Palestina
Selasa, 28 Desember 2010, 10:15 WIB
http://static.republika.co.id/files/img/logo.png
http://static.republika.co.id/images/bukubuku_berbahasa_arab_ilustrasi_101228101452.jpg
Perpustakaan Nasional Israel Ternyata Menjarah Buku-buku Warga
Palestina
Buku-buku berbahasa Arab. Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM--Sineas asal Belanda, Benny Brunner, segera
meluncurkan film dokumenter terbarunya yang berkisah soal penjarahan
buku-buku milik cendekiawan Palestina oleh tentara Israel dalam Perang
Arab-Israel 1948.
Menurut Brunner, diperkirakan ada 30 ribu buku dan naskah dalam bahasa
Arab, termasuk yang langka dan mahal, yang dijarah tentara Israel.
Naskah-naskah itu lantas dijadikan koleksi Perpustakaan Nasional
Israel.
"Perpustakaan Nasional Israel "mengumpulkan" buku-buku ini dari
pelbagai perpustakaan pribadi orang Palestina yang kabur karena diusir
dari rumah mereka pada tahun 1948," kata Brunner, Selasa (27/12).
Menurut Brunner, karyawan Perpustakaan Nasional berkoordinasi dengan
tentara Israel. Mereka masuk rumah-rumah orang Palestina yang sudah
dikosongkan dengan paksa. Kadang-kadang, demikian Benny berlanjut,
buku-buku itu sudah dijarah ketika pertempuran masih belum reda.
Brunner saat ini dalam proses menghubungi para cendekiawan Palestina
pemilik buku-buku tersebut. Salah satu saksi mata yang sudah
dihubunginya adalah Nasser Eldin Al Nashashibi, seorang keturunan
cendekiawan Arab terkemuka di Yerusalem.
Ketika pecah perang tahun 1948, Nasser baru berusia 20 tahunan.
Katanya, "Buku-buku kami dicuri dari rumah ini. Orang-orang Yahudi
menjarahnya. Saya lihat dengan mata kepala sendiri."
Aziz Shehadah, seorang pengacara Arab-Israel dari Nazareth yang sempat
magang di Perpustakaan Nasional Israel mengakui penjarahan ini. Ketika
tahun 1960-an, Shehadah sempat melihat sejumlah buku langka berbahasa
Arab Kuno tentang Islam. "Semua orang juga tahu, buku-buku itu berasal
dari kota Arab, ada beberapa yang masih ada dalam karung."
Seorang sumber Brunner menambahkan, memang ada karyawan perpustakaan
yang bertugas menghapus nama pemilik orang Arab dari sebagian besar
buku yang ada. "Ini menjelaskan mengapa hanya 6.000 buku yang disebut
sebagai hak milik yang diabaikan, padahal pada dokumen asli tertera
sebanyak 30 ribu buku," katanya
Tuduhan penjarahan ini dibantah oleh Perpustakaan Nasional Israel.
Oren Weiberg, jurubicara Perpustakaan Nasional menyatakan bahwa
lembaganya hanya mengelola buku-buku atas nama Dinas Hak Milik Yang
Diabaikan di bawah Kementerian Keuangan Israel.
Pejabat Kementerian Keuangan Israel juga mengklaim buku-buku di
Perpustakaan Nasional Israel bukan buku jarahan. Namun mereka
mengatakan pada tahun 1948, mereka bekerja sama dengan Universitas
Haifa untuk mengumpulkan buku dari pihak ketiga. "Pemilik asli buku-
buku ini, demikian tertera dalam reaksi tertulis Kementerian Keuangan
Israel, tidaklah diketahui," demikian pernyataan Kementerian Keuangan.
Tidak hanya itu rupanya. Brunner bertemu dengan seorang warga Israel
yang pada tahun 1960-an pernah membeli buku bekas di Perpustakaan
Nasional Israel. Lucunya, buku bekas itu ternyata punya rekan si warga
Israel, yang kebetulan orang Palestina.
"Kalau ada buku-buku yang tidak menarik bagi perpustakaan, seperti
buku pelajaran sekolah, maka buku itu akan mereka jual. Bayangkan saja
menjual barang curian kepada pemilik barang yang dicuri itu!" kata si
warga Israel.
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment