Sunday, January 16, 2011

[Milis_Iqra] Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri cina

Refleksi:

Adakah dari Miliser yang tahu Kapan Negeri Cina itu berdiri?


Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri cina

Ananto
Wed, 18 Jun 2008 18:20:25 -0700


Tanya:

Apa yang dimaksud oleh Hadis Nabi Saw. yang artinya: "Carilah ilmu
walaupun
sampai ke negeri cina?"
-

Jawab:

Berkenaan dengan hadis tersebut, akan diterangkan terlebih dahulu
beberapa
hal berikut ini:

Hadis itu diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi, Imam Ibnu 'Adi, Imam
'Uqaili, dan Imam Ibnu Abdil Barr, dari Anas bin Malik r.a. Hadis itu
menurut penilaian Imam Ibnul Jauzi adalah hadis maudhu'*(kitab Al-Asna:
42). Namun menurut penilaian Al-Hafizh Imam Al-Baihaqi, hadis itu
matannya telah masyhur, hanya saja sanad-sanadnya *dha'if* (kitabAl-
Mughni 'an Hamlil Asfar, I:9). Sedangkan menurut penilaian Syekh ALi
Al-'Azizi, karena hadis tersebut banyak *thariq* (jalan)-nya, maka
yang tadinya *dha'if* naik derajatnya menjadi *hasan lighairih* (kitab
As-Sirajul Munir,I:231)

Sejauh penelitian kami, hadis tersebut antara lain terdapat dalam
kitab-kitab dibawah ini:

- *Ad-Duradul Muntatsirah fil Ahaditsil Musytahirah*, Al-Hafizh
Imam
Jalaluddin As-Suyuthi, halaman 76.
- *Asnal Mathalib fi Ahaditsi Mukhtalifatil Maratib*, Syekh Al-Hut
Al-Bairuti, halaman 42.
- *Al-Jami'ush Shaghir fi Ahaditsil Basyirin Nadzir*, Al-Hafizh
Imam
Jalaluddin As-Suyuthi, Juz I, halaman 40.
- *As-Sirajul Munir*, karya Syekh Ali Al-'Azizi, Juz I, halaman
231.
- *Ihya Ulumuddin*, Imam Al-Ghazali, Juz I, halaman 9.
- *Al-Mughni 'an Hamlil Asfar fil Takhriji Ma fil Ihya Minal
Akhbar*,
Al-Hafizh Imam Zainuddin Al-'Iraqi, Juz I, halaman 9.
- *Mukhtarul Ahaditsin Nabawiyah*, Sayid Ahmad Al-Hasyimi, halaman
23.
- *Faidhul Qadir*, Imam Abdurrauf Al-Manawi, Juz I, halaman 542.
- *Jami'u Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi*, Ibnu Abdil Barr, Juz I,
halaman 9.
- Kasyful Khafa wa Muzilul Ilbas, Imam Al-'Ajaluni, Juz I, halaman
154.

Belum ada kesepakatan pendapat di kalangan ulama dalam memahami maksud
hadis
tersebut, sehingga dalam memberikan interpretasi (penafsiran)nya
terdapat
dua versi. Ada yang mengartikannya secara majazi (kiasan) yaitu,
"Carilah
ilmu walaupun berada di tempat yang amat jauh dan mendapatkan banyak
kendala
dan rintangan dalam mencarinya." Di antara ulama yang memiliki
pemahaman
demikian ialah Syaikhul Islam Muhammad bin Salim Al-Hifni (wafat 1081
H).
Ketika memberikan interpretasi terhadap hadis tersebut beliau berkata
sebagai berikut:

*"Maksud sabda Nabi Saw. 'Walaupun ke negeri Cina' itu adalah kata-
kata
kiasan sebagai dorongan agar mau mencarinya walaupun mendapat
kerepotan."*(Kitab Hasyiyah As-Sirajul Munir, Juz I, halaman 231)

Imam Ali Al-'Azizi memberikan contoh sebagai dampak positif dari hadis
tersebut, sebagai berikut:

*"Karena adanya dorongan hadis ini Jabir bin Abdullah merantau dari
Madinah
ke Mesir, padahal hanya untuk mencari satu buah hadis."* (Kitab As-
Sirajul
Munir, Juz I, halaman 321)

Namun banyak ulama yang memberikan interpretasi terhadap hadis
tersebut
secara hakiki. Maksud hadis itu menurut mereka, janganlah hanya
mempelajari
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan urusan agama atau ibadah
saja,
tetapi juga mencari dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan lainnya,
misalnya ilmu-ilmu kedokteran, farmasi, matematika, kimia, biologi,
sosiologi, teknik, astronomi, arsitektur, dan lain-lain. Kalau
pengertiannya
hanya menyangkut ilmu yang berkaitan dengan ilmu keagamaan atau soal
ibadah,
niscaya Nabi Saw. tidaklah memerintahkan umatnya supaya menuntut ilmu
walaupun sampai ke negeri Cina (Tiongkok), sebab keadaan penduduk
negeri
Cina pada masa itu umumnya masih menyembah berhala atau arca sehingga
tidak
mungkin dijadikan sebagai tempat atau sumber ilmu pengetahuan agama.

Diantara ulama yang berpendapat demikian ialah Al-Amier Syakieb
Arsalan,
seorang mujahid ulung dari Mesir. Pendapatnya itu ditulis dalam kitab
karangannya yang berjudul *Limadza Taakhkharal Muslimuna Wa Limadza
Taqaddama Ghairuhum*? Kitab itu diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia oleh
H. Moenawar Chalil dengan judul *Mengapa Kaum Muslimin Mundur dan Kaum
Selain Mereka Maju?*

Pendapat Al-Amier Syakieb Arsalan itu dapat pula dibaca pada kitabnya
halaman 204; diperkuat dan dipertegas oleh sahabatnya, Sayid Muhammad
Rasyid
Ridha, pengarang Tafsir *Al Manar*.

Kami sendiri lebih condong kepada pendapar ulama yang memberikan
interpretasi terhadap hadis tersebut secara hakiki.

Pada masa Nabi Saw. masih hidup (570-632 M) agama Islam belum
berkembang,
bahkan belum diperkenalkan di negeri Cina (Tiongkok). Hal ini
diungkapkan
oleh seorang negarawan dan cendikiawan muslim Tionghoa yang bernama H.
Ibrahim Tien Ying Ma dalam bukunya yang berjudul *Muslims in
China*diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Joesoef Sou'yb
dengan judul
*Perkembangan Islam di Tiongkok*.

Dalam buku tersebut (halaman 24-25) dijelaskan bahwa pertama kali
Islam
diperkenalkan di negeri Cina (Tiongkok) sekitar tahun 30 H, atau 651
M, pada
masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M).
Beliau
mengirimkan delegasi yang dipimpin oleh mantan panglima besar, sahabat
Sa'd
bin Abi Waqqash, yang pernah menaklukkan imperium Parsi pada tahun 641
M.

Ketika Nabi Muhammad Saw. (570-632 M) bersabda: *"Uthlubul 'Ilma Walau
bish
Shin"* (Carilah ilmu walaupun ke negeri Cina), negeri Cina berada di
bawah
Dinasti Tang yang dipimpin oleh Li Shih Min yang bergelar "*Kaisar Tai
Tsung
*" (627-649 M); pada masa itu di Cina sedang pesat-pesatnya
perkembangan
kebudayaan, kesusasteraan, dan kesenian. (Dikutip dari uraian H.
Ibrahim
Tien Ying Ma, orang yang telah meraih bintang-bintang kehormatan dari
berbagai negara, yaitu Puissant Right Hand Bahadur of Nepal, Officer
of the
Nile of A.R. Egypt, dan Loyal Champion to the Throne of Malaysia).

------------------------------
*Diambil dari buku "Umat Bertanya Ulama Menjawab" tulisan dari KH.
Drs.Ahmad Dimyathi Badruzzaman, dosen Fakultas Dakwah STIDA Al-
Hamidiyah*

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment