terhadap penjelasan bapak,
> [Arman] : Dalam kacamata al-Qur'an, kisah pencarian jati diri Allah oleh
> Ibrahim merupakan langkah awal dari kesiapan dia untuk memasuki fase
> ketentuan Allah yang sebenarnya, yaitu menjadi khalil-Nya. Begitupula dari
> kacamata al-Qur'an untuk kasus Nabi Muhammad, khususnya lagi lihat
> makna wawajadaka daallan fahadaa pada surah Adh-Dhuuha ayat 6. Makanya saya
> bilang sebelum ini, proses pencarian kebenaran yang dilakukan oleh keduanya
> adalah langkah awal dari sisi humanities mereka yang mengantar mereka pada
> takdir yang sudah ditentukan oleh Allah. Sama seperti kasus Adam yang memang
> telah ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi khalifah dibumi ini namun baru
> terjadi setelah melalui perantaraan sikapnya yang melakukan
> pelanggaran. Kesamaan kasusnya adalah ada action dari sisi insaniah
> masing-masing yang lalu menjadi sebab bagi takdir mereka kemudian.
>
>
(sugi)
tetapi kita tetap tidak bisa mengatakan bahwa *proses pencarian
tersebut yang menjadikan Ibrahim alaihi salam dan Muhammad Sallallahu
alaihi wassalam menjadi Nabi* bukan?
seperti halnya dengan Adam alaihi salam, seperti artikel yang pernah
dibawakan mas awung dan Mba WN, bukan karena kesalahannya Adam alaihi
salam diturunkan ke bumi, karena sebelum Adam alaihi salam diciptakan,
Allahu Ta'ala telah memberitahu para malaikat tentang manusia yang
akan menjadi khalifah di bumi.
>>
>>
> [Arman] :
>
> Pertama, hadits yang anda bawa diataspun tidak lengkap, ada bagian yang
> dihilangkan, semoga terkhilaf dan tidak disengaja. Bagian tersebut adalah
> yang saya merahkan dan tebalkan berikut ini :
>
> Ummul mukminin, Aisyah r.a. berkata: Pertama turunnya wahyu kepada Nabi saw.
> berupa mimpi yang baik dan tepat, *setiap bermimpi pada waktu malam, maka
> terjadilah mimpi itu pada esok harinya bagaikan pastinya terbitnya fajar
> Subuh*. Kemudian ia menjadi senang menyendiri di gua Hira, di sana ia
> beribadah beberapa hari dengan malamnya sebelum kembali kepada istrinya
> untuk mengambil bekal dan kembali ke tempat khalwatnya, kemudian kembali
> kepada istrinya Siti Khadijah dan mengambil bekal pula seperti semula,
> sehingga tibalah masa turunnya wahyu yang haq ketika Nabi di gua Hira.
>
> Dari hadis ini maka adanya mimpi pada diri Nabi tidak bisa dikaitkan secara
> langsung sebagai penyebab beliau berkhalwat, karena dalam hadis tersebut,
> setiap yang dimimpikan oleh Muhammad sebelum ia diangkat menjadi Nabi pasti
> langsung terjadi esoknya, jelas ini bukan berkaitan dengan kenabian, hanya
> mimpi yang benar, hal ini berkorelasi dengan hadis lain, Nabi juga
> mengatakan bahwa orang yang shaleh dalam hidupnya akan mendapatkan
> mubasyiroh atau mimpi yang baik/benar. Kita tahu dari tarikh bahwa penyebab
> utama kegelisahan Muhammad sehingga membuat beliau mengundurkan diri dari
> dunia ramai adalah kondisi masyarakat Mekkah yang bobrok dan jahil pada masa
> itu yang dalam pendapat beliau tidak beradab. Sama seperti kisah para
> pertapa dimasa-masa lainnya yang ingin mencari ketenangan batin ditengah
> morat-maritnya kehidupan dunia. Ini semua merupakan refleksi dari
> al-a'râdhul-basyariyah seorang Muhammad, atau dalam bahasa sederhananya
> suara hati dari Muhammad.
>
(sugi)
pak Arman, sy tidak menghilangkan kata-kata yang pak Arman maksudkan,
berikut saya copy paste hadist lengkapnya yg saya copy dari :
http://hadith.al-islam.com/Loader.aspx?pageid=781&BookID=692&TOCID=63&PID=93
حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ سَرْحٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ
أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي عُرْوَةُ بْنُ
الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْوَحْيِ
الرُّؤْيَا الصَّادِقَةَ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا
جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ
فَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ يَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ
اللَّيَالِيَ أُوْلَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى أَهْلِهِ
وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ
لِمِثْلِهَا حَتَّى فَجِئَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ
فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ
فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ
أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ
فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ
ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ أَقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ
فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ
ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ [ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي
عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ] فَرَجَعَ
بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرْجُفُ
بَوَادِرُهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ فَقَالَ زَمِّلُونِي
زَمِّلُونِي فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ ثُمَّ قَالَ
لِخَدِيجَةَ أَيْ خَدِيجَةُ مَا لِي وَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ قَالَ
لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي قَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ كَلَّا أَبْشِرْ
فَوَاللَّهِ لَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا وَاللَّهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ
الرَّحِمَ وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ
الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلِ
بْنِ أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى وَهُوَ ابْنُ عَمِّ خَدِيجَةَ أَخِي
أَبِيهَا وَكَانَ امْرَأً تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ
يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعَرَبِيَّ وَيَكْتُبُ مِنْ الْإِنْجِيلِ
بِالْعَرَبِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكْتُبَ وَكَانَ شَيْخًا
كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ فَقَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ أَيْ عَمِّ اسْمَعْ مِنْ
ابْنِ أَخِيكَ قَالَ وَرَقَةُ بْنُ نَوْفَلٍ يَا ابْنَ أَخِي مَاذَا
تَرَى فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
خَبَرَ مَا رَآهُ فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي
أُنْزِلَ عَلَى مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا لَيْتَنِي
فِيهَا جَذَعًا يَا لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا حِينَ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَ
مُخْرِجِيَّ هُمْ قَالَ وَرَقَةُ نَعَمْ لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمَا
جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ
نَصْرًا مُؤَزَّرًا و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ قَالَ قَالَ الزُّهْرِيُّ
وَأَخْبَرَنِي عُرْوَةُ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ أَوَّلُ مَا
بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ
الْوَحْيِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِمِثْلِ حَدِيثِ يُونُسَ غَيْرَ أَنَّهُ
قَالَ فَوَاللَّهِ لَا يُحْزِنُكَ اللَّهُ أَبَدًا وَقَالَ قَالَتْ
خَدِيجَةُ أَيْ ابْنَ عَمِّ اسْمَعْ مِنْ ابْنِ أَخِيكَ و حَدَّثَنِي
عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ اللَّيْثِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي
عَنْ جَدِّي قَالَ حَدَّثَنِي عُقَيْلُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ
سَمِعْتُ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ يَقُولُ قَالَتْ عَائِشَةُ زَوْجُ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَجَعَ إِلَى خَدِيجَةَ
يَرْجُفُ فُؤَادُهُ وَاقْتَصَّ الْحَدِيثَ بِمِثْلِ حَدِيثِ يُونُسَ
وَمَعْمَرٍ وَلَمْ يَذْكُرْ أَوَّلَ حَدِيثِهِمَا مِنْ قَوْلِهِ أَوَّلُ
مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ
الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّادِقَةُ وَتَابَعَ يُونُسَ عَلَى قَوْلِهِ
فَوَاللَّهِ لَا يَخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا وَذَكَرَ قَوْلَ خَدِيجَةَ
أَيْ ابْنَ عَمِّ اسْمَعْ مِنْ ابْنِ أَخِيكَ
Hadis riwayat Aisyah رضي الله عنها, istri Nabi صلی الله عليه وسلم ia
berkata:Wahyu pertama yang diterima Rasulullah adalah mimpi yang
benar. Setiap kali beliau bermimpi, mimpi itu datang bagaikan
terangnya Subuh. Kemudian beliau sering menyendiri. Biasanya beliau
menyepi di gua Hira'. Di sana, beliau beribadah beberapa malam,
sebelum kembali kepada keluarganya (istrinya) dan mempersiapkan bekal
untuk itu. Kemudian beliau pulang ke Khadijah, mengambil bekal lagi
untuk beberapa malam. Hal itu terus beliau lakukan sampai tiba-tiba
wahyu datang ketika beliau sedang berada di gua Hira'. Malaikat
(Jibril عليه السلام) datang dan berkata: Bacalah. Beliau menjawab: Aku
tidak dapat membaca. Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: Malaikat
itu menarik dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan. Lalu ia
melepaskanku seraya berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat
membaca. Dia menarik dan mendekapku lagi, hingga aku merasa kepayahan.
Kemudian ia melepaskan sambil berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku
tidak dapat membaca. Dan untuk yang ketiga kalinya ia menarik dan
mendekapku sehingga aku merasa kepayahan, lalu ia melepaskanku dan
berkata: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang paling Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم pulang membawa ayat tersebut dalam
keadaan gemetar, hingga beliau masuk ke rumah Khadijah seraya berkata:
Selimuti aku, selimuti aku! Keluarganya pun menyelimutinya, hingga
gemetarnya hilang. Kemudian beliau berkata kepada Khadijah: Hai
Khadijah, apa yang telah terjadi denganku? Lalu beliau menceritakan
seluruh peristiwa. Beliau berkata: Aku benar-benar khawatir terhadap
diriku. Khadijah menghibur beliau: Jangan begitu, bergembirahlah. Demi
Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Demi Allah, sungguh
engkau telah menyambung tali persaudaraan, engkau jujur dalam berkata:
engkau telah memikul beban orang lain, engkau sering membantu
keperluan orang tak punya, menjamu tamu dan selalu membela kebenaran.
Kemudian Khadijah mengajak beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad
bin Abdul Uzza, saudara misan Khadijah. Dia adalah seorang penganut
Kristen di masa Jahiliyah. Dia pandai menulis kitab berbahasa Arab dan
menerjemahkan kitab Injil ke bahasa Arab, sesuai dengan kehendak
Allah. Dia telah tua dan buta. Khadijah berkata kepadanya: Paman,
dengarkanlah cerita keponakanmu ini (Muhammad). Waraqah bin Naufal
berkata: Hai keponakanku, apa yang engkau alami? Rasulullah صلی الله
عليه وسلم menceritakan semua peristiwa yang beliau alami. Mendengar
penuturan itu, Waraqah berkata: Ini adalah Namus (Jibril عليه السلام)
yang dahulu datang kepada Musa عليه السلام Seandainya saja di saat
kenabianmu aku masih muda. Oh... seandainya saja aku masih hidup pada
saat engkau diusir oleh kaummu. Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bertanya: Apakah mereka akan mengusirku? Waraqah menjawab: Ya, setiap
orang yang datang mengemban tugas sepertimu pasti dimusuhi. Jika
harimu itu sempat kualami, tentu aku akan membelamu mati-matian
kelihatannya yang pak Arman bawakan dari redaksi yang berbeda ya?
>
> [Arman] : wawajadaka daallan fahadaa, Dan Dia mendapatimu sebagai seorang
> yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
> Jadi ada sebuah proses sebab dan akibat yang lebih kompleks pada diri Nabi
> Muhammad khususnya (sebagaimana juga pada kasus Nabi Ibrahim, karena
> keduanya disebut al-Qur'an adalah dua karib) dalam mendapatkan pencerahan.
>
> Secara ringkas, beliau berdua memang sejak awal sudah ditakdirkan/ditetapkan
> untuk menjadi Nabi tapi caraya ia harus melewati fase kegelisahan diri, lalu
> mencari eksistensi kebenaran, mendapat petunjuk Allah dan menghantarkan ia
> kepada takdir kenabiannya.
>
> Dalam kasus Adam, juga sama, beliau sudah ditakdirkan atau ditetapkan untuk
> menjadi khalifah dibumi tetapi caranya ia harus melewati fase pelanggarannya
> dulu baru kemudian menghantarkan beliau pada takdir awalnya.
>
> Jadi ada proses kausalita didalam setiap kehendak atau takdir Allah ,,,,
(sugi)
Jadi maksud pak Arman, merupakan kekeliruan jika saya berkata bahwa
*para Nabi mencapai kebenaran melalui pengalaman dan pencarian*?
karena pengalaman dan pencarian hanya bagian proses kausalita bagi
para Nabi menuju kebenaran. dengan kata lain jika Allahu Ta'ala
menghendaki bahwa tanpa melalui pengalaman dan pencarian pun, kedua
Nabi tersebut tetap menjadi Nabi dan mencapai kebenaran. apakah
begitu?
maaf jika tidak berkenan..
terima kasih
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment