مابقي شيء يقرب منْ الْجَنَّة ويباعد منْ النَّار إلا وقد بين لكم
"Tidak tersisa suatu (amalan) pun yang dapat mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka, kecuali sudah dijelaskan semuanya kepada kalian." (HR. Thobroni dalam Al Mu'jamul Kabir 1647, dishohihkan oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi dalam Ilmu Ushulil Bida' hal. 19)
Apakah menurut mas Arman Ijtihad ini suatu hal baru yang tidak diajarkan yang berarti masuk bid'ah?
Lalu apa artinya hadts ini jika ijtihad adalah hal baru dalam agama? atau bagaimana
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa mengada-adakan hal baru dalam perkara kami ini (perkara agama) maka ia tertolak." (HR. Bukhori 2697, Muslim 1718)
2010/8/16 whe - en <whe.en9999@gmail.com>
[Arman] : Pertanyaannya sekarang parameter teguran semacam ini menggunakan apa dan pemahaman atau tafsiran kelompok mana, madzhab apa serta bagaimana cara mengajukan keberatannya ?
[whe~en]Kalau mas Arman mengikuti sidang Isbat yang dipimpin departemen Agama, wacana seperti ini sudah diajukan beberapa orang pada saat itu. Beliau beliau minta agar yang "ingin beda sendiri" itu diberi bimbingan.Ada yang puasanya mendahului ketetapan pemerintah, nantinyapun Lebarannya mendahului.Parameternya pasti Al Qur'an dan AsSunnah, bukan akal manusia. Tanpa madzhab apapun, karena madzhab acuannya tetap al Qur'an dan assunnah. kalau bertentangan madzhab tidak bisa bisa dipakai. Bukan kelompok manapun. Tafsirannya tentu saja tafsir yang diajarkan Rasulullah, bukan tafsiran akal manusia yang semaunya menafsirkan.
[Arman] : Ya saya mengikuti jalannya sidang itsbat waktu itu, kalau untuk kasus kelompok yang dimaksud saya sepakat karena memang tidak ada satupun parameter kebenaran yang bisa diambil dari "ijtihad" mereka dalam penentuan masuk/tidaknya bulan baru. Sejak kapan misalnya berpuasa dengan melihat pasang-surut air laut dan sebagainya. Semua koridor yang bisa diterima adalah melalui jalan Rukyah maupun Hisab yang keduanya memang dapat dibenarkan secara nash. Namun bila kita mengacu pada skala yang lebih lebar dari sebatas urusan hilal maka penunjukan satu lembaga fatwa semacam ini tidak akan bisa diwujudkan karena sama halnya dengan mengekang kebebasan berpendapat atau berijtihad didalam Islam yang karenanya sejak jaman kaum salaf justru tidak diajarkan. Olehnya maka kita bisa melihat beragam madzhab saat ini tumbuh. Bahkan menoleh langsung pada para pelaku utama sejarah Islam seperti Nabi Saw dan para sahabatnya sendiri maka tidak dijumpai adanya sebuah pemutlakan fatwa terhadap sebuah permasalahan umat. Makanya kita mengenal adanya fatwa Umar bin Khatab soal tanah hasil rampasan perang dan banyak lagi diluarnya.
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
http://wheen.blogsome.com/
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar" --
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment