Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama,
sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang
kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang mengikut
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Thaahaa :123)
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang
(pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang
anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya
janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia
memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan
kamu dalam (menaati) Allah. (Lukman :33)
Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari
Tuhannya sama dengan orang yang (syaitan) menjadikan dia memandang
baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?
(Muhammad: 14)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka
sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan
yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya
kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (An Nuur : 21)
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran. (An Nahl :90)
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Al A'raaf :21)
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari
bisikan-bisikan syaitan.(Al Mukminuun :97)
On 4/16/10, enkong engkong <engkong2@yahoo.com> wrote:
>
> Peraturan nomor lima itu "mengahantui" iman saya, sebab berbunyi :
>
> "Dilarang mendo'akan sohibul maqam kecuali meminta do'a kepada
> shohibul maqam. Di sini maqam wali Allah, jangan meminta do'a
> sembarangan ..."
> semoga yg ditulis diatas adalah benar adanya bukan fitnah sehingga apa yg
> dihawatirkan penulis artikelnya punya alasan tentang kemusrikan.
> tapi hendaknya jangan hubungkan masalah makam mbah priok ini hanya dengan
> kemusrikan sehingga orang rela mati demi kuburanya sehingga inipun tidak
> dijadikan tuduhan dan fitnah kepada saudara saudara qt yang baru saja
> menjadi korban kerusuhan priuk ini.kalau itu tujuanya sangat disayangkan
> ditengah musibah kerusuhan ini masih ada fitnah dan tuduhan.
>
> lebih jauh masalah makam mbah priuk ini adalah masalah sengketa tanah yang
> sudah terjadi bertahun2 dan belum terselesaikan dengan baik.Dimana qt sering
> tahu kalau masalah sengketa tanah ini banyak melibatkan oknum, calo, mafia
> dan lain sebagainya.
>
> Para ahli waris lahan makam Mbah Priokpun bukan mengklaim kosong tanpa bukti
> mereka punya bukti kepemilikan tanah di
> lokasi tersebut hingga 5,4 hektar dengan bukti kepemilikan Eigendom
> Verponding No.4341 dan No.1780.
>
> seringkali qt menyaksikan walapun ada bukti tapi rakyat sering tidak
> berkuasa atas sesuatu bila ada peran dari penguasa penguasa yg korup ,
> mafia, dan markus.
>
> untuk itu saya menghimbau ditengah musibah yg menyedihkan buat qt ini jangan
> lagi ada tuduhan dan fitnah. kalau klaim ahli waris makam mbah priuk itu
> benar berarti mereka adalah saudara qt yg terdzolimi dan dirampas hak-haknya
> padahal kakek buyut mereka adalah penyebar islam terutama di wilayah jakarta
> bukan mustahil agama yg qt anut sekarang pun adalah hasil dari dakwar mereka
> lewat para orang tua qt dan guru guru qt.
>
>
> --- On Fri, 4/16/10, whe - en <whe.en9999@gmail.com> wrote:
>
> From: whe - en <whe.en9999@gmail.com>
> Subject: [Milis_Iqra] Apabila Makam Keramat Membela Diri
> To: Milis_Iqra@googlegroups.com
> Date: Friday, April 16, 2010, 1:41 PM
>
> Any comment buat artikel dibawah?
> ============
>
>
> Apabila Makam Keramat Membela Diri
> http://www.eramuslim.com/oase-iman/abdul-mutaqin-apabila-makam-keramat-membela-diri.htm
>
> Jumat, 16/04/2010 07:48 WIB
> Oleh Abdul Mutaqin
>
> Ada kuburan bisa "membela diri" di Tanjung Priok. Ribuan orang yang bernafsu
> akan menggusur makam keramat terkena tulah. Korban berjatuhan. Luka-luka dan
> konon korban jiwa tak terelakkan.
> Masyarakat dan pengagum sohibul makam tersinggung. Harga diri dan ketakziman
> pada tokoh yang wafat abad ke 18 itu menggerakkan mereka melakukan
> perlawanan.
> Terlanjur, mereka terlanjur menganggap makam itu keramat, sehingga tidak
> boleh ada upaya paksa untuk menodai kekeramatannya.
> Terlanjur, aparat Satpol PP terlanjur taat pada penguasa, sehingga resiko
> berhadap-hadapan dengan batu, kayu bahkan clurit dan pedang mereka hadapi.
> Banyak darah berceceran. Banyak kepala yang bocor dan kulit terluka robek
> dan lebam.
>
> Banyak mobil dibakar. Yang pasti banyak amarah meluap-luap. Saling menerkam.
> Saling melempar. Saling memukul dan melukai. Melihat tayangan kerusuhan di
> televisi itu, terasa begidik. Salah satu pasalnya adalah; kuburan yang
> dikeramatkan dan putusan pengadilan.
>
> Dari sisi iman, saya percaya bahwa orang rela mati demi keimanannya.
> Saya percaya, masih banyak umat Islam yang begitu takzim pada seorang ulama
> meskipun ketakziman itu berpindah pada kuburannya. Mengingat jasanya yang
> besar dan kiprahnya bagi kelanggengan dakwah Islam.
> Makamnya diziarahi dan do'a dikirimkan. Karena begitu takzimnya, bahkan do'a
> dan permintaan berbalik arah. Karena anggapan keramatnya, do'a dan
> permintaan dalam ziarah bukan lagi dipanjatkan untuk kesejahteraan penghuni
> kubur. Malah mereka yang datang, mereka yang hidup, mereka yang segar bugar,
> meminta "sesuatu" kepada orang mati. Dan seolah dalam kasus Priok, para
> pengagum itu bahkan rela mati demi kekeramatan kuburan. Terlanjur, mereka
> terlanjur menganggapnya keramat.
>
> Bila dicermati, banyak keprihatinan yang menggelikan yang ditunjukkan
> sekelompok orang Islam di negara kita. Ulama yang masih hidup dan berkhidmat
> dalam satu lembaga yang memberikan nasehat dari berbagai kerusakan malah
> disebut (maaf) "tolol", "goblok" hanya karena tidak sejalan dengan fahamnya
> yang liberal.
>
> Dinasehati bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, lebih banyak mudharatnya,
> termasuk kategori tabdzir malah diplintir sebagai fatwa mubadzir dan fatwa
> pesanan pihak asing. Maka, fatwa ulama menjadi bahan tertawaan, ejekan dan
> dianggap angin lalu oleh sebab ulama memberi nasehat atas perilaku seronok
> dan porno seperti dalam kasus tayangan televisi atau film.
>
> Tapi kasus makam keramat Mbah Priok, adalah kebalikannya. Tanpa arwah beliau
> berfatwa apa-apa pun, orang rela berkelahi untuk menjaga muru'ahnya.
> Terlanjur, mereka terlanjur menganggapnya keramat. Mengapa? Karena mereka
> menggangapnya kuburan keramat seperti iman atau aqidah.
>
> Pernah satu kali saya diajak tanpa sengaja ikut berkunjung ke makam Mbah
> Priok. Hanya saja, saya tidak berkenan masuk sebagaimana lazimnya para
> peziarah. Bukan karena "anti" ziarah. Bukan.
> Tapi karena ada peraturan nomor lima yang harus dipatuhi oleh para peziarah
> yang terpampang di muka gerbang makam ulama kelahiran Palembang itu.
> Peraturan nomor lima itu, saya duga akan menodai keyakinan saya apabila saya
> patuhi. Peraturan nomor lima itu "mengahantui" iman saya, sebab berbunyi :
>
> "Dilarang mendo'akan sohibul maqam kecuali meminta do'a kepada shohibul
> maqam. Di sini maqam wali Allah, jangan meminta do'a sembarangan ..."
> Kepada pengurus makam saya meminta penjelasan sekedar klarifikasi. Apa
> kira-kira maksudnya, jangan-jangan hanya persepsi saya yang keliru. Dengan
> cukup fasih, pengurus makam yang masih belia itu menjelaskan:
> "Yaa ..., kita jangan mendo'akan Mbah Priok. Kita yang harus minta do'a
> kepadanya".
> "Mengapa begitu?", saya seolah penasaran.
> "Beliau kan wali. Sudah jaminan surga. Tidak pantas dido'akan. Kita lah yang
> pantas meminta do'a kepadanya sebab kita belum jaminan masuk surga".
> "O, begitu ya. Terima kasih".
> Saya tidak berkenan masuk tetapi tetap melanggar peraturan nomor lima. Saya
> tetap berdo'a kepada Allah di luar gerbang makam memohonkan kebaikan untuk
> Mbah Priok semoga ajasa-jasanya menyebarkan Islam di Jakarta bagian utara
> menjadi catatan amal soleh yang mengantarkannya kelak ke Firdaus.
>
> Saya tidak berkenan meminta apapun kepada arwahnya. Alhamdulillah, saya
> tidak merasa kualat sampai hari ini. Saya masih sehat dan masih bisa menulis
> meskipun butir terakhir dari peraturan itu ada berbunyi:
> "Demikian. Berhati-hatilah mengenai nazar dan janji-janji kepada pengurus
> maqam dan patuhilah peraturan-peraturan yang tertera di papan ini (melanggar
> kualat)".
> Soal kuburan memang soal orang mati. Tetapi justeru banyak orang hidup
> tergelincir dan terpelanting terpuruk ke dalam kubangan syirik dalam aqidah.
> Bahkan tragedi di makam Mbah Priok kemarin, sudah menjurus kepada syirik
> sosial pula berupa anarkhisme dan kesewenang-wenangan. Wajarlah jika
> Rasulullah sendiri wanti-wanti soal kuburan dan ziarah.
>
> Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
> sallam telah melaknat pelakunya (yakni orang-orang yang suka mengagungkan
> kuburan). Terkadang beliau menyatakan, "Demikian besar murka Allah kepada
> kaum yang menjadikan kuburan para nabi sebagai masjid." Rasulullah
> Shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakan mereka agar mendapatkan murka dari
> Allah Subhanahu wa Ta'ala karena apa yang mereka perbuat termasuk perbuatan
> maksiat. Yang demikian ini terdapat di dalam kitab-kitab Shahih.
>
> Terkadang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang (dengan keras)
> perbuatan tersebut, terkadang mengutus seseorang untuk menghancurkannya,
> terkadang menyebutkan bahwa hal itu termasuk dari perbuatan Yahudi dan
> Nasrani, terkadang beliau menyatakan, "Jangan kalian menjadikan kuburanku
> sebagai berhala." Terkadang menyatakan, "Jangan kalian menjadikan kuburanku
> sebagai tempat ied."
>
> Wajarlah pula dalam riwayat Imam Nasa'i, lain waktu Rasulullah pernah
> menegaskan soal ini, "... (Dulu) Aku pernah melarang kalian berziarah kubur,
> maka (sekarang) barangsiapa yang ingin berziarah maka berziarahlah dan
> jangan mengatakan perkataan yang keji."
>
> Ziarah kubur sebagaimana tuntunan Nabi, bermanfaat untuk mengingat mati.
> Sebab sesungguhnya, rumah masa depan bagi kita hanya seluas 1 x 1 meter
> persegi. Itulah kubur dengan kematian sebagai pintunya.
> Itulah peristirahatan sementara bukan yang terakhir sebelum sampai pada
> akhirat menuju pintu surga atau neraka. Karenanya jangan sampai soal kubur
> malah membuat peziarah semakin tidak mungkin masuk surga sebab jatuh ke
> jurang syirik yang teramat dalam sebab taqdis pada kuburan yang menyimpang.
>
> Huru-hara, korban luka, darah berceceran, manusia menyiksa manusia karena
> soal persepsi kuburan keramat dan alasan pengadilan telah terbukti
> menyengsarakan banyak orang di dunia.
> Dari sisi nalar sehat, saya tidak percaya hal itu telah terjadi. Saya tidak
> percaya aparat yang menikmati gaji dari uang rakyat, mementung rakyatnya
> sendiri. Saya juga tidak percaya, kelompok masyarakat muslim menyerang tanpa
> memikirkan hati nurani dan akhlak yang diajarkan agamanya.
>
> Mengenang Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Allahuyarham, patutlah kita
> bermunajat, "Allaahummaghfir lahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu ...".
> Cukup. Selebihnya adukan segala persoalan dan permintaan hanya kepada Allah
> subhanahu wa ta'aala. Wallaahu a'lam.
>
> Ciputat, April 2010
> abdul_mutaqin@yahoo.com
>
>
>
>
> Whe~en
> http://wheen.blogsome.com/
>
> "Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
> lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS
> 20 : 25-28)
>
> "Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
>
>
>
> --
>
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
>
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
>
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
>
>
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment