hehehe, jadi malu saya :-)
ya sudah, kalau saya salah tolong dibetulkan ya mba ayu, mas nandang juga,
karena saya bener bener ga ngerti yang dimaksud yang mana, setahu saya, umat Nabi Muhammad akan terpecah menjadi 73 golongan, makanya muslim yang dimaksud yang mana.
Soalnya 73 itu apa saja saya juga ngerti, makanya sering saya itu pengin belajar aliran2, ya syiah, ya sunni, ya salafi, ya wahabi, dll, tapi banyak ditentang kalau lagi banyak bertanya hehehhehe
ini dalilnya mba ayu puspita, silahkan ditambah, dikoreksi, dicounter:
JUMLAH HADITS TENTANG TERPECAHNYA UMMAT ISLAM
Apabila kita kumpulkan hadits-hadits tentang terpecahnya ummat menjadi 73
(tujuh puluh tiga) golongan dan satu golongan yang masuk Surga, lebih kurang
ada lima belas hadits yang diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh Imam Ahli
Hadits dari 14 (empat belas) orang Shahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam. Yaitu:
1. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu.
2. Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhu.
3. 'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiyallahu 'anhuma.
4. 'Auf bin Malik radhiyallahu 'anhu.
5. Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu 'anhu.
6. 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu.
7. Jabir bin 'Abdillah radhiyallahu 'anhuma.
8. Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu.
9. Abu Darda' radhiyallahu 'anhu.
10 Watsilah bin Asqa' radhiyallahu 'anhu.
11. 'Amr bin 'Auf al-Muzani radhiyallahu 'anhu.
12. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu.
13. Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu.
14. Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu.
Sebagian dari hadits-hadits tersebut adalah sebagai berikut:
HADITS PERTAMA:
Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh
puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum
Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua
(72) golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73)
golongan.
Keterangan:
Hadits ini diriwayatkan oleh:
1. Abu Dawud, Kitab as-Sunnah, I-Bab Syarhus Sunnah no. 4596, dan lafazh
hadits di atas adalah lafazh Abu Dawud.
2. At-Tirmidzi, Kitabul Iman, 18-Bab Maa Jaa-a fiftiraaqi Haadzihil Ummah,
no. 2778 dan ia berkata: "Hadits ini hasan shahih." (Lihat kitab Tuhfatul
Ahwadzi VII/397-398.)
3. Ibnu Majah, 36-Kitabul Fitan, 17-Bab Iftiraaqil Umam, no. 3991.
4. Imam Ahmad, dalam kitab Musnad II/332, tanpa me-nyebutkan kata "Nashara."
5. Al-Hakim, dalam kitabnya al-Mustadrak, Kitabul Iman I/6, dan ia berkata:
"Hadits ini banyak sanadnya, dan berbicara tentang masalah pokok agama."
6. Ibnu Hibban, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Mawaariduzh Zhamaan,
31-Kitabul Fitan, 4-Bab Iftiraqil Ummah, hal. 454, no. 1834.
7. Abu Ya'la al-Maushiliy, dalam kitabnya al-Musnad: Musnad Abu Hurairah,
no. 5884 (cet. Daarul Kutub Ilmiyyah, Beirut).
8. Ibnu Abi 'Ashim, dalam kitabnya as-Sunnah, 19-Bab Fii ma Akhbara bihin
Nabiyyu -Shallallaahu 'alaihi wa sallam- anna Ummatahu Sataftariqu, I/33,
no. 66.
9. Ibnu Baththah, dalam kitab Ibanatul Kubra: Bab Dzikri Iftiraaqil Umam fii
Diiniha, wa 'ala kam Taftariqul Ummah? I/374-375 no. 273 tahqiq Ridha Na'san
Mu'thi.
10. Al-Ajurri, dalam kitab asy-Syari'ah: Bab Dzikri Iftiraqil Umam fii
Diinihi, I/306 no. 22, tahqiq Dr. 'Abdullah bin 'Umar bin Sulaiman
ad-Damiiji.
Perawi Hadits:
a. Muhammad bin 'Amr bin 'Alqamah bin Waqqash al-Allaitsiy.
. Imam Abu Hatim berkata: "Ia baik haditsnya, ditulis haditsnya dan dia
adalah seorang Syaikh (guru)."
. Imam an-Nasa-i berkata: "Ia tidak apa-apa (yakni boleh dipakai), dan ia
pernah berkata bahwa Muhammad bin 'Amir adalah seorang perawi yang tsiqah."
. Imam adz-Dzahabi berkata: "Ia adalah seorang Syaikh yang terkenal dan
hasan haditsnya."
. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqalani berkata: "Ia se-orang perawi yang benar,
hanya padanya ada beberapa kesalahan."
(Lihat al-Jarhu wat Ta'dilu VIII/30-31, Mizaanul I'tidal III/ 673 no. 8015,
Tahdzibut Tahdzib IX/333-334, Taqribut Tahdzib II/119 no. 6208.)
b. Abu Salamah, yakni 'Abdurrahman bin 'Auf: Beliau adalah seorang perawi
yang tsiqah, Abu Zur'ah ber-kata: "Ia seorang perawi yang tsiqah."
(Lihat Tahdzibut Tahdzib XII/115, Taqribut Tahdzib II/409 no. 8177.)
Derajat Hadits
Hadits di atas derajatnya hasan, karena terdapat Muhammad bin 'Amr, akan
tetapi hadits ini menjadi shahih karena banyak syawahidnya.
Imam at-Tirmidzi berkata: "Hadits ini hasan shahih."
Imam al-Hakim berkata: "Hadits ini shahih menurut syarat Muslim dan keduanya
(yakni al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya." Dan al-Hafizh
adz-Dzahabi pun menyetujuinya. (Lihat al-Mustadrak Imam al-Hakim: Kitaabul
'Ilmi I/128.)
Ibnu Hibban dan Imam asy-Syathibi telah menshahihkan hadits di atas dalam
kitab al-I'tisham (II/189).
Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany juga telah menshahihkan hadits di atas
dalam kitab Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah no. 203 dan kitab Shahih
at-Tirmidzi no. 2128.
HADITS KEDUA:
Hadits Mu'awiyah bin Abi Sufyan :
Dari Abu 'Amir al-Hauzaniy 'Abdillah bin Luhai, dari Mu'awiyah bin Abi
Sufyan, bahwasanya ia (Mu'awiyah) pernah berdiri di hadapan kami, lalu ia
berkata: "Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau bersabda, "Ketahuilah
sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani)
terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan dan sesungguhnya ummat ini
akan berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang
tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga,
yaitu "al-Jama'ah."
Keterangan:
Hadits ini diriwayatkan oleh:
1. Abu Dawud, Kitabus Sunnah Bab Syarhus Sunnah no. 4597, dan lafazh hadits
di atas adalah dari lafazh-nya.
2. Ad-Darimi, dalam kitab Sunan-nya (II/241) Bab fii Iftiraqi Hadzihil
Ummah.
3. Imam Ahmad, dalam Musnad-nya (IV/102).
4. Al-Hakim, dalam kitab al-Mustadrak (I/128).
5. Al-Ajurri, dalam kitab asy-Syari'ah (I/314-315 no. 29).
6. Ibnu Abi 'Ashim, dalam Kitabus Sunnah, (I/7) no. 1-2.
7. Ibnu Baththah, dalam kitab al-Ibaanah 'an Syari'atil Firqah an-Najiyah
(I/371) no. 268, tahqiq Ridha Na'san Mu'thi, cet.II Darur Rayah 1415 H.
8. Al-Lalikaa-iy, dalam kitab Syarah Ushul I'tiqad Ahlus Sunah wal Jama'ah
(I/113-114) no. 150, tahqiq Dr. Ahmad bin Sa'id bin Hamdan al-Ghaamidi, cet.
Daar Thay-yibah th. 1418 H.
9. Al-Ashbahani, dalam kitab al-Hujjah fii Bayanil Mahajjah pasal Fii
Dzikril Ahwa' al-Madzmumah al-Qismul Awwal I/107 no. 16.
Semua Ahli Hadits di atas telah meriwayatkan dari jalan:
Shafwan bin 'Amr, ia berkata: "Telah menceritakan kepadaku Azhar bin
'Abdillah al-Hauzani dari Abu 'Amr 'Abdullah bin Luhai dari Mu'awiyah."
Perawi Hadits
a. Shafwan bin 'Amr bin Haram as-Saksaki, ia telah di-katakan tsiqah oleh
Imam al-'Ijliy, Abu Hatim, an-Nasa-i, Ibnu Sa'ad, Ibnul Mubarak dan
lain-lain.
b. Azhar bin 'Abdillah al-Harazi, ia telah dikatakan tsiqah oleh al-'Ijliy
dan Ibnu Hibban. Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata: "Ia adalah seorang Tabi'in
dan haditsnya hasan." Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: "Ia shaduq (orang yang
benar) dan ia dibicarakan tentang Nashb." (Lihat Mizaanul I'tidal I/173,
Taqribut Tahdzib I/75 no. 308, ats-Tsiqat hal. 59 karya Imam al-'Ijly dan
kitab ats-Tsiqat IV/38 karya Ibnu Hibban.)
c. Abu Amir al-Hauzani ialah Abu 'Amir 'Abdullah bin Luhai.
. Imam Abu Zur'ah dan ad-Daruquthni berkata: "Ia tidak apa-apa (yakni boleh
dipakai)."
. Imam al-'Ijliy dan Ibnu Hibban berkata: "Dia orang yang tsiqah."
. Al-Hafizh adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar al-'Asqalani berkata: "Ia adalah
seorang perawi yang tsiqah." (Lihat al-Jarhu wat Ta'dilu V/145, Tahdzibut
Tahdzib V/327, Taqribut Tahdzib I/444 dan kitab al-Kasyif II/109.)
Derajat Hadits
Derajat hadits di atas adalah hasan, karena ada seorang perawi yang bernama
Azhar bin 'Abdillah, akan tetapi hadits ini naik menjadi shahih dengan
syawahidnya.
Al-Hakim berkata: "Sanad-sanad hadits (yang banyak) ini, harus dijadikan
hujjah untuk menshahihkan hadits ini. dan al-Hafizh adz-Dzahabi pun
menyetujuinya." (Lihat al-Mustadrak I/128.)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: "Hadits ini shahih masyhur."
(Lihat kitab Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah I/405 karya Imam Muhammad
Nashiruddin al-Albany, cet. Maktabah al-Ma'arif.)
HADITS KETIGA:
Hadits 'Auf bin Malik:
Dari 'Auf bin Malik, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, 'Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, satu
(golongan) masuk Surga dan yang 70 (tujuh puluh) di Neraka. Dan Nasrani
terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang 71 (tujuh puluh satu)
golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad
berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 (tujuh
puluh tiga) golongan, yang satu di Surga, dan yang 72 (tujuh puluh dua)
golongan di Neraka,' Ditanyakan kepada beliau, 'Siapakah mereka (satu
golongan yang masuk Surga itu) wahai Rasulullah?' Beliau menjawab,
'Al-Jama'ah.'
Keterangan
Hadits ini telah diriwayatkan oleh:
1. Ibnu Majah, dalam kitab Sunan-nya Kitabul Fitan bab Iftiraaqil Umam no.
3992.
2. Ibnu Abi 'Ashim, dalam kitab as-Sunnah I/32 no. 63.
3. Al-Lalikaa-i, dalam kitab Syarah Ushul I'tiqaad Ahlis Sunah wal Jama'ah
I/113 no. 149.
Semuanya telah meriwayatkan dari jalan 'Amr, telah menceritakan kepada kami
'Abbad bin Yusuf, telah menceritakan kepadaku Shafwan bin 'Amr dari Rasyid
bin Sa'ad dari 'Auf bin Malik.
Perawi Hadits:
a. 'Amr bin 'Utsman bin Sa'ad bin Katsir bin Dinar al-Himshi.
An-Nasa-i dan Ibnu Hibban berkata: "Ia merupakan seorang perawi yang
tsiqah."
b. 'Abbad bin Yusuf al-Kindi al-Himsi.
Ia dinyatakan tsiqah oleh Ibnu Hibban. Ibnu 'Adiy berkata: "Ia meriwayatkan
dari Shafwan dan lainnya hadits-hadits yang ia menyendiri dalam
meriwayatkannya."
Ibnu Hajar berkata: "Ia maqbul (yakni bisa diterima haditsnya bila ada
mutabi'nya)."
(Lihat Mizaanul I'tidal II/380, Tahdzibut Tahdzib V/96-97, Taqribut Tahdzib
I/470 no. 3165.)
c. Shafwan bin 'Amr: "Tsiqah." (Taqribut Tahdzib I/439 no. 2949.)
d. Raasyid bin Sa'ad: "Tsiqah." (Tahdzibut Tahdzib III/195, Taqribut Tahdzib
I/289 no. 1859.)
Derajat Hadits
Derajat hadits ini hasan, karena ada 'Abbad bin Yusuf, tetapi hadits ini
menjadi shahih dengan beberapa syawahidnya.
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani mengatakan hadits ini shahih dalam
Shahih Ibnu Majah II/364 no. 3226 cetakan Maktabut Tarbiyatul 'Arabiy li
Duwalil Khalij cet. III thn. 1408 H, dan Silisilah al-Ahaadits ash-Shahihah
no. 1492.
HADITS KEEMPAT:
Hadits tentang terpecahnya ummat menjadi 73 golongan diriwayatkan juga oleh
Anas bin Malik dengan mempunyai 8 (delapan) jalan (sanad) di antaranya dari
jalan Qatadah diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 3993:
Lafazh-nya adalah sebagai berikut:
Dari Anas bin Malik, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, 'Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu)
golongan, dan sesungguhnya ummatku akan terpecah menjadi 72 (tujuh puluh
dua) golongan, yang semuanya berada di Neraka, kecuali satu golongan, yakni
"al-Jama'ah."
Imam al-Bushiriy berkata, "Sanadnya shahih dan para perawinya tsiqah.[1]
Hadits ini dishahih-kan oleh Imam al-Albany dalam shahih Ibnu Majah no.
3227.
(Lihat tujuh sanad lainnya yang terdapat dalam Silsilatul Ahaadits
ash-Shahiihah I/360-361)
HADITS KELIMA:
Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dalam Kitabul Iman, bab Maa Jaa-a Fiftiraaqi
Haadzihil Ummah no. 2641 dari Shahabat 'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash dan
Imam al-Laalika-i juga meriwayatkan dalam kitabnya Syarah Ushuli I'tiqad
Ahlis Sunnah wal Jama'ah (I/111-112 no. 147) dari Shahabat dan dari jalan
yang sama, dengan ada tambahan pertanyaan, yaitu: "Siapakah golongan yang
selamat itu?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
"Ialah golongan yang mengikuti jejakku dan jejak para Shahabatku."
Lafazh-nya secara lengkap adalah sebagai berikut:
Dari 'Abdullah bin 'Amr, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, 'Sungguh akan terjadi pada ummatku, apa yang telah terjadi
pada ummat bani Israil sedikit demi sedikit, sehingga jika ada di antara
mereka (Bani Israil) yang menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka
niscaya akan ada pada ummatku yang mengerjakan itu. Dan sesungguhnya bani
Israil berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya di Neraka kecuali
satu millah saja dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga millah,
yang semuanya di Neraka kecuali satu millah.' (para Shahabat) bertanya,
'Siapa mereka wahai Rasulullah?' Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab, 'Apa yang aku dan para Shahabatku berada di atasnya.'"
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2641, dan ia berkata: "Ini merupakan
hadits penjelas yang gharib, kami tidak mengetahuinya seperti ini, kecuali
dari jalan ini.")
Perawi Hadits
Dalam sanad hadits ini ada seorang perawi yang lemah, yaitu 'Abdur Rahman
bin Ziyad bin An'um al-Ifriqiy. Ia dilemahkan oleh Yahya bin Ma'in, Imam
Ahmad, an-Nasa-i dan selain mereka. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata: "Ia
lemah hafalannya."
(Tahdzibut Tahdzib VI/157-160, Taqribut Tahdzib I/569 no. 3876.)
Derajat Hadits
Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan, karena banyak
syawahid-nya. Bukan beliau menguatkan perawi di atas, karena dalam bab Adzan
beliau melemahkan perawi ini.
(Lihat Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah no. 1348 dan kitab Shahih Tirmidzi
no. 2129.)
KESIMPULAN
Kedudukan hadits-hadits di atas setelah diadakan penelitian oleh para Ahli
Hadits, maka mereka berkesimpulan bahwa hadits-hadits tentang terpecahnya
ummat ini menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, 72 (tujuh puluh dua)
golongan masuk Neraka dan satu golongan masuk Surga adalah hadits yang
shahih, yang memang sah datangnya dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Dan tidak boleh seorang pun meragukan tentang keshahihan
hadits-hadits tersebut, kecuali kalau ia dapat membuktikan berdasarkan ilmu
hadits tentang kelemahannya.
Hadits-hadits tentang terpecahnya ummat Islam menjadi tujuh puluh tiga
golongan adalah hadits yang shahih sanad dan matannya. Dan yang menyatakan
hadits ini shahih adalah pakar-pakar hadits yang memang sudah ahli di
bidangnya. Kemudian menurut kenyataan yang ada bahwa ummat Islam ini
berpecah belah, berfirqah-firqah (bergolongan-golongan), dan setiap golongan
bang-ga dengan golongannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang ummat Islam berpecah belah seperti kaum
musyrikin:
"Artinya : Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
yaitu orang-orang yang memecah belah agama me-reka dan mereka menjadi
beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
golongan mereka." [Ar-Rum: 31-32]
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan jalan keluar, jalan selamat
dunia dan akhirat. Yaitu berpegang kepada Sunnah Rasulullah Shalallahu
'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya.
ALASAN MEREKA YANG MELEMAHKAN HADITS INI SERTA BANTAHANNYA
Ada sebagian orang melemahkan hadits-hadits tersebut karena melihat jumlah
yang berbeda-beda dalam penyebutan jumlah bilangan firqah (kelompok) yang
binasa tersebut, yakni di satu hadits disebutkan sebanyak 70 (tujuh puluh)
firqah, di hadits yang lainnya disebutkan sebanyak 71 (tujuh puluh satu)
firqah, di hadits yang lainnya lagi disebutkan sebanyak 72 (tujuh puluh dua)
firqah, dan hanya satu firqah yang masuk Surga.
Oleh karena itu saya akan terangkan tahqiqnya, berapa jumlah firqah yang
binasa itu?
Pertama, di dalam hadits 'Auf bin Malik dari jalan Nu'aim bin Hammad yang
diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam kitab Musnad-nya (I/98) no. 172, dan Hakim
(IV/ 430) disebut tujuh puluh (70) firqah lebih, dengan tidak menentukan
jumlahnya yang pasti.
Akan tetapi, sanad hadits ini dha'if (lemah), karena di dalam sanadnya ada
seorang perawi yang bernama Nu'aim bin Hammad al-Khuzaa'i.
Ibnu Hajar berkata, "Ia banyak salahnya."
An-Nasa-i berkata, "Ia orang yang lemah."
(Lihat Mizaanul I'tidal IV/267-270, Taqribut Tahdzib II/250 no. 7192 dan
Silsilatul Ahaadits adh-Dha'ifah wal Maudhuu'ah I/148, 402 oleh Syaikh
Muhammad Nashiruddin al-Albani.)
Kedua, di hadits Sa'ad bin Abi Waqqash dari jalan Musa bin 'Ubaidah
ar-Rabazi yang diriwayatkan oleh al-Ajurri dalam kitab asy-Sya'riah,
al-Bazzar dalam kitab Musnad-nya sebagaimana yang telah disebutkan oleh
al-Hafizh al-Haitsami dalam kitab Kasyful Atsaar 'an Zawaa-idil Bazzar no.
284. Dan Ibnu Baththah dalam kitab Ibanatil Kubra nomor 263, 267. Disebutkan
dengan bilangan tujuh puluh satu (71) firqah, sebagaimana Bani Israil.
Akan tetapi sanad hadits ini juga dha'if, karena di dalamnya ada seorang
perawi yang bernama Musa bin 'Ubaidah, ia adalah seorang perawi yang dha'if.
(Lihat Taqribut Tahdzib II/226 no. 7015.)
Ketiga, di hadits 'Amr bin 'Auf dari jalan Katsir bin 'Abdillah, dan dari
Anas dari jalan Walid bin Muslim yang diriwayatkan oleh Hakim (I/129) dan
Imam Ahmad di dalam Musnad-nya, disebutkan bilangan tujuh puluh dua (72)
firqah.
Akan tetapi sanad hadits ini pun dha'ifun jiddan (sangat lemah), karena di
dalam sanadnya ada dua orang perawi di atas.
(Taqribut Tahdzib II/39 no. 5643, Mizaanul I'tidal IV/347-348 dan Taqribut
Tahdzib II/289 no. 7483.)
Keempat, dalam hadits Abu Hurairah, Mu'awiyah, 'Auf bin Malik, 'Abdullah bin
'Amr bin 'Ash, Ali bin Abi Thalib dan sebagian dari jalan Anas bin Malik
yang diriwayatkan oleh para imam Ahli Hadits disebut sebanyak tujuh puluh
tiga (73) firqah, yaitu yang tujuh puluh dua (72) firqah masuk Neraka dan
satu (1) firqah masuk Surga.
Dan derajat hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana telah dijelaskan di
atas.
TARJIH
Setelah kita melewati pembahasan di atas, maka dapatlah kita simpulkan bahwa
yang lebih kuat adalah yang menyebutkan dengan 73 (tujuh puluh tiga)
golongan.
Kesimpulan tersebut disebabkan karena hadits-hadits yang menerangkan tentang
terpecahnya ummat menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan adalah lebih banyak
sanadnya dan lebih kuat dibanding hadits-hadits yang menyebut 70 (tujuh
puluh), 71 (tujuh puluh satu), atau 72 (tujuh puluh dua).
MAKNA HADITS
Sebagian orang menolak hadits-hadits yang shahih karena mereka lebih
mendahulukan akal daripada wahyu, padahal yang benar adalah wahyu yang
berupa nash al-Qur'an dan Sunnah yang sah lebih tinggi dan jauh lebih utama
dibanding dengan akal manusia. Wahyu adalah ma'shum sedangkan akal manusia
tidak ma'shum. Wahyu bersifat tetap dan terpelihara sedangkan akal manusia
berubah-ubah. Dan manusia mempunyai sifat-sifat kekurangan, di antaranya:
Manusia ini adalah lemah, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
"Artinya : Dan diciptakan dalam keadaan lemah." [An-Nisaa': 28]
Dan manusia itu juga jahil (bodoh), zhalim dan sedikit ilmunya, Allah
Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
"Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesung-guhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh." [Al-Ahzaab: 72]
Serta seringkali berkeluh kesah, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
"Artinya ; Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah lagi
kikir." [Al-Ma'aarij : 19]
Sedangkan wahyu tidak ada kebathilan di dalamnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala
telah berfirman:
"Yang tidak datang kepadanya (al-Qur'an) kebathilan baik dari depan maupun
dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Mahabijaksana lagi
Mahaterpuji." [Al-Fushshilat : 42]
Adapun masalah makna hadits yang masih musykil (sulit difahami), maka
janganlah dengan alasan tersebut kita terburu-buru untuk menolak
hadits-hadits yang sahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena
betapa banyaknya hadits-hadits sah yang belum dapat kita fahami makna dan
maksudnya.
Permasalahan yang harus diperhatikan adalah bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui daripada kita. Al-Qur'an dan as-Sunnah yang shahih tidak akan
mungkin bertentangan dengan akal manusia selama-lamanya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan bahwa ummatnya akan
mengalami perpecahan dan perselisihan dan akan menjadi 73 (tujuh puluh tiga)
firqah, semuanya ini telah terbukti.
Dan yang terpenting bagi kita sekarang ini ialah berusaha mengetahui tentang
kelompok-kelompok yang binasa dan golongan yang selamat serta ciri-ciri
mereka berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah yang sah dan penjelasan para
Shahabat dan para ulama Salaf, agar kita termasuk ke dalam "Golongan yang
selamat" dan menjauhkan diri dari kelompok-kelompok sesat yang kian hari
kian berkembang.
Golongan yang selamat hanya satu, dan jalan selamat menuju kepada Allah
hanya satu, Allah Subahanahu wa ta'ala berfirman:
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepada-mu agar kamu bertaqwa." [Al-An'am: 153]
Jalan yang selamat adalah jalan yang telah ditempuh oleh Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Sha-habatnya.
Bila ummat Islam ingin selamat dunia dan akhirat, maka mereka wajib
mengikuti jalan yang telah ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam dan para Shahabatnya.
Mudah-mudahan Allah membimbing kita ke jalan selamat dan memberikan hidayah
taufiq untuk mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan
para Shahabatnya.
Wallahu a'lam bish shawab.
[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas,
Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]
__________
Foote Note
1] Lihat kitab Mishbahuz Zujajah (IV/180). Secara lengkap perkataannya
adalah sebagai berikut: Ini merupakan sanad (hadits) yang shahih, para
perawinya tsiqah, dan telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad juga dalam
Musnad-nya dari hadits Anas pula, begitu juga diriwayatkan oleh Abu Ya'la
al-Maushiliy.
http://www.mail-archive.com/assunnah@yahoogroups.com/msg18732.html
whe~en
2010/12/17
<ayupuspita2006@yahoo.com> Wah,pernyataan mba when bikin saya yang awam ini jd bingung...emang muslim ada banyak macamnya ya?berarti islam jg ada banyak ya?klo boleh tahu apa dalilnya shg mba when berani mnyatakan spt itu?
Klo kata QS 2:1-20,kelompok manusia cuma ada 3: mukmin,munafik,kafir. Apakah berbagai macam muslim yg disebutkan mba when itu masuk katehgori mukmin semua atau bagaimana?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Date: Fri, 17 Dec 2010 11:20:50 +0700
Subject: Re: [Milis_Iqra] Wikileaks : Cina Ingin Membuat Muslim Indonesia Sekuler
(mas nandang)
jadi ada argumen tidak bahwa pemimpin kita sangat berpihak kepada muslim?
(whe~en)
saya tidak bisa menjawab sebelum pertanyaannya jelas mas Nandang :-)
Muslim yang mana yang mas Nandang maksud? karena banyak muslim di indonesia
1. Ada yang moderat
2. Ada yang sekuler
3. Ada yang seperti ibu Musdah M
4. Ada yang seperti Abu Bakar ba'asyir
5. Ada yang seperti Abu Tholut
6. Ada yang seperti pak SBY
7. Ada yang seperti mas Nandang
8. Ada yang seperti mas Tarno
9. ada yang seperti saya
10. Ada yang seperti FPI
11. Ada yang seperti HT
12. Ada yang seperti salafi
13. Ada yang kejawen
14. dan masih banyak lagi
Dan muslim yang mana itu cara pandangnya berbeda beda, jadi jawabannya tergantung dari "muslim" yang mas nandang maksud menurut saya
2010/12/17 Nandang Sudrajat
<aendangzr@yahoo.co.id> hiks...hiks...hiks rjadi disini. Demikian salam selalu senyum ....tring gigi nya kelihatan..heeeee Sent from BlackBerry® on 3
|
--
~~~~~
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/ "Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 :
http://groups.google.com/group/Milis_Iqra Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment