neraka. Amiin.
http://www.pks-anz.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=859
Wassalamu'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh,
Ahmad Dani P
----
Wa'alaykumsalam Wr. Wb.,
Armansyah
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment