Friday, July 2, 2010

Re: Rizal Lingga : Sedikitnya ada 2 Tuhan [Re: [Milis_Iqra] Re: Orang Kristen Masuk Sorga?]

Masalah agama itu tidaklah 100% nalar belaka, Arman. Secara kognitif melibatkan eksistensi seseorang secara komprehensif. Jadi bukan hanya akal belaka. 
Saya tidak perduli jika seluruh dunia skeptis dengan apa yang saya percayai, pasti ada saja yang tidak sependapat dengan saya. Di kampung halaman Yesus sendiri, ada yang menolak  Dia.
 
Apa yang saya percayai sekarang, merupakan proses panjang dan sudah selesai tahun 1978. Sejak itu saya tak pernah lagi mempertanyakan apakah yang saya percayai ini benar atau tidak. Karena saya sudah mengujinya sepanjang waktu ditahun 1980an apakah Yesus itu tuhan atau tidak, apakah dia itu juruselamat manusia atau tidak. Saya sudah melihat puluhan orang2 diselamatkan didalam namaNya, ratusan orang2 sakit disembuhkan didalam namaNya, setan2 diusir dari banyak orang2 didalam namaNya pada pelayanan saya sendiri.
Intinya, apa yang saya yakini sekarang tidak lagi hanya merupakan ajaran2 belaka. Tapi saya sudah mengalami sendiri dan melihat banyak bukti2 yang meyakinkan bahwa Yesus itu TUHAN.  
 
Yang membuat saya tidak senang adalah karena anda bukannya menjawab pertanyaan saya tapi malah mempertanyakan apa yang saya percayai.
 
Jadi, kembali lagi kepada pertanyaan awal:
Apa kelebihannya Islam itu dari Kristen sehingga anda menyarankan saya masuk Islam Arman? Mengapa kamu tidak mampu menjawab pertanyaan yang begini sederhana?
Anggap saja kita ini saling menjual barang.
Katakanlah kepadaku apa kelebihan barangmu, dan aku akan menjawab apa kelebihan barangku dari barangmu.
Jawab sajalah pertanyaan saya ini, Arman. 
 
 

 

--- On Mon, 6/21/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:

From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Subject: Re: Rizal Lingga : Sedikitnya ada 2 Tuhan [Re: [Milis_Iqra] Re: Orang Kristen Masuk Sorga?]
To: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Monday, June 21, 2010, 10:48 AM

[Arman] : Loh-loh, kok anda menjadi skeptis seperti ini .... selama bertahun-tahun kita berdiskusi lintas agama dan tidak pernah ada ungkapan anda seperti dibawah ini. Anda sendiri sering menohok konsep dan pemahaman yang berkembang didalam Islam dan saya tidak pernah meributkannya sama sekali. Jika saya menanyakan tentang kebenaran dari konsepsi agama yang anda yakini maka ini sesuatu hal yang sangat natural sekali dalam sebuah diskusi lintas agama. Itulah diskusi Zal, dan itulah yang bertahun-tahun ini terjadi.

So, what is going on ? What is wrong with this ?

Saya tidak menemukan kepuasan batiniah serta akaliah dari dogma kristen yang anda yakini dan karenanya saya mengajak anda berdialog. Apa yang anda harapkan Islam tawarkan pada diri anda ? Saya tidak melihat tawaran apapun dari Islam kepada saya atau juga anda atau siapapun. Semua berjalan dengan natural serta bisa dipahami mulai dari cara paling sederhana sampai yang paling detil dan ilmiah sekalipun.




2010/6/19 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
Terus terang kali ini saya kecewa dengan jawaban anda, Arman. Mengapa? Karena anda mempertanyakan keyakinan pribadi seseorang dan telah membuat penilaian subyektif terhadapnya.
Seharusnya anda menghormati apa yang saya yakini, sebagaimana saya tak pernah mempertanyakan seberapa dalam dan murni dan tulus dan benarnya keyakinan anda sendiri terhadap Islam. Saya menganggap keyakinan anda terhadap Islam adalah benar, dan murni. Take for Granted.
Dan anda berani mempertanyakan apa yang saya yakini?
Yang saya harapkan tadinya anda menujukkan apa yang Alquran dan Hadist katakan tentang subyek yang saya tanyakan.
Anggaplah agama-agama ini adalah seperti barang2 yang dijual di pasar. Adalah wajar jika calon pembeli menanyakan apa kelebihan barang yang ditanyanya sebelum memutuskan membelinya atau tidak. Begitulah seharusnya prlaku rasionil. Dengan kepala dingin memilih agama seperti memilih barang.
Nah, saya lupakan kekecewaan saya terhadapmu. Arman.
Saya ulangi lagi, apa kelebihannya Islam dari Kristen dalam hal ketiga hal yang saya sudah sebutkan terdahulu, sehingga saya harus masuk Islam, Armansyah?
   

--- On Tue, 6/15/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:

From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Subject: Re: Rizal Lingga : Sedikitnya ada 2 Tuhan [Re: [Milis_Iqra] Re: Orang Kristen Masuk Sorga?]
To: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Tuesday, June 15, 2010, 11:37 AM



2010/6/15 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
Lihat penjelasan saya kepada sdr Muhammad.
Mengapa saya harus masuk Islam hanya karena permasalahan jumlah tuhan? Yang saya perlukan didalam hidup ini adalah kenyataan. Saya sudah mengalami kenyataan kuasa Yesus dalam tiga hal yang sudah saya sebut kepada Muhammad.

Saya sudah yakin bahwa dosa2 saya sudah diselesaikan oleh Yesus diatas Salib. Saya sudah diberikan hidup yang kekal karena percaya kepada namaNya. Apa yang Islam bisa tawarkan kepada saya melebihi apa yang sudah diberikan Yesus kepada saya ini, Armansyah?
 
Tentu harus ada kelebihan Islam dari apa yang sudah dilakukan oleh Yesus agar secara rasionil bisa membuat saya masuk Islam. Apakah itu, sdr Arman? 



[Arman] :
Rizal, kenyataan yang dirasakan seringkali tidaklah berupa kenyataan yang sebenarnya. Mata seringkali menipu (oleh karenanya ada yang disebut dgn tipuan mata), hidung sering kali salah dalam membaui sesuatu, perasaan juga tidak jarang terbawa oleh emosi dan labilitas subyektifitas kita. Dari dulu saya selalu bilang bahwa saya bukan orang yang suka bermain dengan perasaan terlebih dalam beragama. Bagi diri saya pribadi, agama adalah mutlak berada diwilayah akal karena area inilah tempat pusat semua perbedaan manusia dengan makhluk lainnya berada yang karena itu juga semua wahyu dari Tuhan selalu menyentuh sisi-sisi akaliah manusia. Doktrin keagamaan adalah doktrin kemanusiaan, artinya semua hal yang berkaitan dengan sisi spiritual manusia dan korelasinya terhadap hubungan manusia dengan Allah atau manusia dengan manusia mutlak bukan buat Allah. Ajaran agama adalah ajaran yang membumi dan untuk manusia, Tuhan tidak butuh agama dan sejuta satu doktrinnya. Itu juga kenapa buat saya, Tuhan tidak harus menjadikan dirinya korban apapun untuk makhluk-Nya.

Keyakinan bahwa dosa anda sudah diselesaikan melalui penyaliban yesus boleh-boleh saja, tetapi ingat bahwa ini baru klaim sepihak dalam hal ini adalah anda sendiri dan bukan yesusnya atau Tuhan. Sekali lagi ini adalah area permainan rasa dan bukan permainan akal yang bisa dijadikan standarisasi secara ilmiah sehingga bisa dikaji oleh siapapun secara obyektif dan rasionil.

Apa yang ada dalam ajaran kristen terutama sekali mengenai konsepsi ketuhanannya yang membingungkan dan absurd serta bukti historis ketidak akuratan kitab sucinya (mulai dari sejarah penulisan hingga kepada kontennya) jauh dari unsur rasionalis yang bisa diterima.

Saya justru mempertanyakan balik maksud dari kata rasionil yang anda gunakan sebagai tantangan anda terhadap tawaran saya kepada Islam.








 

--- On Tue, 6/15/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:

From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Subject: Re: Rizal Lingga : Sedikitnya ada 2 Tuhan [Re: [Milis_Iqra] Re: Orang Kristen Masuk Sorga?] Date: Tuesday, June 15, 2010, 9:16 AM


Alhamdulillah, anda sudah membenarkan bila Kristen sebenarnya punya sedikitnya 2 oknum Tuhan yang memang berbeda. Pernyataan anda terbaru mengenai penambahan satu lagi yaitu Roh Kudus membuatnya semakin lengkap, 3 Tuhan yang berbeda.

Terimakasih Rizal atas kejujurannya, saya harap dari sini maka para sahabat dan rekan-rekan milis_Iqra sekalian, khususnya yang Muslim, beliau sudah mengakui tentang konsepsi tuhan yang diyakini oleh Rizal dalam kekristenannya. Jadi, ini sudah cukup rasanya dengan sendirinya menjawab semua polemik yang seakan tidak berkesudahan selama ini menyangkut Trinitas.

Dibawah ini adalah artikel lama saya mengenai hal tersebut yang Alhamdulillah akhirnya mendapat titik terang kebenarannya ... Semoga anda mendapatkan petunjuk kedalam Islam, Rizal.




2010/6/14 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
YA, BENAR. Satu lagi tidak pernah bisa dilihat: Roh Kudus. Tiga Oknum SATU Hakikat.


--- On Mon, 6/14/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:

From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Subject: Rizal Lingga : Sedikitnya ada 2 Tuhan [Re: [Milis_Iqra] Re: Orang Kristen Masuk Sorga?]
Date: Monday, June 14, 2010, 9:36 AM



2010/6/11 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
Dia (Bapa) melihat saja penghakiman yang dilakukan oleh anakNya, Yesus Hakim Manusia. mengapa Yesus yang menjadi hakim manusia disebabkan karena Dia pernah menjadi manusia, jadi mengerti segala aspek yang ada pada manusia.




[Arman] : Hm, Rizal, Maaf jika tidak berkenan. sebentar saya tergelitik untuk sedikit memberikan komentar ...

Jadi dari kalimat anda diatas ini, sedikitnya Tuhan yang ada dalam konsepsi Kristen yang anda percayai ada 2 oknum yaitu Bapa dan Anak. Jelas dari kalimat anda sendiri tersebut diatas, Tuhan Bapa dan Tuhan anak berbeda. Benar ?

Anda cukup menjawab benar atau tidak saja kali ini karena semuanya sudah jelas, saya hanya meminta ketegasan anda terhadap kata-kata anda sendiri.

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-
=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-
=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-




Analisa Doktrin Trinitas
Oleh : Armansyah
----------------------------
 
Salamun 'ala manittaba al Huda
Keselamatan kepada mereka yang mengikuti petunjuk
 
Telah umum dalam pemahaman orang-orang Kristen bahwa Tuhan dikonsepkan menjadi 3 oknum, yaitu : Tuhan Bapa (God the Father), Tuhan anak (Jesus the Christ) dan Tuhan Roh Kudus (The Holy Spirit); Dan ketiga-tiga oknum ini didalam keyakinan mereka merupakan sehakikat dan satu dalam kesatuannya.
 
Adanya kehadiran Jesus yang disebut sebagai Tuhan anak (The Son of God) didalam salah satu unsur ke-Tuhanan Kristen, tidak hanya dipandang sebagai kiasan (metafora), namun lebih cenderung dalam arti yang sebenarnya. Oleh karena perkataan Tuhan anak disini digunakan dalam arti yang sebenarnya, maka perkataan "Tuhan Bapa" disini seharusnya juga digunakan pula dalam arti "Bapa" yang sesungguhnya, sebab dengan demikian pemahaman ini menjadi benar.
 
Namun hal ini akan menjadikan suatu hal yang mustahil untuk dapat diterima oleh akal sehat !
 
Karena diri "anak" yang sebenarnya dari sesuatu, adalah mustahil akan memiliki suatu zat dengan diri sang "Bapa" yang sesungguhnya dari sesuatu itu juga.
 
Sebab pada ketika "zat" yang satu itu disebut anak, tidak dapat ketika itu juga "zat" yang satu ini disebut sebagai Bapa. Begitupula sebaliknya, yaitu pada ketika zat yang satu itu disebut sebagai Bapa, tidak dapat ketika itu kita sebut zat yang sama ini sebagai anak dari Bapa itu.
 
Ketika zat yang satu ini kita sebut sebagai Bapa, maka dimanakah zat anak ?
Tentunya kita semua sepakat bahwa kata apapun yang kita pakai dalam membicarakan Tuhan itu semata sebagai pengganti kata DIA (yaitu kata ganti yang tentu saja memang ada kata yang digantikannya), dan kata ZAT dalam konteks pembicaraan kita disini bukanlah kata zat yang dapat dibagi menjadi zat zair, padat dan gas.
 
Oleh karena dunia Kristen memiliki konsep pluralitas Tuhan dalam satu zat, maka disini telah terjadi suatu dilema yang sukar dan untuk menjawab hal ini, mereka selalu  melarikan  diri  pada jawaban : "Misteri Tuhan yang sulit diungkapkan."
 
Suatu pernyataan yang mencoba menutupi ketidak berdayaan penganut Kristen didalam memberikan pemahaman mengenai doktrin keTuhanan mereka yang bertentangan dengan akal sehat.
 
Disatu sisi mereka memberikan kesaksian akan ke-Esaan dari Allah, namun pada sisi lain mereka juga dipaksa untuk menerima kehadiran unsur lain sebagai Tuhan selain Allah yang satu itu, logikanya adalah, jika disebut zat Tuhan Bapa lain dari zat Tuhan anak, maka akan nyata pula bahwa Tuhan itu tidak Esa lagi tetapi sudah menjadi dua (dualisme keTuhanan dan bukan Monotheisme).
 
Begitu pula dengan masuknya unsur ketuhanan yang ketiga, yaitu Roh Kudus, sehingga semakin menambah oknum ketuhanan yang satu menjadi tiga oknum yang berbeda satu dengan yang lainnya sehingga mau tidak mau pengakuan tentang ke-Esaan Tuhan (prinsip Monotheisme) akan menjadi sirna.
 
Khusus mengenai diri Tuhan Roh Kudus sendiri, didalam kitab Bible (di-Indonesia sering disebut al-kitab) kadangkala digambarkan sebagai api, sebagai burung dan lain sebagainya. Dan Tuhan Roh Kudus ini menurut kitab Perjanjian Lama (bagian awal dari al-Kitab) sudah seringkali hadir ditengah-tengah manusia, baik sebelum kelahiran Jesus, masa keberadaan Jesus ditengah para murid-muridnya hingga masa-masa setelah ketiadaan Jesus pasca penyaliban.
 
Dan menghadapi hal ini, kembali kita sebutkan bahwa unsur Tuhan sudah terpecah kedalam tiga zat yang berbeda. Sebab jika tetap dikatakan masih dalam satu zat (satu kesatuan), maka ketika itu juga terjadilah zat Tuhan Bapa adalah zat Tuhan anak kemudian zat Tuhan anak dan zat Tuhan Bapa itu adalah juga zat dari Tuhan Roh Kudus.
 
Pertanyaannya sekarang, sewaktu zat yang satu disebut Bapa, dimanakah anak ?
Dan sewaktu zat yang yang satu disebut sebagai Tuhan anak, maka dimanakah Tuhan Bapa serta Tuhan Roh Kudus ? Oleh sebab itu haruslah disana terdapat tiga wujud Tuhan dalam tiga zat yang berbeda.
 
Sebab yang memperbedakan oknum yang pertama dengan oknum yang kedua adalah 'keanakan' dan 'keBapaan'. Sedang anak bukan Bapa dan Bapa bukan anak !
Jadi nyata kembali bahwa Tuhan sudah tidak Esa lagi.
 
Oleh karena itulah setiap orang yang mau mempergunakan akal pikirannya dengan baik dan benar akan menganggap bahwa ajaran Trinitas, bukanlah bersifat Monotheisme atau meng-Esakan Tuhan melainkan lebih condong kepada paham Polytheisme (sistem kepercayaan banyak Tuhan).
 
Dengan begitu, maka nyata sudah bahwa ajaran itu bertentangan dengan ajaran semua Nabi-nabi yang terdahulu yang mengajarkan bahwa Tuhan itu adalah Esa dalam arti yang sebenarnya.
 
Kita dapati dari kitab Perjanjian Lama, Perjanjian Baru (khususnya 4 Injil) sampai kepada kitab suci umat Islam yaitu al-Qur'an, tidak didapati konsep pluralitas ketuhanan sebagaimana yang ada pada dunia Kristen itu sendiri.
 
Pada masanya, Adam tidak pernah menyebut bahwa Tuhan itu ada tiga, demikian pula dengan Abraham, Daud, Musa, dan nabi-nabi sebelum mereka sampai pada Jesus sendiri juga tidak pernah mengajarkan asas ke-Tritunggalan Tuhan, apalagi dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.
 
Lebih jauh lagi bila kita analisa konsep Trinitas ini menyebutkan bahwa oknum Tuhan yang pertama terbeda dengan Ke-Bapaan, karena itu ia disebut sebagai Tuhan Bapa (Dia dianggap sebagai Tuhan yang lebih tua), sementara oknum Tuhan kedua terbeda dengan Keanakan yang lahir menjadi manusia bernama Jesus dalam pengertian singkatnya bahwa Tuhan anak baru ada setelah adanya Tuhan Bapa, karena itu ia disebut sebagai sang anak.
 
Hal yang paling menarik lagi adalah tentang oknum Tuhan ketiga yaitu Roh Kudus yang justru terbeda sifatnya dengan keluarnya bagian dirinya dari Tuhan Bapa dan Tuhan anak, sehingga Bapa bukan anak dan anak bukan pula Bapak atau Roh Kudus.
 
Apabila sesuatu menjadi titik perbedaan sekaligus titik keistimewaan pada satu oknum, maka perbedaan dan keistimewaan itu harus juga ada pada zat oknum tersebut. Misalnya, satu oknum memiliki perbedaan dan keistimewaan menjadi anak, maka zatnya harus turut menjadi anak.
 
Artinya zat itu adalah zat anak, sebab oknum tersebut tidak dapat terpisah daripada zatnya sendiri. Apabila perbedaan dan keistimewaan itu ada pada zatnya, maka ia harus adapula pada zat Tuhan, karena zat keduanya hanya satu.
 
Oleh karena sesuatu tadi menjadi perbedaan dan keistimewaan pada satu oknum maka ia tidak mungkin ada pada oknum yang lain.
 
Menurut misal tadi, keistimewaan menjadi anak tidak mungkin ada pada oknum Bapa.
Apabila ia tidak ada pada oknum Bapa, maka ia tidak ada pada zatnya.
Apabila ia tidak ada pada zatnya, maka ia tidak ada pada zat Allah.
Karena zat Bapa dengan zat Tuhan adalah satu (unity).
 
Dengan demikian terjadilah pada saat yang satu, ada sifat keistimewaan tersebut pada zat Tuhan dan tidak ada sifat keistimewaan itu pada zat Tuhan.
 
Misalnya, Tuhan anak lahir menjadi manusia.
Apabila Tuhan anak menjadi manusia, maka zat Tuhan Bapa harus menjadi manusia karena zat mereka satu (sesuai dengan prinsip Monotheisme). Namun kenyataannya menurut dunia kekristenan bahwa Tuhan Bapa tidak menjadi manusia. Dengan demikian berarti zat Tuhan Allah tidak menjadi manusia.
 
Maka pada saat zat Tuhan Allah akan disebut menjadi manusia dan zat Tuhan Allah tidak menjadi manusia, maka ini menjadi dua yang bertentangan dan suatu konsep yang mustahil.
 
Ajaran Trinitas yang mengakui adanya Tuhan Bapa, Tuhan anak dan Tuhan Roh Kudus hanya dapat dipelajari dan dapat diterima secara baik hanya jika dunia Kristen mendefenisikannya sebagai 3 sosok Tuhan yang berbeda dan terlepas satu sama lainnya, dalam pengertian diakui bahwa Tuhan bukan Esa, melainkan tiga (Trialisme).
 
Siapapun tidak akan menolak bahwa Tuhan bersifat abadi, Alpha dan Omega, tidak berawal dan tidak berakhir, namun keberadaan Tuhan yang menjadi anak dan lahir dalam wujud manusia telah memupus keabadian sifat Tuhan didalam dunia Kristen, karena nyata ada Bapa dan ada anak alias telah ada Tuhan pertama yang lebih dulu ada yang disebut sebagai Tuhan tertinggi dan ada pula Tuhan yang baru ada setelah Tuhan yang pertama tadi ada.
 
Akal manusia dapat membenarkan, jika Bapa dalam pengertian yang sebenarnya harus lebih dahulu ada daripada anaknya.
 
Akal manusia akan membantah bahwa anak lebih dahulu daripada Bapa atau sang anak bersama-sama ada dengan Bapa, sebab bila demikian adanya tentu tidak akan muncul istilah Bapa maupun anak.
 
Apabila Tuhan Bapa telah terpisah dengan Tuhan anak dari keabadiannya, maka Tuhan anak itu tidak dapat disebut 'diperanakkan' oleh Tuhan Bapa. sebab Tuhan Bapa dan Tuhan anak ketika itu sama-sama abadi, Alpha dan Omega, sama-sama tidak berpermulaan dan tidak ada yang lebih dahulu dan yang lebih kemudian hadirnya.
 
Apabila ia disebut diperanakkan, maka yang demikian menunjukkan bahwa ia adanya terkemudian daripada Bapa. Karena sekali lagi, anak yang sebenarnya harus ada terkemudian daripada Bapa yang sebenarnya.
 
Apabila antara Tuhan Bapa serta Tuhan anak telah terbeda dari kekekalan, maka Tuhan Roh Kudus pun telah terbeda pula dari kekekalannya masing-masing, mereka bukan satu kesatuan tetapi 3 unsur yang berbeda.
 
Kenyataan ini justru didukung penuh oleh kitab Perjanjian Baru sendiri, bukti pertama bisa kita baca dalam Injil karangan Matius pasal 3 ayat 16 sampai 17 :
 
"Sesudah dibaptis, Jesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia (Jesus) melihat Roh Allah seperti burung merpati hinggap ke atasnya, lalu terdengarlah suara dari sorga (apakah sorga = langit? :-red) yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (Matius 3:16-17)
 
Pada ayat diatas secara langsung kita melihat keberadaan 3 oknum dari zat Tuhan yang berbeda secara bersamaan, yaitu satu dalam wujud manusia bernama Jesus dengan status Tuhan anak, satu berwujud seperti burung merpati (yaitu Tuhan Roh Kudus) dan satunya lagi Tuhan Bapa sendiri yang berseru dari sorga dilangit yang sangat tinggi.
 
Dengan berdasar bukti dari pemaparan Matius diatas, bagaimana bisa sampai dunia Kristen mempertahankan argumentasi paham Monotheisme didalam sistem ketuhanan mereka ?
 
Bukti lainnya yang menunjukkan perbedaan antara masing-masing zat Tuhan didalam dunia Kristen yang semakin membuktikan keterpisahan antara Tuhan yang satu dengan Tuhan yang lainnya dalam kemanunggalan mereka.
 
"Maka kata Jesus sekali lagi: Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus aku, demikian juga sekarang aku mengutus kamu !; dan sesudah berkata demikian, ia (Jesus) menghembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus" !." (Johanes 20:21-22)
 
Ayat Johanes diatas sebagaimana juga Matius pasal 3 ayat 16 dan 17, memaparkan mengenai keterbedaan zat Tuhan anak dan Tuhan Roh Kudus sehingga semakin jelas bahwa antara Tuhan Bapa, Tuhan anak dan Tuhan Roh Kudus tidak ada ikatan persatuan dan tidak dapat disebut Tuhan yang Esa, masing-masing Tuhan memiliki pribadinya sendiri, inilah sistem kepercayaan banyak Tuhan (Pluralisme ketuhanan) sebagaimana juga yang diyakini oleh orang-orang Yunani maupun Romawi tentang keragaman dewa-dewa mereka.
 
Konsep ini sama dengan konsep 3 makhluk bernama manusia, ada si Amir sebagai Bapa, ada si Jhoni sebagai anak dan adapula si Robin, ketiganya berbeda pribadi namun tetap memiliki kesatuan, yaitu satu dalam wujud, sama-sama manusia, tetapi apakah ketiganya sama ? Tentu saja tidak, mereka tetaplah 3 orang manusia.
 
Tuhan Bapa, Tuhan anak maupun Tuhan Roh Kudus adalah sama-sama Tuhan namun mereka tetap 3 sosok Tuhan yang berbeda, inilah sebenarnya konsep yang terkandung dalam paham Trinitas atau Tritunggal pada dunia Kristen.
 
Sebagai akhir dari Bab ini, maka kita kemukakan dua hal penting lain sebagai pengantar pemikiran kritis bagi orang-orang yang meyakini ide Trinitas dan mempercayai akan kemanunggalan Jesus dengan Allah.
 
Pertama, dunia Kristen Trinitas meyakini bahwa Jesus merupakan anak Tuhan sekaligus Tuhan itu sendiri yang lahir menjadi manusia untuk menerima penderitaan diatas kayu salib demi menebus kesalahan Adam yang telah membuat jarak yang jauh antara Tuhan dengan manusia.
 
Sekarang, bila memang demikian adanya, bisakah anda menyatakan bahwa pada waktu penyaliban terjadi atas diri Jesus maka pada saat yang sama Tuhan Bapa (Allah) telah ikut tersalibkan ?
 
Hal ini perlu diangkat sebagai acuan pemikiran yang benar, bahwa ketika Tuhan telah memutuskan diri-Nya untuk terlahir dalam bentuk manusia oleh perawan Mariah maka secara otomatis antara Jesus dengan Tuhan Bapa tidak berbeda, yang disebut Jesus hanyalah phisik manusiawinya saja tetapi isi dari ruhnya adalah Tuhan sehingga hal ini menjadikan diri Jesus disebut Tuhan anak.
 
Dalam keadaan apapun selama tubuh jasmani Jesus masih hidup dan melakukan aktivitas layaknya manusia biasa, pada waktu itu Ruh Tuhan pun tetap ada dalam badan jasmani tersebut dan tidak bisa dipisahkan, sebab jika Ruh Tuhan telah keluar dari badan kasarnya maka saat itu juga Jesus mengalami kematian, karena tubuh jasmani telah ditinggalkan oleh ruhnya.
 
Jadi logikanya, sewaktu tubuh jasmaniah Jesus disalibkan, maka zat Tuhan juga telah ikut tersalib, artinya secara lebih gamblang, Tuhan Bapa telah ikut disalib pada waktu bersamaan (sebab mereka satu kesatuan).
 
Pada waktu tubuh jasmani Jesus bercakap-cakap dengan para murid serta para sahabat lainnya maka pada waktu yang bersamaan sebenarnya Tuhan-lah yang melakukannya dibalik wadag tersebut.
 
Dan sekarang bila Jesus mengalami kejadian-kejadian tertentu seperti mengutuki pohon Ara karena rasa laparnya namun ia tidak menjumpai apa-apa disana selain daun (Matius 21:18-19) maka hal ini menyatakan ketidak tahuan dari diri Jesus mengenai segala sesuatu dan implikasinya bahwa Tuhan yang mengisi jiwa dari wadag manusia Jesus pun bukanlah Tuhan yang sebenarnya, sebab ia tidak bersifat maha mengetahui sedangkan pencipta alam semesta ini haruslah Tuhan yang mengenal ciptaan-Nya sekalipun itu dalam wujud makhluk paling kecil dan hitam yang tidak tampak secara kasat mata berjalan pada malam yang paling kelam sekalipun.
 
Dan pada waktu Jesus merasa sangat ketakutan sampai peluhnya membasahi sekujur tubuhnya bagaikan titik-titik darah yang berjatuhan ketanah (Lukas 22:44) maka pada saat yang sama kita menyaksikan Tuhan yang penuh kecacatan, betapa tidak, Tuhan justru frustasi dan kecewa sampai Dia mau mati (Matius 26:38) akibat ketakutan-Nya kepada serangan para makhluk ciptaan-Nya sendiri yang seharusnya justru menjadi lemah dan bukan ancaman menakutkan dimata Tuhan.
 
Dan didetik-detik tersebut kita dapati pada Matius pasal 26 ayat 36 sampai 39 Jesus telah memanjatkan doa yang ditujukan kepada Tuhan. Sungguh suatu kejanggalan yang sangat nyata sekali, betapa Tuhan telah menjadi makhluk dalam bentuk manusia dan Tuhan itu masih memerlukan bantuan dari pihak lain (dalam hal ini Tuhan itu butuh bantuan Tuhan juga), disinilah sebenarnya kita melihat kenyataan bahwa Jesus itu sendiri bukan Tuhan, dia hanyalah makhluk dan sebagai makhluk maka seluruh dirinya terlepas dari unsur-unsur ketuhanan, baik jasmani maupun rohaninya.
 
Karena itu dia pasti membutuhkan bantuan Tuhan yang sebenarnya, Tuhan yang Maha Tahu, Tuhan yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu dari ciptaan-Nya serta Tuhan yang Maha Gagah.
 
Silahkan anda sebagai penganut paham Trinitas memikirkan hal-hal ini secara lebih kritis lagi. Adapun sekarang hal kedua yang ingin saya kemukakan sebagai penutup Bab pertama ini adalah sehubungan kembali dengan dakwaan Trinitas akan kemanunggalan Jesus dengan Tuhan dan mereka itu dianggap sebagai satu kesatuan, sehingga Jesus disebut sebagai Tuhan itu sendiri (makanya dikenal sebagai Tuhan Jesus).
 
Dalam banyak kitab dan pasal pada Perjanjian Baru, kita sebut saja misalnya Matius 26:64, Kisah Para Rasul 7:55-56, Roma 8:34 dan sebagainya telah disebut bahwa Jesus sebagai Tuhan anak telah duduk disebelah kanan Tuhan Bapa, artinya mereka berdua (antara Tuhan Bapa dengan Tuhan anak)  merupakan dua Tuhan yang berbeda, tidakkah ini menyalahi sendiri konsep kemanunggalan Jesus pada Tuhan Bapa yang diklaim oleh pihak Trinitas sendiri ?
 
Bukankah semakin jelas kita melihat ada dua Tuhan dan bukan satu Tuhan, dan jika paham satu Tuhan disebut sebagai Tauhid atau Monotheisme maka sistem banyak Tuhan (lebih dari satu Tuhan) disebut sebagai Pluralisme Tuhan atau Polytheisme.
 
Semoga hal ini bisa membawa anda kepada pemikiran yang benar, logis serta penuh kedamaian kembali kepada ajaran yang bisa anda terima secara lurus... ISLAM.
 
 
Catatan : Posting ini boleh diteruskan kemana saja selama itu bermanfaat bagi kemaslahatan umat Islam dan pencerahan kepada semua orang yang membutuhkannya dengan tetap menyertakan sumber pengambilannya dengan lengkap agar siapapun yang ingin secara langsung mendiskusikan ataupun melakukan sanggahan-sanggahan dapat menghubungi penulis secara langsung dan tidak membuatnya bingung yang bisa jadi menghalangi semangat pembelajarannya terhadap kebenaran yang sudah sampai.
 
Copyright hanya ada pada ALLAH, sumber semua kebenaran


--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-
=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-
=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-
=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-
=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment