Sumber : http://www.jpnn.com/read/2010/09/25/72994/
MEDAN -- Tindakan yang dilakukan Densus 88 terhadap Khairul Ghozali
bersama 4 orang jemaahnya saat shalat maghrib di Jalan Besar
Medan-Tanjung Balai Asahan, dinilai sebagai tindakan yang biadab tidak
berperikemanusiaan.
Pernyataan tersebut ditegaskan Adil Akhyar Al Medani, didampingi putri
kandung ustadz Ghozali, Rabbaniyah (17) kepada Sumut Pos (grup JPNN)
Jumat (24/9) di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan Jalan Hindu Medan.
''Biadab. Saat orang shalat dihabisi, seolah-olah negera ini bukan
Negara hukum.Dalam penyerangan biadab itu, dua orang jemaah itu tewas
di tempat akibat ditembaki Densus 88, sedangkan seorang lagi dapat
melarikan diri. Sementara itu abang saya, ustadz Ghozali itu terus
dianiaya diinjak-injak densus, namun abang saya itu tetap terus
sholatnya,'' tegas pemilik Pondok Pesantren Dkwah Daarul Syifaa.
Atas penyerangan yang tidak berprikemanusiaan itu, sambung Akhyar,
diharapkan agar presiden segera meninjau dan membubarkan Densus 88
karena telah melanggar dan bertindak diluar hukum.
''Saya minta agar presiden SBY agar memperhatikan konfrensi pers
ini.Jangan presiden hanya mendengarkan laporan sepihak dari Kapolri
BHD.Kami juga meminta pada komisi III DPR-RI, untuk segera mngusut
tuntsa kasus ini, dan segera meninjau kembali densus 88, karena sudah
tidak berprikemanusiaan,'' tegas Akhyar. Akhyar sendiri sudah
mengetahui keberadaan abang kandungnya tersebut, ustadz Ghozali yang
saat ini info yang dia terima berada di Mebes Polri.Sementara itu
langkah hukum yang akan ditempuh keluarga besar Ghozali yakni sudah
melamporkan kasus ini ke Amnesty Internasional.
''Saat ini kami sudah memberikan keterangan pada Amnesty
Internasional, laporan tersebut sudah diterjemahkan kedalam bahasa
Inggris, nah untuk keponakan saya yang masih berumur beberapa bulan
yang ditahan Polres Tanjung Balai, bersama ibunya Kartini Panggabean,
kami juga sudah melaporkan ke Komisi Perli Anak Indonesia,'' beber
pria berjubah putih ini.
Akhyar juga menceritakan selamatnya Kartini Panggabean istri dari
ustadz Ghozali, karena Cici (Kartini Panggabean red) berada di ruangan
lain. ''Namun usai penyerangan tersebut tidak berapa lama datang
Polres Tanjung Balai, ke kediaman abang saya seolah-olah tidak
mengetahui penyerangan tersebut.Saat itulah Kartini Panggabean bersama
anaknya yang masih berumur beberapa bulan diboyong ke Polres, dengan
alasan polisi untuk diminta keterangannya," terangnya.
Sementara itu salah seorang putrid ustadz Ghozali, yakni Rabbaniyah,
pelajar Kelas 2 SMA Kelas Muhammdiyah 18 Kampung Lalang yang turut
mendampingi pamannya Adil Akhyar Al Medani, di LBH Medan Jalan Hindu
Medan, berharap orangnya tuanya tersebut segera pulang kerumah untuk
berkumpul bersama keluarganya.
''Saya berhaharap buya (ayah) pulang secepatnya untuk berkumpul
bersama keluarga lagi.Saya yakin buya tidak bersalah untuk itu saya
hanya hanya bisa menyerahkan dan berdoa pada Allah SWT,'' beber gadis
manis berkerudung hijau ini. Walaupun, ayahnya dicap teroris oleh
Densus 88, namun Rabbaniyah tetap percaya pada orang tuanya dan tetap
bersemangat untuk bersekolah.
''Saya berharap kasus penganiayaan buya saya dilakukan Densus 88, saat
menjalankan ibadah shalat maghrib, dapat menjadi perhatian serius dari
bapak Presiden SBY, agar polisi-polisi itu segera ditindak tegas
sesuai hukum yang berlaku,''tegas Rabbaniyah.(rud)
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment