2010/2/23 whe - en <whe.en9999@gmail.com>
[Arman] : Sama-sama terimakasih Mbak Whe-En., jika mbak masih merasa belum terjawab maka itu hanya karena mbak tidak mau menerima jawaban dari saya, itu saja. Member lain terbukti paham apa yang saya sampaikan dan saya jawab. Buat saya, ma fii muskila.
[Whe-en] :
[Arman] : Jangan terlalu dibawa kehati sehingga mengusik sensitivitas emosionilnya kok Mbak, santai saja, pada waktu saya menyatakan mereka semua bisa salah dan khilaf sehingga ada kemungkinan informasi yang disampaikan itu tidak benar maka ini adalah penggambaran yang sangat-sangat umum sekali pada diri setiap makhluk yang bernama manusia, siapapun dia, termasuk para perawi hadis itu sendiri. Mereka tidak kebal status kok mbak, bahkan Nabi sendiri pernah berbuat salah dan ditegur langsung oleh Allah dalam kasus muka masam dan pengharaman madu (ingat khan ayatnya ?) . Jadi tidak ada yang perlu untuk diperpanjang secara general buat saya. Entah kalau mbak Whe-en punya rujukan sendiri bila mereka sudah diangkat maqomnya menjadi maksum. Mungkin bisa dishare.
[Arman] : Sekali lagi jangan terlalu mendramatisir kearena sensitivitas emosionil mbak, ayo kita regangkan dulu urat syaraf sembari minum air putih dan hal-hal lain sebagai rileksasi. Adalah haqnya Mbak whe-en mau bersikap dan berpendapat seperti apa karena itu memang menjadi keyakinan dari mbak Whe-En. Saya melihatnya dua arah kok, sama seperti bila kita berdiskusi dengan Rizal lingga yang kita sebut sebagai kaum kafir. Pastinya dia menolak dan tidak terima dengan kata-kata tersebut tetapi bukankah itu wajar-wajar saja karena kita memang berdialog dari dua atau lebih sudut pandang berbeda ?
Mbak whe-en muslim, saya juga muslim. Saya sama sekali tidak terganggu bila ada yang menyebut manusia itu tidak maksum, karena ada contohnya sendiri dari diri seorang Nabi sekalipun. Hanya berbedanya, beliau langsung ditegur dan diluruskan kembali oleh Allah. Easy mbak.
[Whe-En] :
[Arman] : Please mbak whe-en, jangan bawa terus diskusi ini kearena debat kusir karena mbak whe-en tidak mau menerima penjelasan dari saya sebelumnya dan ngotot mengatakan bahwa ini belum terjawab. Saya hanya melihat ini semata karena cara mbak memandang yang memang agak lain dari saya dan sebagian member disini. Jadi kalau mbak masih tetap jalan ditempat (pinjam istilahnya bapak Muttaqin), ya saya minta maaf karena selanjutnya mungkin sementara saya tidak akan merespon dulu. Saya tidak mau berakhir seperti diskusi Mbak Whe-en dengan teman kita yang lain tempo hari. Tolong maklumi saya, buat saya diskusi bukan untuk berujung pada kebencian tetapi memahami perbedaan yang bisa mendewasakan cara pandang berkeimanan.
Terimakasih mas Arman,Apapun yang sudah mas Arman tulis toch kenyataannya tetap belum menjawab pertanyaan saya kenapa hadits tentang siksa kubur QS Ibrahim 27 ditolak.
[Arman] : Sama-sama terimakasih Mbak Whe-En., jika mbak masih merasa belum terjawab maka itu hanya karena mbak tidak mau menerima jawaban dari saya, itu saja. Member lain terbukti paham apa yang saya sampaikan dan saya jawab. Buat saya, ma fii muskila.
[Whe-en] :
Satu hal yang perlu saya kemukakan lagi mas Arman,Jika mas Arman menuduh para perawi salah, khilaf, penulisannya tidak bisa diterima, silahkan memberikan bukti karena Allah sendir berfirman soal fitnahbahkan nabi bersabda yang menuduh harus memberikan bukti
[Arman] : Jangan terlalu dibawa kehati sehingga mengusik sensitivitas emosionilnya kok Mbak, santai saja, pada waktu saya menyatakan mereka semua bisa salah dan khilaf sehingga ada kemungkinan informasi yang disampaikan itu tidak benar maka ini adalah penggambaran yang sangat-sangat umum sekali pada diri setiap makhluk yang bernama manusia, siapapun dia, termasuk para perawi hadis itu sendiri. Mereka tidak kebal status kok mbak, bahkan Nabi sendiri pernah berbuat salah dan ditegur langsung oleh Allah dalam kasus muka masam dan pengharaman madu (ingat khan ayatnya ?) . Jadi tidak ada yang perlu untuk diperpanjang secara general buat saya. Entah kalau mbak Whe-en punya rujukan sendiri bila mereka sudah diangkat maqomnya menjadi maksum. Mungkin bisa dishare.
[Whe-En] :Menuduh para perawi hadits memalsukan hadits sungguh memprihatinkan saya mas Arman,sebagai seorang muslim saya jelas tidak terima sama sekali
[Arman] : Sekali lagi jangan terlalu mendramatisir kearena sensitivitas emosionil mbak, ayo kita regangkan dulu urat syaraf sembari minum air putih dan hal-hal lain sebagai rileksasi. Adalah haqnya Mbak whe-en mau bersikap dan berpendapat seperti apa karena itu memang menjadi keyakinan dari mbak Whe-En. Saya melihatnya dua arah kok, sama seperti bila kita berdiskusi dengan Rizal lingga yang kita sebut sebagai kaum kafir. Pastinya dia menolak dan tidak terima dengan kata-kata tersebut tetapi bukankah itu wajar-wajar saja karena kita memang berdialog dari dua atau lebih sudut pandang berbeda ?
Mbak whe-en muslim, saya juga muslim. Saya sama sekali tidak terganggu bila ada yang menyebut manusia itu tidak maksum, karena ada contohnya sendiri dari diri seorang Nabi sekalipun. Hanya berbedanya, beliau langsung ditegur dan diluruskan kembali oleh Allah. Easy mbak.
[Whe-En] :
apalagi mas Arman tidak punya bukti sama sekali ternyata kenapa sebuah hadits ditolaksemua berdasarkan pendapat pribadi
[Arman] : Please mbak whe-en, jangan bawa terus diskusi ini kearena debat kusir karena mbak whe-en tidak mau menerima penjelasan dari saya sebelumnya dan ngotot mengatakan bahwa ini belum terjawab. Saya hanya melihat ini semata karena cara mbak memandang yang memang agak lain dari saya dan sebagian member disini. Jadi kalau mbak masih tetap jalan ditempat (pinjam istilahnya bapak Muttaqin), ya saya minta maaf karena selanjutnya mungkin sementara saya tidak akan merespon dulu. Saya tidak mau berakhir seperti diskusi Mbak Whe-en dengan teman kita yang lain tempo hari. Tolong maklumi saya, buat saya diskusi bukan untuk berujung pada kebencian tetapi memahami perbedaan yang bisa mendewasakan cara pandang berkeimanan.
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment