Saya juga akan menambahkan komentar mengenai pemahaman Sdr Rizal :
2010/4/1 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
Dengan demikian memang memastikan bahwa Allahnya Islam memang tidak mampu menjadi manusia.
Dengan demikian memang memastikan bahwa Allahnya Islam memang tidak mampu menjadi manusia.
[Nurwasis]:
Kalo pemahaman ini yg rizal yakini maka akan timbul pertanyaan-pertanyaan yang akan menunjukkan kelemahan pemahaman ini :
1. Apakah Dzat Tuhan sama dengan Dzat Mahluknya ? harusnya beda kalau sama maka mahluknya akan Bingung mau nyembah yg mana ?nyembah dua-duanya ?
kl dlm pemahaman Islam Tidak mungkin (Mustahil) Dzat Tuhan sama dengan Dzat Mahluknya, maka ini bukan merupakan kelemahan, justru merupakan SIfat Yang harus pada Alloh bahwa TUHAN tidak boleh sama dengan Mahluk ciptaannya,
Nah supaya aturan aturan Tuhan supaya bisa di sampaikan ke mahluknya manusia maka diutuslah beberapa Rosul untuk menyampaikan risalah tidak perlu Tuhan sendiri menjelma menjadi manusia, nanti urusan yg lain gak ke urus....
Jada planet2 bisa berputar mengelili porosnya dan berrevolusi di bintang pusatnya saat Nabi Isa ada di bumi ya tetap ada yg mengatur, yaitu Alloh
2. Pada saat Tuhan anda menjelma menjadi Manusia (Yesus), lalu apakah Tuhan anda hanya berada di Tubuh Yesus, Jika Ya maka Tuhan susah untuk melihat, mendengar, mengatur Mahkluk yang berada di tempat lain (belahan bumi lainnya) atau bahkan di luar bumi karena tuhan baru ada di BUMI ???? dan ini menunjukkan kelemahan pemahaman anda,
3. Jika saat menjelma menjadi Yesus, Tuhan berada di tubus Yesus dan di Tempat yg KUDUS, maka apakah Tuhan ada 2 ini juga janggal, makanya kalau di Islam Alloh itu bersifat Ahad, Esa ini bukan berarti Monosel (hanya punya satu sel) tetapi Alloh Esa Dzatnya, Esa Kehendaknya dan Alloh mengatur semua mahluk ciptaannya. di bumi, di dasar laut di planet yg belum ada manusianya dsb.
4. Saat sebelum Yesus Lahir, Tuhan ada di mana ? lalu Manusia nyembah siapa ?
5. Saat Yesus masih dalam kandungan bunda Maria Tuhan sudah bersemayam di Kandungan kah mulai kapan bersemayamnya ?
Maka menurut pemahan Islam Nabi Isa itu Mahluk Alloh yg diutus untuk mengajak umat manusia menyembah Tuhan yang menciptakan dirinya bukan untuk menyembah dirinya sehingga saat Nabi Isa akan di Salib, maka Nabi Isa di Angkat Oleh Alloh dan diganti, dengan orang lain, ini juga menunjukkan Maka Kuasanya Alloh seperti Saat Nabi Ismail akan di sembelih Oleh Nabi Ibrohim saat Pedang mulai digesekkan ke leher Nabi Ismail maka Segera digantilah dengan domba,
semoga ini bisa menjadi bahan renungan buat Rizal dengan pemahamannya
----- Original Message -----From: ArmansyahSent: Monday, April 05, 2010 3:03 PMSubject: [Milis_Iqra] Diskusi tentang Tuhan [Untuk Rizal Lingga]Rizal, saya ingin membuka thread perdiskusian baru dengan anda jika berkenan.,
Kita lupakan saja semua diskusi lama kita yang banyak bersisa dan belum anda jawab, saya menawarakan anda sebuah awal yang baru.
Saya beri subject "Diskusi tentang Tuhan", sebenarnya ini saya ambil dari jawaban anda kepada Sdr. Mohd Mat Yaman dalam thread : Trinitas Misteri yang tidak bisa dijelaskan.
Inilah yang anda tuliskan ...
2010/4/1 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
Dengan demikian memang memastikan bahwa Allahnya Islam memang tidak mampu menjadi manusia.
[Arman] :
Kenapa kita harus menciptakan konsep Tuhan yang masuk akal berdasarkan akal kita pribadi ? kenapa kita tidak menerima konsep Tuhan yang masuk akal berdasarkan akalnya para utusan resmi dari Dia sendiri ? kenapa harus menerima konsep ketuhanan yang diajarkan dan coba dipahami oleh bapa-bapa gereja padahal Yesus sendiri sudah menjabarkan konsep ketuhanan secara jelas ? ; jadi ini semua murni kesalahan manusia-manusia yang mencoba mengukur keakalannya yang dangkal dan dipengaruhi oleh hawa keberhalaan dengan keakalan para Nabi dan Rasul yang akalnya sudah di-isi dengan nilai-nilai Tauhid dan ketuhanan.
Dengan adanya konsep Tuhan menjadi daging seperti yang ada dalam dogma ketuhanan Trinitas, maka sebenarnya pihak kristiani sudah membuat jarak dengan Tuhan, sebab kalian atau mereka nyata-nyata sudah membatasi kemahakuasaan Tuhan menjadi sesuatu yang terbatas.
Allah itu jauh lebih besar dari akal manusia, maka kenapa kita harus membatasi kebesaran-Nya itu dengan sekatan yang hanya mampu kita terima dengan bentuk dan permodelan jasmani yang kita ketahui ? ; Sedemikian kecilkah personifikasi kita akan kebesaran ilahiah ? sedemikian kerdilnyakah kemahakuasaan-Nya sehingga harus kita deskripsikan semua sifat ketuhanan yang Dia miliki dalam bentuk dan perwujudan berhalaisme ?
Padahal jauh-jauh hari, Perjanjian Lama sudah berpesan :
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi; Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya - Perjanjian Lama, Ulangan 5 : 8-9
Artinya apa ?
Anda atau kita semua jangan pernah mencoba mendeskripsikan ataupun mempersonifikasikan Tuhan dengan semua bentuk kemakhlukan yang kepadanya juga anda atau kita semua melakukan ibadah atau penyembahan. Dengan menjadikan ilahi dalam perwujudan daging atau jasad maka sama artinya dengan melanggar apa yang sudah dikatakan oleh kitab Ulangan diatas.
Untuk menjadikan sebuah ruang maka panjang, tinggi dan lebar harus dibentuk terlebih dahulu, artinya ruangan memiliki ketergantungan terhadap ke-3 unsur tadi, tanpa diukur panjang dan tinggi serta lebar maka ruang tidak akan ada. Sementara Tuhan apakah Dia memiliki ketergantungan dengan daging manusia bernama Yesus ? apakah tanpa mendaging Dia tidak bisa disebut sebagai Tuhan dan memperlihatkan kemahakuasaan serta kemaha pengasihan-Nya terhadap manusia ?
Menurut pendapat saya pribadi, Tuhan bisa berdiri sendiri tanpa Yesus atau siapapunlah dia adanya. Demikian pula Yesus dan Roh Kudus, masing-masing bisa berdiri sendiri tanpa harus terikat satu dengan yang lainnya. Melalui perwujudannya kedalam bentuk daging, maka Tuhan berarti terikat dengan sang waktu.
Padahal seperti yang kita tahu, adanya waktu karena adanya rotasi dari planet, ketika planet tidak mengalami rotasi maka saat itu juga tidak akan terbentuk waktu, tidak ada masa lalu, tidak ada masa sekarang dan tidak ada masa depan. Sementara Allah tidak bisa dianalogikan demikian, sebab Dia adalah alpha dan omega, Dia ada meski waktu itu tiada. Waktu memiliki ketergantungan dengan keadaannya, tetapi Allah, Dia bebas dari semua ketergantungan.; Dia adalah Qiyamuhu Binafsihi dan Dia adalah as-Somad.
Bagaimana pendapat anda, Lingga ?
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment