kehidupan akhirat silahkan memlilih agama selain Islam dan mereka
tidak akan dirugikan di dunia ini...
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,
niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia
dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka
dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia
dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?[Huud 15-16]
Dan bagi yang yakin dengan kehidupan akhirat :
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi[Ali Imran 85]
Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir,
mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia
seluruhnya.
Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari
mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.[Al Baqarah 161-162]
On 7/2/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:
> Ulil Abshar Abdalla: Fatwa Haram Pluralisme Agama Seperti Memukul Hantu
> Sumber :
> http://www.voa-islam.com/news/citizens-jurnalism/2009/12/09/1936/ulil-abshar-abdallafatwa-haram-pluralisme-agama-seperti-memukul-hantu/
>
> Lama tak mengeluarkan pernyataan kontroversial, pentolan Jaringan Islam
> Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla kembali berkomentar soal fatwa haram
> pluralisme agama yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 2005
> silam.
>
> Saat berbicara dalam bedah buku "Merayakan Kebebasan Beragama:Bunga Rampai
> 70 Tahun Djohan Effendi" yang diselenggarakan Indonesian Conference on
> Religion and Peace (ICRP) di gedung YLBHI Jakarta (2/12), Ulil yang saat ini
> cuti kuliah dari studi doktornya di Amerika untuk mencalonkan diri sebagai
> kandidat ketua PBNU mengatakan, fatwa yang dikeluarkan oleh MUI tentang
> pluralisme ibarat memukul hantu yang sebenarnya tak ada. "Fatwa MUI itu
> ibarat memukul hantu yang sebenarnya tak ada. Sebab, pluralisme yang kita
> pahami bukan semua agama sama," ujarnya.
> Ulil mengatakan, fatwa MUI tentang pluralisme agama salah sasaran. Sebab
> menurutnya, fatwa MUI itu sebenarnya diarahkan kepada relativisme kebenaran,
> bukan pluralisme agama.
>
> "Saya dan aktivis pluralisme lainnya, 99,9% menolak relativisme," katanya.
> Karena salah sasaran, maka menurut Ulil, fatwa MUI itu statusnya hanya
> sekadar kritik saja, bukan fatwa, apalagi harus dipatuhi.
>
> Benarkah Ulil memahami pluralisme agama tanpa meyakini relativisme? Dalam
> Bunga Rampai Surat-Surat Tersiar, Ulil Abshar Abdalla mengatakan,"saya
> sangat mencintai Islam karena itulah agama yang "membuka" mata saya pada
> dunia. Itulah agama yang mengajarkan tentang baik dan buruk, tentang
> keadilan, tentang cinta, tentang hormat, tentang do unto others what you
> wish others do unto you, ajaran baru saya ketahui ternyata ada dalam semua
> agama dan karena itu Bung, kemudian saya berpandangan bahwa pada intinya
> semua agama itu sama.Sekali lagi pada intinya, bukan pernak-perniknya."
>
> Kemudian masih dalam buku itu, Ulil melanjutkan,"Islam tidak pernah
> membatalkan kebenaran agama lain, entah agama yang ada di lingkungan tradisi
> semitik, atau di luarnya. Islam memandang dirinya sebagai bagian dari
> keluarga besar "wahyu ketuhanan" yang turun kepada semua agama di muka bumi.
> Dalam wawasan semacam ini, saya hendak menempatkan Islam sebagai agama yang
> benar diantara agama-agama lain yang juga benar…"ujarnya. Jadi, pernyataan
> Ulil dalam buku di YLBHI kemarin, bertolak belakang dengan apa yang ia tulis
> dalam bukunya.
>
> Dalam diskusi yang dihadiri oleh Frans Magnis Suseno, Ihsan Ali Fauzi
> (Paramadina), dan Yuniarti Chuzaifah (Komnas Perempuan), Ulil yang
> belakangan hati-hati mengeluarkan pernyataan karena dirinya ingin
> mencalonkan diri sebagai kandidat Ketua PBNU, mengatakan bahwa sudah saatnya
> para pengusung paham pluralisme agama untuk tidak bertindak defensif, tetapi
> bergerak maju untuk memasarkan ide-ide pluralisme. Ulil menyatakan, kelompok
> fundamentalisme saat ini terus melakukan serangan ofensif untuk membendung
> gagasan pluralisme agama. "Karena itu saya menghimbau perlu ada tokoh yang
> berwibawa, yang kharismatis untuk berada di belakang ide-ide pluralisme ini,
> agar wacana pluralisme agama bisa valid, legitimate, otoritatif dan tidak
> bertentangan dengan ortodoksi agama,"himbau Ulil.
>
> Dalam bedah buku itu, Ulil beberapa kali menyebut kelompok fundamentalisme
> agama sebagai orang-orang yang anti dengan dialog. Karena itu kata
> Ulil,"hadirnya buku ini bisa menjadi penguat argument soal pluralisme agama.
> Kalau mereka tidak paham pluralisme agama, suruh baca buku ini. Atau kalau
> tidak, lempar saja dengan buku ini," katanya disambut tawa hadirin.
> (Arta/voa-Islam.com)
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment