Kami tidak diajarkan seperti itu...
Tolong konfirmasi, jangan asal posting...
Mba Wheen, anda jangan mengelak hanya meneruskan posting dari tempat lain.
Tolong kasih penjelasan.
Terima kasih.
On 4/17/10, addinkesmas@gmail.com <addinkesmas@gmail.com> wrote:
>
> Copas Peraturan milis iqra pasal 26 ayat 2:
>
> 2. Pemostingan komentar dilakukan sebaiknya 4 kalimat atau
> sekurang-kurangnya 20 suku kata
>
> Menurut saya peraturan diatas sangat baik, untuk menghindari komentar2
> tanpa dasar dan ilmu seperti ini
>
>
> Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network.
>
> -----Original Message-----
> From: Alwi Yusuf <alwibinahmad@gmail.com>
> Date: Fri, 16 Apr 2010 22:15:14
> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
> Subject: Re: [Milis_Iqra] Apabila Makam Keramat Membela Diri
>
> Wahabi penebar fitnah
>
> Pada 16 April 2010 15:04, enkong engkong <engkong2@yahoo.com> menulis:
>
>>
>> Peraturan nomor lima itu "mengahantui" iman saya, sebab berbunyi :
>>
>> *"Dilarang mendo'akan sohibul maqam kecuali meminta do'a kepada shohibul
>> maqam. Di sini maqam wali Allah, jangan meminta do'a sembarangan ..."*
>>
>> semoga yg ditulis diatas adalah benar adanya bukan fitnah sehingga apa yg
>> dihawatirkan penulis artikelnya punya alasan tentang kemusrikan.
>> tapi hendaknya jangan hubungkan masalah makam mbah priok ini hanya dengan
>> kemusrikan sehingga orang rela mati demi kuburanya sehingga inipun tidak
>> dijadikan tuduhan dan fitnah kepada saudara saudara qt yang baru saja
>> menjadi korban kerusuhan priuk ini.kalau itu tujuanya sangat disayangkan
>> ditengah musibah kerusuhan ini masih ada fitnah dan tuduhan.
>>
>> lebih jauh masalah makam mbah priuk ini adalah masalah sengketa tanah yang
>> sudah terjadi bertahun2 dan belum terselesaikan dengan baik.Dimana qt
>> sering
>> tahu kalau masalah sengketa tanah ini banyak melibatkan oknum, calo, mafia
>> dan lain sebagainya.
>>
>> Para ahli waris lahan makam Mbah Priokpun bukan mengklaim kosong tanpa
>> bukti mereka punya bukti kepemilikan tanah di lokasi tersebut hingga 5,4
>> hektar dengan bukti kepemilikan Eigendom Verponding No.4341 dan No.1780.
>>
>> seringkali qt menyaksikan walapun ada bukti tapi rakyat sering tidak
>> berkuasa atas sesuatu bila ada peran dari penguasa penguasa yg korup ,
>> mafia, dan markus.
>>
>> untuk itu saya menghimbau ditengah musibah yg menyedihkan buat qt ini
>> jangan lagi ada tuduhan dan fitnah. kalau klaim ahli waris makam mbah
>> priuk
>> itu benar berarti mereka adalah saudara qt yg terdzolimi dan dirampas
>> hak-haknya padahal kakek buyut mereka adalah penyebar islam terutama di
>> wilayah jakarta bukan mustahil agama yg qt anut sekarang pun adalah hasil
>> dari dakwar mereka lewat para orang tua qt dan guru guru qt.
>>
>>
>> --- On *Fri, 4/16/10, whe - en <whe.en9999@gmail.com>* wrote:
>>
>>
>> From: whe - en <whe.en9999@gmail.com>
>> Subject: [Milis_Iqra] Apabila Makam Keramat Membela Diri
>> To: Milis_Iqra@googlegroups.com
>> Date: Friday, April 16, 2010, 1:41 PM
>>
>>
>> Any comment buat artikel dibawah?
>> ============
>> Apabila Makam Keramat Membela Diri
>> http://www.eramuslim.com/oase-iman/abdul-mutaqin-apabila-makam-keramat-membela-diri.htm
>> Jumat, 16/04/2010 07:48 WIB
>> *Oleh* *Abdul Mutaqin*
>>
>> Ada kuburan bisa "membela diri" di Tanjung Priok. Ribuan orang yang
>> bernafsu akan menggusur makam keramat terkena tulah. Korban berjatuhan.
>> Luka-luka dan konon korban jiwa tak terelakkan.
>>
>> Masyarakat dan pengagum sohibul makam tersinggung. Harga diri dan
>> ketakziman pada tokoh yang wafat abad ke 18 itu menggerakkan mereka
>> melakukan perlawanan.
>>
>> Terlanjur, mereka terlanjur menganggap makam itu keramat, sehingga tidak
>> boleh ada upaya paksa untuk menodai kekeramatannya.
>>
>> Terlanjur, aparat Satpol PP terlanjur taat pada penguasa, sehingga resiko
>> berhadap-hadapan dengan batu, kayu bahkan clurit dan pedang mereka hadapi.
>> Banyak darah berceceran. Banyak kepala yang bocor dan kulit terluka robek
>> dan lebam.
>>
>> Banyak mobil dibakar. Yang pasti banyak amarah meluap-luap. Saling
>> menerkam. Saling melempar. Saling memukul dan melukai. Melihat tayangan
>> kerusuhan di televisi itu, terasa begidik. Salah satu pasalnya adalah;
>> kuburan yang dikeramatkan dan putusan pengadilan.
>>
>> Dari sisi iman, saya percaya bahwa orang rela mati demi keimanannya.
>>
>> Saya percaya, masih banyak umat Islam yang begitu takzim pada seorang
>> ulama
>> meskipun ketakziman itu berpindah pada kuburannya. Mengingat jasanya yang
>> besar dan kiprahnya bagi kelanggengan dakwah Islam.
>>
>> Makamnya diziarahi dan do'a dikirimkan. Karena begitu takzimnya, bahkan
>> do'a dan permintaan berbalik arah. Karena anggapan keramatnya, do'a dan
>> permintaan dalam ziarah bukan lagi dipanjatkan untuk kesejahteraan
>> penghuni
>> kubur. Malah mereka yang datang, mereka yang hidup, mereka yang segar
>> bugar,
>> meminta "sesuatu" kepada orang mati. Dan seolah dalam kasus Priok, para
>> pengagum itu bahkan rela mati demi kekeramatan kuburan. Terlanjur, mereka
>> terlanjur menganggapnya keramat.
>>
>> Bila dicermati, banyak keprihatinan yang menggelikan yang ditunjukkan
>> sekelompok orang Islam di negara kita. Ulama yang masih hidup dan
>> berkhidmat
>> dalam satu lembaga yang memberikan nasehat dari berbagai kerusakan malah
>> disebut (maaf) "tolol", "goblok" hanya karena tidak sejalan dengan
>> fahamnya
>> yang liberal.
>>
>> Dinasehati bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, lebih banyak mudharatnya,
>> termasuk kategori tabdzir malah diplintir sebagai fatwa mubadzir dan fatwa
>> pesanan pihak asing. Maka, fatwa ulama menjadi bahan tertawaan, ejekan dan
>> dianggap angin lalu oleh sebab ulama memberi nasehat atas perilaku seronok
>> dan porno seperti dalam kasus tayangan televisi atau film.
>>
>> Tapi kasus makam keramat Mbah Priok, adalah kebalikannya. Tanpa arwah
>> beliau berfatwa apa-apa pun, orang rela berkelahi untuk menjaga
>> muru'ahnya.
>> Terlanjur, mereka terlanjur menganggapnya keramat. Mengapa? Karena mereka
>> menggangapnya kuburan keramat seperti iman atau aqidah.
>>
>> Pernah satu kali saya diajak tanpa sengaja ikut berkunjung ke makam Mbah
>> Priok. Hanya saja, saya tidak berkenan masuk sebagaimana lazimnya para
>> peziarah. Bukan karena "anti" ziarah. Bukan.
>>
>> Tapi karena ada peraturan nomor lima yang harus dipatuhi oleh para
>> peziarah
>> yang terpampang di muka gerbang makam ulama kelahiran Palembang itu.
>> Peraturan nomor lima itu, saya duga akan menodai keyakinan saya apabila
>> saya
>> patuhi. Peraturan nomor lima itu "mengahantui" iman saya, sebab berbunyi :
>>
>> *"Dilarang mendo'akan sohibul maqam kecuali meminta do'a kepada shohibul
>> maqam. Di sini maqam wali Allah, jangan meminta do'a sembarangan ..."*
>>
>> Kepada pengurus makam saya meminta penjelasan sekedar klarifikasi. Apa
>> kira-kira maksudnya, jangan-jangan hanya persepsi saya yang keliru. Dengan
>> cukup fasih, pengurus makam yang masih belia itu menjelaskan:
>>
>> "Yaa ..., kita jangan mendo'akan Mbah Priok. Kita yang harus minta do'a
>> kepadanya".
>>
>> "Mengapa begitu?", saya seolah penasaran.
>>
>> "Beliau kan wali. Sudah jaminan surga. Tidak pantas dido'akan. Kita lah
>> yang pantas meminta do'a kepadanya sebab kita belum jaminan masuk surga".
>>
>> "O, begitu ya. Terima kasih".
>>
>> Saya tidak berkenan masuk tetapi tetap melanggar peraturan nomor lima.
>> Saya
>> tetap berdo'a kepada Allah di luar gerbang makam memohonkan kebaikan untuk
>> Mbah Priok semoga ajasa-jasanya menyebarkan Islam di Jakarta bagian utara
>> menjadi catatan amal soleh yang mengantarkannya kelak ke Firdaus.
>>
>> Saya tidak berkenan meminta apapun kepada arwahnya. Alhamdulillah, saya
>> tidak merasa kualat sampai hari ini. Saya masih sehat dan masih bisa
>> menulis
>> meskipun butir terakhir dari peraturan itu ada berbunyi:
>>
>> *"Demikian. Berhati-hatilah mengenai nazar dan janji-janji kepada pengurus
>> maqam dan patuhilah peraturan-peraturan yang tertera di papan ini
>> (melanggar
>> kualat)".*
>>
>> Soal kuburan memang soal orang mati. Tetapi justeru banyak orang hidup
>> tergelincir dan terpelanting terpuruk ke dalam kubangan syirik dalam
>> aqidah.
>> Bahkan tragedi di makam Mbah Priok kemarin, sudah menjurus kepada syirik
>> sosial pula berupa anarkhisme dan kesewenang-wenangan. Wajarlah jika
>> Rasulullah sendiri wanti-wanti soal kuburan dan ziarah.
>>
>> Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi
>> wa sallam telah melaknat pelakunya (yakni orang-orang yang suka
>> mengagungkan
>> kuburan). Terkadang beliau menyatakan, *"Demikian besar murka Allah kepada
>> kaum yang menjadikan kuburan para nabi sebagai masjid."* Rasulullah
>> Shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakan mereka agar mendapatkan murka dari
>> Allah Subhanahu wa Ta'ala karena apa yang mereka perbuat termasuk
>> perbuatan
>> maksiat. Yang demikian ini terdapat di dalam kitab-kitab Shahih.
>>
>> Terkadang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang (dengan keras)
>> perbuatan tersebut, terkadang mengutus seseorang untuk menghancurkannya,
>> terkadang menyebutkan bahwa hal itu termasuk dari perbuatan Yahudi dan
>> Nasrani, terkadang beliau menyatakan, *"Jangan kalian menjadikan kuburanku
>> sebagai berhala."* Terkadang menyatakan, *"Jangan kalian menjadikan
>> kuburanku sebagai tempat ied."*
>>
>> Wajarlah pula dalam riwayat Imam Nasa'i, lain waktu Rasulullah pernah
>> menegaskan soal ini, *"... (Dulu) Aku pernah melarang kalian berziarah
>> kubur, maka (sekarang) barangsiapa yang ingin berziarah maka berziarahlah
>> dan jangan mengatakan perkataan yang keji."*
>>
>> Ziarah kubur sebagaimana tuntunan Nabi, bermanfaat untuk mengingat mati.
>> Sebab sesungguhnya, rumah masa depan bagi kita hanya seluas 1 x 1 meter
>> persegi. Itulah kubur dengan kematian sebagai pintunya.
>>
>> Itulah peristirahatan sementara bukan yang terakhir sebelum sampai pada
>> akhirat menuju pintu surga atau neraka. Karenanya jangan sampai soal kubur
>> malah membuat peziarah semakin tidak mungkin masuk surga sebab jatuh ke
>> jurang syirik yang teramat dalam sebab taqdis pada kuburan yang
>> menyimpang.
>>
>> Huru-hara, korban luka, darah berceceran, manusia menyiksa manusia karena
>> soal persepsi kuburan keramat dan alasan pengadilan telah terbukti
>> menyengsarakan banyak orang di dunia.
>>
>> Dari sisi nalar sehat, saya tidak percaya hal itu telah terjadi. Saya
>> tidak
>> percaya aparat yang menikmati gaji dari uang rakyat, mementung rakyatnya
>> sendiri. Saya juga tidak percaya, kelompok masyarakat muslim menyerang
>> tanpa
>> memikirkan hati nurani dan akhlak yang diajarkan agamanya.
>>
>> Mengenang Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad* Allahuyarham, *patutlah kita
>> bermunajat*, "Allaahummaghfir lahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu
>> ...".*Cukup. Selebihnya adukan segala persoalan dan permintaan hanya
>> kepada Allah
>> *subhanahu wa ta'aala.* Wallaahu a'lam.
>>
>> *Ciputat, April 2010*
>>
>> *abdul_mutaqin@yahoo.com <http://mc/compose?to=abdul_mutaqin@yahoo.com>*
>>
>>
>>
>>
>> Whe~en
>> http://wheen.blogsome.com/
>>
>> "Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku,
>> dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
>> perkataanku."
>> (QS 20 : 25-28)
>> "Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
>>
>> --
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>>
>>
>> --
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>>
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment